
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun
kepemimpinan itu sifatnya situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat
efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain.
A.
Latar
Belakang
Kepemimpinan
kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa, orang tua siswa
dan pihak lain yang terkait untuk berperan serta guna mencapai tujuan yang
ingin diterapkan.
Jabatan
kepala sekolah pada hakekatnya merupakan amanat dari sang Pencipta, dan
lahirnya amanat dari bangsa dan negara yang secara yuridis formal diangkat
berdasarkan surat keputusan (SK) dari pemerintah. Oleh karena itu suatu saat
amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya baik oleh oleh Allah, maupun
bangsa dan negara. Keinginan menjadi kepala sekolah merupakan hal yang positif
dan hak bagi setiap guru, sebab tidak mustahil dengan keinginan tersebut akan
memotivsi diri untuk melaksanakan tugas dan kewjiaban dengan baik.
masalah kepemimpinan pada hakikatnya sudah ada
sejak manusia hidup berkelompok, setiap organisasi yang bergerak dibidang apa
saja membutuhkan seorang pemimpin, sehingga dengan kepemimpinannya diharapkan
dapat menghantarkan atau membawa organisasi tersebut kearah keberhasilan.
Suatu
ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan
pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan yang menggambarkan
betapa pentingnya kedudukan sang pemimpin dalam suatu organisasi. Bahkan ada
pula yang melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang pengembala maka setiap
pengembala akan diminta pertanggungjawaban atas perilaku pengembalaannya.
Pemimpin
yang berhasil adalah pemimpin yang dapat memadukan rasa kebersamaan bawahannya,
sehingga mereka dapat bekerja dengan baik tanpa paksaan serta memahami
tanggungjawabnya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai bekal
keahlian dan pengalaman dalam memimpin, sehingga tidak mendapat kesulitan dalam
mengendalikan bawahannya. Akan tetapi pada faktanya yang
terjadi pada saat ini masih banyak pengawas melakukan pekerjaannya di
lapangan tidak serius atau asal-asalan
dan hanya mementingkan formalitas. ia hanya datang, mengisi buku tamu, bertanya
sebentar, meminta tanda tangan, dan kemudian pulang. Banyak pula kepala sekolah
yang hanya ingin mempertahankan jabatan tanpa melakukan pemberdayaan dan
pengembangan pribadi dan lembaga secara terprogram. Kesibukan di jadikan alasan
utama padahal jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan secara
serius dan penuh pengabdian baik didunia maupun akhirat.
B.
Solusi
Di dalam
sekolah kepala sekolah mempunyai peran sangat berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas lembaganya, kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor, hal ini
perlu dilakukan untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja guru-guru dalam rangka
perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Namun dalam hal ini kepala sekolah
tidak mesti bersikap otoriter terhadap bawahan (para guru), pengawasan yang
diberikan kepala sekolah terhadap guru adalah melalui pembinaan , pengarahan
dan bimbingan yang baik terhadap para guru dengan maksud meningkatkan
profesionalisme guru dan menigkatkan kualitas dan menjamin mutu pendidikan di
lembaga tersebut baik dan berjalan efektif sesuai dengan visi misi lembaga.
Dari masalah
yang terjadi maka untuk mengatasinya dengan cara menggunakan pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang
supervisor, hal ini tentu lebih memudahkan supervisor ketika mensupervisi
bawahannya, supervisor dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan sesuai
dengan kondisi lembaga yang bersangkutan, karena setiap pendekatan dalam
supervisi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan yang tepat
bergantung pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan itu supervisor hendaknya
menggunakan pendekatan direktif dimana cara pendekatan
terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung,
dengan tujuan agar guru yang mengalami problem perlu diberi rangsangan langsung
agar ia bisa bereaksi. Adapun langkah-langkah pendekatan
direktif yaitu : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi
contoh, menetapkan tolok ukur, dan menguatkan.
Selain itu supervisor juga memberikan
arahan tentang tugas dan tanggung jawab dari kepala sekolah yaitu:
1.
Membangkitkan dan merangsang
guru-guru dan pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dengan
sebaik-baiknya.
2.
Berusaha mengadakan dan melengkapi
alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan
bagi kelancaran keberhasilan PBM.
3.
Bersama guru-guru berusaha
mengembangkan, menggunakan, dan mencari metode-metode mengajar yang lebih
sesuai dengan tuntutan kurikulum baru.
4.
Membina kerjasama yang baik dan
harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
5.
Berusaha mempertinggi mutu dan
pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan
diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan/atau mengirim para guru
dan pegawai untuk mengikuti penataran, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya
sesuai bidangnya masing-masing.
6.
Membina hubungan kerjasama yang baik
antara sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat, dan instansi
lain yang terkait
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah.