
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin
tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan
gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari
dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. pada postingan ini saya akan share makalah tentang "Pola Pikir Manusia dalam Kajian Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar". materi ini sangat cocok bagi mahasiswa yang sedang menggarap tugas makalah IAD, IBD, ISD. selamat membaca dan semoga bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pola pikir manusia yaitu suatu proses dimana manusia memasuki masa yang baru. Perkembangan pola pikir manusia meliputi beberapa hal yang salah satunya adalah rasa ingin tahu.
Perkembangan pola pikir manusia yaitu suatu proses dimana manusia memasuki masa yang baru. Perkembangan pola pikir manusia meliputi beberapa hal yang salah satunya adalah rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu manusia merupakan suatu ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda benda alam yang
ada disekitarnya, seperti bulan, bintang, matahari, bahkan ingin tahu tentang
dirinya sendiri (antro-sentris).
Rasa ingin tahu manusia terus berkembang dan seolah-olah
tanpa batas yang menimbulkan pembendaharaan pengetahuan pada manusia itu
sendiri. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan manusia.
B. Rumusan
masalah
- Bagaimana pengertian pola pikir manusia?
- Bagaimana karakteristik pola pikir manusia?
- Bagaimana implikasi pola pikir manusia?
C. Tujuan
- untuk menjelaskan pengertian pola pikir manusia
- untuk mendiskripsikan karakteristik pola pikir manusia
- untuk menjelaskan implikasi pola pikir manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA
Sudah merupakan hukum alam (natural law) bahwa
pemikiran manusia berdaur dari taraf yang sederhana menuju dan akhirnya sampai,
setelah melalui proses yang panjang pemikiran yang bersifat komplek dan canggih
(shophisticated). Sehubungan dengan itu, relevan dikutip dari adalah penegesan
Auguste comte[1]+[2]
yang menegaskan evolusi perkembangan kehidupan manusia (termasuk evolusi dalam
pemikirannya) melalu tiga tahapan yaitu tahapan fictions, tahapan
metafisika atau abstrak dan tahapan positif atau ilmiyah[3].
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin
tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan
gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari
dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan
terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang didapatnya,
terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang dan
akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Maka dari itu di sini kami akan menjelaskan proses
berkembangnya pola pikir manusia.
A. ANTROPOSENTRIS
Antroposentris [4]
adalah suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya (manusia itu sendiri)
sebagai pusat segala sesuatu. Hal ini terjadi karena pola pikirnya masih
berfocus pada egositas, menusia sebagai makluk berfikir memiliki hasrat ingin
tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, rasa ingin tahu
mendorong manusia untuk melakukan berbagai kagiatan yang bertujuan untuk
mencari jawaban / berbagai persoalan yang muncul dibenak pikirannya.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak
dimiliki oleh makluk lain. Misal hewan , rasa ingin tahu hewan terbatas pada
rasa ingin tahu yang tetap. Berbada dengan manusia, pengetahuan hewan mengenai
makanan / tempat tinggal sepanjang zaman tetap (bersifat fisologis karena hanya
mempertahankan hidupnya dan berkembang biak)
Kegiatan manusia dalam mencari jawaban atau pemetahan masalah :
- Penyelidikan langsung
- Penggalian hasil hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
- Kerja sama dengan peneliti-peneliti yang lain yang juga sedang memetahkan persoalan yang sama atau sejenis
Rasa
ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seakan akan tanpa batas. Hal
inilah yang menyebkan perkembangan pada manusia .
1.
Mitos, penalaran dan cara memperoleh
pengetahuan
Mitos timbul dan dapat diterima orang orang pada saat itu karena keterbatasan
penginderaan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi,
keterbatasan indera manusia yaitu :
a.
Alat penglihatan
Mata
tak dapat membedakan 10 gambar dalam satu datik jika diukur partikel terlalu
kecil, mata tak dapat melihat dengan jelas bila ada benda bergerak dengan
cepat. Demikian juga jika benda terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
b.
Alat pendegaran
Pendengaran
manusia ternatas pada getaran dengan frekuensi 30 sampai 30.000 perdetik .
diatas bawah frekuensi itu manusia tidak
dapat mendengar.
c.
Alat pencium dan pengucap
Manusia
hanya bias membedakan 4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Hidung
dapat mencium bau diudara bila terkonsentrasi lebih dari seperpuluh juta
bagian. Melalui bau manusia mampu membedakan benda satu dengan benda yang
lainnya.
d.
Alat perasa[5]
Alat
perasa yang terdapat pada manusia disebut kulit yang mampu membedakan panas dan dingin.
Puncak pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM). Pendapat orang Babylonia tentang
alam semesta adalah seperti ruang setengah bola, lantainya adalah bumi yang
datar, langit dengan bintang-bintangnya sebagai atap. Ramalan nasib manusia
berdasarkan perbintangan atau horoskop juga terkenal pada zaman ini. Masyarakat
waktu itu, bahkan masa kini dapat diterima Horoskop itu didasarkan dari
pengetahuan yang mereka peroleh, dari kenyataan pengamatan dan pengalaman, yang
tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi.
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan
yang tidak berdasarkan penalaran, diantaranya adalah :
1. Pengambilan kesimpulan kerdasarkan perasaan,
merasa merupakan cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
2. Intuisi, intuisi merupakan kegiatan berpikir yang
tidak didasarkan pada pola pikir tentu/tidak analisis. Intuisi dapat juga
timbul pada saat seseorang tidak pada waktu ia sedang memikirkan masalah
tersebut. Timbulnya intuisi mungkin terjadi pada seorang yang menunda pemecahan
suatu masalah karena mengalami jalan buntu. Pada orang itu secara tiba tiba
muncul jawaban yang lengkap dari masalah yang tidak sedang dicarinya.
3. Wahyu[6]. Dalam alquran firman allah (Wahyu) menyatakan
bahawa “Iqro’ bismirobikal ladzi kholaq, kholaqal insaana min
‘alaq, iqro’ wa robbukal akrom, allazdi ‘allama bil qolam, ‘allamal insaana
malam ya’lam”= Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,-Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.-Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah,-Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[*],-Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dapat diambil kesimpulan pengetahuan yang di
sampaikan oleh Allah SWT kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi
yang diutusNya. Dengan wahyu, manusia memperoleh pengetahuan dengan keyakinan
(kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar.
4. Trian and
error. Trian and
error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau
spekulasi. Proses untuk memperoleh pengetahuan cara ini memakan waktu yang
lama, hingga cara ini merupakan cara yang tidak efesien bila digunakan untuk
mencari kebenaran.
2. Tokoh pelopor
perkambangan pola pikir modern
Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang
semakin maju[7]
Shophisticated canggih, maju,modern dan perlengkapan
pengamatan yang semakin sempurna misal toropong bintang maaka mitos dengan
berbagai legenda makin ditinggalkan dan cenderung menggunakan akal budi atau
rasionya. Berikut ini berupa orang orang yunani yang telah memberikan sumbangan
perubahan berpikir (pelopor) pada masa itu ialah :
1.
Anaximander (610- 546 SM), pemikir kontemporer yang
sezaman dengan Theles. Pendapatnya bahwa langit dan segala isinya beredar
mengelilingi bumi, dan bentuk lagit/alam semesta seperti bola bumi dan bumi
sebagai pusatnya.
2.
Anaximenes[8]
(560-520 SM), pendapatnya bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda adalah
air, namun air merupakan salah satu bentuk saja, air jika meregang menjadi api
dan jika memadat akan menjadi tanah. Ini merupakan pertama tentang transumutasi
unsur-unsur.
3.
Phytagoras (500 SM), pendapatnya adalah unsur dasar
membentuk benda itu ada empat, bukan satu. Yang dapat berubah dalam tiga bentuk
unsur lainnya empat unsur itu adalah tanah, api, udara, dan air. Phytagoras
juga terkenal dibidang matematika yang tekanal dengan dalil phytagoras dan sehubungan dengan alam semesta, pendapatnya adalah
bumi adalah bulat da berputar, karena berputar tampak seolah-olah alam berputar
mengelilingi bumi.
4.
Demokritos (460-370 SM), melanjutkan permasalahan tentang
unsur dasar benda, bila suatu unsur dipecah atau dibagi secara terus-menerus,
pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari benda itu yang tidak
dapat dibagi-bagi lagi yang disebut atomos atau atom. Kata atom inilah
yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep yang berbeda.
5.
Empedokles (480-430 SM), lebih menyempurnakan ajaran
phytagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga pemisah atau tolak-menolak dan
daya tarik-menarik. Kedua tenaga inilah yang mempersatukan atau memisahkan
unsur-unsur tadi.
6.
Plato (627-435 SM), memiliki titik tolak berpikir yang
berbeda dengan para ahli sebelumnya, seperti demokritos dan empedokles sebagai
seorang sastrawan, menurut plato , keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya
hanyalah suatu duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
7.
Aristotheles (348-322 SM). Seorang pemikir terbesar di
zamannyayang berhasil membukukan intisari ajaran orang-orang sebelumnya berupa
ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang unsur unsur alam ini, ia menyebutkan
adanya zat tunggal yang disebut hule: zat tunggal itu tergantung kepada
kondisi (seperti ; dingin, lembah, panas, dan kering), yang dapat menyebabkan
transmutasi unsur benda, contoh : bila hule dalam kondisi lembah dan panas, ia
berbentuk udara. Bila dalam keadaan kering dan dingin berbentuk tanah. Ia juga
orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
8.
Avicenna (ibnu-shina, abad 11), seorang ahli ilmu
pengetahuan , terutama dalam bidang kedokteran, filosof. Kecuali avicenna,
perlu dikemukakan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli pengetahuan yang ahli
dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzmi, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9),
Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11) Al-Kindi, Al-farabi
(Filosof abad 10), Al-Ghazali (Filosof abad 11), dan Averoes (Ibn Rushd). Pada
abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan
dikembangkan dalam bahasa arab. Setelah itu, secara bertahap diterjeahkan dan
di kembangkan dalam bahasa latin dan sedikit dalam bahasa ibrani. Pada waktu
itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan
arab merupakan kebudayaan internasional yang terbesar jatuh kebarat.
B. GEOSENTRIS
Merupakan pemahaman bahwa bumi merupakan pusat
segala sesuatu. Hampir semua tokoh-tokoh pemikir yunani adalah aliran pemikir
ini. Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo (1564-1642), orang asal
atalia ini dengan menggunakan teleskopnya yang mutakhir ia mengumumkan
penemuannya yang bertentangan dengan pandangan penguasa, ia membenarkan ajaran
agama yang Homosentris/Geosentris. Ia mengemukakan bahwa ada empat bulan
mengelilingi yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik bintik hitam
dan matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.
Dapat disimpulkan disini, dari pemikiran
yunani Thales sampai Plotomeous mempunyai persamaan pendapat bahwa bumi adalah
pusat jagad raya, pandangan inilah yang di sebut sebagai Geosentris.
Copercius, Keppler, dan Galileo merupakan
pelopor ilmu pengetahuan modern dengan metode induksinya (Eksperimen[9])
tertolaknya ajaran Aristoteles tentang Geosentrisme sebagai berkat alat
teropong.
C. HELIOSENTRIS
Holiosntris merupakan perkembangan pola pikir
manusia yang menempatkan matahari sebagai pusatnya. Berkat semakin sempurnanya
alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan
berpikir manusia. Pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua
ajaran ariestoteles maupun plotomeus sebagai tonggak sejarah dapat dicatat
disini adalah nicolous copernicus (1473-1543) ia bukan saja asrtonom,
tetapi juga ahli pengobatan dan ahli matematika, tulisannya yang terkanal
dengan merombak pandangan astronomi zaman yunani berjudul peredaran alam
semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan
karena prinsip Heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dengan penguasa
pada saat ini, pokok ajaranya ialah :
1.
Matahari adalah pusat diantara sistem solar, sedangkan
bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet yang lain yang
mengelilingi beredar pada matahari.
2.
Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi
mengelilingi matahari.
3.
Bumi berputar pada porosnya dari barat ketimur yang
mengakibatkan adanya siang dan malam[10] begitu
pula dalam firman allah dalam alqur’an yang sangat benar faktanya “Inna fi
kholqis samaawati wal ardi wahktilafil laili wannaharha la,a yaatil liulil
albab“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
1.
Jagat raya ini tidak ada lagi.
2. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya. Karena
keberaniannya mengungkap pendapat yang bertentangan dengan penguasa waktu itu,
ia anggap kemasukan syetan lalu dibakar sampai mati pada tahun 1600.
Johannes Kepler (1571-1630) juga seorang ahli astronomi, ia berpendapat:
1.
Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu
garis edar yang berbentuk ellips dengan suatu fokus.
2.
Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan
ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu
yang sama adalah sama.
3.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet
untuk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga dari
jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
2. DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang berpikir
dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal,
memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia sebagai makhluk mempunyai
ciri-ciri :
1.
Memiliki organ tubuh yang komplek dan sangat khusus terutama
otaknya.
2.
Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3.
Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4.
Memiliki potensi berkembang biak.
5.
Tumbuh dan bergerak.
6.
Berinteraksi dengan lingkungannya.
7.
Meninggal atau mati.
Manusia sebagai makhluk berpikir
dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi
disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu
inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam
besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan
memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan[11].
Pengetahuan yang diperoleh ini
akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja,
tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau
buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul
masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu
apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang
baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat
manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari
mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi
di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan
objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh
hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya
dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus berlanjut, bukan
hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi jawaban dari
bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan
pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan
ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan
pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada
manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia
yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha
mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian,
Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
a. Antroposentris
antroposentris merupakan perkembangan dini pola
pikir manusia yang timbul pada tahapan fiction dan tahapan metafisik,
secara mutlak manusia telah dibekali oleh
penciptaannya suatu kondisi yakni rasa ingin tahu (curiosity) terhadap fenomena
disekitarnya sekaligus tentang dirinya sendiri. pemahaman tentang dirinya
sendiri tersebut telah membangkitkan kesadaran bahwa dirinya merupan pusat
segala sesuatu, sehingga terwujudlah apa yang disebut dengan antroposentris, yaitu
suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya merupakan pusat segala sesuatu[12].
b. Geosentris
geosentris tidak jauh beda dengan
antroposentris yaitu merupakan pola pikir yang timbul dari tahapan fiction dan
tahapan metafisika, dimana kesadaran bahwa tanah tempat dirinya mengangtungkan
hidup itulah yang merupakan pusat segala sesuatu sehingga terlahirlah pemahaman
yang bersifat geosentris.
Dengan sebab demikian, untuk selanjutnya
manusia beriktiyar bagaimana ia dapat hidup dengan tenang, dan untuk itu,
direka suatu pola dan sarana yang dianggap mampu menyerasikan hubungan dirinya
dengan dunia sekitarnya. Karena pemikirannya masih sangat sederhana, maka dalam
memaknai realitas dunia sekitarnya, manusia mendasarkan pada apa yang disebut
dengan metos. Metos timbul sebgai sarana pemenuhan rasa keingin tahuan manusia
terhadap dirinya dan dunia sekitarnya. Atas dasar pereka-rekaan , karena
keterbatasan pengetahuan perekaan itu, sampai batas tertentu, lebih didasarkan
pada unsur magi.
c. Heliosentris
gagasan tentang haliosentris timbul pada
tahapan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan positif. Dalam buku de
revolutionibus orbium caelestium yang ditulis oleh nicolous copernicus
(1473- 1453) mempromosikan tentang heliosentrisme dengan pokok titik ajaran.
- Matahari sebagai pusat sistem solar sedangkan bumi hanyalah satu planet yang mengelilingi matahati.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahati.
- Bumi berputar pada porosnya yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pola pikir manusia adalah hal yang fitrah
dalam diri manusia sendiri, dimana pola pikir ini mengalami beberapa tahapan
revolusi dan perkembangan yang sejalan dengan perkembangan zaman . Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika
manusia belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa
tertanam ke dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan
sebuah ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah
tuntasnya logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas
paradigma mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih lengkap
mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan imajinasi
untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap
keindahan. Mitos ini timbul disebabkan antara lain keterbatasan alat indra
manusia, seperti :
1. Alat penglihatan.
2. Alat pendengaran.
3. Alat pencium dan pengecap.
4. Alat perasa.
Cara untuk memperoleh kesimpulan
atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah :
Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan, Intuisi, Wahyu,
Trial and error.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu
maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap:
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap positif atau ilmiah ril
3. Tahap filsafat atau metafisik
B. SARAN
Demikian dengan isi materi kuliah IAD, IBD, ISD yang
kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala
kerendahan hati kami, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang mamotivasi yang tentunya kami akan lebih
meningkatkan gagasan-gagasan kami.
DAFTAR PUSTAKA
- Edi susanto, M.phil –buku ajaran ilmu alamiah dasar, pamekasan stain press, 2006.
- Drs. Mawardi, ir. Nur hidayati IAD,IBD,ISD (bandung, Cv pustaka setia, 2009).
- Maskoeri yasin, ilmu alamiah dasar (jakarta : raja grapindo persada, 1996).
- Drs. Abdullah aly, ir. Eny rahma – ilmu alamiah dasar (jakarta : bumi aksara, 1991).
- Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia. 2007) hlm. 11
- Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry : (kamus ilmiah populer) ARKALO SURABAYA.
- http://sm4rtsblog.blogspot.com/2012/03/prosesperkembangan-pola-pikir-manusia.html
[1] Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sejarah perkembangan
jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung
dalam tiga (Tahap teologi atau fiktif
- Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak - Tahap positif atau ilmiah riil)
[2] Michael curtis, the great
political theories: A compherehensive selection of the critical ideas and
political philosophy from burke, rowsseau and kant to modern times.(new york
: A van books, 1981),hlm. 132. Agustus comte dilahirkan pada 19 januari
1798 di montepiellier prancis dari keluarga penganut katolik yang saleh.
[3] Zainuddin maliki, narasi
agung: tiga teori sosial hegemonik.
[4] - Pius
A Partanto & M. Dahlan Al Barry : Antroposentris, tinjauan memusat pada
manusia (kamus ilmiah populer)
ARKALO SURABAYA
-
Drs.
Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia.
2007) hlm. 11 : teori pola pikir pada diri manusia .
[5] Drs.
Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia.
2007) hlm. 14
[6] Firman allah dalam surat al-alaq ayat 1-5
[7] Shophisticated: canggih, maju,modern (kamus John M. Enchols & Hassan
Shadily PT GRAMEDIA JAKARTA) hlm 104.
[8] Anaximaenes bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah
air..........., anaximanees dianggap sebagai bapak penemu transmutas*i
unsur-unsur. = perubahan,pemindahan & penggantian.
[9] Eksperimen : tindak percobaan (kamus ilmiah populer pius a partanto &
m. Dahlan al barry) hlm 142
[10] Al-imrhan 190-191
[11] Shapere (1974) ,
pendapatnya ; Pengetahuan (knowledge) ilmu dasar mencakup tiga hal yaitu,
adanya rasionalitas, dapat digenerasikan dan dapat disistemasi
-
Schulz (1962) pengetahuan knowledge logika, adanya interpretasi
subjectif dan konsistensi dengan realitas.
[12] Ibarat anak- anak yang
masih memandang dirinya sebagai pusat sesuatu , karena pemikirannya dikuasai
oleh egoitas. Pemikiran ini bukan fenomena yg salah, akan tetapi tahapan
, yang nantinya seiring dengan pertumbuhan usianya secara pelan pelan tapi
pasti, egoitas itu akan berkurang tensinya, sehingga tidak lagi memandang bahwa
dirinya sebagai pusat segala sesuatu, tetapi juga ada orang lain, bahkan unsur
lain yang menjadi pusat sesuatu.