Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Makalah Tentang Katalogisasi Perpustakaan Sekolah dan Sistem Penyusunan Katalog Perpustakaan

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download

Katalog perpustakaan merupakan daftar buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.

 
BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah, perpustakaan sekolah berupaya menyediakan sumber-sumber informasi pengetahuan. Karena dengan tersedianya sumber informasi tersebut siswa, guru dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan cara membaca, melihat maupun mendengarkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Sesuai dengan perkembanagn jaman, dewasa ini bentuk-bentuk sumber informasi itu tidak hanya berupa barang cetak semata, seperti buku, koran, surat kabar dan sejenisnya. Jenis-jenis tersebut sekarang sudah banyak yang dialehmediakan, seperti CD, Plasdisk, film dan sejenisnya. Mengingat beragamnya bentuk dari sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah tersebut akan mempengaruhi kecepatan dan ketepan bagi petugas maupun penggunanya untuk menemukan kembali sumber informasi yang dibutuhkannya.
Berangkat dari hal tersebut di atas agar mudah penempatan serta penemuan kembali sumber informasi yang dimilki perpustakaan, sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah harus dikelola dengan cara mengolahnya terlebih dulu. Perlu diketahui sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan sebelum disajikan untuk dipinjamkan kepada pemakai perpustakaan, koleski tersebut harus diolah dengan cara: melakukan iventarisasi bahan pustaka dengan member regester buku,  membuatkankan label dan katalogisasi bahan pustaka. Dalam makalah kali ini penyusun membatasi topik bahasan pengkatalogan atau katalogisasi bahan pustaka berupa buku saja. Selanjutnya sebelum membahas katalogisasi  dengan segala aspeknya perlu dipaparkan lebih dahulu tentang  apa katalog buku dan katalogisasi itu. 

      B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari katalogisasi ?
2.      Apa tujuan dan fungsi dari katalogisasi perpustakaan ?
3.      Seperti apa macam, sistem dan susunan katalog ?
4.      Seperti apa deskripsi penyusunan katalog ?
5.      Bagaimana Format penulisan entri katalog ?

      C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian katalogisasi.
2.      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari katalogisasi perpustakaan.
3.      Untuk mengetahui macam, sistem dan susunan katalog.
4.      Untuk mengetahui deskripsi penyusunan katalog.
5.      Untuk mengetahui format penulisan entri katalog.

BAB II
PEMBAHASAN

        A.    Pengertian Katalogisasi
Katalog adalah suatu daftar yang disusun dengan tujuan tertentu, misalnya: katalog barang, catalog penerbit katalog perpustakaan, katalog pameran dan sebagainya. Katalog perpustakaan merupakan daftar buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan.
Katalogisasi atau pengkatalogan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan menyusun dan membuat kartu katalog. Ada dua macam kegiatan pembuatan katalog, yaitu:
a. katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa tajuk subyek dan  notasi klasifikasi,
b. katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi bibliografi.[1]

       B.     Tujuan dan Fungsi Katalogisasi
Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter bahwa tujuan katalog perpustakaan adalah :
a. Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya.
b. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu.
c. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
Adapun fungsi dari pembuatan katalog adalah untuk mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subyek.Selain hal diatas, fungsi dari katalog juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Mempermudah penyalinan katalog
Fungsi katalog dalam mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing) bukan ditujukan untuk kepentingan pengguna perpustakaan secara langsung, melainkan untuk kepentingan para pustakawan khususnya pengkatalog dan pengklasir. Dengan adanya katalog memungkinkan pengkatalog dan pengklasir menyalin, mengkopi, atau mengunduh data bibliografi yang sudah ada dalam katalog tersebut. Dengan demikian sebuah buku atau bahan pustaka lainnya tidak perlu dibuat katalognya secara berulang-ulang oleh setiap perpustakaan apabila katalognya sudah tersedia di katalog, tentunya dengan beberapa penyesuaian apabila diperlukan. Copy cataloguing juga memungkinkan untuk meng ”upload” katalog seandainya buku yang akan dibuat katalognya itu tidak ada dalam katalog. Dengan cara demikian akan sangat menghemat biaya, tenaga dan waktu dan akan mempercepat pemprosesan bahan pustaka serta pada gilirannya akan meningkatkan pelayanan kepada pengguna perpustakaan.[2]
2. Mendukung pengawasan bibliografi
Pengawasan bibliografi adalah konsep dan mekanisme untuk mengetahui semua terbitan buku dalam suatu kawasan pada suatu kurun waktu tertentu, baik dalam suatu negara atau suatu regional atau tingkat internasional. Dengan prinsip ini, dapat diketahui jenis, jumlah dan judul buku apa saja yang sudah diterbitkan dalam suatu daerah tertentu pada masa tertentu.Fungsi katalog dalam mendukung pengawasan bibliografi sebetulnya merupakan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan pengawasan bibliografi biasanya dengan mekanisme pemberian ISBN (International Standard Book Number) dan menerapkan Undang-Undang tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta dengan cara mengumpulkan bahan rujukan berupa bibliografi atau indeks. Katalog dapat mendukung terlaksananya pengawasan bibliografi secara efektif.Dalam konteks karya ilmiah perguruan tinggi, katalog induk dapat pula difungsikan sebagai alat bantu pengawasan bagi dosen pembimbing atau peneliti. Dosen pembimbing skripsi, tesis atau desertasi dapat dengan mudah mengetahui apakah karya tulis yang dibuat mahasiswanya itu asli atau tidak. Begitu juga para peneliti akan sangat mudah mengetahui apakah penelitian yang akan dilakukan sudah pernah diteliti orang lain atau belum. Dengan demikian pengulangan penelitian akan dapat dihindari.
3. Menupang silang layang
Di dunia ini tidak ada pengelola perpustakaan yang berani mengatakan bahwa perpustakaannya adalah perpustakaan yang lengkap. Berapa jumlah informasi yang terbit setiap hari ? Saya belum menemukan data tentang jumlah terbitan buku diseluruh dunia, namun yang pasti adalah sangat banyak. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Abdul Rahman Saleh dkk. disebutkan bahwa di Indonesia selama tahun 2002 jumlah buku yang diterbitkan adalah sebanyak 6.656 judul. Ini baru buku yang terbit di Indonesia belum termasuk yang terbit di negara-negara lain. Kalau ada pustakawan yang menyatakan bahwa perpustakaannya mempunyai koleksi yang lengkap, betapa besar dana yang dibutuhkan untuk pengembangan koleksinya. Hal ini nampaknya sulit untuk direalisasikan.
Disisi lain kebutuhan informasi perpustakaan khususnya pengguna meningkat terus seiring dengan cepatnya perkembangan informasi dan teknologi. Untuk mengatasi persoalan tersebut perpustakaan sebaiknya menyelenggarakan kegiatan silang layang. Katalog mempunyai peran penting dalam kegiatan silang layang. Dengan mengakses melalui katalog induk, pengguna perpustakaan akan mudah mengetahui dimana informasi yang dicari itu berada dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
4.      Garis besar kegiatan pengatalogan
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan :
a)      Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD.
b)      Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, dan daftar tajuk subyek. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.[3]

      C.    Macam, Sistem dan Susunan Katalog
Ada beberapa macam katalog yang digunakan pada perpustakaan, umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu:
      1. Katalog kartu (card catalog)
Katalog kartu yang tebuat dari kertas manila yang agak tebal dari pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran 12,5 x 7,5 cm. Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci katalog dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang), alfabetis subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi (katalog selflist).
   2. Katalog berkas (sheaf catalog)
 Katalog yang berupa lembaran lepas, disatukan dengan penjepit khusus. Setiap lembar memuat satu entri, dan setiap penjepit berisi 500 – 600 lembar atau slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm.
     3.  Katalog buku (book catalog)
 Katalog tercetak dalam bentuk buku, yang masing-masing halamannya memuat sejumlah entri.
4.    Katalog elektrik
Katalog dalam bentuk file di komputer katalog ini mudah diakses untuk penelusuran atau pencarian ulang.[4]
5.    Katalog terpasang
Katalog yang entri-entri disusun dalam komputer dengan menggunakan database tertentu. Dari beberapa macam katalog tersebut diatas, ada keuntungan dan kelemahannya masing-masing, suatu contoh katalog kartu mepunyai keuntungan :
         a. Tidak mudah hilang, karena tidak mudah dibawa-bawa seperti katalog buku atau berkas.
             b. Mudah menggunakannya
             c.  Luwes, karena dengan mudah kita dapat menyisipkan kartu-kartu baru.
             d. Mudah dalam menggandakan entri-entrinya
             e.  Mudah dibuatkan petunjuk-petunjuknya (guide card)
                          Kelemahan katalog kartu antara lain:
1)      Katalog kartu sangat tergantung pada tempat, sehingga bila jumlahnya sampai  melebihi kapasitas laci katalog akan menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
2)      Katalog kartu tidak bisa dibawa kemana-mana.
                   Adapun sistem katalog  yang dipakai di perpustakaan ada beberapa sistem yakni:
                    1. Sistem katalog abjad (alphabetical catalog), pada sistem ini katalog-katalog pengarang, judul, dan subyek disusun menurut urutan abjad. Dari sistem ini dibagi lagi menjadi dua yaitu: 
a)      Sistem katalog kamus (dictionary catalog), suatu sistem dimana katalog-katalog-katalog pengarang, judul dan subyek disusun dalam satu jajaran menurut abjad (alphabetical order).
b)      Sistem katalog terbagi (divided catalog), biasanya sistem ini disusun menurut dua jajaran secara abjad, yaitu satu jajaran menurut entri subyeknya , satu jajaran menurut entri pengarang dan  entri judul secara abjad pula. 
                  2. Sistem katalog klasifikasi (calssified catalog), sistem katalog ini biasanya disebut  juga katalog sistematis, dimana katalog disusun menjadi tiga jajaran, yaitu:
a)      Jajaran katalog pengarang-judul yang disusun menurut abjad.
b)      Jajaran katalog subyek yang disusun menurut urutan klasifikasi sebagai entri     yang diutamakan.
c)      Jajaran katalog indeks subyek yang disusun menurut abjad.[5]
      D.    Deskripsi Katalog
Yang dimaksud dengan deskripsi katalog adalah keterangan yang
terdapat dalam tubuh  katalog dimulai dari judul sampai dengan informasi
daerah jejakan. Pada umunnya katalog yang digunakan di dunia ini termasuk perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia mengacu ketentuan dari AACR (Anglo American Cataloging Rules) edisi 2. Aturan pengkatalogan ini memberikan 3 tingkatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perpustakaan . Hal ini didasari karena adanya perbedaan kepentingan perpustakaan dengan pemakai jasa perpustakaan. Ketiga tingkatan tersebut adalah:
a)      Tingkat pertama (first level), pendeskripsiannya sangat sederhana, karena tidak mengeluarkan semua sumber informasinya.
b)      Tingkat kedua (second level), mengeluarkan sumber informasi untuk delapan (delapan) daerah deskripsi dalan AACR, yang terdiri dari :
                        1. daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
                        2. daerah edisi
                        3. daerah data khusus
                        4. daerah terbitan
                        5. daerah deskripsi fisik
                        6. daerah seri
                        7. daerah catatan
                        8. daerah nomor standard
Untuk daerah catatan tidak perlu dikeluarkan semua, hal ini tergantung dari kebijakan perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan daerah data khusus (daerah 3), tidak selalu dicantumkan karena daerah ini untuk bahan – bahan : kartografi, musik, terbitan berseri dan bentuk micro.
c)      Tingkat Tiga (third level), mengeluarkan semua sumber informasi untuk 8 (delapan) daerah deskripsinya. Jadi tingkatan ini merupakan tingkatan deskripsi yang paling lengkap. 
1.Tujuan :
                      a. Secara tepat dan cepat diketahui lokasinya bila dokumen tersebut diperlukan.
b. Menggambarkan informasi bibliografi yang mewakili suatu dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan.  
2.  Susunan dan tanda baca katalog:
Susunan deskripsi bibliografi untuk monografi atau buku, terdiri dari 7 (tujuh) daerah, yaitu:
                                a. Daerah judul dan kepengarangan
                         - Judul sebenarnya
                         - (=) Judul paralel / sejajar
                         - ( : ) Judul lain / anak judul
  - ( / ) Pengarang pertama
                         - ( , ) Pengarang kedua, ketiga
                         - ( ; ) Pengarang setara
                      b. Daerah edisi
                          - ( .-- ) pernyataan edisi
                          - ( / )   pernyataan kepengarangan yang pertamasehubungan dengan edisi
                      c. Daerah impresium
                          - ( .-- ) tempat terbit
                          - ( : )   penerbit
                          - ( , )   tahun terbit

                       d. Daerah kolasi
                           - ( .-- ) jumlah jilid
                           - ( : )   ilustrasi
                           - ( ; )   ukuran dan lampiran atau tambaha
                       e. Daerah seri
                           - ( .-- ) pernyataan seri / nama
                           - ( : )  sub seri / anak seri
                           - ( ; ) nomor seri                              
                        f. Daerah catatan                         
                       g. Daerah ISBN dan harga
3. Sumber informasi utama
Sumber informasi utama untuk ke 7 (tujuh) daerah tersebut diatas dapat diambil dari bagian – bagian buku :
Daerah Sumber 
* Judul dan pengarang                            * halaman judul
* edisi                                                    * halaman judul dan belakang 
* impresium                                           * halaman judul dan permulaan
* kolasi                                                  * seluruh bagian buku
* seri                                                     * halaman judul dan belakangnya
* catatan                                                * seluruh bagian buku
* ISBN                                                  * belakang halaman judul

Apabila sumber – sumber informasi tidak didapatkan pada dokumen tersebut,
maka kita dapat menggunakan beberapa tanda, seperti : 
                        S.l     :  Sine loco  ( tempat terbit tidak diketahui )
                        S.n    :   Sine nomine  ( nama penerbit tidak diketahui )
                        S.a    :  Sine anno  ( tahun terbit tidak diketahui )
            Disamping itu apabila informasi yang didapatkan di luar sumber utama, maka harus menggunakan tanda kurung  [  ]. Misalnya : [1990], [19?], dan sebagainya.[6]

      E.     Format Penulisan Entri Katalog
Ada beberapa cara penulisan format entri katalog, yang sebenarnya hanya berbeda dalam penggunaan indensinya, antara lain :
             a.  Indensi biasa
Pembuatan katalog dengan indensi biasa digunakan pada buku yang jumlah pengarangnya tidak lebih dari tiga orang.
            Contoh  Katalog Utama 
025                               
RIN       Jaya, Yahya                                 
m           Membuat perpustakaan minil.—Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. –                                               Yogyakarta: Gama Media:  2001                                              
Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.                                                          
1. PERPUSTAKAAN SEKOLAH                                                  
 I. Judul                                                                             
Contoh  Katalog Judul
 Membuat perpustakaan mini 
025                                           
RIN       Jaya, Yahya                                  
m           Membuat perpustakaan mini.—Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. –                                               Yogyakarta: Gama Media:  2001                                               
Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.
Contoh  Katalog Subyek
PERPUSTAKAAN SEKOLAH  025                                             
RIN       Jaya, Yahya                                  
m             Membuat perpustakaan mini.—Cet. Ke-2 / Karrtika Rini. –                                                 Yogyakarta: Gama Media:  2001                                               
Viii, 37 hlm. : il. ; 23 cm.                                                                     
b. Indensi menggantung                             
Pembuatan katalog dengan indensi menggantung digunakan pada buku yang jumlah pengarangnya lebih dari tiga orang, karya editor, karya anonim (tanpa pengarang) 
Contoh :                                     
170.598                                     
ETI        Etika masyarakat Indonesia / M. Said… {et al.]. – cet. ke 2. –                                                      Jakarta : Gramedia, 1992.                                                       
vii, 213 hlm. : il. ; 21 cm                                                      
Bibl. : hlm. 211 – 213                                                      
1. ETIKA – INDONESIA                                                       
I. Said, M.[7]


BAB III
PENUTUP

                 A.    Simpulan
Katalog perpustakaan merupakan daftar buku atau bahan pustaka bentuk yang lain. Dalam katalog ini dibuat tentang nama pengarang, judul buku, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Dengan katalog perpustakaan ini pengguna perpustakaan dapat memperoleh sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalogisasi atau pengkatalogan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pustakawan atau petugas perpustakaan menyusun dan membuat kartu katalog.
Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter bahwa tujuan katalog perpustakaan adalah, memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya. Dan menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu. Ada beberapa macam katalog yang digunakan pada perpustakaan, umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu, katalog kartu (card catalog), katalog kartu yang tebuat dari kertas manila yang agak tebal dari pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran 12,5 x 7,5 cm. Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci katalog dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang), alfabetis subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi (katalog selflist).
Katalog yang berupa lembaran lepas, disatukan dengan penjepit khusus. Setiap lembar memuat satu entri, dan setiap penjepit berisi 500 – 600 lembar atau slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm. Katalog buku (book catalog), katalog tercetak dalam bentuk buku, yang masing-masing halamannya memuat sejumlah entri. Yang dimaksud dengan deskripsi katalog adalah keterangan yang terdapat dalam tubuh  katalog dimulai dari judul sampai dengan informasi daerah jejakan. Pada umunnya katalog yang digunakan di dunia ini termasuk perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia mengacu ketentuan dari AACR (Anglo American Cataloging Rules) edisi 2. Aturan pengkatalogan ini memberikan 3 tingkatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perpustakaan . Hal ini didasari karena adanya perbedaan kepentingan perpustakaan dengan pemakai jasa perpustakaan

                  B.     Saran
Setelah penyusunan makalah berjudul “Katalogisasi Perpustakaan Sekolah” ada beberapa hal yang akan disarankan, baik kepada pembaca maupun kepada penulis lanjutan, yaitu sebagai berikut :
1. Kepada pembaca, agar pembaca dapat memahami makalah ini sehingga  lebih mudah dalam memahami Katalogisasi Perpustakaan Sekolah.
2. Kepada penulis lanjutan, yaitu bahwa untuk suatu makalah sebaiknya  menggunakan banyak referensi sebagai sumber agar tidak terpaku pada satu sumber saja.


DAFTAR PUSTAKA


[1]DienSaldinah, Katalogisasi Sebuah Pengantar, (Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), hlm. 99
[2]Fathmi dan Adriati, Katalogisasi Bahan Ajar Diklat Calon Pustakawan Tingkat Ahli, Perpustakaan Nasional RI, (Jakarta : PT. Pustaka Jaya, 2004), hlm. 106