Public Relations (PR)
adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya,
terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara
perusahaan dengan publiknya “ (Ardianto,2004: 3). Pengertian lain dari PR
adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan
bermanfaat antar organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan
atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan
publiknya (Cutlip, 2000: 6).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bagi eksistensi sebuah perusahaan. “ Pada era persaingan sekarang
ini, bukan publik yang membutuhkan perusahaan, tetapi perusahaan yang butuh
publik “ (Ardianto, 2004: 3). Apabila kepercayaan dan citra perusahaan rusak di
mata masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap-siap untuk menghadapi
krisis. Suatu perusahaan yang mengalami permasalahan sudah dianggap selesai
secara hukum, justru akan berdampak negative dan akan terus berkepanjangan,
serta tingkat kepercayaan atau citra masyarakat menjadi turun secara tajam.
Sehubungan dengan
masalah di atas, orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan citra
perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (PR) atau Humas. “
Seorang PR tidak hanya harus mempunyai technical skill dan managerial
skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan dalam
mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis
of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi “
(Ruslan, 2006: 247). Selanjutnya merupakan tantangan berat adalah pemulihan
citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan
perusahaan.
B. Rerumusan Masalah
1.
Apa peran dari seorang PR dalam menangani
krisis kepercayaan dan citra negatif perusahaan?
2.
Apa tujuan PR secara universal?
3.
Bagaimana metode PR untuk memulihkan krisis
kepercayaan dan citra negatif perusahaan?
C. Tujuan
- Mengetahui
kemampuan praktisi PR dalam melaksanakan fungsi dan perannya.
- Mengetahui
kemampuan praktisi PR secara professional dalam menangani krisis
kepercayaan dan citra negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Public Relations (PR)
Public Relation (PR) adalah sebagai
jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama
tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan
dengan publiknya “ (Ardianto,2004: 3). Pengertian lain dari PR adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau
organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan publiknya
(Cutlip, 2000: 6).
2.
Pentingnya Public Relations
Sebuah survei yang diadakan oleh American Advertising Federation (AFF) tentang 1.800
eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen mana yang paling
penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
PR menduduki tingkat tiga teratas setelah pengembangan produk dan perencanaan
strategis, kemudian disusul oleh periklanan, penelitian dan pengembangan
(Litbang), dan hukum. Hal ini dapat dilihat dari tabel :
Nama
Departemen
|
Presentase
|
Pengembangan
produk
|
29 persen
|
Perencanaan
strategis
|
27 persen
|
Public
relations
|
16 persen
|
Periklanan
|
10 persen
|
Penelitian
dan pengembangan (Litbang)
|
4 persen
|
Strategi
keuangan
|
4 persen
|
Hukum
|
3 persen
|
Sumber : buku Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, 2008
Tabel diatas mengutkan bahwa PR menjadi kegiatan yang sangat penting saat
ini. Dalam konsep marketing kuno dikenalkan dengan 4P (product, price,
place, dan promotion), tetapi dewasa ini 4P sudah banyak ditinggalkan
orang, tetapi saat ini diperkenalkan dengan 6P. Dua yang lain adalah power
dan public relatios (Nurudin, 2008:5).
3. Public
Relations dan Penanganan Krisis Kepercayaan Serta
Turunnya Citra Perusahaan
Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini dengan
sengaja diciptakan agar memberikan nilai positif. Nilai positif sangat diperlukan
bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari publik agar
eksistesnsi dari perusahaan dapat terus berlanjut. Saat terjadi krisis
kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan, peran PR sangat dibutuhkan oleh
perusahaan. Untuk lebih jelas mengetahui peran PR dalam menangani krisis
kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
4. Persyaratan
Menjadi Public Relations (PR)
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin menjalankan
fungsi PR, diantaranya yaitu :
1. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)
Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk lisan dan
tulisan,yakni seorang PR harus mampu berbicara di depan umum, seperti dapat
melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan
data, dan dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai sumber berita.
Dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat Press Release, menulis
laporan, membuat naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan
masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk komunikasi tulisan lainnya.
2. Ability to organize (kemampuan manajerial atau kepemimpinan)
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagai
kemampuan mengantisipasi masalah dalam dan luar perusahaan, termasuk kemampuan
untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya.
3. Ability to get on with
people (kemampuan bergaul
atau membina relasi)
Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus mampu berhubungan
dengan dan bekerjasama dengan berbagai macam orang, dan mampu menjaga
komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda atau sama tingkatannya.
4. Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)
Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus memiliki
kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain,
dan dapat diterima sebagai orang yang memiliki kepribadian utuh atau jujur.
5. Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang PR
harus memiliki wawasan yang luas, mengetahui benang merah persoalan serumit
apapun.
5. Tujuan
Universal Public Relatios
Public Relations memiliki tujuan yang
universal diantaranya, yaitu :
1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian
belum berarti persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan.
Di sini public memahami organisasi/perusahaan tersebut dalam masalah
produk/jasa, aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku manajemen, dsb.
2. Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap
perusahaan).
3. Menciptakan public Support (adanya unsur dukungan dari publik
terhadap perusahaan) baik itu dalam bentuk material maupun spiritual.
4. Menciptakan public Coorperation (adanya kerjasama dari publik
terhadap perusahaan).
6. Fungsi
dan Kegiatan Utama Public Relations
* Fungsi dari PR adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan
dengan perusahaannya.
2. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum
yang timbul.
3. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum
* Kegiatan utama dari PR adalah sebagai berikut :
1. Menjalankan program
terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasi
2. Berurusan dengan
hubungan antara organisasi dengan publiknya
3. Memantau pengetahuan,
pendapat, sikap dan prilaku didalam dan diluar organisasi.
4. Menganalisis pengaruh
kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.
5. Menyesuaikan kebijakan,
aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan
publik dan keberadaan perusahaan
6. Memberikan saran dan
masukan kepada manajemen dalam pembuatan kebijakan, aturan dan tindakan yang
dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan
perusahaan.
7. Membangun dan
memelihara hubungan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya
8. Menghasilkan perubahan
yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikap dan perilaku didalam dan diluar
organisasi.
9. Menciptakan hubungan
baru dan atau memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.
7. Metode Public
Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berhasil mencapai cita-cita dan
tujuannya secara maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi PR yang bertugas
menangani krisis kepercayaan dan mengembalikan citra positif perusahaan dimana
praktisi PR ini bernaung. Untuk kelancaran jalannya proses pencapaian tujuan
tersebut dilakukan cara-cara penyelenggaraan kerja yang seefisien mungkin
dengan mengingat faktor tujuan, biaya, fasilitas, waktu, dan tenaga. Dengan
kata lain bahwa PR memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak untuk
mencapai tujuan.
Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik. Dari
penelitian disusun rencana kerja, kemudian dilaksanakan, lalu dilakukan
evaluasi. Secara sistemastis proses pekerjaan PR dalam menangani krisis dan
menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai tahapan tadi, yaitu :
1.
Penelitian (Research)
Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung
dalam melaksanakan fungsi PR, baik untuk memperoleh data, fakta lapangan
mengenai citra perusahaan, persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat
serta tanggapan khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai kebikajsanaan,
pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan.
Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-Hillard’s
Office, Amerika menjelaskan bahwa sangat pentingnya peranan penelitian untuk
mencapai kesuksesan atau efektivitas dalam pelaksanaan praktik PR (Cutlip, 2000
: 351). Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian
: survey, case study, activity analysis, content/document analysis,
serta penelitian follow up. Semua jenis penelitian tersebut dapat
digunakan praktisi PR untuk mencapai tujuannya.
2.
Perencanaan (Planning)
Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari
penelitian, PR kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja
disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional.
Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.
Tujuan dari perencanaan PR adalah :
- Mengubah
citra.
- Membentuk
citra baru.
- Memperkenalkan
perusahaan.
- Meningkatkan
community relatios.
- Menentukan
partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat (public life).
- Memberitahukan
kegiatan penelitian.
Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi
praktisi PR. Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari
perncanaan tersebut adalah pembentukkan opini, sikap, dan citra.
3.
Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan
dari semua pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional
dalam melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra
perusahaan dilakukan dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi,
waktu, tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan telah
tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik digunakan diantaranya yaitu
pendekatan terhadap pegawai (internal public) dan pendekatan kepada umum
(eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik dan citra
perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan
masyarakat secara luas.
Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam melaksanakan
membentuk citra lembaga dalam perusahaan diantaranya :
• Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau
langsung face to face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari
pihak komunikator (PR) maupun dari pihak media massa yang bersangkutan. Dalam
membangun citra lembaga instrument ini sering digunakan, terutama jika lembaga
tersebut sedang dalam permasalah finasial (deficit).
• Periklanan (Advertising), periklanan merupakan suatu kegiatan yang
terkait dengan dua bidang kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan
komunikasi. Dengan iklan citra suatu perusahaan bisa menjadi lebih baik. Iklan
hanya menyebutkan sisi positif perusahaan. Iklan yang terus menerus yang
ditayangkan dapat mempengaruhi pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan
masyarakat.
• Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap
khalayak sasaran serta meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini
penglihatan, pendengaran, dan pemikiran publik bisa terkonsolidasi seketika
sehingga menimbulkan penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan publik yang
positif. Terutama pandangan atau image akan lebih baik terlihat oleh khalayak
• Propaganda, agar publik menerima apa yang disodorkan serta mau menanamkan
citra yang positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan petugas PR hendaknya
melakukan propaganda. Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk
mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar
psikologis agar menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di
terima.
• Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif
pada perusahaan adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran
adalah mengundang publik untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal
mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari produksinya.
• Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan,
promosi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan
rangsangan atau bujukan yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.
• House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar
pencitraan yang sudah dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada
pihak khlayak atau pihak eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh
perusahaan, dan biasa disebut house organ.
• Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga
dilaksanakan dengan cara mengundang dan menerima tamu untuk keperluan
pencitraan tersebut. Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan populernya
perusahaan dikalangan masyarakat.
4.
Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang
dapat dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus
diperhatikan lebih lanjut.
11 bentuk kebiasaan yang apat meningkatkan
tingkat kepercayaan dalam hubungan interaksi kit dalam membangun kepcayaan
dalam masyrakat:
5. Transparan
Jangan mencoba menyembunyikan sesuatu dari
orang lain. Jauhkan dari segala macam agenda atau rencana tersembunyi. Kita
mungkin berfikir dapat mengelabuhi mereka. Namun perl kita ketahui kebanyakan
orang memiliki intuisi yang baik
6. Tulus
7. Focus pada menambah niali
8. Hadirlah dengan seluruh jiwa dan raga kita
9. Perlakukanlah selalu orangdengan hormat
10. Ambilah tanggug jawab
11. Fokus pada umpan balik
12. Terimalah kritikan dengan baik
13. Berbudi bahasadengan baik
14. Memegang janji
15. konsisten
16.
cara yang
efektif bagi para pemimpin untuk membangun kepercayaan dalam tim.
Ada lima cara yang efektif
bagi para pemimpin untuk membangun kepercayaan dalam tim mereka, dan lima cara
cepat untuk kehilangan itu. Pertama mari kita mempertimbangkan bagaimana
menciptakannya.
a. Membangun dan menjaga integritas. Ini adalah dasar dari kepercayaan dalam organisasi apapun. Integritas harus dimulai dari posisi atas (manajer) dan kemudian bergerak turun. Ini berarti, antara lain, menepati janji dan selalu mengatakan kebenaran, tidak peduli betapa sulitnya. Jika orang-orang di dalam organisasi memiliki integritas, maka organisasi itu dapat dipercaya.
b. Komunikasikan visi dan nilai-nilai. Komunikasi sangat penting, karena memberikan celah kepada informasi dan kebenaran. Dengan mengkomunikasikan visi organisasi, maka akan jelas terlihat fungsi-fungsi manajemen itu. Dengan mengkomunikasikan nilai-nilainya, metode untuk mendapatkan kepercayaan bisa dipertimbangkan.
c. Anggap semua karyawan mempunyai derajat yang sama. Kepercayaan itu akan muncul ketika manajer, karyawan, bahkan cleaning service diperlakukan sama dan menjadi bagian dari tim. Jangan memulai hal ini sendiri, keluarlah dan rangkul karyawan Anda dan teman-teman Anda. Pemimpin harus mencari pendapat dan ide-ide (dan memberikan penghargaan untuk karyawan mereka), mengetahui nama-nama karyawan dan keluarga mereka dan memperlakukan semuanya dengan hormat dan tulus.
a. Membangun dan menjaga integritas. Ini adalah dasar dari kepercayaan dalam organisasi apapun. Integritas harus dimulai dari posisi atas (manajer) dan kemudian bergerak turun. Ini berarti, antara lain, menepati janji dan selalu mengatakan kebenaran, tidak peduli betapa sulitnya. Jika orang-orang di dalam organisasi memiliki integritas, maka organisasi itu dapat dipercaya.
b. Komunikasikan visi dan nilai-nilai. Komunikasi sangat penting, karena memberikan celah kepada informasi dan kebenaran. Dengan mengkomunikasikan visi organisasi, maka akan jelas terlihat fungsi-fungsi manajemen itu. Dengan mengkomunikasikan nilai-nilainya, metode untuk mendapatkan kepercayaan bisa dipertimbangkan.
c. Anggap semua karyawan mempunyai derajat yang sama. Kepercayaan itu akan muncul ketika manajer, karyawan, bahkan cleaning service diperlakukan sama dan menjadi bagian dari tim. Jangan memulai hal ini sendiri, keluarlah dan rangkul karyawan Anda dan teman-teman Anda. Pemimpin harus mencari pendapat dan ide-ide (dan memberikan penghargaan untuk karyawan mereka), mengetahui nama-nama karyawan dan keluarga mereka dan memperlakukan semuanya dengan hormat dan tulus.
d. Fokuslah pada berbagi, bukan tujuan pribadi.
Ketika karyawan merasa semua orang menarik bersama-sama mencapai visi mereka,
bukan serangkaian agenda pribadi, hasilnya adalah kepercayaan. Ini adalah
esensi dari kerja sama tim. Ketika sebuah tim benar-benar bekerja,.
e. Jangan “gila hormat”. Anda bisa jadi menjadi seorang atasan, tapi jangan bertingkah seolah-olah Andalah yang laing penting disana. Setiap orang mempunyai peranan yang sama. Mengabaikan semua konsekuensi pribadi akan selalu menciptakan rasa hormat dari orang-orang di sekitar kita. Dari hal ini akan datang kepercayaan.
e. Jangan “gila hormat”. Anda bisa jadi menjadi seorang atasan, tapi jangan bertingkah seolah-olah Andalah yang laing penting disana. Setiap orang mempunyai peranan yang sama. Mengabaikan semua konsekuensi pribadi akan selalu menciptakan rasa hormat dari orang-orang di sekitar kita. Dari hal ini akan datang kepercayaan.
17.
cara tercepat kehilangan kepercayaan dari
rekan kerja
lima cara tercepat kehilangan kepercayaan dari
rekan kerja:
1. Bertindak dan berbicara bisa jadi tidak
konsisten. Tidak ada yang membingungkan orang lebih cepat dari inkonsistensi.
Dan jika kebingungan karena kontradiksi adalah satu-satunya konstan,
kepercayaan adalah harga yangharusdibayar.
2. Mencari keuntungan pribadi daripada berbagi. Salah satu yang keluar hanya untuk dia atau dirinya, terutama di lingkungan tim, cepat kehilangan rasahormadankepercayaandarioranglain.
3. Menahsan informasi. Ketika komunikasi ditutup - baik atasan bawahan dan bawahan atasan – memulai rumor dan memberi informasi diyakini menjadi nyata. Kemudian datang penolakan. Informasi yang benar sering terlambat, atau tidak pernah ditawarkan. Kemudian kepercayaan berantakan.
4. Kebohongan atau memberitahu kebenaran setengah-setengah. Ketidakpercayaan adalah cara cepat untuk memecahkan ikatan kepercayaan. Orang dapat menerima sekali, bahkan dua kali, tetapi lebih dari itu..?
5. Berpikiran tertutup. Keengganan untuk mempertimbangkan ide-ide lain dan sudut pandang lain, dan / atau sibuk menciptakan suasana, "itu akan menjadi jalan atau jalan raya ...," pasti akan mematikan komunikasi dan akhirnya kepercayaan terpecah.
2. Mencari keuntungan pribadi daripada berbagi. Salah satu yang keluar hanya untuk dia atau dirinya, terutama di lingkungan tim, cepat kehilangan rasahormadankepercayaandarioranglain.
3. Menahsan informasi. Ketika komunikasi ditutup - baik atasan bawahan dan bawahan atasan – memulai rumor dan memberi informasi diyakini menjadi nyata. Kemudian datang penolakan. Informasi yang benar sering terlambat, atau tidak pernah ditawarkan. Kemudian kepercayaan berantakan.
4. Kebohongan atau memberitahu kebenaran setengah-setengah. Ketidakpercayaan adalah cara cepat untuk memecahkan ikatan kepercayaan. Orang dapat menerima sekali, bahkan dua kali, tetapi lebih dari itu..?
5. Berpikiran tertutup. Keengganan untuk mempertimbangkan ide-ide lain dan sudut pandang lain, dan / atau sibuk menciptakan suasana, "itu akan menjadi jalan atau jalan raya ...," pasti akan mematikan komunikasi dan akhirnya kepercayaan terpecah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peran Public Relations sangat besar dalam penanganan krisis
kepercayaan dan penurunan citra perusahaan. PR ini mempunyai tujuan universal
yaitu menciptakan public understanding, public confidence, public
support, public coorperation. Selain itu PR mempunyai fungsi
mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan
perusahaannya, menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat
umum yang timbul, menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum.
Dalam peranannya, PR ini mempunyai metode untuk menangani krisis
kepercayaan dan menurunnya citra. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu
penelitian (research), perencanaan (planning), pelaksanaan (action),
dan penilaian (evaluation).
2.
Saran
Citra perusahaan terletak pada praktisi PR. Sebaiknya praktisi PR
bekerjasama dengan praktisi lain secara koordinasi, integratif, antisipatif,
dan solutif untuk menjaga citra perusahaan. Selain itu praktisi PR harus tetap
bertahan menjaga citra perusahaan dalam keadaan apapun.
No comments:
Post a Comment