Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Hakikat Bahasa

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Bahasa merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Tanpa bahasa tidak akan terwujud komunitas manusia. Selain pembentuk komunitas, bahasa juga merupakan alat untuk berpikir bagi manusia. Bahkan, bahasa merupakan pembeda antara manusia dan binatang. Untuk penjelasan yang selanjutnya akan dibahas pada isi makalah dibawah.

BAB I
PENDAHULUAN
     A.     Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia terdiri dari latar belakang etnis, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda, seperti bahasa Indonesia, Batak, Jawa, dan lain- lain. Bahasa sebagai alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Dalam mekanisme pengertian dan karakteristik hakikat, fungsi, dan karakteristik terdapat beberapa pengertian, istilah, dan penjelasan. Dimana semua itu dapat menjelaskan dengan rinci pemecahan masalah tersebut.
Pemecahan masalah tersebut sebagai upaya untuk mengimbangi dan meningkatkan ilmu pengetahuan mahasiswa atau masyarakat umum. Disisi lain penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas atau kewajiban sebagai mahasiswa.

      B.      Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Hakikat Bahasa?
2.      Apa yang dimaksud dengan Bahasa?
3.      Apa yang dimaksud dengan Satuan Bahasa?
4.      Sebutkan ciri atau sifat hakiki dari Bahasa?
5.      Apa yang dimaksud dengan Bahasa/ Faktor luar bahasa?

      C.      Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui Hakikat Bahasa
2.      Untuk mengetahui Bahasa
3.      Untuk mengetahui Satuan Bahasa
4.      Untuk mengetahui ciri atau sifat hakiki dari Bahasa
5.      Untuk mengetahui Bahasa/Faktor luar Bahasa

BAB II
PEMBAHASAN
     A.     Hakikat Bahasa
Manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Bahasa merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Tanpa bahasa tidak akan terwujud komunitas manusia. Selain pembentuk komunitas, bahasa juga merupakan alat untuk berpikir bagi manusia. Bahkan, bahasa merupakan pembeda antara manusia dan binatang.
Walaupun kedudukan bahasa penting bagi manusia, orang jarang memiliki kesadaran khusus tentang pentingnya bahasa ini. Hal ini terjadi karena hubungan bahasa dan manusia amat dekat. Sehingga sehingga dianggap sebagai sesuatu yang harus ada sebagaimana bernafas, makan, dan minum.[1]
Oleh karena itulah, bahasa sampai saat ini merupakan salah satu persoalan yang sering dimunculkan dan dicari jawabannya. Mulai dari pertanyaan “apa itu bahasa?” sampai dengan “darimana asal bahasa itu?”. Banyak jawaban dan teori yang telah disodorkan. Akan tetapi, semuanya belum memuaskan. Mengapa demikian? Karena bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya. Tuhan itu sendiri menampakkan diri pada manusia bukan melalui Zat-Nya, tapi lewat bahasanya, yaitu bahasa alam dan kitab suci (ayat kauniyah dan wahyu).[2]
     B.      Definisi Bahasa
Ø  Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda, bunyi, gestur, atau tanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami.
Ø  Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrar yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu berkomunikasi atau berinteraksi.
Ø  Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrar yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Ø  Bahasa adalah sistem bunyi dan urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan, atau dapat digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu peristiwa, dan proses yang terjadi di sekitar manusia.
Ø  Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitar yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau berinteraksi.
Ø  Bahasa adalah seperangkat kalimat yang masing-masing memiliki panjang yang terbatas dan tersusun berdasarkan unsur atau elemen yang terbatas pula.[3]
Ø  Harimurti memberikan batasan bahasa sebagai sistem lambang arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Ø  Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian “bahasa” ke dalam tiga batasan, yaitu: 1) sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer, pen) dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; 2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, daerah, negara, dsb); 3) percakapan (perkataan) yang baik: sopan santun, tingkah laku yang baik.
Ø  Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa sebagai suatu “sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi.[4]
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi secara sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda, bunyi, gestur atau tanda yang disepakati dan memiliki simbol vokal yang arbitar yang memungkinkan semua orang mengerti dalam suatu kebudayaan tertentu untuk mempelajari sistem kebudayaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
      C.      Satuan-Satuan Bahasa
Satuan bahasa (linguistic unit) merupakan bentuk lingual yang merupakan komponen pembentuk bahasa. Menurut Tata Bahasa Deskriptif, bentuk lingual terdiri atas dua tataran (level) : bunyi dan gamatika. Bidang kajian bunyi adalah fonologi; dan biang kajian grametika meliputi morfologi, sintaksis, dan analisis wacana. [5]
      D.     Ciri atau Sifat Hakiki dari Bahasa
a.      Bahasa sebagai sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut pola, tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-sub sistem atau sistem bawahan.
b.      Bahasa sebagai lambang
Lambang dikaji orang dengan kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk bahasa. Dengan begitu, bahasa adalah suatu sistem lambang dalam wujud bunyi-bahasa, bukan dalam wujud lain.
c.       Bahasa adalah Bunyi
Bunyi adalah kesan dari pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Lalu yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

d.      Bahasa itu Konvensional
Bahasa bersifat konvensional artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili kosep yang diwakilinya.

      E.      Bahasa Dan Faktor Luar Bahasa
Objek kajian linguistik mikro adalah struktur intern bahasa atau sosok bahasa itu sendiri, sedangkan kajian linguistik makro adalah bahasa dalam hubungannya dalam faktor-faktor diluar bahasa yaitu tidak lain daripada segala hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat, sebab tidak ada kegiatan yang tanpa berhubungan dengan bahasa.
1.      Masyarakat Bahasa
Yang dimaksud dengan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama.
2.      Variasi dan Status Sosial Bahasa
Dalam beberapa masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk membedakan adanya dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status pemakaiannya. Yang pertama adalah variasi bahasa tinggi (T) digunakan dalam situasi-situasi resmi, seperti pidato kenegaraan, bahasa pengantar dalam pendidikan, khotbah, surat-menyurat resmi dan buku pelajaran, variasi (T) ini harus dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Yang kedua adalah variasi bahasa rendah (R) digunakan dalam situasi tidak formal, seperti di rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk diri sendiri, variasi R ini dipelajari secara langsung di dalam masyarakat umum dan tidak pernah  dalam pendidikan formal. Adanya pembedaan variasi bahasa T dan bahasa R disebut dengn istilah diglosia. Masyarakat yang mengadakan pembedaan ini disebut masyarakat diglosis.
3.      Penggunaan Bahasa
Seorang pakar sosiolinguistik mengatakan, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni:
1.      Setting and scene
2.      Participants
3.      Act sequences
4.      Key
5.      Instrumentalities
6.      Norms
7.      Genres
4.      Kontak Bahasa
Hal yang sangat menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya apa yang disebut bilingualisme dan multilingualisme dengan berbagai macam kasusnya, seperti: interferensi, integrasi dan campurkode.
5.      Bahasa dan Budaya
Satu lagi yang menjadi objek kajian linguistik makro adalah mengenai hubungan bahasa dengan budaya atau kebudayaan. Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dengan kebudayaan ini. Hipotesis ini dikeluarkan oleh dua orang pakar, yaitu Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf (hipotesis Sapir-Whorf) yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi cara berfikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Jadi bahasa itu menguasai cara berpikir dan bertindak manusia.[6]

BAB III
PENUTUP
          A.     Kesimpulan
 Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi secara sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda, bunyi, gestur atau tanda yang disepakati dan memiliki simbol vokal yang arbitar yang memungkinkan semua orang mengerti dalam suatu kebudayaan tertentu untuk mempelajari sistem kebudayaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
           B.      Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah  ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Moh Hafid. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2009.
Effendy, Moh Hafid. Kasak-Kusuk Bahasa Indonesia. Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2015.
Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.



[1] Moh. Hafid Efendy, Kasak-kusuk Bahasa Indonesia (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2015), hlm. 77.
[2] Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 21.
[3] Moh. Hafid Efendy, Kasak-Kusuk Bahasa Indonesia (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), hlm. 77.
[4] Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 21.
[5] Moh Hafid Effendy, Pernak-Pernik Bahasa Indonesia Sebuah Kajian tentang Ilmu Bahasa (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2012), hlm. 51.
[6] Moh. Hafid Efendy, Kasak-Kusuk Bahasa Indonesia (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2015), hlm. 77.

No comments:

Post a Comment