Aksiologi merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang nilai
(what is the value). Umumnya orang menimbang nilai dengan kadar baik atau buruk
(etika), indah atau jelek (estetika). Karena itu, nilai mengarahkan tindakan,
mendasari perbuatan dan pada gilirannya membentuk “prefensi nilai” (sistem
nilai atau nilai).
Dalam hidup ini,
manusia memiliki nilai dalam angan (conceived values) dan nilai praktik
(operative values). Seringkali keduanya tidak harmonis sehingga menimbulkan
fragmentasi atau konflik nilai dalam batin seseorang antara das solent dan das
sain memang senantiasa ada jarak.
A.
Hakikat
Nilai.
Muttahari
mengemukakan bahwa nilai adalah konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau
masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar dan hal-hal yang
dianggap buruk dan salah.
Nilai bersifat
ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh panca indera, sedangkan yang dapat
ditangkap hanya tingkah laku yang mengandung nilai tersebut.
Nilai berfungsi untuk membimbing dan membina
manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat
human-dignity. Sedangkan human dignity adalah tujuan itu sendiri, tujuan dan
cita manusia.
B.
Sumber
Nilai dalam Kehidupan Manusia
Sumber nilai yang
berlaku dalam pranata sosial kehidupan manusia dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu:
1.
Nilai
Ilahiyah
Nilai ilahiyah
merupakan nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya, yang berbentuk
takwa, iman dan adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Nilai-nilai ilahiyah
selamanya tidak mengalami perubahan.
2.
Nilai
Insaniyah
Nilai insaniyah
tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban
manusia. Nilai ini bersifat dinamis.
Tugas pendidikan
adalah memadukan nilai-nilai baru dengan nilai-nilai lama secara selektif,
inovatif, dan akomodatif guna mendinamisasikan perkembangan pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan zaman, tanpa meninggalkan nilai fundamental yang menjadi
tolak ukur bagi nilai-nilai baru.
C.
Nilai
dan tujuan pendidikan islam
Pendidikan islam adalah rangkaian proses yang sistematis, terencana
dan komprehensif dalam upaya mentransfer nila-nilai kepada anak didik, mengembangkan
potensi, sehingga mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan
sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah yang didasarkan pada ajaran
agama pada semua dimensi kehidupannya.
Dalam kaitannya
dengan pendidikan islam, perumusan tujuan pendidikan harus beroirentasi
–setidaknya –pada empat aspek yaitu:
1.
Berorientasi
pada tujuan dan tugas pokok manusia;
2.
Berorientasi
pada sifat dasar manusia;
3.
Berorientasi
pada tuntutan masyarakat dan zaman;
4.
Berorientasi
pada kehidupan ideal islami;
Ahmadi membagi
tujuan pendidikan islam pada 3 aspek: pertama, tujuan tertinggi, yaitu tujuan
yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia. Kedua, tujuan umum, yaitu tujuan
pendidikan islam yang berkaitan dengan perubahan sikap, perilaku, dan
kepribadian anak didik, sehingga mampu menghadirkan diri sebagai suatu
kepribadian yang utuh. Ketiga , tujuan khusus adalah tujuan pendidikan islam
yang dijabarkan dari tujuan tertinggi dan tujuan umum.
D.
Implikasi
Sistem Nilai dalam Proses Pendidikan Islam
Sistem nilai memerlukan
transmisi, pewarisan, pelestarian dan pengembangan melalui pendidikan. Demikian
juga dalam proses pendidikan dibutuhkan sitem nilai agar dalam pelaksanaannya
berjalan dengan arah yang pasti, karena berpedoman pada garis kebijaksanaan
yang ditimbulkan oleh nilai-nilai fundamental, misalnya nilai agama, ilmiah,
sosial, ekonomi, kualitas kecerdasan dan sebagainya.
pendidikan islam
bertugas mempertahankan, menanamkan dan mengembangkan keberlangsungan fungsi
al-Qur’an dan al-hadist. Sejalan dengan tuntutan kemajuan atau modernisasi
kehidupan masyarakat akibat pengaruh kebudayaan yang meningkat dan pada saat
tertentu dapat mearjinalkan masyarakat islam, maka pendidikan islam
hendaknya memberikan kelenturan
(fleksibelitas) perkembangan nilai-nilai dalam ruang lingkup konfigurasinya.
Ini berarti
pendidikan islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang
kreatif, berseni sesuai dengan islam, sehingga pendidikan islam tetap memiliki
keunggulan dan kekhasan yang senantiasa berkesinambungan hingga akhir zaman.
·
Analisis
Sebagaimana telah dipaparkan di resume di atas mengenai pengertian
aksiologis dan relasinya dengan Pendidikan Islam, pendidikan yang
berlandaskan atas dasar-dasar ajaran Islam, yakni Al Qur'an dan Hadits sebagai
pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Melalui pendidikan inilah, kita
dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an
dan As-sunnah. Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat pemahaman dan pengamalan
kita terhadap ajaran Islam sangat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan
Islam yang kita terima.
Pendidikan Islam di Indonesia
seringkali berhadapan dengan berbagai problematika. Sebagai sebuah sistem
pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lain
saling berkaitan. Akan tetapi, seringkali dilakukan apa adanya, tanpa
perencanaan dan konsep yang matang. Sehingga mutu pendidikan Islam kurang
berjalan sesuai yang diharapkan.
Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pendidikan sangat terkait dengan perubahan cara berpikir
dan cara melihat dalam hidup dan masyarakat, karena pendidikan itu berpengaruh
pada saat ini dan waktu yang akan datang. Pendidikan merupakan sistem yang
merancang, membangun dan membentuk pribadi manusia. Ketika sebuah sistem itu
baik maka hasilnya pun baik, tidak ada keruwetan dalam proses pembentukannya,
namun bagaimana pola-pola pendidikan yang baik itu, agar tujuan menjadikan
manusia yang bermoral?.
Problematika
pendidikan tidak terlepas dari cara pandang dan cara menelaah bagaimana pendidikan
itu sebenarnya, untuk apa pendidikan, apa tujuan pendidikan itu, dan sebuah
pertanyaan yang selalu kontras pada setiap perubahan jaman, yaitu mau
dikemanakan pendidikan dan peserta didik?, seiring berkembangnya jaman dan
dinamika kehidupan, dinamika sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi,
dan semakin kompleks permasalahan dalam pendidikan.
Menyikapi hal tersebut, Filsafat
pendidikan Islam, berupaya mencari kebenaran sedalam-dalamnya dalam pemecahan problem filosofis pendidikan
Islam, pembentukan ataupun pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang
sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Berdasarkan sumber-sumber yang shohih yaitu Al-Qur’an dan
hadist. Kajian Filsafat pendidikan Islam dari segi aksiologi memberikan manfaat
besar bagi kita sebagai calon pendidik. aksiologi mengupas nilai-nilai
pendidikan Islam.
Aksiologi Pendidikan bertujuan untuk mewariskan nilai-nilai yang dipandang
penting untuk pembinaan kepribadian seseorang. Implikasi dan nilai-nilai di
dalam pendidikan harus disatukan secara utuh dan menyeluruh dalam kehidupan
pendidikan secara praktis dan tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai yang
meliputi kecerdasan, nilai moral, dan nilai agama. Hal ini tersimpul di dalam
tujuan pendidikan, yakni membawa kepribadian secara sempurna. Pengertian
sempurna disini ditentukan oleh masing-masing pribadi, masyarakat, bangsa
sesuai situasi dan kondisi.
No comments:
Post a Comment