Dalam sejarah perkembangannya,para ahli membagi
tasawuf menjadi dua arah perkembangan. Adapun tasawuf yang mengarah pada teori-teori
prilaku,ada pula tasawuf yang mencegah pada teori-teori yang begitu rumit dan
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Pada perkembangannya,tasawuf yang
berorentasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf salafi, tasawuf
ahlaqi, atau tasawuf sunni. Adapun tasawuf
yang berorentasi ke arah kedua disebut sebagai tasawuf falsafi. Tasawuf
jenis kedua banyak dikembangkan para sufi yang berlatar belakang sebagai fi losof,di
samping sebagai sufi. dibawah ini adalah makalah tentang Tasawuf Sunni dan Falsafi. selamat membaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Al-qur’an merupakan kitab Allah yang di dalamnya
terkandung muatan-muatan ajaran islam,baik aqidah, syariah maupun muammalh,
ketiga muatan tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat yang termaktup dalam
al-qur’an. Ayat-ayat al-qur’an itu, di satu sisi memang ada yang perlu dipahami
secra tekstual lahiriyah,tetapi di sisi lain juga ada hal yang perlu di pahami
secara kontekstual rohaniyah.sebab, jika ayat-ayat al-qur ‘an dipahami
secara lahiriyah saja,akan terasa kaku, kurang dinamis,dan tidak mustahil akn
ditemukan persoalan yang tidak dapat diterima secara psikis.[1]
Secara umum,ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat
lahiriyah dan batiniyah. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat
batiniyah pada gilirannya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini
mendapa perhatian yang cukup besar darib sumber ajaran islam,al-qur’an dan
sunnah, serta praktek kehidupan nabi dan para sahabatnya.[2]
Dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi tasawuf
menjadi dua arah perkembangan. Adapun tasawuf yang mengarah pada teori-teori
prilaku,ada pula tasawuf yang mencegah pada teori-teori yang begitu rumit dan
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Pada perkembangannya,tasawuf yang
berorentasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf salafi, tasawuf
ahlaqi, atau tasawuf sunni. Adapun tasawuf
yang berorentasi ke arah kedua disebut sebagai tasawuf falsafi. Tasawuf
jenis kedua banyak dikembangkan para sufi yang berlatar belakang sebagai fi losof,di
samping sebagai sufi.[3]
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Bagaimana pengertian dan sejarah perkembangan tasawuf
sunni dan falsafi ?
1.2.2
Bagaimana karakteristik/ciri tasawuf sunni dan falsafi
beserta tokoh- tokohnya ?
1.3
TUJUAN MASALAH
1.3.1 Untuk mengetahui
pengertian dan sejarah perkembangan tasawuf sunnidan falsafi
1.3.2. untuk mengetahui karakteristi/ciri
tasawuf sunni dan falsafi beserta tokoh-tokohnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TASAWUF
SUNNI DAN FALSAFI
2.1.1
Tasawuf sunni
Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya
memagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur ‘an dan
al-sunnah,serta mengaitkan keadaan(ahwaal) dan tingkatan (maqoomah) rohaniyah
mereka kepada kedua sumber tersebut.[4]
Dalam redaksi lain disebutkan bahwa tasawuf sunni adalah
tasawuf yang berwawasan moral praktis dan bersandarkan kepada al-qur’an dan
sunnah.[5]
2.1.2 Tasawuf falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya
memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya.berbeda dengan
tasawuf akhlaqi/sunni, tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam
pengungkapannya. Terminologi falsafi tersebut berasal dari bercamam-macam
ajaran yang telah mempengaruhi para tokohnya.[6]
2.2 SEJARAH TASAWUF SUNNI
DAN FALSAFI
2.2.1Tasawuf sunni.
Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari
pemahaman makna institusi-institusi islam. Sejak zaman sahabat dan
tabi’in,kecenderungan orang terhadap ajaran islam secara lebih analitis mulai
muncul. Ajaran islam mereka dapat pandang dari dua aspek,yaitu aspek lahiriyan
dan aspek batiniyah atau aspek ‘luar’dan aspek ‘dalam.pendalaman dan pengalaman
aspek dalamnya mulai terlihat sebagai hal yang paling utama,tentunya tanpa
mengabaikan aspek luarnya yang motifasikan untuk membersihkan jiwa. Tanggapan
perenungan mereka lebih berirentasi pada aspek dalam,yaitu cara hidup yang
lebih mengutamakkan rasa,lebih mementingkan keagungan tahap dan bebas dari
egoisme.[7]
Sejarah dan perkembangan tasawuf sunni mengalami beberapa
tahap :
·
Tahap pertama disebut pula dengan tahap atau fase
asketisme (zuhud) sikap asketisme (zuhud) ini banyak di pandangan sebagai
pengantar kemuculan tasawuf. Fase ini muncul pada abad ke-1 dan ke-2 Hijrah.
·
Tahap kedua,yaitu sejak abad ke-3 Hijrah,para sufi mulai
menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dan jiwa dan tingkah laku.
·
Tahap ketiga, yaitu pada abat ke-4 Hijrah,pada fase ini
ilmu tasawuf mengalami perkembangan yang lebih maju dibandingkan pada abat ke-3
hijrah,karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran
tasawufnya masing-masing.
·
Tahap keempat,yaitu pada abat ke-5 Hijrah,pada abat ini
muncullah imam al-qazali yang sepenuhnya hanya menerima tasawuf yang
berdasarkan al-qur’an al-sunnah serta bertujuan asketisme,kehidupan
sederhana,pelurusan jiwa dan pembinasaan mora.
·
Tahap kelima,yaitu abat ke-6 Hijrah, pada abat ini
tasawuf sunni semakin meluas dan menyabar ke plosok dunia isla. Hal iini akibat
dari pengaruh kepribadian al-qhazali yang begitu besar bagi dunia tasawuf.[8]
2.2.2 Tasawuf falsafi
Tasawuf falsafi mulai muncul dengan jelas dalam khasanah
islam sejak abd ke-6 Hijrah,meskipun para tokohn-tokohnya baru dikenal seabad
kemudian. Sejak itu tasawuf jenis initerus hidup dan berkembang terutama di
kalangan para shufi yanh juga filosof .[9]
Adanya pemaduan antara taswuf dan filsafat dalam ajaran
tasawuf falsafi/filosofis ini, dengan sendirinya telah membuat ajara-ajaran
tasawuf jenis ini bercampur dengan ajaran filsafat di luar islam, seperti
yunani, persia, india dan agama nasrani.
Selama abad ke-5 Hijrah,taswuf falsafi mengalami
kemunduran,namun pada abad ke-6 hijrah muncul sekelompok tokoh shufi yang
memadukan taswuf dengan falsafat,denga teori-teori mereka yang bersifat
setengah-setengah.
2.3 KARAKTERISTIK/CIRI
TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI
2.3.1 Tasawuf falsafi
1.
Ajaran-ajaran tasawufnya merupakan perpaduan antara
ajaran tasawuf dengan sejumlah ajaran filsafat di luar islam,seperti
yunani,persia,india,dan agama nasrani.
2.
Para tokohnya mempunyai latar belakang kebudayan dan
pengetahuan yang berbeda dan beraneka ragam,sejalan dengan ekspansi islam yang
berjalan saat ini.
3.
Adanya terminologi-terminologi filsafat dalam
pengungkapan ajaran-ajarannya yang maknanya disesuaikan dengan ajaran tasawuf
yang mereka anut dan berkecenderungan mendalam pada pantaisme.
4.
Terkadang menimbulkan ungkapan-ungkapan yang samar(syathahat)akibat
dari banyaknya peristilahan khusus yang hanya dimengerti oleh kalangan
tertentu.
5.
Objek utama yang menjadi perhatian para shufi filosofi
adalah :
·
Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi,serta nintropeksi
diri yang timbul darinya.
·
Iluminasi ataupun hakekat yang tersingkap dari alam
ghaib.
·
Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang
berpengaruh terhadap berbagai keluar biasaan.[10]
2.3.2
Tasawuf sunni
1.
.melandaskan diri pada al-qur’an dan al-sunnah. Tasawuf
jenis ini dalan pengejawantahan ajaran-ajarannya cenderung memakai landasan
qur’an dan pendekatannya.
2.
Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat
sebagaimana terdapat pada ungkapan-ungkapan syathahat.
3.
Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara
tuhan dan manusia. Dualisme yang di maksud disni adalah ajaran yang mengakui
bahwa meskipun manusia dapat berhubungan denga tuhan,hubungannya tetap dalam
kerangka yang berbeda antara keduanya dalam hal esensina. Sedekat apapun
manusia dengan tuhannya, tidak lantas membuat manusia dapat menyatu dengan
tuhan.
4.
Kesinambungan antara hakekat dengan syare’at. Dalam
pengertian lebih khusus keterkaitan antara tasawuf(sebagai aspek
batiniyah)dengan fiqih(aspek lahiriyah).
5.
Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan moral,pendidikan
akhlaq,dan pengobatan jiwa dengan cara rtyadhah(latihan mental)dan langkah
takhalli, dan tajali.[11]
2.4TOKOH-TOKOH TASAWUF
SUNNI DAN FALSAFI
2.4.1 Tasawuf sunni
A. Hasan al-basri.
Nama lengkapnya adalah abu sa’id al-hasan bin
yasar,adalah seorang zahid yang amat masyhur dikalangan tabi’in ia dilahirkan
di madinah pada tahun 21 H(632 M) dan wafat pada hari kamis bulan rajab tanggal
10 tahun 110 H(728 M).[12]
B. Al-muhasibi
Nama lengkapnya adalah abu abdillah al-haris ibn asad
al-basri al muhasibi,lahir di basrah pada tahun 165 H(781 M) dan wafatnya di
basrah pada tahun 243 H(857 M).[13]
C. Al-qusyairi
Nama lengkapnya adalah abd al-karim ibn hawasin
al-qusyairi, lahir pada tahun 376 H,di istiwa,kawasan naishapur,salah satu
pusat ilmu pengetahuan pada masanya.[14]
D. Al-ghazali
Nama lengkapnya abu hamid muhammad ibn ahmad al-thusi
al-syafi’i.ia lebih dikenal dengan nama al-qhazali[15].ia
dilahirkan pada tahun 450H/1058 M di suatu kampung yang bernama gazali,di
daerah tus yang terletak di wilayah khurasan.[16]
2.4.2
Tasawuf falsafi
A. Ibn arabi
Nama lengkapnya muhammad ibn ali ibn ahmad ibn abdullah
ath-thai’al-haitami,ia lahir di murcia, andalusia tenggara , spanyol, pada
tanggal 17 ramadhan tahun 560 H/28 juli 1163 M,dan meninngal di sana pada
tanggal 28 rabi’ul akhir 638 H/ 16 november 1240 M.[17]
B. Abdul karim al-jilli
Nama lengkapnya abdul karim ibn ibrahim al jilli,ia lahir
pada tahun 767H/1365 M di jillan(gilan),sebuah profinsi di sebelah selatan
kaspia dan wafat pada tahun 805H/1417 M.(riwayat lain tahun 1403 M).[18]
C. Ibn sabi’in
Nama lengkapnya abdul haqq ibn ibrahim muhammad ibn
nasr,seorang shufi juga filosof dari andalusia,ia di panggil ibn sabi ‘in
dan di gelari quthbuddin.ia lahir tahun( 614 H/1217/1218 M).[19]
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demikian pembahasan tasawuf sunni dan falsafi, dari
pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan di antaranya :
1.
Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya
mmagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur’an dan al-sunnah,serta
mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka kepada kedua sumber tersebut.
2.
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya
memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasaanya.
3.
Sejarah perkembangan tasawuf sunni engalami beberapa
tahap perkembangan,namun puncaknya berada ditangan al-qazali.
4.
Sedangkan sejarah tasawuf falsafi mengalami tahap-tahap
perkembangan,walaupun pada abad ke-5 sempat mengalami kemunduran.
5.
Di antar tokoh-tokoh tasawuf sunni adalah hasan al-basri,al
muhasibi,al-qusyairi dan imam al-ghazali.
6.
Di antara tokoh-tokoh tasawuh falsafi adalah ibn
arabi,al-jilli dan ibn sabi’in.
7.
Tasawuf sunni dan falsafi mempunyai krateristik/ciri
mading-masing.
8.
Masing-masing dari tokoh –tokoh tasawuf (baik sunni
maupun falsafi) mempunyai ajaran tasawuf masing-masing.
3.2 KRITIK DAN SARAN.
Demikian makalah ini kami buat,semoga bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kesalahan dalam penulisan,penyusunan dan sebagainya kami
selaku penulis sangat mengharap masukan, kritik serta saran dari pada pembaca.
Agar senantiasa kami bisa memperbaiki pengetahuan dalam tulis menulis dan susun
menyusun. Demikia makalah ini sekian dan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Taftazani, Abu al-Wafa’ al-Ghanimi, Dr, sufi
dari zaman ke zaman, terj. Ahmad Rofi’ Utsmani dari Madkhal ila al-Tashawwuf al-Islam
(Bandung : Pustaka. 1418 H / 1997 M)
Ø Shihab, Alwi, DR. PH.D, Antara tasawuf Sunni
dan Falsafi ; Akar tasawuf di Indonesia, Depok : Pustaka Iman. 2009/1430
Ø M. Solihin,
Prof. Dr. M.Ag dan Rosihon
Anwar, Rosihon, Dr. M.Ag, Ilmu Tasawuf, (Pustaka setia :
Bandung 2008 M / 1429 H)
Ø Ghazali, Al,
Ihya ulum al-din, III,
Kairo : Mustafa al-Halb, 1334 H
Ø Drs. Asmaran As, M.A. Pengantar studi
tasawuf, Jakarta : Persada, 1996
[1] Prof.
Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, (Pustaka
setia : Bandung 2008 M / 1429 H) hlm 18
[2]
Ibid.hlm 19
[3] Dr.
Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazani, sufi dari zaman ke zaman, terj.
Ahmad Rofi’ Utsmani dari Madkhal ila
al-Tashawwuf al-Islam (Bandung : Pustaka. 1418 H / 1997 M). hlm 140
[4] Ibid,
hlm. 140. Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm 111
[5]DR.
Alwi Shihab, PH.D, Antara tasawuf Sunni dan Falsafi ; Akar tasawuf di
Indonesia, Depok : Pustaka Iman. 2009/1430, hlm. 51
[6] Ibid,
hlm.. 171.
[7] Prof.
Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 62.
[8] Alwi
Shihab, Ibid, hlm. 50-51
[9] Taftazani,
Ibid, hlm. 187
[10] Taftazani,
Op.cit, hlm. 187-189
[11] Prof.
Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 121-122.
[12] Ibid.
hlm. 122.
[13] Drs.
Asmaran As, M.A., Op. cit, hlm. 277-278
[14] Prof.
Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 131
[15]. Ada
dua macam penulisan nama al-Ghazali.
[16] Ibid,
hlm. 322.
[17] Prof.
Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag,op.cit, hlm.
174-175. Drs. Asmaran As, M.A., Op.
cit, hlm. 339.
[18] Ibid.,
hlm 184
[19] .
Taftazani, op.cit, hlm. 206
No comments:
Post a Comment