PENDAHULUAN
Model dinamis (dynamic model) merupakan salah
satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengevauasi dampak jangka pendek
dan jangka panjang dari suatu kebijaksaan (swastika 1999). Dampak suatu
kebijaksaan pemerintah dalam sektor pertanian saat ini sering baru terlihat
beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Artinya, terdapat masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu petani tidak dapat langsung
mengantisipasi kebijaksann tersebut masyarakat mempunyai pengaruh yang lambat
terhadap perubahan atau perbaikan yang ingin tercapai. Selain itu sifat
kegiatan produksi pertanian baru dapat dilihat hasilnya (panenya) salah
beberapa waktu masa tanam. Artinya aktivitas pertanian mempunyai tenggang waktu
(time lag) dari mulai pengambilan keputusan sampai dengan produksi dipenden.
Dinamika penawaran yang demikian
fluktuatif sangat rentan mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga
meningkatkan konsumsi. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis stabilitas
kesimbangan sistem penawaran dan permintaan beras di indonesia dengan
menggunakan model keseimbangan Cobweb dari penawaran dan permintaan dinamis,
mengetahui damapk kebijakan harga gabah dan pupuk dalam jangka pendek danjangka
panjang, serta tingkat kestabilitas pasar beras nasional.
LANDASAN TEORI
Penawaran (supply) diartikan sebagai
hubungan statis yang menunjukkan berpa banyak suatu komoditas yang ditawarkan
pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga ketika faktor llain
tidak berubah. Kurva penawaran menunjukkan hubungan posistif antara jumlah
komoditas yangakan dijual dengan tingkat harga tersebut.
Permintaan adalah kuantitas suatu
komoditas yang mampu dan ingin dibeli oleh konsumen pada suatu tempat dan waktu
tertentu pada berbagai tingkat haraga ketika faktor lain tidak berubah.
Permintaan pasar adalah agregat dari permintaan individu konsumen. Permintaan
dapat dekpresikan dalam bentuk kurva yang menunjukkan hubungan negatif antara
jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
MODEL JURNAL
Dengan mengacu pada asumsi keseimbangan
Cobweb, model fungsi beras tahun t dedifinisikan sebagi fungsi permintaan beras
t-1.
Rumus permintaan
Qdt = a1 Qdt-1
+ a2 Pt-1 + a3 I1 + a4 Pop1
+ c
Qdt = a1 Qdt-1 + a2
Pt-1 + a3 Z1 + a4 Z2 + c
Rumus penawaran
Qst = a1 Qst-1
+ b2 Pt-1 + b3 Pft-1 + k
Qst = a1 Qst-1
+ b2 Pt-1 + b3 Z3 + k
Dimana:
Qdt = jumlah beras
yang diminta tahun t
Qdt-1 = jumlah beras yang diminta t-1
Qs1 =
jumlah beras yang ditawarkan pada tahun t
Qst-1 = jumlah beras yabg ditawarkan t-1
Pt = harga gabah pada tahun t
Pt-1 = harga gabah pada athun t-1
Pf t = harga pupuk urea pada tahun t
It = Z1 = pendapatan penduduk perkapita pada tahun
t
Popt = Z2 = jumlah penduduk pada tahun t
Pft-1 = Z3 = harga pupuk urea tahum t-1
a, b = parameter estinasi
c, k = kostanta regresi tahap pertama
HASIL PENELITIAN
Hasil estimasi parameter
analisis tahap pertama menggunakan
metode OLS diperoleh fungsi penawaran dan permintaan (dalam bentuk logritme
natural) sebagai berikut :
Qdt = 0,56 Qdt-1
+ 0,04 Pt-1 + 0,01 I1 + 0,93 Pop1
- 9,83
Qdt = 0,56 Qdt-1 +
0,04 Pt-1 + 0,01 Z1 + 0,93 Z2 - 9,83
Qst = 0,09 Qst-1
+ 1,33 Pt-1 + 1,21 Pft-1 + 12,05
Qst = 0,09 Qst-1
+ 1,33 Pt-1 + 1,21 Z3 + 12,05
Selanjutnya dengan menerapkan prinsip
keseimbangan pasar persamaan dalam bentuk matrik dapat diubah menjadi :
1 0 Qt
=
0,09 1,33 Qt-1 + 12,05 -1,21
0 0
Z
1 0,04 Pt = 0,56 0 Pt-1 + -9,83 0 0,01 0 Z
RANGKUMAN
Dalam jangka pendek dan jangka panjang
kenaikan harga beras akan menungkatkan penawaran beras. Pengaruh kenaikan harga
pupuk urea dalam jangka pendek
akanmenurunkan penawaran beras, sementara dalam jangka panjang meningkatkan
penawaran beras serta menurunkan harga beras.
Pengaruh peningkatan pendapatan
perkapita dalam jangka pendek akan meningkatkan permintaan beras, dan dalam
jangka penjang tidak meningkatkan perubahan permintaan beras, dan harga beras
sementara itu peningkatan jumlah penduduk dalam jangka pendek dan jangka
panjang akan menyebabkan peningkatan permintaan dan harga beras dengan pengaruh
yang lebih besar dari pada pengaruh peningkatan perkapita terhadap permintaan
dan harga beras.
Stabilitas keseimbangan sistem penawaran
dan permintaan beras dalam jangka pendek keluar dari keseimbangan, namun dalam
jangka panjang sistem menuju pada harga keseimbangan dan sistem kembali stabil,
implikasi dari kajian ini adalah bahwa kebijakan harga input (pupuk urea) dan
harga output (gabah) tidak menimbulkan gangguan stabilitas pasar, penawaran dan
permintaan beras relatif stabil, artinya cukup aman untukdilaksanakan, kajian
dengan menggunakan model kesimbangan, dinamis Cobweb untuk sistem penawaran dan
permintaan beras di ndonesia telah mampu mengevaluasi pengaruh jangka pendek
dan jangka panjang dari kebijakan harga input dan output pertanian. Artinya,
metode ini dapat diimplemensikan untuk kajian sejenis pada komoditas pertanian
maupun komoditas di luar pertanian.
No comments:
Post a Comment