Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Mengidentifikasi Perilaku Anak Didik

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggu jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah belajar, semangat belajar dan terwujudnya tujuan pada lembaga pendidikan tersebut, peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu setiap pendidik harus selalu berupaya dan berusaha agar para peserta didiknya mempunyai disiplin yang baik

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Kedisplinan adalah suatu hal yang sangat mutlak dalam kehidupan manusia, dikarenakan seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendin kehidupannya , yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya bahkan alam sekitarnya. Disiplin tidak sama dengan hukum karena hukum adalah sesuatu yang menyakitkan atau menhina yang dilakan orang yang kuran berkuasa dengan harapan akan menghasilkan peubahan perilaku.
Disiplin didefinisikan sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban, nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu terjadi melaui proses pembinaan melalui keluarga pendidikan dan pengalaman.
Sikap atau perilaku yang demikian ini tercipta melalui proses pembinaan melalui keluarga, lingkungan, pendidikan, pengalaman atau pengenalan keteladanan dari lingkungannya. Disiplin juga akan membuat dirinya tau membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakakan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian disiplin?
2.      Bagaimana proses pembinaan displin perilaku anak didik di Al-Amien 1?
3.      Mengapa pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-Amien 1?



C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian disiplin.
2.      Untuk memahami macam-macam pembinaan disiplin perilaku anak didik di MA Al-Amien 1.
3.      Untuk memahami  pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik di MA Al-Amien 1.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Disiplin
            Menurut Agus Sutaji, guru yang mengajar mata pelajran kimia memaparkan bahwa, disiplin merupakan suatu bentuk yang mendasari sikap atau prilaku seseorang dalam mentaati suatu norma di suatu  tertentu. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap santri yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Contohnya: dalam kaitannya dengan kegiatan, disiplin shalat yaitu sikap dan tingkah laku santri terhadap peraturan disebuah organisasi.
            Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaatati semua peraturan lembaga dan norma dalam pendidikan yang berlaku.[1] Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tanpa paksaan. Kedisplinan adalah fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia dan yang terpenting kerena semakin baik disiplin anak didik maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang didapat dalam lembaga tersebut.
            Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggu jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah belajar, semangat belajar dan terwujudnya tujuan pada lembaga pendidikan tersebut, peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu setiap pendidik harus selalu berupaya dan berusaha agar para peserta didiknya mempunyai disiplin yang baik.[2]
            Jadi seseorang yang bersedia mematuhi peraturan-peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Kedisplinan diartikan jika anak didik selalu datang dan pulanh pada waktunya, mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan lembaga pendidikan dan norma yang telah berlaku.
B.     Proses Pembinaan Disiplin Perilaku Anak Didik di Al-Amien 1.
           Dalam proses pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-Amien 1 terdapat tiga pembinaan disiplin, yaitu: pembinaan disiplin perilaku anak didik dilingkungan sekolah, pembinaan disiplin perilaku anak didik di dalam kelas, dan pembinaan disiplin perilaku anak didik di luar lingkungan sekolah.
a.       Pembinaan disiplin perilaku anak didik dilingkungan sekolah
      Pembinaan kedisplinan dilingkungan Sekolah yaitu Kegiatan sekolah dimulai pada jam 06.45 yaitu pembacaan do’a yasin bersama di depan gedung Takrimat dari tingkat MTS dan MA, dan pagar sudah  harus  ditutup. Selesai  itu siswi wajibkan masuk pada masing” kelas mereka. Jadi bagi siswi non mukim harus berangkat lebih awal sekitar jam 06.30 sampai di sekolah diharuskan bersih” sesuai jadwal piket kelasnya, karena setelah pembacaan yasin langsung di mulainya KBM (kegiatan belajar mengajar) dan kelas sudah harus bersih. Sebelum masuk kelas siswi non mukim wajib mengabsen daftar hadir di pos satpam dekat gerbang sekolah menggunakan ID Card. Hukuman bagi yang terlambat:
a.       Berdiri diluar pagar pembatas sekolah dan menunggu pembacaan yasin selesai.
b.      Didenda, jika 1 hari terlambat 1000 kedua harinya 2000 ketiga harinya terlambat lagi 3000 dan seterusnya dan nama mereka dicatat dalam buku pelanggaran.
            Pembinaan kedisplinan dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dengan membuat dan menetapkan struktur keorganisasian yang disebut dengan organisasi santri putri al-amien (OSPA). Ospa ini dijalankan dan diatur oleh santri kelas 2 MA, untuk dapat mengelola, mengatur, santri-santri lainnya dan juga pribadinya dan lingkungannya, yang bertujuan untuk mendisplinkan anak didik agar menjadi pribadi yang bisa bertanggung jawab, amanah, karismatik, dapat memenuhi tugasnya, berakhlak karimah, memanajemen baik, bersosial baik, beribadah baik, dan berpolitik, yaitu:
1.      Ketua
2.      Mahkamah
3.      Bagian keputrian.
4.      Bagian lingkungan
5.      Bagian penerbitan.
6.      Bagian peribadatan (BAPERDAT)
7.      Bagian keamanan (BAKAM)
8.      Bagian pengajaran (BAPENJAR)
9.      Bagian rayon
10.  Bagian penerima tamu ( BAPENTA)
11.  Bagian kesehatan
12.  Bagian bahasa
13.  Bagian koordinasi santri non mukim (Bakorsanom)

Tujuan kedisplinan dari masing-masing bagian keorganisasian tersebut, yaitu:
1.      Ketua
2.      Wakil
3.      Sekretariat: bagian penulisan, pelaporan, dan pencatatan dalam pelanggaran-pelanggaran dan sanksi-sanksi yang dibukukan dalam tulisan.
4.      Bagian keputrian: siswi harus memakai perlengkapan keputrian seperti celana panjang, memakai ciput, memakai kaos dalam. Hukumannya: menulis istighfar sebanyak”nya, jika sudah keterlaluan mengahadap ustdzah bagian BK. Tujuannya Bagian pengajaran: 
hukumannya: 1)diwajibkan membeli surat izin di bagian pengajaran bagi siswi yang tidak memakai kaos kaki, sepatu, dan seragam sesuai harinya. 2) barang ( novel, makanan dan minuman) yang di bawa dalam kelas terpaksa dirampas sementara oleh pengurus bagian pengajaran dan boleh ditebus dengan uang setelah jam istirahat atau jam pulang sekolah, santri agar dapat berpakaian rapi, bersih, dan indah.
5.      Bagian lingkungan: bagian yang berkewajiban mengatur lingkungan sekolah, santri harus membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak lingkungan yang ada dan piket sesuai jadwal yang di tentukan. Hukumannya: melakukan kegiatan masyarakat seperti membersihkan kamar mandi dan mengumpulkan barang bekas sebanyak”nya.
6.      Bagian penerbitan: Bagian untuk menerbitkan pamphlet, majalah, penulisan sastra ilmiah, keperpustakaan, dan penyusunan Koran. Siswi diajarkan untuk berkreasi, dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, agar inspirasi dan ide-ide santri terasah. Agar gagasan-gagasan dan curahan perasaan mereka tercurahkan dalam bentuk sastra, misalkan: puisi, carpen, dan karya ilmiah lainnya.
7.      Bagian peribadatan: Bagian yang meninjau apakah siswi tidak shalat, pemeriksaan bagi santri yang menstruasi, Kewajiban untuk shalat berjamah tepat waktu. Santri agar disiplin shalat tepat waktu.
8.      Bagian keamanan: Bagian untuk mengawasi kedisplinan, keamanan dan, ketertiban sekolah. Siswi tidak boleh makan atau minum sambil berdiri, jadi diwajibkan untuk duduk terlebih dahulu. Dilarang berlarian, teriak” saat memanggil seseorang, dan juga naik diatas bangku. Agar santri dapat menjaga sopan santun, dan akhlaknya.
9.      Bagian pengajaran (BAPENJAR): siswi harus memakai kaos kaki, seragam yang sesuai harinya, tidak dibolehkan membawa novel atau membaca novel saat pelajaran berlangsung, dan di larang membawa makanan serta minuman dalam kelas.
10.  Bagian rayon:
11.  Bagian penerima tamu (BAPENTA): untuk menerima tamu yang menjenguk dan mengunjungi santri, penitipan barang, dll.
12.  Bagian Kesehatan
13.  Bagian bahasa (BAPENSA)
14.  Bagian koordinasi santri non mukim (BAKORSANOM)
15.  Mahkamah.

            Tujuan-tujuan diatas untuk : membentuk siswi yang memiliki adab dan sopan santun, akhlaqul karimah, dan membentuk kedisiplinan dalam hidup mereka agar supaya hidupnya teratur dan tidak menyimpang dari norma yang berlaku.
            Kemudian, jam istirahat pertama yaitu pada pukul 09.40 dan berakhir pada jam 10.00. Sedangkan, jam istirahat ke-2 yaitu pada pukul 12.00-13.00, pada waktu ini wajib bagi siswi mukim dan non mukim shalat berjama’ah bersama jika tidak maka harus menghadap guru bagian bk. (bagian keamanan) yaitu guru yang bernama rusdi latif.
            Setelah jam istirahat kedua  di lanjut KBM (kegiatan belajar mengajar) siang dimulai dari jam 13.40 dan istirahat ke-3 sampai jam 14.00 kemudian di lanjut oleh sekolah MD (madrasah diniyah) seperti pelajaran ta’lim mut’lim, fathul qarib, babul hadist, imriti, dan sharraf.  KBM berakhir pada jam 15.00. Bagi siswi non mukim wajib mengabsen sebelum pulang sekolah di pos satpam setempat, tujuannya agar mereka menyatakan diri sudah pulang sekolah.
2. Pembinaan Disiplin perilaku anak didik di dalam kelas.
a. Pemberian salam: Memberi salam penghormatan kepada guru ketika guru masuk kelas, contoh: mengucapkan salam diharap berdiri dan setelahnya diharap duduk dengan menggunakan bahasa arab dan bhs english sesuai dengan hari-hari pengucapan bahasa yang sudah ditentukan, pemakaian bahasa english  dilakukan pada hari senin-rabu dan bhs arab sisanya. Tujuan pembinaan disiplin salam tersebut diterapkan, yang pertama adalah agar siswa dapat menghargai dan menghormati sebagai guru mereka, dan yang kedua, agar siswa dapat menghargai dan menghormati sebagai orang yang lebih tua dari mereka. Dengan pembinaan displin yang paling sederhana ini, siswa dapat menghasilkan sesuatu perbuatan mengantarkan sesuatu perilaku yang besar dan baik bagi dirinya dan orang lain, juga siswa agar mampu terbiasa menghormati orang yang lebih tua dari mereka.
b. Sistem pembelajaran PAKEM: Bapak Agus Sutaji guru yang mengajar mata pelajaran  kimia, untuk mendisiplinkan anak didiknya dengan mengaktifkan suasana pembelajaran dikelas yang santai dan dapat menggairahkan semangat belajar siswa, dan menyenangkan dengan cara menjelaskan terlebih dahulu materinya dan materi tersebut ditulis di papan tulis, saat itu dimana siswa tidak boleh melakukan hal apapun jadi harus benar-benar fokus dan mengerti terhadap apa yang dijelaskan, setelah penjelasan murid diperboleh mencatat selama yang ditentukan oleh bpk Agus sekitar maksimal 10 menit dan minimal 3 menit, kemudian bpk agus memberikan post test individu, murid tidak boleh saling mencontek satu sama lain, kemudian tugas wajib  dikumpulkan dan diberi tandatangan (karena setiap tanda tangan bernilai plus) yang sangat membantu sisiwa dikala nilai ulangan kurang memuaskan.
c. Pembinaan disiplin perilaku anak didik diluar lingkungan sekolah.
        Pembinaan ini dilakukan oleh santri non mukim yang berada diluar lingkungan sekolah, peraturan yang telah diterapkan dilingkungan sekolah untuk lingkunga luar sekolah, contohnya : santri tidak boleh memakai pakaian yang ketat dan bahkan membuka auratnya, tidak boleh memkai celana pensil, jeans, dianjurkan untuk tidak berpacaran, dianjurkan untuk tidak membuka krudungnya (wajib berkrudung), tidak boleh membawa kendaraan (motor, sepeda) ke sekolah, dan tidak boleh berboncengan lawan jenis yang bukan muhrimnya.
        Jika santri melanggar, akan dikenai hukuman dan sanksi dilingkungan sekolah tersebut, dan dikonsultasikan kepada bagian keamanan, dan jika bk sudah tidak sanggup dikarenakan terlalu nakalnya santri tersebut maka akan diadili kepada mahkamah. Dan jika mahkamah sudah tidak sanggup lagi, maka akan diurus kepada pengasuh pondok tersebut, dan akan diberi sanksi yang berat yaitu di DO. Tujuan ini agar siswa dapat memiliki perilaku dan tingkah laku yang baik, tidak dapat menjelekkan atau mencemarkan nama sekolah, dan membangun imej yang baik, sopan, dan berakhlak pada pribadi santri.
         Pembinaan disiplin perilaku anak didik diatas merupakan Indikasi perilaku kedisplinan menurut pendapat Rahman yaitu suatu syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk dapat diketagorikan mempunyai perilaku disiplin.[3] Indikasi tersebut antara lain, yaitu:
a.       Ketaatan terhadapa aturan
  Peraturan merupakan suatu pola untuk tingkaah laku, pola tersebut dapat ditetapkan oleh orang tua, guru, pengurus atau teman bermain. Tujuannya adalah untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu. Dalam hal peraturan sekolah misalnya: peraturan mengatakan pada anak apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu berada disekolah seperti memakai seragam sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Peraturan tersebut juga berlaku dilingkungan pesantren, seperti memakai busana sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pesantren.
b.      Kepedulian terhadap lingkungan
  Pembinaan dan pembentukan disiplin ditentukan oleh keadaan lingkungannya. Keadaan suatu lingkungan dalam dalam hal ini adalah ada atau tidaknya sarana-sarana yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar ditempat tersebut, dan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan dimana mereka berada, yang termasuk sarana tersebut seperti gedung sekolah dengan segala perlengkapannya, pendidik atau pengajar serta sarana-sarana pendidikan lainnya, dalam hal ini seperti juga lingkungan yang berada dipesantren seperti kamar tidur, mushola dan juga kamar mandi.
c.       Partisipasi dalam proses belajar mengajar
Partisipasi disiplin juga bisa berupa perilaku yang ditunjukkan seseorang yang keterlibatannya pada proses belajar mengajar. Hal ini dapat berupa absen dan datang dalam setiap kegiatan tepat pada waktunya, bertanya dan menjawab pertanyaaan guru, mengerjakan tugas0tugas yang diberikan dengan tepat waktu, serta tidak membuat suasana gaduh dalam setiap kegiatan belajar.
d.      Kepatuhan menjauhi larangan
Pada sebuah peraturan juga terdapat larangan-larangan yang harus dipatuhi. Dalam hal ini larangan yang ditetapkan bertujuan untuk membantu mengekang perilaku anak didik yang tidak diinginkan. Seperti larangan untuk tidak membawa benda-benda elektronik seperti membawa handpone, radio dan kamera dan juga larangan untuk tidak terlibat dalam suatu perkelahian antar santri yang merupakan suatu bentuk perilaku yang tidak terima denan baik dilingkungan pesantren.[4]

C.    Pentingnya Pembinaan Disiplin Perilaku Anak Didik
      Untuk membentuk prilaku yang sesuai dan berperan penting dalam masyarakat. Agar anak menjadi pribadi yang memiliki adap dan sopan santun. Pembinaan sangat penting, mengapa? Karna jika anak tidak dibina dalam rangka membentuk kedisiplinan maka ia akan menjadi seorang pribadi yang kurang memiliki moral yang baik dan cenderung menyimpang dalam peraturan, hidupnya kurang teratur, dan selalu di kelilingi oleh kekhawatiran dalam diri mereka. Contoh: setiap A diberi tugas oleh gurunya, iapun langsung mengerjakan tugas tersebut dengan giat dan sungguh-sungguh.
Pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik ini menurut Agus Sutaji, guru yang mengajar mata pelajaran kimia, yaitu:
a.       Dapat membantu santri menjadi pribadi yang baik dan dapat mengembangkannya dari sifat ketergantunga menuju tidak ketergantungan, sehingga dirinya mampu berdiri sendiri diatas tanggung jawab sendiri.
b.      Dapat membantu santri untuk mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan situasi bagi kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menataati segala peraturan yang telah ditetapkan.
c.       Agar santri dapat memanage waktu pribadinya dan waktu sosialnya, sehingga dapat melakukan aktivitas hidupnya dengan tepat waktu, dan waktu tersebut agar berguna dan bermafaat bagi dirinya dan orang lain.
d.      Agar santri dapat menghargai dan menghormati teman-temannya, guru, dll dengan berlaku sabar dengan peraturan-peraturan sekolah yang telah ditetapkan tersebut.
      Menurut Hurlock tujuan pentingnya disiplin adalah untuk membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya dan tempat individual itu diidentifikasikan, karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan didalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajari anak bagaimana berprilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial dalam sekolah, tempat mereka diidentifikasikan.[5]
Cara menanamkan disiplin perilaku anak didik di Al-amien 1 tersebut yaitu:
1.      Dengan membuat aturan yang bagus, jelas dan berlakukan dengan tegas, lebih baik lagi apabila aturan-aturan tersebut ditulis dan ditempelkan, beri peringatan atau petunjuk apabila santri berbuat salah, cara ini adalah cara terbaik untuk mengajari mereka cara mengendalikan diri.
2.      Cegah  masalah sebelum terjadi yaitu dengan membentuk perilaku positif dengan mendukung perilaku yang baik yaitu memberikan dengan melalui pujian dan perhatian dan mengabaikan perilaku yang sengaja.
3.      Dengan diadakannya pelatihan-pelatihan agar santri terbiasa. Contohnya OSPA tersebut.
4.      Biasakan diri santri dengan sejumlah tekhnik pendisplinan yang paling sering dianjurkan.
      Terdapat tiga cara untuk menanamkan kedisplinan menurut Hurlock, yaitu:
1.      Cara mendisiplinkan otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan, mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standard dan sedikit atau sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian, atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan.
2.      Cara mendisiplinkan yang permisif
Yaitu dengan memberikan sedikit disiplin dikarenakan protes terhadap disiplin yang kaku dan keras pada masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam hai ini anak sering tidak diberi batasan-batasan atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diberikan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka.
3.      Cara mendisiplinkan demokratis
Yaitu dengan menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak didik mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan, cara ini lebih menekankan aspek edukatif dari displin dari pada aspek anak didik.[6]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Disiplin merupakan suatu bentuk yang mendasari sikap atau prilaku seseorang dalam mentaati suatu norma di suatu  tertentu. Disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap santri yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Contohnya: dalam kaitannya dengan kegiatan, disiplin shalat yaitu sikap dan tingkah laku santri terhadap peraturan disebuah organisasi.
Dalam proses pembinaan disiplin perilaku anak didik di Al-Amien 1 terdapat tiga pembinaan disiplin, yaitu: pembinaan disiplin perilaku anak didik dilingkungan sekolah, pembinaan disiplin perilaku anak didik di dalam kelas, dan pembinaan disiplin perilaku anak didik di luar lingkungan sekolah.
      Pentingnya pembinaan disiplin perilaku anak didik ini menurut Agus Sutaji, guru yang mengajar mata pelajaran kimia, yaitu: dapat membantu santri menjadi pribadi yang baik dan dapat mengembangkannya dari sifat ketergantunga menuju tidak ketergantungan, sehingga dirinya mampu berdiri sendiri diatas tanggung jawab sendiri, dapat membantu santri untuk mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem disiplin dan berusaha menciptakan situasi bagi kegiatan belajar mengajar, dimana mereka menataati segala peraturan yang telah ditetapkan.

B.     Saran
      Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggu jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah belajar, semangat belajar dan terwujudnya tujuan pada lembaga pendidikan tersebut, peserta didik dan masyarakat. Oleh karena diharapkan kepada setiap pendidik harus selalu berupaya dan berusaha agar para peserta didiknya mempunyai disiplin yang baik. Dan diharapkan pula kepada anak didik untuk menjadi pribadi yang disiplin agar berguna dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
  

DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Nashar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya: Pena Salsabila, 2013.
Rachman, Arif. Pendidikan dan Agama Akhlak bagi Anak dan Remaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Stix, Andi, Guru Srebagai Pelati Kelas. Surabaya: Erlangga, 2007.


[1] Nashar, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 23.
[2] Ibid., hlm. 111.
[3] Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 140.
[4] Ibid., hlm 141-142.
[5] Andi Stix, Guru Srebagai Pelati Kelas, (Surabaya: Erlangga, 2007), hlm. 119.
[6] Arif Rachman, Pendidikan dan Agama Akhlak bagi Anak dan Remaja. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), hlm. 158.