Pendidikan
Pesantren di Era Modern, hampir terdapat kesepakatan di kalangan para ahli
bahwa pendidikan merupakan faktor penentu yang paling dominan bagi kemajuan dan
kemunduran suatu bangsa. Berbagai persoalan rumit yang dihadapi suatu bangsa
pasti dapat dilacak akar-akarnya pada problem yang terjadi dalam dunia
pendidikannya. Memang ia bukan satu-satunya faktor. Tetapi, setiap persoalan
kompleks, seperti krisis multidimensi yang kini tengah dihadapi oleh bangsa
Indonesia, dapat dipastikan sebabnya adalah kompleks juga.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
Pesantren di Era Modern, hampir terdapat kesepakatan di kalangan para ahli
bahwa pendidikan merupakan faktor penentu yang paling dominan bagi kemajuan dan
kemunduran suatu bangsa. Berbagai persoalan rumit yang dihadapi suatu bangsa
pasti dapat dilacak akar-akarnya pada problem yang terjadi dalam dunia
pendidikannya. Memang ia bukan satu-satunya faktor. Tetapi, setiap persoalan
kompleks, seperti krisis multidimensi yang kini tengah dihadapi oleh bangsa
Indonesia, dapat dipastikan sebabnya adalah kompleks juga. Ia bagaikan
lingkaran setan yang tidak berujung pangkal. Tetapi, jika kita benar-benar
hendak keluar dari musibah semacam ini, kita harus berani memutus satu titik
dari mata rantai lingkaran setan tersebut, dan itu adalah bidang pendidikan.
Membincangkan
pendidikan dalam konteks Indonesia tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai
pendidikan pesantren sebuah sistem pendidikan yang memiliki akar historis dalam
tradisi dan budaya bangsa ini. Sehingga, pesantren disebut sebagai sistem
pendidikan yang indigenous. Dalam perjalanannya yang panjang, lembaga
pendidikan pesantren telah berkiprah secara signifikan pada zaman-zaman yang
dilaluinya; baik sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan ajaran Islam,
sebagai kubu pertahanan Islam, sebagai lembaga perjuangan dan dakwah, maupun
sebagai lembaga pemberdayaan dan pengabdian masyarakat. Kiprah positif semacam
ini harus tetap dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.
1.
Apa
pengertian dari Manajemen Humas ?
2.
Apa
pengertian Pesantren Modern ?
3. Seperti apa Manajemen Humas di Pesantren Modern ?
4.
Bagaimana
Peranan Pesantren Modern terhadap Masyarakat ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Manajemen Humas.
2.
Untuk
mengetahui pengertian Pesantren Modern.
3.
Untuk
mengetahui Manajemen Humas di Pesantren Modern.
4.
Untuk
mengetahui Peranan Pesantren Modern terhadap Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Humas
Hubungan
masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian
publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap
suatu individu/ organisasi. Menurut IPRA (International Public Relations
Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan
berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk
memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau
mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka. Humas
adalah sebuah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh kemauan baik dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang
lebih luas. Dalam pekerjaannya, seorang humas membuat analisis ke dalam dan
perbaikan diri, serta membuat pernyataan-pernyataan keluar.
Hubungan
masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara
sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni
sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan
konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan
melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik
institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.[1]
Public
Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah
dicapainya.Hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR) adalah sebuah
seni berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling pengertian, menghindari
kesalahpahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif
lembaga.Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan
informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan
masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah
situasi.
Humas adalah
segala bentuk kontak dan hubungan yang diadakan oleh suatu organisasi dengan
semua bentuk “publik” baik internal maupun eksternal, hubungan ini adalah
meliputi semua bentuk komunikasi. Harus diingatpula, bahwa untuk terbentuknya
suatu komunikasi harus terdapat unsur menerima dan memberi” atau dialog –
dialog dengan pihak – pihak yang berhubungan, dan unsur – unsur yang ada di
dalamnya (humas) adalah: fungsi manajemen, fungsi komunikasi, fungsi penelitian
dan penilaian, suatu fungsi yang dirancang untuk meningkatkan salingpengertian,
keserasian, dan masukan yang demokratis ke dalam suatu proses pengambilan
keputusan.Humas bukanlah alat bisnis atau politik, tetapi alat manajemen. Humas
juga bukan suatu bentuk reklameatau jurnalisme, meskipun baik advertensi atau
reklame dan teknikjurnalistik adalah alat yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkankomunikasi dalam humas.[2]
B.
Pengertian
Pesantren Modern dan ciri khas Modern
Istilah pondok
pesantren modern pertama kali di perkenalkan oleh Pondok Modern Gontor. Istilah
Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilai komodernan yang
positif seperti disiplin, rapi, tepat waktu, kerja keras. Termasuk nilai modern
yang bersifat fisikal yang tergambar dalam cara berpakaian santri Gontor dengan
simbol dasi, jas, dan rambut pendek ala militer. Definisi Pesantren Modern
Definisi dan arti dari Pondok Pesantren Ponpes Pontren Modern (kholaf,
ashriyah), yang merupakan kebalikan dari Pondok Pesantren Salaf (salafiyah,
tradisional) Oleh Litbang Ponpes Al-Khoirot Malang. Pondok pesantren Modern
memiliki konotasi yang bermacam-macam. Tidak ada definisi dan kriteria pasti
tentang ponpes seperti apa yang memenuhi atau patut disebut dengan pesantren
'modern'.[3]
Ciri Khas
Pesantren Modern ada beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren
modern adalah sebagai berikut :
1.
Penekanan
pada bahasa Arab percakapan.
2.
Memakai
buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer (bukan klasik/kitab kuning).
3.
Memiliki
sekolah formal dibawah kurikulum Diknas dan/atau Kemenag dari SD/MI MTS/SMP
MA/SMA maupun sekolah tinggi.
4.
Tidak
lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan, wetonan, dan
bandongan.
Kriteria-kriteria
di atas belum tentu terpenuhi semua pada sebuah pesantren yang mengklaim
modern. Pondok Modern Gontor, inventor dari istilah pondok modern, umpamanya,
yang ciri modern-nya terletak pada penggunaan bahasa Arab kontemporer
(percakapan) secara aktif dan cara berpakaian yang meniru Barat. Tapi, tidak
memiliki sekolah formal yang kurikulumnya diakui pemerintah. Pesantren modern,
dengan demikian, adalah kebalikan dari Pesantren Salaf.
Pelopor dari
pesantren modern adalah Pondok Modern Gontor. Pondok inilah yang secara
sistematis dan bertahap memperkenalkan suatu sistem baru bagi dunia pesantren
sehingga dengan reformasi sistem ini maka pesantren tidak hanya disukai oleh
kalangan masyarakat pedesaan tapi juga mulai menarik masyarakat urban atau
perkotaan untuk menyekolahkan dan mengirimkan anaknya untuk dididik di
pesantren. Sistem yang diberlakukan pesantren modern membuat masyarakat yang
selama ini agak sinis menjadi bangga dengan pesantren. Karena komodernan yang
di tonjolkan tidak hanya sekedar jargon dan simbol-simbol belaka, tapi juga
mencakup implementasi dari nilai-nilai modern yang hakiki dan islami.
Namunsistempondok
modern bukantanpakritik. Salah satukritik yang di
dengungkanadalahlemahnyasantri modern padapenguasaankitabkuningklasik (kutub
at-turats). Dan terlaluterfokuspadapenguasaanbahasa Arab modern dan
"ringan". Berangkatdarikritikanini, makabanyakpesantren yang
tidaklangsungmenirubulat-bulatsisteminitetapimengombinasikannyadengansistemsalafdansistempendidikan
lain yang sebelumnyahanya di luarpesantrensepertipendidikan formal, dan
lain-lain.PesantrenKombinasiSalaf Modern, tidaksemuapesantrenmeniru 100% sistem modern
yang dipakaiGontor. Banyakdaripesantren yang
masihmempertahankansistempesantrensalaf.
Sebagianmengambiljalantengahdenganmengombinasikanduasistem yang
berbedayaitusistemsalafdan modern sekaligus. [4]
C.
Manajemen
Humas di Pesantren Modern
Hubungan Sosial
di Lingkungan Pondok Pesantren, Pondok pesantren sebagai suatu wadah pendidikan
agama di Indonesia merupakan suatu komunitas dan masyarakat yang penuh dinamika. Kehidupan di lingkungan
pondok pesantren layaknya kehidupan dalam suatu keluarga besar, yang seluruh
anggotanya atau individu-individu yang ada di dalamnya harus berperanserta
untuk menciptakan keharmonisan dan ketentraman di lingkungan pondok pesantren.
Santri putri yang belajar di berbagai Pondok Pesantren berasal dari berbagai
daerah, tingkat sosial ekonomi, budaya
serta terdiri dari berbagai usia. Dengan demikian masing-masing individu diharapkan dapat
menyesuaikan diri dengan kehidupan dan aktivitas pondok pesantren tempat mereka
menimba ilmu agama.
Dinamika masyarakat
pesantren ini tidak lepas dari pola hubungan sosial yang terjadi antara
anggota-anggota masyarakat pesantren, mulai dari Kyai, Nyai, ustadz, ustasdzah,
santri putra/putri serta masyarakat sekitar lingkungan Pondok Pesantren.
Hubungan sosial merupakan bentuk interaksi soial yang bersifat dinamis, yang
menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara kelompok-kelompok manusia, antara individu
dengan kelompok manusia. Interasi sosial dapat terjalin bila ada kontak sosial
dan komunikasi. Kontak sosial dapat berarti kontak secara fisik maupun non fisik, yang dapat memberikan
makna dari hubungan tersebut, seperti makna dari jabatan tangan, senyuman,
pandangan, pelukan, perhatian dan sebagainya. Komunikasi merupakan bentuk
penafsiran dan reaksi seseorang atas perilaku, sikap, pembicaraan, gerak tubuh
dan lain sebagainya untuk menyampaikan suatu maksud.
Secara umum
pondok-pondok pesantren memisahkan pondok (asrama) santri putra dan santri
putri. Demikian juga untuk kegiatan belajar di madrasah, antara santri putra
dan santri putri dipisah. Walaupun demikian beberapa kegiatan di pondok
pesantren dilakukan oleh santri putra dan santri putri secara bersama-sama yang
memungkinkan mereka untuk berhubungan dan berkomunikasi, seperti kegiatan
sholat berjama’ah, pengajian-pengajian umum atau kegiatan bersama untuk
memperingati hari-hari besar Islam dan lain sebagainya.
Tugas pokok
hubungan pesantren modern dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain:
1.
Memberikan
informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak
lain yang membutuhkannya.
2.
Membantu
pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi
kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu
pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan
disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4.
Melaporkan
tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah
pendidikan di pondok pesantren modern tersebut.
5.
Dan
membantu bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
6.
Menyusun
rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan
pendidikan pesantren modern.
Tujuan Hubungan
pesantren modern dan Masyarakat (orang tua santri). Mengenai tujuan hubungan
pesantren dan masyarakat (orang tua santri), leslie merumuskan tujuan
organisasi perkumpulan antara ustadz dan masyarakat (orang tua santri), adalah
sebagai berikut:
a)
Untuk
mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua santri) tentang tujuan dan kegiatan
pendidikan di pesantren.
b)
Untuk
memperlihatkan bahwa pesantren bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan santri di pesantren.
c)
Untuk
memberi fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan ustadz yang
kemudian mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan santri.
d)
Perolehan
opini masyarakat tentang pesantren dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan
orang tua dalam rangka untuk kebutuhan santri.
e)
Untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi santri dengan berakhlak mulia.[5]
D. Peranan Pesantren Modern dalam Masyarakat
Di
bidangsosial, salahsatuperananpesantren yang multi –
dimensi, yakniperanansosialkemasyarakatan. Hal
tersebuttelahdibuktikanolehpesantrenmelaluiberbagaimacam program
pengembanganmasyarakat yang dilakukanolehpesantren di berbagaidaerahdenganberanekaragampersoalan
yang dihadapi.
Di
bidangekonomi, yangperluberubahdalampesantrenadalahperandanfungsinyakearah
yang lebihmajudandinamis.
Sejakawalkrisisekonomidandiikutidengankrisispolitiksertakrisiskepercayaanmasyarakatpadapemerintah
yang cenderungmelencengdarinilai – nilai agama (Islam) dankulturaslibangsa
Indonesia,
kalaumaudisadarijustrusemakinmemperkuatperubahandanpengembanganpesantrenuntukikutmembangunbangsadannegaraini.
Lebih – lebih di era informasidankomunikasisebagaidampakperkembanganilmudantekhnologi
yang pastiakansemakinrumit. Melihatpersoalan yang sedangmenimpabumipersadaini,
makapesantren di
tantanguntuksegeramengubahdiriselangkahlebihmajusehinggalebihsanggupmenghadapitantangandantuntutanbarutersebut.Kalau semula pesantren lebih mengarah pada pembinaan moral
keagamaan atau ilmu – ilmu keagamaan, maka saatnya pesantren untuk lebih
memperluas fungsinya, yakni fungsi pembinaan dan pengembangan SDM guna
menunjang pembangunan sosial ekonomi di masa mendatang.
Di
bidangbangsadannegara, pesantrensebagaisalahsatu "warisan"
lembagapendidikan Islam tertuadanasli Indonesia (indigenous) memilikiperan yang
sangatpentingdalampembangunanbangsa. Sudahsejakawalberdirinya,
pesantrenselaluterlibatdalampersoalan – persoalankebangsaan. Melaluikepemimpinan
para ulama/kyai yang memilikikekuatan spiritual, iman yang teguh,
keikhlasanberjuang, danketangguhan moral, pesantren – pesantren yang tersebar
di pedesaan – pedesaantelahberperanbesardalammenjagakeutuhanbangsa Indonesia
dariupayapemecah – belahanpenjajah.
Perandanposisisepertiituakanterusberjalandandilakukanoleh para
ulamasebagaiperwujudan kecintaan
pada tanah air, kesadaaran akan perlunya kedamaian, kesetaraan nilai-nilai
kemanusiaan.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Hubungan
masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara
sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni
sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan
konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan
melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik
institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Istilah pondok
pesantren modern pertama kali di perkenalkan oleh Pondok Modern Gontor. Istilah
Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilai komodernan yang
positif seperti disiplin, rapi, tepat waktu, kerja keras. Termasuk nilai modern
yang bersifat fisikal yang tergambar dalam cara berpakaian santri Gontor dengan
simbol dasi, jas, dan rambut pendek ala militer. Definisi Pesantren Modern
Definisi dan arti dari Pondok Pesantren Ponpes Pontren Modern (kholaf,
ashriyah), yang merupakan kebalikan dari Pondok Pesantren Salaf (salafiyah,
tradisional) Oleh Litbang Ponpes Al-Khoirot Malang.
Hubungan Sosial
di Lingkungan Pondok Pesantren, Pondok pesantren sebagai suatu wadah pendidikan
agama di Indonesia merupakan suatu komunitas dan masyarakat yang penuh dinamika. Kehidupan di lingkungan
pondok pesantren layaknya kehidupan dalam suatu keluarga besar, yang seluruh
anggotanya atau individu-individu yang ada di dalamnya harus berperanserta
untuk menciptakan keharmonisan dan ketentraman di lingkungan pondok pesantren.
Santri putri yang belajar di berbagai Pondok Pesantren berasal dari berbagai
daerah, tingkat sosial ekonomi, budaya
serta terdiri dari berbagai usia. Dengan demikian masing-masing individu diharapkan dapat
menyesuaikan diri dengan kehidupan dan aktivitas pondok pesantren tempat mereka
menimba ilmu agama.
Tujuan Hubungan
pesantren modern dan Masyarakat (orang tua santri). Mengenai tujuan hubungan
pesantren dan masyarakat (orang tua santri), leslie merumuskan tujuan
organisasi perkumpulan antara ustadz dan masyarakat (orang tua santri), ialah
untuk mengembangkan pengertian masyarakat (orang tua santri) tentang tujuan dan
kegiatan pendidikan di pesantren. Untuk memperlihatkan bahwa pesantren bekerja
sama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan santri di pesantren. Untuk memberi
fasilitas pertukaran informasi antara orang tua dan ustadz yang kemudian
mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan santri. Perolehan opini
masyarakat tentang pesantren dijadikan perencanaan untuk pertemuan dengan orang
tua dalam rangka untuk kebutuhan santri. Dan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan pribadi santri dengan berakhlak mulia.
Peranan
Pesantren Modern dalam Masyarakat, dibidangsosial,
salahsatuperananpesantren yang multi –
dimensi, yakniperanansosialkemasyarakatan. Hal
tersebuttelahdibuktikanolehpesantrenmelaluiberbagaimacam program
pengembanganmasyarakat yang dilakukanolehpesantren di
berbagaidaerahdenganberanekaragampersoalan yang dihadapi.
Di
bidangekonomi, yangperluberubahdalampesantrenadalahperandanfungsinyakearah
yang lebihmajudandinamis.
Sejakawalkrisisekonomidandiikutidengankrisispolitiksertakrisiskepercayaanmasyarakatpadapemerintah
yang cenderungmelencengdarinilai – nilai agama (Islam) dankulturaslibangsa
Indonesia, kalaumaudisadarijustrusemakinmemperkuatperubahandanpengembanganpesantrenuntukikutmembangunbangsadannegaraini.
Di
bidangbangsadannegara, pesantrensebagaisalahsatu "warisan"
lembagapendidikan Islam tertuadanasli Indonesia (indigenous) memilikiperan yang
sangatpentingdalampembangunanbangsa. Sudahsejakawalberdirinya,
pesantrenselaluterlibatdalampersoalan – persoalankebangsaan.
B.
Saran
Setelah penyusunan makalah berjudul “Manajemen Humas Pesantren Modern” ada beberapa hal yang akan
disarankan, baik kepada pembaca maupun kepada penulis lanjutan, yaitu sebagai
berikut :
1. Kepada pembaca, agar pembaca dapat memahami makalah ini
sehingga lebih mudah dalam memahami Manajemen Humas Pesantren Modern.
2. Kepada penulis lanjutan, yaitu bahwa untuk suatu makalah
sebaiknya menggunakan banyak referensi
sebagai sumber agar tidak terpaku pada satu sumber saja.
DAFTAR PUSTAKA
Enoch, Jusuf. Dasar-DasarPerencanaanPendidikan, Jakarta:
BumiAksara, 1992
Pidarta,
Made. Landasan Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007
Yusuf Hasyim. Peran Potensi Pesantren dalam Pembangunan,
Jakarta : P3M, 1988
Hasyim. Affan. Menggagas Pesantren Masa Depan, Yogyakarta :
Qirtas, 2003
Nafi, Dian. Praktis Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta : PT.
Pelangi Aksara, 2007