Postingan kali ini adalah tentang "Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas " postingan ini disajikan dalam bentuk makalah. makalah ini sangat bermanfaat bagi praktisi pendidikan (guru) ataupun mahasiswa yang sedang menekuni bidang keguruan. berbicara tentan "Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas " hal ini berhubungan dengan seorang guru. Guru yang professional akan mampu memahami keadaan
fisik dan psikis anak; dengan hal ini guru dapat mengubah dan menyesuaikan
strategi atau pendekatan yang harus digunakan. Karena masing-masing siswa
memiliki karakteristik yang berbeda, bahkan guru yang berpengalaman (kompeten)
sekalipun sering kali menemukan berbagai masalah terkait dengan pengelolaan
kelas. untuk lebih jelasnnya silahkan tuntaskan membaca makalah dibawah ini. semoga bermanfaat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru yang professional akan mampu
memahami keadaan fisik dan psikis anak; dengan hal ini guru dapat mengubah dan
menyesuaikan strategi atau pendekatan yang harus digunakan. Karena
masing-masing siswa memiliki karakteristik yang berbeda, bahkan guru yang
berpengalaman (kompeten) sekalipun sering kali menemukan berbagai masalah
terkait dengan pengelolaan kelas.
Masalah tersebut akan sering ada
dan tidak dapat dihindari, hal ini berari seorang guru harus memecahkan
masalah, meningkatkan dan mempertahankan semangat peserta didik dalam belajarnya
dengan melakukan pendekatan untuk mengelola kelas.
Menurut Mulyasa (2007:91),
pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi ganguan dalam
pembelajaran.[1]
Jadi, suatu masalah yang timbul saat ini mungkin akan teratasi dengan cara
tertentu, atau sebagian kelompok. Akan tetapi cara tersebut belum tentu dapat
dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama, berbeda atau dilain hari. Oleh karena itu, guru harus memiliki
keterampilan dalam memandang kelas agar dapat menyesuaikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas ?
2. Apa
saja Jenis Pendekatan dalam Manajemen Kelas di SMP Negeri 1 Tlanakan Pamekasan ?
3. Apa
saja Hambatan dalam Pengelolaan Kelas di
SMP Negeri 1 Tlanakan Pamekasan ?
C.
Tujuan
Masalah
1. Menjelaskan
Pengertian Pendekatan dalam Manajemen Kelas.
2. Menjelaskan
Jenis Pendekatan dalam Manajemen Kelasdi SMP Negeri 1 TlanakanPamekasan.
3. Menjelaskan
Hambatan dalam Pengelolaan Kelasdi SMP Negeri 1 TlanakanPamekasan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam
Manajemen Kelas
Pendekatan berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh,
hampir, akrabdan menjelang. Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan
sebagai proses atau cara perbuatan mendekati.Namun, secara istilah pendekatan
bersifat aksiomatis (yang sudah jelas kebenarannya), menyatakan suatu
pendirian, filsafat, keyakinan atau merupakan sebuah bahan pokok.[2]Jadi,
Pendekatan dalam manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang seorang
guru dalam menentukankegiatan mengelola kelas.
Kemampuan guru dalam mengelola
kelas termasuk salah satu dari perwujudan kompetensi pedagogik (motode guru mengajar).[3]Kemampuan
pertama yang harus dikuasai oleh guru untuk mengelola kelas merupakan kemampuan
dalam memahami, memilih, dan menggunakan berbagai pendekatan yangharus
ditentukan dalam manajemen kelas, sehingga menjadikan kelas menyenaangkan.
Di SMP Negeri 1 Tlanakan, dalam
mengatur kelas guru mengajar dengan memberi stimulus, diberikan latihan
kemudianmengawasi masing masing siswa sebagaimana metode guru pada umumnya.Biasanya
guru dapat menentukan pendekatan-pendekatan dalam mengajarnya ditepatkan dengan
suasana dan kondisi siswa.
B.
Jenis
Pendekatan dalam Manajemen Kelas di SMP Negeri 1 Tlanakan Pamekasan
di
antaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan
Otoriter
Pendekatan otoriter merupakan pendekatan yang
memberi pembatasan atau pengekangan pada peserta didik. Kata kekangan ini
menunjukkan bahwa guru lebih berkuasa, paling mengetahui dan sebagaimana peran
guru di sekolah (dalam kelas) sebagai pemimpin,pelatih atau sebagai cerminan
dan guru memang dituntut untuk kreatif dalam menciptkan suasana yang inovatifbagi
siswa (pasal 35 ayat 1 UU RI No. 14/2005)sehingga siswa termotivasi dan mudah
memahami pelajaran.
Ibu Nur Azizah (sebagai guru bahasa Inggris) mengatakan
bahwa pendekatan ini menggunakan metode menerangkan atau berbicara dengan cara
memerintah, memberi pengarahan atau contoh pesan. Pendekatan ini guru seperti
halnya menegur mereka dengan ramah,agar siswa dapat mematuhi dan mencegah
peserta didik berperilaku menyimpang, karena pendekatan otoriter siswa akan
merasa ada atau teresponsif.
Dalam pendekatan ini, guru memerintah seperti halnya
menunjuk siswa untuk membacakan hasil belajar sekarang dan minggu lalu. Guru memerintah
siswa praktek kedepan satu-persatu, dengan tujuan agar mereka mudah mengingat
dan menanggapi waktu ujian khususnya pula di lingkungan sekitar.
Mengenai kelebihan
di SMP NEGERI 1 TLANAKAN(dari pendekatan ini) adalah sebagai berikut:
a. Menegakkan
peraturan; menanamkan kedisiplinan anak.
b. Melakukan
pengawasan dengan cara mendekati.
c. Menggunakan
teguran yang ramah atau dipanggil ke kantor (dinasehati dengan baik).
d. Pendekatan
ini tampak mudah (hanya dengan memerintah siswa).
Sedangkan kelemahan-nya
yang pertama:
a. Guru
memaksa kepatuhan peserta didik; jika ditemui anak yang bandel maka guru
terkadang merendahkansiswa, sehingga siswa kurang semangat.
b. Pendekatan
ini terbatas; hanya bisa mengatasi masalah yang timbul pada waktu itu juga,
berkemungkinan masalah tersebut bisa terulang di esok hari.
c. Pendekatan
ini lebih cenderung menyenangkan, menggembirakan; sebab tidak semua anak dapat
patuh, jadi sebagian siswa meremehkan guru.
2. Pendekatan
Intimidasi
Pendekatan intimidasimerupakan suatu proses untuk
mengawasi perilaku peserta didik dengan caramenggertak atau memberi ancaman. Pendekatan
ini dapat digunakan oleh guru jika kondisi kelas tidak dapat dikendalikan (ramai);
gurudapat menakut-nakuti siswa agar mereka jera atau tidak mengulangi hal yang menyimpang
terjadi kembali.
Penggunaan pendekatan ini dilakukan jika ada masalah
kemudian dipecahkan secara sementara dengan cara menegur keras siswa. Biasanya
ini akan menimbulkan permusuhan atau berkurangnya hubungan antara guru dan
peserta didik. Namun, baiknya disini akan menghentikan perbuatan yang sangat
berat dengan segera.
Jika dengan pendekatan lain guru masih mampu mengatur
kondisi kelas, sebaiknya guru tidak menggunakan pendekatan ancaman, karena
pendekatan ini dapat melukai perasaan mereka, baik dari fisik maupun psikis
siswa. Dengan pendekatan ini pula terkadang membuat siswa merasa terjaga
(minder), sehingga dapat mengurangi keaktifan siswa dan bahkan akan semakin
sering melakukan kesalahan itulah di antranya yang menjadi kelemahan dari
pendekatan ancaman di SMP Negeri 1 Tlanakan.
Meskipun guru menggunakan pendekatan ancaman, agar menumbuhkan
kembali semangat siswa; akan tetapi guru layak memberi kesempatan untuk
bertanya atau mencoba membaca mengenai pelajaran saat ini dan minggu lalu,
sehingga siswa mudah memahami terkait materi (perlajaran). Biasanyadalam
pendekatan ini guru menekankan agar mereka bisa menguraikan apa yang telah
dipelajari, karena guru akan mengontrol masing-masing bangku siswa
satu-persatu.
Jadi,
kelebihan dari pendekatan ini
seperti yang disebutkan di atas adalah; dapat menghentikan perbuatan siswa yang
sangat berat dengan segera.
Sedangkan kelemahan-nya yang pertama adalah;
a. Pendekatan
ini dapat melukai perasaan siswa, karena sampai menggertak, mengejek mereka.
b. Akan
menimbulkan permusuhan atau berkurangnya hubungan (memutuskan tali
silaturrahmi) antara guru dan peserta didik.
c. Guru
berperilaku sesuai dengan keinginnanya sendiri, sehingga tampak menjadi
menyalahkan.
3. Pendekatan
Perubahan Perilaku
Pendekatan Perilaku dapat diartikan sebagai
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.[4]Perilaku
seseorang, seperti halnya peserta didik dalam kelas adakalanya bersifat positif
(taat pada guru) adakalanya bersifat negatif (tidak sesuai yang diharapkan guru).Jadi,
langkah yang harus dilakukan guru dengan memberi kesemangatan (memberi
penghargaan atau pujian), hukuman dan pembatalan pemberian hadiah atau
menghilangkan hukuman.
Menurut Martinis Yamin pendekatan perubahan perilaku
ini bertolak dari psikologi perilaku yang mengemukakan asumsi bahwa 1) semua
tingkah laku yang baik, maupun kurang baik merupakan hasil proses belajar, 2)
ada sejumlah kecil proses psikologi yang fundamental (penguatan positif,
hukuman, penghapusan, dan penguatan negatif).[5]
Perilaku peserta didik yang bersifat positif dapat
menciptakan kelas yang kondusif, karena hal tersebut akanmendukung terhadap
keberhasilan proses belajar-mengajar dalam kelas. Hal ini juga dapat memudahkan
guru dalam menentukan metode yang digunakan. Sebaliknya, jika perilaku peserta
didik bersifat negatif maka dapat memunculkan kerancuan pendidik dalam
mengelola kelas; dan guru dapat melakukan proses psikologi yang mendasar
tersebut.
Untuk mengubah perilaku siswa yang tidak baik, guru
dapat mengubah strategi dan menyusun rencana atau program yang berkaitan dengan
prosesnya belajar-mengajar (pengelolaan) dalam kelas.“Maka siswa dapat
hati-hati dalam bertingkah atau dalam hal penugasan yang harus diselesaikan,
jika pendekatan disesuaikan dengan keadaan kelas” begitulahkata ibu Nur Azizah.
Kelebihan
dari pendekatan perubahan perilaku yaitu sebagai berikut;
a. Pendekatan
ini guru melakukan hukuman pada siswa sehingga siswa dapat membiasakan dengan
tingkah laku yang disukai.
b. Salah
satunya dengan melakukan penguatan positif, seperti memberi hadiah atau pujian
sehingga dapat menambah semangat siswa.
Sedangkan
kelemahan dari pendekatan ini yang
pertama;
a. Jika
membiasakan dengan memberikan hadiah atau pujian, maka akan mengurangi ketaatan
anak terhadap guru, atau membuat anak akan bertingkah basa-basi.
C. Hambatan dalam Pengelolaan Kelas di
SMP Negeri 1 Tlanakan Pamekasan
Menurut ibu Nur Azizah ada beberapa
faktor penghambat, di antaranya sebagai berikut:
a. Masalah
dari seorang pendidik
Meski peran guru sebagai pendidik, pembimbing,
pemimpin dan melatih; tidak semua guru dapat menjalankan perannya dengan
maksimal.Bahkan jika terdapat suatu ganguan dalam kelas, menganggap hal
tersebut merupakan kondisi pembelajaran yang menguntungkan; begitulah
denganpeserta didik dapat bersempatan mengambil kebebasan (bertindak semaunya).
Hambatan itu datang kadang dikarenakan kurangnya
kepala sekolah dalam membagikan kerja dan kurangnya penguasan (kemampuan)
pendidik dalam mengajar atau mengelola kelas.
b. Hambatan
yang datang peserta didik
Masalah yang terjadi dari peserta didik yaitu:
kurangnya minat (kemauan) siswa, kurangnya motivasi diri dan lainnya sehingga
tidak semangatbelajar atau dalam mematuhi peraturan dalam kelas.
c. Hambatan
dari lingkungan keluarga, dan
Ketika pendidik dan peserta didik ingin melakukan
kegiatan, khususnya di sekolah (dalam kelas) pasti membutuhkan bantuan,
dukungan dan kepercayaan dari luar (keluarga) atau dari masyarakat; sehingga
pendidik merasa percaya diri (termotivasi) dan peserta didik dapat mematuhi
aturan-aturan yang ada.
d. Faktor
dari Fasilitas
Dalam
pengelolaan kelas tidak akan maksimal dan kondusif, jika alat (media), atau
lainnya yang mendukung tidak memadai (tidak diperbaiki), karena hal ini akan
menyulitkan kelancaran proses belajar-mengajar dalam kelas atau sebagai faktor
penghambat dalam pengeloaan kelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan berasal dari kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh,
hampir, akrab dan menjelang. Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan
sebagai proses atau cara perbuatan mendekati. Namun, secara istilah pendekatan
bersifat aksiomatis (yang sudah jelas kebenarannya), menyatakan suatu
pendirian, filsafat, keyakinan atau merupakan sebuah bahan pokok. Jadi,
Pendekatan dalam manajemen kelas dapat diartikan sebagai cara pandang seorang
guru dalam menentukan kegiatan mengelola kelas.
Jenis-jenis pendekatan dalam
manajemen kelas di antaranya yaitu: pendekatan otoriter yang artinya pendekatan
yang memberi pembatasan atau pengekangan pada peserta didik (berbicara dengan
cara memerintah). Kedua pendekatan intimidasi merupakan suatu proses untuk
mengawasi perilaku peserta didik dengan cara menggertak atau memberi ancaman.
Dan ketiga pendekatan perubahan perilaku yaitu sebagai tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
Sedangkan hambatan dalam
pengelolaan kelas, ada empat faktor.Hambatan tersebut dari pendidik sendiri
(masalah yang ada dalam wewenang guru di bidang studi), datangnya dari peserta
didik, dari keluarga (kurangnya dukungan dari orang tua) dan faktor fasilitas.
B. Saran
Di samping guru melakukan
pendekatan seperti halnya di atas dalam mengatur kelas, sebenarnya guru tidak
hanya menggunakan pendekatan tersebut, akan tetapi harus memiliki banyak ide
dan teknik yang bervariasi agar menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan dan
dapat mempengaruhi perilaku peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani, NovanArdy.
Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi untuk
Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Yamin, Martinis.
Manajemen Pembelajaran Kelas; Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.
[1] Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas; Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada (GP Press), 2012),
hlm. 34.
[2] Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), hlm. 105.
[3]Ibid, hlm. 106.
[4] Novan Ardy Wiyani, Op. cit., hlm. 188.
[5]Martinis Yamin, Op, cit., hlm. 66.