Motivasi
adalah aspek-aspek psikologis yang dimiliki oleh setiap individu. Motivasi
merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (a complex state) dan
kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme)
untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang
terpengaruh oleh faktor lain, seperti pengalaman masa lalu, taraf inteligensi,
kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dan sebagainya. Gibson
menyatakan dalam mempertimbangkan motivasi, perlu diperhatikan faktor-faktor
fisiologikal, psikologikal, dan lingkungan (environmental) sebagai
faktor-faktor yang penting. Pada setiap individu, terdapat kecenderungan yang
bersifat spontan. Dorongan ini timbul dengan sendirinya dan tidak ditimbulkan
oleh individu dengan sengaja, bersifat alamiah, dan bekerja otomatis.[1]
Motivasi
merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya,
akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon
(yakni usaha) setelah belajar peserta didik memilih mengikuti tindakan
tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus
menerus berperilaku menurut cara tertentu.[2]
Motivasi dapat memberikan energi postif terhadap perubahan seseorang ke arah yang lebih baik. Serta memberikan kekuatan untuk bisa berjuang dengan keras agar bisa mencapai apa yang diinginkan termasuk mencapai cita-citanya. Dengan motivasi, seseorang bisa bertahan terhadap apa yang sedang menimpa dirinya, baik itu suatu masalah ataupun kegagalan.
Motivasi dapat memberikan energi postif terhadap perubahan seseorang ke arah yang lebih baik. Serta memberikan kekuatan untuk bisa berjuang dengan keras agar bisa mencapai apa yang diinginkan termasuk mencapai cita-citanya. Dengan motivasi, seseorang bisa bertahan terhadap apa yang sedang menimpa dirinya, baik itu suatu masalah ataupun kegagalan.
Manusia
sebagai organisme mengalami proses perkembangan. Perkembangan ini berhubungan
dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham maslow, kebutuhan
hidup manusia meliputi:
- Physiological needs (kebutuhan fisik, sandang, pangan, dan papan).
- Safety needs (kebutuhan akan rasa aman).
- Belongingness needs (kebutuhan untuk dihargai).
- Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).[3]
Proses
perkembangan dan pemenuhan kebutuhan hidup sangat berkaitan sekali dengan
adanya motivasi, dengan motivasi seseorang akan berusaha supaya perkembangan
dirinya bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi orang lain. Serta
kebutuhan hidupnya menuntut dirinya untuk bisa memenuhi segala kebutuhannya,
baik itu kebutuhan dari segi fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk
dihargai, dan sebagainya.
Banyak
para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut
pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu
pendorong yang mengubah energi dalam
diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc.
Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.[4]
Dalam bukunya Martinis Yamin, pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald
mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu
mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan
dirangsang karena adanya tujuan.[5]
Motivasi
akan menimbulkan suatu perubahan melalui rangsangan dari dalam individu guna
mencapai suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi
adalah kekuatan diri dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.
Motivasi dibedakan antara dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah keadaan ketidakseimbangan
dalam diri individu karena pengaruh dari dalam dan dari luar individu yang
mengarahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai keseimbangan kembali atau
adaptasi. Dalam diri manusia terdapat dorongan makan, minum, menghindarkan diri
dari bahaya, bekerja dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan adalah dorongan yang
telah ditentukan secara personal sosial dan kultur. Kebutuhan manusia yang
terpenting adalah:[6]
1.
Kebutuhan untuk bersama orang lain
2.
Kebutuhan untuk berprestasi
3.
Kebutuhan afeksi
4.
Kebutuhan bebas dari rasa takut
5.
Kebutuhan bebas dari rasa bersalah
6.
Kebutuhan untuk turut serta dalam mengambil
keputusan mengenai persolan-persoalan yang menyangkut dirinya
7.
Kebutuhan akan kepastian ekonomi, dan
8.
Kebutuhan akan terintegrasinya sikap, keyakinan
dan nilai-nilai.
Dorongan itu timbul karena pengaruh dari dalam
diri individu dan dari luar diri individu, sedangkan kebutuhan itu berasal dari
individu secara fitrah manusia, seperti kebutuhan terhadap orang lain karena
manusia itu tidak bisa hidup dengan sendiri.
A.
Teori-teori Motivasi
Berikut ini adalah macam-macam teori motivasi
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, yaitu:[7]
1.
Teori insting, menurut teori ini tindakan setiap diri
manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu
dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan resons
terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.
2.
Teori fisiologis, teori
ini juga disebutnya “Behaviour theories”.
Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi
kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau
disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman,
udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari
teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle
for survival.
3.
Teori psikoanalitik, teori
ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur
kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena
adanya unsur pribadi manusia yakni id dan go.
Adapun
fungsi motivasi di antaranya adalah sebagai berikut:[8]
1.
Sebagai energi atau motor penggerak bagi
manusia, seperti halnya bahan bakar pada kendaraan.
2.
Untuk mengatur dalam memilih alternatif di
antara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan.
3.
Meruakan pengatur atau arah tujuan dalam
melakukan aktivitas.
Dalam
proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum
tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya.
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan
yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan
kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan
tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari
luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.
Motivasi
mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar tidak hanya sekadar diketahui, tetapi harus diterangkan
dalam aktivitas belajar mengajar.
B.
Prinsip
Motivasi
Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1.
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar
2.
Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi
ekstrinsik dalam belajar
3.
Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada
hukuman
4.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan
dalam belajar
5.
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Meskipun
motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi
yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi beberapa
indikatornya dalam term-term tertentu, antara lain:[9]
1.
Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan
waktunya untuk melakukan kegiatan).
2.
Ketabahan, keuletan dan kemampuannya
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
3.
Devasi (pengabdian) dan pengorbanan (uang,
tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
4.
Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan
(like or dislike, positif atau negatif)
C.
Jenis-jenis dan Karakteristik Motivasi Belajar
Ditinjau
dari intensitasnya, motivasi terdiri dari berbagai jenis, yaitu sebagai
berikut:[10]
1.
Motivasi Primer
Motivasi
Primer adalah motivasi yang didasarkan pada motiv-motiv dasar, yang umumnya
berasal dari segi biologis dan jasmani manusia. Manusia adalah makhluk
berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting. Sedangkan insting
mempunyai empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber. Tekanan adalah
kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin besar energi
dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar. Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan
insting. Adapun sumber insting adalah keadaan jasmaniyah individu.
2.
Motivasi Sosial atau Motivasi Sekunder
Sangat
penting dan memegang peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Motivasi
sekunder sebagaimana yang dinyatakan oleh Mc Clean terdiri dari:
a)
Berprestasi dalam bekerja dan kaulitas produksi
tinggi
b)
Memperoleh kasih sayang
c)
Memperoleh kekuasaan
Sementara
itu, berdasarkan asalnya ada dua jenis motivasi yang dapat dikaitkan dengan
kegiatan belajar, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.[11]
1.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dengan tujuan memperoleh
sesuatu yang lain (sebagai alat mencapai tujuan akhir). Motivasi ekstrinsik
biasanya dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti hadiah dan hukuman.
Contoh: seorang siswa belajar dengan keras untuk ujian agar dapat memperoleh
nilai bagus di sekolah.
2.
Motivasi Intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah keterlibatan motivasi internal dari individu untuk melakukan
sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri. Contoh: seorang siwa belajar keras
untuk ujian karena dia menyukai pelajarannya.
Motivasi
ekstrinsik dan motivasi intrinsik sangat berkaitan sekali dengan proses
perkembangan pribadi seseorang dengan baik. Motivasi ekstrinsik itu berasal
dari luar pribadi seseorang, seperti dorongan dari orang tua maupun lingkungan
sekitar, sedangkan motivasi intrinsik berasal dari dalam pribadi seseorang,
seperti kemauannya untuk mencapai keinginannya.
[1]Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen
Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hlm.331
[2]Martinis Yamin, Paradigma Baru Pendidikan,
(Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta, 2011) hlm. 216
[3]Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan,
(Jakarta: Kencana, 2011) hlm.64
[4]Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011) hlm.148
[5]Martinis Yamin, Paradigma Baru Pendidikan,
hlm.216
[6]Moh. Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi
Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010) hlm.83-84
[8]Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen
Pendidikan, hlm.336
[9]Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi
Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm.40
[10]Muchlis Solichin, Psikologi Belajar, (Surabaya:
Pena Salsabila, 2013) hlm.172
[11]Ibid, hlm.173