Kata “motif”, diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal
dari kata “motif” itu, maka memotivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.[1]
Dengan adanya motivasi
atau dorongan, maka seseorang bisa melakukan sesuatu yang dikehendakinya,
karena ada penggerak dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Misalnya, seorang anak takut tidak naik kelas maka dia berusaha dengan keras
belajar supaya bisa naik kelas.
Bayi dan anak-anak
mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu secara alami, didorong
oleh keinginan untuk berinteraksi, mengenal dan memahami lingkungan sekitar
mereka. Sangat
jarang kita mendengar guru TK yang mengeluhkan muridnya “tidak bermotivasi”.
Sejalan dengan pertumbuhannya, ketertarikan dan semangat untuk belajar pada
kebanyakan anak mulai berkurang dan belajar sering menjadi sebuah beban, yang
kadang berhubungan dengan kebosanan.[2]
Pada masa belita ataupun anak-anak biasanya
dorongan yang besar biasa terjadi, karena pada masa itu mereka tidak memikirkan
apa-apa selain rasa ingin tahu dan meniru gerakan orang dewasa/orang tua yang
berkomunikasi dengannya, dan masa itu pula keinginan anak terus berkembang
untuk bisa tahu dan mengenal hal-hal disekitarnya lebih dalam lagi. Seiring
bertumbuhnya usia dan faktor-faktor disekitarnya, dorongan didalam dirinya
semakin menurun dan dapat menyebabkan kurang semangat dalam belajar dan merasa
bahwa belajar itu sebagai beban.
Woodwort (1955) mengatakan: “A motive is a
set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain
goals”. Suatu motive adalah
suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat
menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan
tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya
mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimilikinya.[3]
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, maka
dibutuhkan motivasi dalam diri seseorang, tanpa motivasi mustahil seseorang
bisa mencapai tujuan yang diinginkannya. Tindakan yang dilakukan seseorang itu
tergantung seberapa besar motivasi yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang
itu.
Sebagaimana ayat dan hadits berikut ini
menganjurkan untuk mencari ilmu dan memotivasi para pelajar dalam menuntut
ilmunya.
يَآَيُّهَاالَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَاقِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى
الْمَجَلِسِ فَافْسَحُوْايفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَاقِيْلَ انْشُزُوْا
فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْامِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ
اُوْتُوااْلعِلمَ دَرَجَتٍ واللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ (11)
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)[4]
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ سَلَكَ
يَلْتَمِسْ فيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ، رَوَاهُ
مُسْلِمٌ. (الترمذي: 2570)
Rasulullah
saw bersabda: “Barang siapa berjalan menuntut ilmu niscaya Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga”. (HR. Muslim)[5]
Di dalam ayat Al-Qur’an dan hadits juga banyak
yang menerangkan tentang pentingnya suatu pendidikan. Pendidikan itu sangat
penting dalam kehidupan manusia untuk menghilangkan kebodohan dan supaya bisa
menjauhi segala kemungkaran dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Oleh
karena itu, peran orang tua sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan
anak-anaknya.
[1]Sadirman, Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011) hlm.73
[2]Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm.305
[3]Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm.305
[5]Waqiatul Masrurah, dkk, Kumpulan
Ayat dan Hadits tentang Pendidikan, (Pamekasan: Jurusan Tabiyah STAIN
Pamekasan, 2012) hlm.146