Aksiologis
dalam Pendidikan Islam, Aksiologi
merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang nilai (what is the value). Nilai dapat diartikan sebagai sesuatu yang
berharga, berkualitas, bermakna dan bertujuan bagi kehidupan manusia, baik
individu maupun klompok.
Aksiologi
membahas tentang hakikat nilai, yang didalamnya meliputi baik dan buruk, benar
dan salah, serta tentang cara dan tujuan. Pendidikan islam diorientasikan pada
upaya menciptakan suatu kpribadian yang mantap dan dinamis, mandiri dan kreatif
sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan pada seluruh komponen yang terlibat
dalam penyelenggaraan pendidikan islam.
A. Hakikat
Nilai
Mutahhari
mengemukakan bahwa nilai adalah konsepsi abstrak didalam diri manusia atau
masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar dan hal-hal yang
dianggap buruk dan salah. Di samping itu, ada kecenderungan alami didalam diri
manusia ke arah kebenaran dan wujud suci tertentu, yangjuga bisa berkembang
lebih jauh.
Nilai
bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh panca indera, sedangkan
yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai
tersebut. nilai juga bukan fakta yang membentuk kenyataa dan konkrit. Oleh
karena itu,masalah nilai bukan soal benar atau salah, tetapi soal dikehendaki
atau tidak, disenangi atau tidak, sehingga bersifat subjektif. Nilai-nilai
tidak mungkin diuji, dan ukurannya terletak pada diri yang menilai. Konfigurasi
nilai dapat berwujud kebenaran yakni nilai logika yang memberi kepuasan rasa
intelek, atau berwujud kegunaan diperoleh dari suatu barang.
Nilai
buka semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan keinginan manusia. Nilai
justru berfungsi untuk membimbing dan membina manusia supaya menjadi lebih
luhur, lebih matang sesuai dengan martabat human-dignity.
Sedangkan human-dignity adalah tujuan
itu sendiri, tujuan dan cita-cita manusia.
B. Sumber
Nilai dalam Kehidupan Manusia
Nilai
merupakan standar tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang
mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan.
Demikian pula
nilai-nilai islam yang menjadi kumpuln prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang
bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya diduniaa ini, yang satu
prinsip dengan lainnya terkait membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan.
Sumber nilai yang
berlaku dalam pranata sosial kehidupan manusia dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Nilai
Ilahiyah
Nilai ilahiyah merupakan nilai yang
dititahkan tuhan melalui para rasul-Nya, yang membentuk taqwa,iman dan adil
yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Nilai-nilai yang fundamental mengandung
kemutlakan bagi kehidupan manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat
serta tidak berkecenderungan untuk merubah mengikuti selera bahwa nafsu manusia
dan berubah sesuai dengan tuntutan perubahan sosial dan tuntutan individual.
Konfigurasi dari nilai-nilai ilahiyah mungkin berubah, namun secara
instrinsiknya tetap tidak berubah. Hal ini karena bila instrinsik nilai
tersebut berubah, maka kewahyuan dari sumber nilai yang berupa kitab suci
al-quran akan mengalami kerusakan.
2. Nilai
Insaniyah
Nilai insaniyah tumbuh atas
kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai
ini bersifat dinamis. Sedangkan keberlakuan dan kebenarannya relatif (nisbi)
yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Nilai-nilai insaniyah yang kemudian
melembaga menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota
masyarakat yang mendukungnya karena kecenderungan tradisi tetap mempertahankan
diri terhadap kemungkinan perubahan tata nilai, kenyataan ikatan-ikatan
tradisional sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan
manusia.
Nilai ilahiyah dalam aspek teologi tak pernah mengalami perubahan,
sedangkan aspek amaliahnya mungkin mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan
zaman dan lingkungan. Sebaliknya nilai insaniyah
selamanya mengalami perkembangan dan perubahan menuju ke arah yang lebih maju
dan lebih tinggi. Tugas pendidikan adalah memadukan nilai-nilai baru dengan
nilai-nilai lama secara selektif, inovatif, dan akomodatif guna
mendinamisasikan perkembangan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan
keadaan, tanpa meninggalkan nilai fundamental yang menjadi tolak ukur bagi nilai-nialainbaru.
C. Nilai
dan Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan
islam adalah rangkaian proses yang sistematis, terencana dan komprehensif dalam
upaya mentransfer nilai-nilai kepada anak didik, mengembangkan potensi yang ada
pada diri anak didik, sehingga mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di muka
bumi dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah yang didasarkan
pada ajaran agama pada semua dimensi kehidupannya.
Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola
kepribadian manusia, sehingga menggejala dalam perilaku lahiriahnya. Dengan
kata lain, perilaku lahiriyah adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai
ideal yang telah mengacu didalam jiwa manusia sebagai produk dari proses
pendidikan.
Oleh karena itu, jika kita membahas nilai-nilai pendidikan,
akan jelas melalui rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan, sebab didalam
rumusan tujuan pendidikan itu tersimpul dari semua nilai pendidikan yang hendak
diwujudkan didalam pribadi peserta didik. Demikian pula, jika berbicara tentang
tujuan pendidikan islam, berarti berbicara nilai-nilai ideal yang bercorak
islam. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan islam adalah tujuan
yang merealisasi idealitas islami. Sedangkan idealitas islami itu sendiri pula
hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai
olh iman dan taqwa kepada allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus
ditaati.
Dalam kaitannya dengan pendidikan islam, perumusan tujuan
pendidikan harus berorientasi setidaknya pada emapat aspek yaitu:
1. Berorientasi
pada tujuan dan tugasbpokok manusia.
2. Berorientasi
pada sifat dasar (nature) manusia.
3. Berorientasi
pada tuntutan masyarakat dan zaman.
4. Berorientasi
pada kehidupan ideal islam.
Secara lebih
rinci, Ahmadi membagi tujuan pendidikan islam pada 3 aspek: pertama, tujuan tertinggi: tujuan yang
bersifat mutlak dan universal, yaitu tujuan yang sesuai dengan tujuan
penciptaan manusia. Kedua, tujuan
umum, yaitu tujuan pendidikan islam yang berkaitan dengan perubahan sikap,
perilaku, dan kepribadian anak didik, sehingga mampu menghadirkan diri sebagai
suatu kepribadian yang utuh. Ketiga, tujuan
khusus adalah tujuan pendidikn islam yang dijabarkan dari tujuan tertinggi dan
tujuan umum. Tujuan ini dapat dirumuskan secara kondisional dan situasional
namun harus tetap berdasar kepada tujuan tertinggi dan tujuan umum. Dengan kata
lain tujuan ini adalah penjabaran dari tujuan tertinggi dan tujuan umum
berdasarkan karakteristik, visi dan misi lembaga pendidikan.
D. Implikasi
Sistem Nilai dalam Proses Pendidikan Islam
Sistem
nilai mempunyai relasi timbal balik terhadap proses pendidikan. Dari perbuatan
mendidik, dapat diketahui bahwa nilai-nilai kependidikan terjelma secara
langsung atau tidak langsung dalam setiap keputusan yang diambil oleh pendidik.
Nilai-nilai tersebut berhubungan dengan proses dan tujuan pendidikan dari
berbagai aspek, seperti dengan isi kurikulum, tujuan pengajaran berbagai mata
pelajaran dan dimensi pendidikan lainnya. Hubungan yang erat antara nilai dan
perbuatan mendidik tampak lebih jelas ketika nilaiitu dilihat dari tujuan
pendidikan.
Maka dari itu, pendidikan islam brtugas mempertahankan,
menanamkan dan mengembangkan keberlangsungan fungsi nilai-nilai islam yang
bersumber dari al-quran dan al-hadist. Dunia pendidikan islam hendaknya
menjadikan nilai-nilai estetika sebagai patokan penting dalam proses
pengembangan pendidikan yakni dengan menggunakan pendekatan estetis, yakni
setiap persoalan pendidikan islam dapat dilihat dari perspektif berbagai pihak.
Ini berarti pendidikan islam diorietasikan pada upaya menciptakan suatu
kepribadian yang kreatif, berseni sesuai dengan islam, sehingga pendidikan
islam tetap memiliki keunggulan dan kekhasan yang senantiasa berkesinambungan
hingga akhir zaman.
ANALISIS AKSIOLOGI
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Aksiologi secara
etimologis berasal dari bahasa yunani , terdiri dari dua kata yakni “Aksios”
yang berarti nilai dan kata “logos” yang berarti ilmu/teori.
Jadi aksiologis adalah salah satu cabang
ilmu filsafat yang mempelajari dari teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh, aksiologi pendidikan islam berkaitan dengan
nilai-nilai, tujuan dan target yang akan dicapai dalam pendidikan islam. Jadi
aksiologi itu merupakan cabangnya filsafat yang berbicara tentang nilai atau
tentang hakikat nilai yang didalamnya itu meliputi baik dan buruk, benar dan
salah, serta tentang cara dan tujuannya bagi kehidupan manusia.
Pendidikan islam
merupakan pendidikan yang berlandaskan atas dasar-dasar ajaran islam, yakni
al-quran dan hadist sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat islam. Melalui pendidikan
inilah, kita dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam sesuai
dengan ketentuan alquran dan as-sunnah. Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan kita terhadap ajaran islam sangat
tergantung pada tingkat kualitas pendidikan islam yang kita terima. Implikasi
aksiologi dalam dunia pendidikan itu adalah menguji dan mengintegrasikan nilai
tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta
didik. Memang untuk menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat
bukankah sesuatu yang mudah. Apalagi, baik, benar, dan buruk, dalam arti
mendalam dimaksudkan untuk membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan
tugas utama pendidikan. Pendidikan harus memberikan pemahaman/pengertian baik,
benar, bagus, buruk dan sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif
dalam arti dilihat dari segi etika, estetika dan nilai sosial.dalam masyarakat,
nilai-nilai itu terintegrasi dan saling berinteraksi. Nilai-nilai didalam rumah
tangga/keluarga, tetangga, kota, negara adalah nilai-nilai yang tak mungkin
diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian.
Aksiologi
pendidikan islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan
dicapai dalam pendidikan islam. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah untuk
mewujudkan manusia yang shaleh,taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akherat.
Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan islam diantaranya.
1. Mengandung
petunjuk akhlak
2. Mengandung
upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi dan kebahagian di
akherat.
3. Mengandung
usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
Dan
demikian bagi mereka nilai-nilai intrinsik yang terkandung didalamnya seperti
kehormatan dan keberanian, maka dari itu nilai berasal dari maha pencipta bukan
dari manusia.