KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Pengantar Studi Islam yang berjudul “Perkembangan Studi Islam di Dunia Islam”.
Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. penulisan ini bertujuan untuk
memahami Politik di Indonesia.
Merupakan suatu
harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk
memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta
semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan
makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.
........................................
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
.....................................................................................................
Daftar Isi
................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................
C. Tujuan
............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Dimensi Baru dari Kedatangan Islam .........................................................
B. Fase Mekkah
................................................................................................
C.
Islam
Menyatukan Bangsa-Bangsa
...........................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
...................................................................................................
B.
Saran
............................................................................................................
Daftar Pustaka
....................................................................................................
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rasulullah SAW. sebagai suri tauladan rahmatan lil’alamin bagi
orang yang mengharapkan rahmat dan kedatangan hari kiamat dan banyak menyebut
Allah (al-ahzaab: 21) adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan
islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai
spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan rasulullah dapat dikatakan
sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan dimanapun tidak dapat
melakukan hal yang sama.
Hasil pendidikan islam periode rasulullah terliht dari kemampuan
murid-muridnya (para sahabat) yang luar biasa, misalnya Umar ibn Khottab ahli
hukum dan pemerintahan, Abu Hurairah ahli hadis, Salman Alfarisi ahli
perbandingan agama: Majusi, Yahudi, Nasrani, dan Islam.dan Ali ibn Thalib ahli
hukum dan tafsir al-Qur’an. Kemudian murid dari para sahabat di kemudian hari,
tabi-tabiin, banyak yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan sains,
teknologi, astronomi, filsafat yang mengantar islam kepintu gerbang zaman
keemasan. Hanya periode Rasulullah, fase Mekkah dan Madinah, para aktivis
pendidikan dapat menyerap berbagai teori dan prinsip dasar yang berkaitan
dengan pola-pola pendidikan dan interaksi sosial yang lazim dilaksanakan dalam
setiap manajemen pendidikan islam.
Gambaran dan pola pendidikan islam diperiode Rasulullah SAW. di
Mekkah dan Madinah adalah sejarah masa lalu yang perlu kita ungkapkan kembali,
sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi menyuksekan
pelaksanaan proses pendidikan islam pola pendidikan dimasa Rasulullah SAW.,
tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi, kurikulum, pendidikan, peserta
didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang bertalian dengan pelaksanaan
pendididikan Islam, baik secara teorestis maupun praktis.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Demensi Baru dari Kedatangan Islam?
2.
Bagaimana
Dakwah Rasulullah pada Periode Mekkah?
3.
Bagaimana
Cara Islam Menyatukan Bangsa-Bangsa?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui demensi baru dari kedatangan islam;
2.
Untuk
mengetahui dakwah RasulullahSAW. pada periode Mekkah; dan
3.
Untuk
mengetahui cara Islam Menyatukan Bangsa-Bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dimensi
Baru dari Kedatangan Islam
Islam merupakan
agama yang diturunkan oleh Allah untuk ummat manusia. Kehadirannya memberikan
dimensi lain terhadap agama-agama lain. Pertama, Agama itu tidak lagi harus
diterima sebagai dogma, yang harus diterima apabila orang ingin selamat dari
siksa yang selama-lamanya. Akan tetapi, islam diterima sebagai agama yang menjadi
pilihan tuhan dengan perantara wahyu. Sebaliknya wahyu diakui sebagai faktor
yang sangat diperlukan bagi evolusi manusia.[1]
Jika dalam bentuknya yang kasar, wahyu merupakan pengalaman universal dari
kemanusiaan, dalam tingkatan yang paling tinggi, wahyu merupakan pemberian
tuhan kepada semua umat manusia dengan perantara Nabi
Kedua, ajaran
islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati. Perhatian utamanya
adalah untuk kehidupan dunia dan dengan perantara perbuatan baik didunia ini
manusia dapat memperoleh kesadaran tentang eksistensinya itulah sebabnya,
Al-Qur’an pada banyak tempat membahas masalah-masalah yang menyangkut berbagai
aspek kehidupan manusia. Ia bukan hanya membahas cara beribadah, bentuk-bentuk
peribadatan dengan cara-cara yag menjadikan manusia dekat dengan tuhan, tetapi
ini adalah yang lebih banyak dan terperinci dan juga tentang problem-problem
dunia sekitar manusia.masalah hubungan antara manusia dengan manusia, kehidupan
sosial dan politik, perkawinan, perceraian, dan pewarisan, pembagian harta
benda dan hubungan antara buruh dan modal, peradilan, damai dan perang,
keuangan hutang dan kontrak masalah kewanitaan, aturan untuk membantu fakir
miskin, janda dan masih banyak lagi masalah hidup dan kehidupan yang
memungkinkan orang untuk mencapai hidup bahaga Al-Qur’an bukan hanya memberikan
peraturan untuk kemajuan individu, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat secara
keseluruhan, kemajuan bangsa dan bahkan umat manusia semua peraturan itu
dijadikan efektif dengan dasar iman kepada Allah SWT.
B.
Fase
Mekkah
Allah maha
bijaksana, sebagai calon panutan umat manusia, Muhammad ibn Abdullah sejak ”
awal sekali “ telah disiapkan Allah, dengan menjaganya dari sikap-sikap
jahiliah. Dengan akhlaknya yang terpuji, syarat dengan nilai-nilai humanisme
dan spiritualisme ditengah-tengah umat yang hampir saja tidak
berprikemanusiaan, Muhammad ibn Abdullah, masih sempat mendapat gelar
penghargaan tertinggi, yaitu Al-amin. Ibn Abdullah seseorang yang teguh
mempertahankan tradisi nabi ibrahim tabah dalam mencari kebenaran hakiki,
menjatuhkan diri dari keramaiaan dan sikap hedonisme dengan berkontemplasi (ber-tahannus)
di gua hira. Pada tanggal 17 Ramadhan turunlah wahyu Allah yang pertama, surat
Al-Alaq Ayat 1-5 sebagai fase pendidikan islam mekah.[2]
1.
Tahapan
pendidikan islam pada fase mekkah
Pola pendidikan
yang dilakukan oleh rasulullah sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah yang
disampaikan kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini dibagi menjadi tiga tahap.[3]
a.
Tahap
pendidkan islam secara rahasia dan perorangan
Pad awal turunnya wahyu pertama surat 96 Ayat 5, pola pendidikan
yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi menginngat kondisi sosial
politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya.
Mula-mula rasulullah mendidik istrinya, khotijah untuk beriman kepada dan
menerima petunjuk dari Allah kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali ibn abi
thalib (anak pamannya) dan zait ibn haritsah (seorang pembantu rumah tangganya
yang kemudian dianngkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu
Bakar Siddiq. Secara berangsur-angsur
ajakan tersebut disampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan
keluarga dekat dari suku quraisy saja, seperti Usman ibn affan, Subair ibn
Awan, Sa’ad ibn Abi waqas, Abdurrahman ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Abu
Ubaidillah ibn jahrah, Arqam ibn Arqam, Fatimah binti khattab, Said ibn Zaid,
dan beberapa orang lainnya. Mereka semua merupakan tahap awal, ini disebut assabiquna
al awwalun, Artinya orang orang yang mula-mula masuk islam. Sebagai lembaga
pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan islam yang pertama pada era awal ini
adalah rumah Arqam ibn Arqam.
b.
Tahab
pendidikan islam secara terang-terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun, sampai turun
waktu sebelumnya, yang menyampaikan dakwah secara terbuka dan terang-terangan.
Ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga dekatnya untuk
berkumpul dibukit shafa, menyerukan agar berhati hati terhadap azab yang keras
dikemudian hari (hari kiamat) bagi orang yang tidak mengeahui Allah sebagai
tuhan yang esa dan Muhammad sebagai utusannya. Seruan tersebut dijawab abu
Lahab, celakalah kamu Muhammad! Untuk inikah kami mengumpulkan kamu?
Saat itu turun wahyu menjelaskan perihal abu lahab dan istrinya.
Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah,
seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan
jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak rumah
Arqam ibn Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan islam yang sudah diketahui
kuffah Quraisy.
c.
Tahap
pendidikan islam untuk umum
Hasil seruan dakwah secara terang-terangan yang terfokus kepada
keluarga terdekat,kelihatannya belum terlihat sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka Rasulullah mengubah setrategi dakwahnya dari seruan manusia
secara keseluruhan. Seruan dalam sekala “internasional” tersebut didasarkan
oleh perintah Allah, Surat Al-hijr ayat 94-95, sebagai tindak lanjut dari
perintah tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah para jemaah haji. Pada awalnya tidak banyak
yang menerima, kecuali sekelompok jemaah haji dari yastrib, kabilah khazraj
yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar islam memancar keluar
Makkah.
Penerimaan masyarakat yastrib terhadap ajaran islam secara antusias
dikarenakan beberapa faktor; (1) Adannya kabar dari kaum yahudi akan lahirnya
lahirnya seorang Rasul; (2) suku Aus dan Khajrah mendapat tekanan dan ancaman
dari kelompok yahudi; (3) konflik antara Khajrah dan Aus yang berkelanjutan
dalam rentang waktu yang sudah lama, oleh karena itu mereka mengharapkan
seorang pemimpin yang mampu melindungi dan kepada tuhan masih sangat mendesak
ummat manusia. Bahwa manusia sering melakukan tindakan-tindakan yang rendah dan
tidak berguna tidaklah menunjukkan bahwa ajaran-ajaran agama yang tidak mulia
itu tidak perlu, tapi sebaliknnya menunjukkan bahwa pemerataan ajaran agama
semakin perlu ditingkatkan.
C.
Islam
Menyatukan Bangsa-Bangsa
Apa bila
persatuan itu merupakan dasar bagi kebudayaan bagi umat manusia, (tanpa
persatuan kebudayaan tidak akan timbul), tidak usah diragukan lagi bahwa Islam merupakan
kekuatan yang menyelamatkan duna ini. tiga belas yang lalu, islamlah yang
menyelamatkan dunia dari kebiadapan. Islamlah yang membantu peradapan yang
dasar-dasarnya telah rapuh dan islam pula yang meletakkan dasar baru dan
menegakkan kultur baru dan etika baru. Ide tentang kesatuan umat manusia
keseluruhan (bukan kesatuan suatu bangsa) yang diperkenalkan oleh islam didunia
ini merupakan suatu ide yang begitu kuat yang menjadikan bangsa-bangsa menjadi
satu, yang semula saling bertengkar dan membenci antara satu bangsa dan
bangsa-bangsa yang lain, yang bukan hanya terjadi di Arabia, tetapi diantara
suku-suku bangsa yang satu sama lain saling berperang, Disitulah Mukjizat islam
menampakkan diri. Islam bukan hanya menyatukan suku-suku yang berperang dari
suatu negeri,tetapi menegakkan persaudaraan semua bangsa didunia ini, bahkan
menyatukan semua orang yang mempunyai perbedaan warna, Ras, Bahasa, batas
geografi, bahkan kebudayaan. Ia menyatukan manusia dengan manusia dan
mendekatkan orang dengan orang. Memang, islam ternyata bukan hanya merupakan
kekuatan pemersatu paling besar, tetapi satu-satunya kekuatan yang menyatukan.
Jika agama agama lain hanya berhasil menyatukan elemen-elemen yang berbeda-beda
dari satu Ras. Islam telah berhasil menyatukan banyak ras, dan mengharmoniskan berbagai
elemen yang berbeda dari umat manusia.
Dengan itu,
Islam telah meletakkan dasar bagi persatuan umat manusia yang agama lain tidak
pernah dapat melakukannya. Islam bukan hanya
mengakui persamaan hak manusia, baik sipil maupun politik, tetapi juga
hak-hak rohaniah.
Jika
dipetakkan, setidaknya ada enam wilayah keberagaman islam yang berpotensial
untuk dikaji secara historis-empiris; (1) Islam ditimur tengah, sejak dari
Saudi Arabia, Syiria, Iraq, Mesir, Libia, Maroko sampai Turki dan sebagainya.
(2) wilayahnya Afrika, sejak dari Ethiopia, Somalia, Jibaoti, Kenya, Tanzania,
Malawi, Mozambik, Sudan, Chad, Nigeria, Niger, Togo, Pantai Gading, Gambia,
Uganda, Sinegal dan sebagainya. (3) Asia selatan meliputi Pakistan, India,
Nepal, Bangladesh, Srilangka. (4) Islam di Negara- Negara bekas Uni Sovyet,
seperti Usbekistan, Kazaktan, Turkmenistan, Siberi dan lain lain. (5) Islam
dibarat, yakni Islam di Eropa yang jumlahnya semakin hari semakin banyak, Eropa
timur, Eropa Tenggara, dan Amerika. (6) Islam di Asia Tenggara dan Asia timur,
jangankan menyentuh keenam wilayah tersebut untuk meneliti dan memahami Islam
di Asia tenggara saja, masih sangat sedikit sakali ilmuan indonesia yang dapat
memberi andil dalam kajian ini. Ruang Studi Wilayah tersebut dapat dipersempit
menjadi Islam di Jawa, di Toaraja, di Ambon, Aceh dan sebagainya.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peradaban Islam di Mekkah merupakan tonggak awal muncul dan
berkembangnya dunia Islam baik dibidang pendidikan, ekonomi maupun politik.
Banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW. dalam memulai
babak awal peradaban Islam di Mekkah, baik itu hambatan dan rintangan dari
dalam lingkup keluarga Nabi apalagi pemboikotan dan rintangan yang sangat
dahsyat dari luar, dalam hal inidari kaum kafir Quraisy. Namun, Nabi dan para
Sahabat tetap teguh pendirian dan keimanan mereka untuk menyiarkan agama Allah
di Mekkah
B.
Saran
Saran penulis kepada semua pihak khususnya umat Islam hari ini agar
islam berkembang, maju dan tidak disudutkan oleh bangsa manapun. Jadikan
sejarah nabi dalam mendakwahkan islam ini menjadi motivasi untuk lebih semangat
menegakkan agama Allan khususnya di Indonesia. Semoga hari ini bisa. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
·
Abdullah,
M. Amin. Studi Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
·
Anwar,
Rosihon. Pengantar Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2014
·
Nizar,
Samsul. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2007
[1] Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2014),
Hlm. 18
[2] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), Hlm. 31-33
[3] Ibid,, Hlm. 32
[4] M. Amin Abdullah, Studi Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), Hlm. 115