Dalam teori ekonomi, ekonomi menilai keterbukaan dari pasar sesuai dengan jumlah peraturan pasar-pasar pemerintah, ruang lingkup untuk kompetisi, dan tidak adanya atau kehadiran adat budaya lokal yang mendapatkan jalan perdagangan. Dalam teori ini, perdagangan bebas ialah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negar-negara lain di dunia.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Era globalisasi dewasa ini menjadi
kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia.
Proses interaksi dan saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan pergesekan
kepentingan antar bangsa terjadi dengan sangat cepat dan menyangkut masalah
yang semakin kompleks. Batas-batas teritorial negara pun sekarang tidak lagi
menjadi pembatas bagi kepentingan masing-masing negara. Dibidang ekonomi dan
politik terjadi persaingan seperti pasar bebas yang semakin ketat, sehingga
semakin mempersulit posisi negara-negara miskin.
Sebagai anggota masyarakat dunia,
Indonesia pasti tidak dapat dan tidak akan mengasingkan diri dari pergaulan
internasional itu, terutama dalam perdagangan bebas. Seandainya terasingkan pun, tentunya Indonesia tidak
akan mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Yang artinya, bahwa di dalam
hubungan internasional itu ada suatu hubungan serta ketergantungan antara satu
negara dengan negara yang lainnya.
Sehubung dengan hal tersebut, kita
harus memahami apa dan bagaimana pasar
terbuka yang terjadi saat ini, yang mana interaksi dan kerjasama negara kita
Indonesia dengan negara-negara lain diseluruh dunia.
B.
Rumusah Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud pasar terbuka?
- Bagaiman pasar terbuka dalam teori ekonomi?
- Bagaimana pasar terbuka dalam Perbankan?
C.
Tujuan Masalah
Adapun
tujuan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud pasar terbuka.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana pasar terbuka dalam teori ekonomi.
3.
Untuk
mengetahui bagaiman apasar terbuka dalam perbankan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pasar Terbuka
Istilah
pasar terbuka pada umumnya digunakan untuk merujuk pada situasi ekonomi dekat
dengan perdagangan bebas. Dalam pengertian lain perdagangan bebas adalah kajian
mengenai bagaimana perilaku ekonomi pada saat hubungan perdagangan dan keuangan
antar negara-negara diperhitungkan.[1]
B. Pasar
Terbuka dalam Teori Ekonomi
Dalam
teori ekonomi, ekonomi menilai keterbukaan dari pasar sesuai dengan jumlah
peraturan pasar-pasar pemerintah, ruang lingkup untuk kompetisi, dan tidak
adanya atau kehadiran adat budaya lokal yang mendapatkan jalan perdagangan. Dalam
teori ini, perdagangan bebas ialah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan
ekspor dan impor dengan negar-negara lain di dunia. Dalam perdagangan terbuka
sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu: rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan luar negeri.
Sejak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu
berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini
kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap
perekonomian.
Secara
fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran
pengeluaran yang masuk kesektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat
akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada
akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Sedangkan impor secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang
dari luar negeri kedalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan
aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga
atau sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya akan
menurunkan pendapatan nasional yang akan dicapai. Dengan demikian, sejauh mana
ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung pada
ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor.[2]
1. Fungsi
ekspor adalah satu garis atau kurva yang menunjukkan hubungan diantara ekspor
dan pendapatan nasional. Fungsi ekspor adalah horizontal (sejajar dengan paksi
datar). Ciri ini disebabkan karena ekspor adalah pengeluaran otonomi, yaitu
tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
2. Fungsi
impor adalah satu garis atau kurva yang menunjukkan hubungan diantara impor dan
pendapatan nasional. Fungsi impor bergerak kearah atas kanan karena sifat impor
adalah: semakin tinggi pendapatan nasional, makin besar impor.[3]
Satu
cara untuk memahami faktor pengali pengeluaran dalam perdagangan terbuka adalah
dengan menkalkulasi lingkaran pengeluaran yang dihasilkan oleh tiap tambahan
dolar pengeluaran pemerintah, investasi, atau ekspor.[4]
C. Pasar
Terbuka dalam Perbankan
Di
pebankan dan ekonomi keuangan, pasar terbuka adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk pada lingkungan dimana obligasi yang dibeli dan dijual antara
bank sentral dan bank yang diatur. Yang dimaksud dengan obligasi adalah surat
berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada
masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan
kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut.[5]
Keuntungan
dari pembelian obligasi yang pertama, obligasi memberikan pendapatan tetap
berupa kupon, yaitu hal ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pendapatan berupa bunga secara rutin selama waktu
berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi umumnya lebih tinggi dari
pada bunga yang diberikan deposito. kupon yang diterima investor dapat berupa:
kupon dengan tingkat bunga tetap, kupon dengan tingkat bunga mengambang, dank
upon dengan tingkat bunga kombinasi. Yang kedua adalah keuntungan atas
penjualan obligasi, yaitu pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi
yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi disbanding dengan harga belinya,
maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut
dengan capital gain.
Sedangkan
kerugian dari pembelian obligasi yang pertama, resiko perusahaan tidak mampu
membayar kupon obligasi atau tidak mampu mengembalikan pokok obligasi. Yaitu
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dikenal dengan istilah default.
Jika penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga, maka biasanya pembayaran
bunga ditangguhkan atau diundur sesuai kesepakatan dengan para pemegang
obligasi. Yang kedua, resiko tingkat suku bunga yaitu pergerakan harga obligasi
sangat ditentukan pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi
berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga.[6]
Untuk
campur tangan dalam siklus bisnis, bank sentral dapat memilih untuk pergi ke
pasar terbuka dan membeli atau menjual obligasi pemerintah, yang dikenal
sebagai operasi pasar terbuka untuk meningkatkan cadangan. Operasi pasar
terbuka yang saat bank sentral membeli obligasi dari bank lain dalam pertukaran
untuk pemeriksaan.
Operasi
pasar terbuka merupakan instrumen kebijakan moneter yang paling penting, karena
instrumen ini merupakan penentu utama dari perubahan suku bunga dan uang
primer, yang merupakan sumber utama fluktuasi uang beredar. Pembelian pasar
terbuka menambah cadangan dan uang primer, akibatnya uang beredar meningkat dan
menurunkan suku bunga dalam jangka pendek. Penjualan pasar terbuka mengurangi
cadangan dan uang primer, yang menurunkan uang beredar dan menaikkan suku bunga
jangka pendek.[7]
Seperti
halnya Federal Reserve, bank sentral Eropa menggunakan operasi pasar
terbuka sebagai instrumen utama dalam menjalankan kebijakan moneter dan
menetapkan overnight cash rate pada target financing rate. Kategori
pertama dari operasi pasar pasar terbuka adalah operasi pendanaan kembali utama
(main refinancing operations) merupakan bentuk utama dari operasi pasar
terbuka dan mirip dengan transaksi repo the fed. Sedangkan kategori
kedua dari operasi pasar terbuka adalah operasi pendanaan kembali jangka waktu
lebih panjang (longer-term refinancing operations), yang mempunyai
sumber likuiditas yang lebih kecil untuk sistem perbankan diwilayah euro dan
serupa dengan wewenang penuh the fed membeli atau menjual surat utang, operasi
ini dilakukan setiap bulan dan umumnya melibatkan pembelian atau penjualan
surat utang dengan waktu jatuh tempo tiga bulan. Mereka tidak digunakan sebagai
sinyal keberadaan kebijakan moneter, tetapi lebih ditujukan untuk menyediakan
bank-bank wilayah euro dengan tambahan pendanaan untu jangka waktu yang lebih
panjang.[8]
Melaksanakan
kebijakan moneter yang benar adalah penting bagi kesehatan perekonomian.
Kebijakan moneter yang terlalu ekspansioner menyebabkan tingkat inflasi yang
tinggi, yang menurunkan efisiensi perekonomian yang menghambat pertumbuhan
ekonomi. Kebijakan moneter yang terlalu ketat dapat menyebabkan resesi yang
serius dimana output menurun dan pengangguran meningkat. Hal tersebut juga
dapat menimbulkan deflasi, yaitu penurunan tingkat harga, seperti yang terjai
di Amerika serikat selama depresi besar dan di Jepang akhir-akhir ini. Deflasi
dapat membahayakan perekonomian, karena deflasi dapat menimbulkan
ketidakstabilan keuangan dan dapat memicu krisis keuangan.[9]
Setelah
memahami instrument yang digunakan bank sentral seperti Federal Reserve
untuk melaksanakan kebijakan moneter, kita akan mempertimbangkan bagaimana bank
sentral harus melaksanakan kebijakan moneter yaitu dengan melakukan stabilitas
harga. Sementara stabilitas harga merupakan tujuan utama dari kebanyakan bank
sentral, lima tujuan lainnya secara terus menerus disebutkan oleh para pejabat
bank sentral ketika mereka membahas tujuan kebijakan moneter: penyediaan
lapangan kerja (employment) yang tinggi, pertumbuhan ekonomi, stabilitas
pasar keuangan, stabilitas suku bunga, dan stabilitas dipasar valuta asing.[10]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pasar
terbuka dapat diartikan sebagai perdagangan bebas, yaitu kajian mengenai
bagaimana perilaku ekonomi pada saat hubungan perdagangan dan keuangan antar
negara-negara diperhitungkan.
2. Dalam
teori ekonomi, ekonomi menilai keterbukaan dari pasar sesuai dengan jumlah
peraturan pasar-pasar pemerintah, ruang lingkup untuk kompetisi, dan tidak adanya
atau kehadiran adat budaya lokal yang mendapatkan jalan perdagangan. Dalam
teori ini, perdagangan bebas ialah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan
ekspor dan impor dengan negar-negara lain di dunia. Dalam perdagangan terbuka
sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu: rumah tangga,
perusahaan, pemerintah dan luar negeri.
3. Di
pebankan dan ekonomi keuangan, pasar terbuka adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk pada lingkungan dimana obligasi yang dibeli dan dijual antara bank
sentral dan bank yang diatur. Yang dimaksud dengan obligasi adalah surat
berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada
masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan
kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut.
B. Saran
Sebagai generasi muda dari bangsa ini,
hendaknya kita memajukan dan menjaga kestabilan perekonomian kita, agar negara
kita tidak terasingkan dan mampu bersaing negara-negara lain yang
perekonomiannya berkembang sangat pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, Tjiptono, dkk. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat. 2011.
Mishkin,
Frederic S.. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2011.
Samoelson, dkk. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: PT.
Media Global Edukasi. 2004.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi
Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
[1]Samoelson, dkk, Ilmu
Makroekonomi, (Jakarta: PT. Media Global Edukasi, 2004), hlm. 324.
[2]Sadono Sukirno, Makroekonomi
Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 202-203.
[3] Ibid, hlm. 223-224.
[4] Samoelson, dkk, Ilmu
Makroekonomi, (Jakarta: PT. Media Global Edukasi, 2004), hlm. 329.
[5]Tjiptono Darmadji, dkk, Pasar
Modal Di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 12.
[6]Ibid, hlm. 14-16.
[7]Frederic S. Mishkin, Ekonomi
Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 35.
[8] Ibid, hlm. 49.
[9] Ibid, hlm. 55.
[10] Ibid. hlm. 58.