
Edisi kali ini akan membahas sebagian dari isi buku bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I saja
tidak secara keseluruhan. Lebih tepatnya akan mengangkat pembahasan tentang
Konsep Pendidikan Islam dalam Perspektif Ahmad Dahlan yang didalamnya nanti
akan membahas tentang biografi Ahmad Dahlan, pemikiran tentang pendidikan, dan
agenda kerja dalam pendidikan.
A.
IDENTITAS
Judul : Filsafat dan Pemikiran
Pendidikan Islam
Penulis : Dr. Siswanto, M.Pd.I
Tanggal terbit : Februari 2015
Penerbit : Pena Salsabila
Tebal Halaman : 221 hlm
B.
PENDAHULUAN
Seorang Siswanto, lahir di Pamekasan, 15 Pebruari 1978.Pedidikan
dasar dan menengahnya ditempuh di MI. Al-Falah III Larangan, MTs. Al-Falah dan
MA. Al-Falah Sumber Gayam Kadur Pamekasan. Beliau mendapat gelar S.Pd.I nya di
IAI.Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab pada tahun 2001.Berlanjut pada gelar M.Pd.Inya yang diperoleh di
Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dengan konsentrasi Pendidikan Islam pada
tahun 2004. Terakhir gelar Dr.nya diperoleh di PPS IAIN Sunan Ampel Surabaya
dengan konsentrasi Pendidikan Islam pada tahun 2013, sejak saat itulah nama
beliau lengkap menjadi Dr. Siswanto, M.Pd.I. Buku yang ditulis oleh bapak Dr.
Siswanto, M.Pd.I ini merupakan tulisan pertamanya mengenai Filsafat dan
Pemikiran Pendidikan Islam. Buku ini lantas bukan berarti sebagai karyanya
yang pertama, akan tetapi beliau sebelum-sebelumnya banyak menerbitkan
buku-buku namun dalam ranah yang berbeda dengan buku yang saat ini
diterbitkannya. Seperti Sejarah Pendidikan Islam(Buku Ajar), Standar
Nasional Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya di Madrasah (Pustaka Nusantara
Yogyakarta, 2011), Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan (UIN Suka
Press Yogyakarta, 2012), Dinamika Pendidikan Islam, Perspektif Historis
(Pena Salsabila, 2013), Pendidikan Islam Kontekstual, Diskursus Pendidikan
Islam dalam Pergulatan Pemikiran Kontemporer (Pena Salsabila, 2013), dan Etika
Profesi Guru Pendidikan Agama Islam (Pena Salsabila, 2013).
C.
PEMBAHASAN
Edisi kali ini
akan membahas sebagian dari isi buku bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I saja tidak
secara keseluruhan. Lebih tepatnya akan mengangkat pembahasan tentang Konsep
Pendidikan Islam dalam Perspektif Ahmad Dahlan yang didalamnya nanti akan
membahas tentang biografi Ahmad Dahlan, pemikiran tentang pendidikan, dan
agenda kerja dalam pendidikan.
Kajian
berikutnya yang akan dibahas dalam kesempatan ini mengenai biogratif Ahmad
Dahlan,
tokoh pendiri organisasi muhammadiyyah,dilahirkan 1869 sebagai anak salah
seorang dari 12 khatib masjid Agung Yogyakarta sumber lain menyebutkan bahwa ahmad dahlan di
lahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama Muhammad Darwis,anak dari
seorang KH.Abu Bakar bin K.Sulaiman Khatib dimasjid Sulthan di kotaitu.Ibunya
adalah putri H.Ibrahim,seorang penghulu.
Sebangai anak orang alim,semasa kecil Muhammad Darwis belajar agama dan
bahasa arab.pada thn 1888,beliau di suruh orang tuanya menunaikan ibadah haji.Ia
bemukim di Makkah selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama islam,seperti
qira’at,tauhid,tafsir,fiqh,tasawuf, Ilmu mantik dan ilmu falak. Sekembalinya sekampunganya,kauman
Yogyakarta,pada thn 1902, Beliau berganti nama menjadi Haji Ahmad Dahlan.
Berikutnya
tentang pemikiran tetang pendidikan, Pelaksanaan
pendidikan menurut Dahlan hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh. Landasan
ini merupakan kerangka filosofis bagi merupakan konsep dan tujuan ideal
pendidikan islam, baik secara vertical (khaliq) maupun horizontal (makhluk).
Dalam pandangan islam paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia, yaitu
sebangai,abd allah dan khalifah fi al-ardh dan al-aql.untuk itu,pendidikan
hendaknya menjadi media yang dapat mengembangkan potensi al-uh untuk menalarkan
petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada khaliqnya.”di sini
eksintensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu di
pelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis
bagaimana menata hubungan yang harmonis secra vertical maupun horizontaldalam
konteks tujuan penciptanya.
D.
REVIEW KRITIS
Berdasarkan
buku yang ditulis bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I ini dapat ditarik Biografis Ahmad
Dahlan,tokoh
pendiri organisasi muhammadiyyah,dilahirkan 1869 sebagai anak salah seorang
dari 12 khatib masjid Agung Yogyakarta sumber
lain menyebutkan bahwa ahmad dahlan di lahirkan di Yogyakarta pada tahun
1869 dengan nama Muhammad Darwis,anak dari seorang KH.Abu Bakar bin K.Sulaiman
Khatib dimasjid Sulthan di kotaitu.Ibunya adalah putri H.Ibrahim,seorang
penghulu.
Sebagai anak orang alim,semasa
kecil Muhammad Darwis belajar agama dan bahasa arab.pada thn 1888,beliau di
suruh orang tuanya menunaikan ibadah haji.Ia bemukim di Makkah selama 5 tahun
untuk menuntut ilmu agama islam,seperti qira’at,tauhid,tafsir,fiqh,tasawuf, Ilmu
mantik dan ilmu falak. Sekembalinya sekampunganya,kauman Yogyakarta,pada thn
1902, Beliau berganti nama menjadi Haji Ahmad
Dahlan.
Pada 1903,ia berkesempatan kembali
pergi ke mekkah untuk memperdalam ilmu agama selama 3 tahun.kali ini ia banyak
belajar dengan syekh Ahmad Khatib
Minangkabau.Di samping itu,Ia tertarik pda pemikiran Ibn Taimiyah,jamalluddin
al-Afghani,Muhammad Abduh dari Muhammad rassid Ridla.Di antara kitab tafsir
yang menarik hatinya adalah Tafsir al-manar.dari kitab inilah ia mendpat
inspirasi dan motivasi untuk mengadakan
perbaikan dan pembaruan umat islam di Indonesia.
Ahmad dahlan merupakan seorang yang
memiliki sifat pragmatis yang sering
menekankan semboyan kepda peserta didiknya,sedikit bicara,banyak bekerja.ia
banyak membaca buku-buku dan majalah agma dan umum,banyak bergaul dengan
berbangai kalangan,selama perjalananya,terutama dengan orang”Arab,sehingga
ide”bertambah dan berkembang terus menerus.selain itu,ia juga menolak taklid
dan mulai sekitar 1910 sikap penolakan terhadap semakin jelas.akan tetapi ia
tidak menyalurkan ide idenya secra tertulis.ide-idenya di salurkan lewat karya
hidupnya yang terbesar,yaitu perserikatan Muhammadiyyah.[1]
Kemudian harus di tambahkan dengan adanya beberapa hal yang
meletarbelakangi K.H.Ahmad dahlan mendirikan Muhammadiyyah ini.
1. Sehingga
menyebabkan perbuatan syirik,bid’ah ,dan khurattfat semakin merajarala serta
mencemarkan kemurnian ajarannya.
2. Kegagalan
institusi pendidikan islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.
3. Kegagalam
insitutusi pendidikan islam untuk memenuhi tuntutn kemajuan zaman merupakan
akibat dari mengisolasi diri.
4. Persatuan
dan kesatuan umat islam menurun sebangai akibat lemahnya organisasi islam yang
ada.
5.
Munculnya tantangan dari kegiatan misi
zending yang dianggap mengancam masa depan umat islam.[2]
Di
dalam Pemikiran tentang pendidikan.Pelaksanaan pendidikan
–menurutDahlan-hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh.landasan ini
merupakan kerangka filosofis bagi merupakan konsep dan tujuan ideal pendidikan
islam,baik secara vertical(khaliq)maupun horizontal(makhluk). Dalam pandangan
islam paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia,yaitu sebangai,abd
allah dan khalifah fi al-ardh dan al-aql.untuk itu,pendidikan hendaknya menjadi
media yang dapat mengembangkan potensi al-uh untuk menalarkan petunjuk
pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada khaliqnya.”di sini
eksintensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu di
pelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis
bagaimana menata hubungan yang harmonis secra vertical maupun horizontaldalam
konteks tujuan penciptanya.
Islam merupakan
agama taqhayyir yang menghendaki modernisasi .perinsipini ditegaskan allah
dalam al-quran,bahwa tidak akan terjadi modernisasi pada suatu kaum,kecuali
mereka sendidri berupaya kea rah tersebut(Q.S.13;11)DI SINI ISLAM ,islam
mencela sifat jumud dan taqlid yang membabi buta.karenanya,islam medorong
manusia meningkatkan kreatifitas berpikirnya dan melakukan prakarsa.untuk itu
diperlukan kerangka metodologis yang bebas.[3]
Menurut dahlan
pendidikan islam hendaknya di arahkan pada usaha membentuk manusia yang berbudi
pekerti luhur,alim dalam agama,luas pandangan dan paham masalah ilmu
keduniaan,serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat.Hal ini berarti
bahwa pendidikan islam merupakan upaya pembinaan pribadi muslim pribadi muslim
sejati yang bertakwa,baik sebangai abd maupun khalifah fi al-ardh.untuk
mencapai tujuan ini,proses pendidikan islam hendaknya mengakomodasi berbagai
ilmu pengetahuan,baik umum maupun agama,untuk memeper tajam daya
intelektualitas dan memperkokoh spritualitas peserta didik.menurut dahlan,upaya
ini akan terealisasi manakala proses pendidikan yang demikian pada gilarannya
akan mampu menghasilkan alumni “intelektual-ulama”yang lebih berkualitas.untuk
menciptakan sosok peserta didik yang demikian,maka epistimologi islam hendaknya
dijadikan landasan metodologis dalam kurikulum dan bentuk pendidikan yang
dilaksanakan. Pengajaran al-qurran dan hadis,
Menurut Ahmad
Dahlan materi pendidikan adala al-quran h pengajaran al-quran dan
hadis,membaca,menulis,berhng,ilmu bumi dan menggambar.materi al-qurran dan
hadis meliputi; ibadah persamaan derajat,fungsi perbuatan manusia dalam
menentukan manusia dalam menentukan nasibnya,musyawarah,pembuktian kebenaran
al-qurran dan hadis menurut akal,
kerjasama antara kebudayaan kemajuan peradaban,hukum kualitas perubahan,nafsu
dan kehendak,demokratasi dan liberalisasi,kemerdekaan berpikir dinamika
kehidupan dan peranan manusia di dalamnya,dan akhlak (budi pekerti).[4]
Atas jasa-jasa
K.H.Ahmad dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan
islam dan pendidikan,pemerintah republic Indonesia menetapkannya sebangai
pahlawan nasional dengan surat keputusan presiden No.657tahun 1961.dasar dasar
penetapan itu ialah sebagai berikut;
1. K.H.Ahmad
dahlan telah melopori kebangkitan umat islam untuk menyadari nasibnya sebangai
bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.
2. Oerganisasi
muhammadiyah yang didirikanya,telah banyak memberikan ajaran yang menuntut
kemajuan ,kecerdasan dan beramal bagi masyrakat dan umat,dengan dasar iman dan
islam.
3. Dengan
organisasi,muhammadiyah telah memelopori amal usaha sosial pendidikan yang amat
diperlakukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa.
Dengan
organisasinya,muhammadiyyah bagian wanita(Aisyiyah)telah memelopori kebangkitan
wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan funsi sosial.[5]
Ahmad dahlan
yang berpulang ke rahmatullah tanggal 23 februari 1923 (dalam usia 55 tahun)merupakan
sosok yang memiliki pandangan pragmatis,yang sering menekankan kepada
murid-muridnya semboyan;sedikit bicra banyak kerja.sebangai seorang ulama yang
memiliki banyak guru,ia bnyak membaca buku-buku dan majalah-majalah ,baik
keagamaan maupun umum.
Ahmad dahlan
telah menghayati cita-cita pembabaruan sekembali bagi hajinya yang
pertama.tidak ditemukan bukti dengan pasti.apakah cita-cita pembaharuan itu di
peroleh secara perorangan atau di pengaruhi oleh orang-orang lain.[6]
Selain masalah
pemurnian ,ahmad dahlan juga melakukan pembaharuan islam melalui agenda
perubahan sosial melalui metode ijtihad dan tajdidnya.diakui Amin addullah
bahwa untuk melakukan perubahan sosial,dahlan telah menerapkan perisip gerak
dalam islam,sebuah perinsip yang dikemukakan Muhammad iqbal untuk melakukan
proses ijtihad tanpa harus lagi memerhatikan berbangai persyaratan yang ketat
bagi seorang mujtahid.
Kontesk sosial
di mana hidup mencerminkan tiga hal yaitu;modernism,tradisionalisme,dan
jawisme,menghadapi modernism,dahlan menyikapinya dengan mendirikan
sekolah-sekolah model barat,tardisionalisme disikapi dahlan dengan metode
tabliqh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk melakukan pengajian.pada masa
itu,”guru mencari murid”merupakan aib sosial budaya,tetapi dahlan melakukannya
sebangai perbuatan luar biasa.dari tabligh semacam ini,paling tidak memiliki
implimikasi perlawanan terhadap paham permulaan tokoh dan perlawanan terhadap
mistifikasi agama.sementara menghadapi jawaisme disikapi dahlan dengan metode
positive action yang mengendepankan amar ma’ruf nahi munkar.dahlan dengan metode
ini menekankan bahwa keberuntungan hidup semata-mata merupakan kehendak tuhan
yang diperoleh oleh manusia melalui shalat,bukan melaui jimat,pengkeramatan
kuburan atau memelihara tahayyul.
Ketiga sikap dan
respons dahlan terhadap konteks sosial masa itu dilakukan dahlan sebangai wujud
keinginannya untuk melakukan pembaruan.pembaruan ini dilakukan dahlan dengan
mendirikan pengajian di pondoknya sepulang dari makkah.di dalam
pengajian-pengajian ini,dahlan selalu menekankan bahanya sinkretisme,bid’ah,dan
khurufat,yang terjadi dalam masyarakat jawa dahlan tidak menyetujui
penkeramatan kuburan dan orang suci.dahlan tidak menyetujui penkeramatan
kuburan dan orang suci.dahlan juga tidak menyetujui upacara tahlil dan talqin
yang dianggap sebangai upacara mengada-ada.kepercayaan terhadap jimat dan
bentuk-bentuk sinkretisme lainnya tidak sesuai dengan islam diluruskan dahlan.
Dahlan menengaskan bahwa kehidupan agama
harus berpedoman kepada al-quran dan al-sunnah.[7]
Menurut
dahlan,materi pendidikan adalah pengajaran al-quran dan
hadits,membaca,menulis,berhitung,ilmu bumi,dan menggambarkan.materi dan hadits
meliputi ;ibadah ,persamaan derajat,fungsi perbuatan manusia dalam menentukan
nasibnya,musyawarah pembuktian kebenaran al-quran dan hadits menurut
akal,kerjasama antara agama kebudayaan-kemajuan peradaban,hukum kuasalitas
perubahan,nafsu dan kehendak,demokratisasi dan liberalisasi,kemerdekaan
berpikir dinamika kehidupan dan peranan manusia di dalamnya,dan akhlak (budi
pekerti).”modern dan proposional,sehingga pendidikan yang dilaksanakan mampu
memenuhi kebutuhan pesrta didik menghadap dinamika zamannya,untuk
itu,pendidikan islam perlu membuka diri,inivatif,dan progresif.
Untuk mewujudkan
ide pembahruannya di bidang pendidikan,maka dahlan merasa perlu mendirikan
lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern,yaitu dengan
menngunakan klasikal.apa yang di lakukannya merupakan sesuatu yang masih cukup
langka dilakukan oleh didikan belanda dengan system pendidikan tradional secara
integral.[8]
Tanggapan yang kurang
menguaskan dari masa akat terhadap sekolah dengan model baru ini tidak
mengodorkan semangat ahmad dahlan.ia tidak segan-segan menjenguk anak-anak
untuk mengajak mereka masuk sekolah.ahmad dahlan juga meminta bantuan keuangan
pada anggota-amggota budi utomo usaha yang sungguh-sungguh itu membuahkan hasil
seperti tergambar dalam jumlah murid yang meningkat menjadi 20 siswa dalam
waktu enam bulan.anggota-anggota utomo juga menyiapkan dan untuk membantu
dengan mendekati pemerintah untuk mendapatkan bantuan keuangan.pada tanggal 1
desember 1991,sekolah tersebut bernama madrasah ibtidaiyah diniyah islamiyah
dan menjadi sekolah dasar pertama di Yogyakarta yang memberikan pelajaran agama
dan ilmu pengetahuan umum.
Penderian
organisasi muhammadiyah pada tanggal 18 november 1912 M atau 8 dzulhijjah 1330
H.turut mempercepat penderian sekolah –sekolah baru dengan model yang baru
ini.pada saat yang sama dalam masyarakat sudah mulai tumbuh kesadaran dan kebutuhan
akan ilmu pengetahuan ilmu,sehingga muhammadiyeh mendirikan sekolah di
karangkajen (1913)dan asargede (1916).di samping itu,pada tahun 1920 madrasah
ibtidaiyah diniyah islamiyah dipindah ke suranatan karena gedung yang lama di
kauman ;kemudian sekolah –sekolah muhammdiyeh yang mengajarkan ilmu-ilmu agama
dan ilmu umum tersebut sekaligus di anggap setara dengan (sekolah rakyat).
Meningkatnya
jumlah siswa yang belajar dengan siswa yang belajar di sekolah-sekolah muhammadiyah
menuntut adanya sekolah guru.pada tahun 1918,muhammadiyah membantu sebuah
madrasah yang disebut Qism al-arqa dirumah ahmad dahlan.sekolah yang menerima
lulusan volk school atau mereka yang memiliki latar belakang pendidikan yang
setara ini yang mengajarkan pendidikan agama dan bahasa ara.lulusan dari
sekolah ini diharapkan mampu mengajarkan agama disekolah-sekolah pemerintah
atau sekolah-sekolah muhammadiyah terdapat 787 siswa dan 32 guru.
Selain membangun
sekolah-sekolah muhammadiyah yang di pimpin oleh ahmad dahlan juga
mengembangkan program pendidikan agama untuk masyarakat umum,baik yang dilakukan
pengajian-pengajian maupun kursus-kursus yang lebih formal.misalnya pendidikan agama.muhammadiyyah juga
menyelenggarakan kursus pendidikan agama.muhammadiyyah juga menyelenngarakan
penajian-pengajian mingguan atau bulanan di samping menjalankan usaha
penerbitan yang berkaita[9]n
dengan persoalan –persoaln agama.
E. KESIMPULAN
Ahmad dahlan dilihat dari segi
kepribadiannya ahmad dahlan termasuk seorang ulama yang memiliki komitmen pda
cita-cita kemajuan (khususnya kemajuan umat islam)dengan mengajarkan upaya
mewujudkan cita-cita ajaran islam,usaha ahmad dahlan dalam bidang pendidikan
terlihat pada perannyamengintergraskan ilmu agma dan umum,dengan cara mengajarkan
ke dua ilmutersebut di madrasah dialah tokoh di jawa yang pertama kali
memasukkan pelaparan umum di madrasah.sedangkan usaha ahmad dahlan dalam bidang
dakwah terlihat pada upanyanya melakukan dakwah bil-hal.yaitu dakwah yang
menekankan pda perbutan atau penciptaan program yang menyentuh langsung
perbaikan kehidupan keagamaan dalam meluas luasnya.sebagai tokoh pembaru dalam
bidang pendiikan dakwah sosial dankeagamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Siswato,filsafatdan pemikiran pendidikan islamSurabaya;cv,salsabila putra
pratama,februari 2015
Abuddin nata,tokoh-tokoh pembaharuan islam di Indonesia,jakartaPT RAJA GRAVINDO
PERSADA,2005
Aziz
safa,fisafat pendidikan islam,AR-ruzz
media,malang,2014.
Hasan
basri,filsafat pendidikan islam,CV
PUSTAKA SETIA,Bandung,2009
Samsul
nizar,filsafat pendidikan islam,nunggal
cipta,Jakarta,2009
Hasbullah,dasar-dasar ilmu pendidikan ,expertoha
studio,Jakarta,2009.
Abdul halim,filsafat pendidikan islam pendekatan historis,teoritis dan
praktis,(KDT)Jakarta selatan,2002.
[1] SISWANTO,FILSAFAT dan pemikiran
pedidikan islam,(Surabaya;cv,s.alsabila putra pratama,februari2015),hlm184-188
[2] Hasbullah,dasar-dasar ilmu
pendidikan ,(Jakarta;PT raja grafindo persada,rajawalipers,2009.
[3] Samsul nizar,filsafat Pendidikan Islam Pendekatan
Historis, Teoritis, dan Praktis (Jakarta:radar jaya offiset kalam
mulia,2009)hlm.329-331.
[4]Ibid., hlm. 107-108.
[5] Hasan basri,filsafat pendidikan
islam,(bandung;cv pustaka setia,November 2009.hlm.235-237
[6] Toto Suharto,filsafat pendidikan
islam,(Yogyakarta;AR-RUZZ MEDIA,2014).HLM.250-252
[8]
Rayulis,pendidikan islam,Jakarta;kalam mulia 2009,hlm;332-333
[9]
Abuddin nata,tokoh-tokoh pembaruan pendidikan islam di Indonesia,Jakarta;pt
raja gravindo persada,2005,hlm;104-105