
Salah satu dari beberapa karyanya, al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala
sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa
tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta
fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga,
prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Isma’il
raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada
tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi
terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi, Pengalaman
pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada
tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan
di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda
diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya
diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni
studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.
Sekitar
decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan
al-faruqi mengenai islamisasi atau ilmu pengetahuan ( unity of knowledge) ide ini
terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat
islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan
sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat
dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap
bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak
sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin
dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim
terjebak pada inferioritas dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki
standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
Islamisasi
ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama,
dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang
berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep
Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan
Islamisasi ilmu pengetahuan.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana Biografi Ismail Raji Al-Faruqi?
2. Bagaimana Pemikiran Tentang
Pendidikan ?
3. Apa Saja Karya-Karya
Isma’il Raji Al-Fruqi?
4. Bagaimana
Gagasan Islamisasi Sains Ismaai’il Raji Al-Faruqi?
C.
Tujuan Penulis
1. Mengetahui Geografi Ismail Raji
Al-Faruqi.
2. Mengetahui Pemikiran Tentang Pendidikan .
3. Mengetahui
Karya-Karya
Isma’il Raji Al-Fruqi.
4.
Mengetahui Gagasan Islamisasi Sains Ismaai’il Raji Al-Faruqi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Isma’il Raji al-Faruqi
Untuk melacak biografi Isma’il Raji
al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena
tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga
data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua
sumber sepakat bahwa isma’il raji
al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada
tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi
terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman
pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada
tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan
di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda
diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya
diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni
studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme
dan Kristen secara Adapun karir akademik isma’iI raji al-Faruqi di awali dengan
mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian,
tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut
for Islamic Research dan jurnalnya, Islamic
studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan
mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
Setelah
mendirikan program pengkajian keislaman
di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma’il raji Al-
Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple
University, Philadelphia. Disini isma’il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic
studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, 27 Mei 1986. Selain
itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi
Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India,
Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma’il raji al-Faruqi juga ikut mendesain program studi
Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina
Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.
Ismail
raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak
kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu
dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan
politik, dan sosiologi.[3]
B.
Pemikiran Tentang Pendidikan
Sekitar decade 80-an masyarakat dunia
terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi atau
ilmu pengetahuan ( unity of knowledge) ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi
terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma
tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan
pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya
penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam.
Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika
dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat
keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan
hampir semua universitas kaum muslim memiliki standat rendah dan selalu bergantung
kepada barat.
Gagasan kesatuan pengetahuan ini
merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu
pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia.
Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam
basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang
terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis, hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran
dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan
oleh masyarakat modern.
Selain itu gagasan ini jiga muncul
sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu
pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang
ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism
ini terkait erat dengan world view
umat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah diskursus ini telah memancing terbelahnya
pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada
persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai
tepologi idealnya.[4]
C. Karya-karyanya Isma’il Raji Al-Faruki
Antara Lain:
1.
al-tawhed its implication for thought and
life yang berisi 13 bab.
Dalam
karya ini al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala
sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa
tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta
fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga,
prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
2. islamization
of knowledge : general principles and workplan
Dalam buku ini
ia berusaha mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar
yang dialami umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan
teknis yang harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap
ilmu pengetahuan didunua muslim.
3. cristian
ethics, trioluge of Abraham faiths
Dalam karya ini isma’il raji al-faruki
mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya.
Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi,
Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama
tentang keadilan dan perdamaian.
4.
the life of Muhammad
Buku ini membahas sejarah hidup nabi
Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1973.
5. partikularisme
in the old testament and kontemperary in yudais (1963)
6.
the culture atlas of islam yang digarap bersama istrinya lamya
Buku
ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling awal sampai
abad pertengaahan. Dalam buku ini isma’il raji al-faruki ingin menggambarkan
bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat jelas berusaha
menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu semangat tauhed.
Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis bahwa inti sari tamaddun ( peradaban) islam adalah islam
dan inti sari islam adalah tauhid.
7. the great asian religion (1969)
Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang
meliputi bidang social keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan
lain-lain, isma’il raji al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat
besar terhadap problem umat islam dan berusah untuk mencari solusinya. [5]
E. Gagasan Islamisasi
Sains Ismail Raji Al-Faruqi
Proses islamisasi ilmu pengetahuan ini
akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu pengetahuan ini dilaksanakan dengan
beberapa prinsip pokok yang ada pada agama Islam itu sendiri. Baik itu dalam
prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak. Ketiga prinsip pokok tersebut
haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu pengetahuan yang ada.
Islamisasi
ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama,
dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang
berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep
Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan
Islamisasi ilmu pengetahuan. [6]
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma’il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau
mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana
menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung
unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang
tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan
tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut
pada nilai-nilai ketauhidan.
b. Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu
pengetahuan.
Menurut
Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai
kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal
sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan
sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan
yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih
mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan
kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak
bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan
akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang
oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian
dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi
ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep
kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal
(rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang
terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas
dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era
Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang
Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu
– Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan,
Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan
Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[7]
Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif
Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut
Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang
Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi Semacam
Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya, Wawasan
Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan Eksistennsi
Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau Westernisai,Masyaratak
Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan Berusaha Mereformasi Dengan
Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh Tersebut Malah Menghancurkan
Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan
Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam
Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan
Berakibat Pula Terjadi Integrasi Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek
Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di Sebabkan Karena Adanya Dualism System
Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm, Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System
Pendidikan Islam. Sedangkan,System Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat.
Kedua System Tersebut Merupakan Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha
Pembentukan System Yang Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.
Dengan Melihat Fenomina Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius
Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan
Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma’il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa
Islamisai Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin – Disiplin Ilmu Atau Tepatnya
Menghasilkan Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan
Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah
Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari
Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah
Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi
Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti
Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yang Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.
Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus
Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan
Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi
Pemisahan Pengetahuan Rasional ( Aqli
) Dan Irasional ( Naqli ).Kesatuan
Hidup Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan
Penciptaan, Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai,
Yaitu Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus
Mengarah Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada Tujuan Umat Di Dalam Sejarah.
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan
Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang
Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis[8].Menurut
Raji Alfaruqi Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan
Penjelasam Teknis Yang Di Sebutnya Sebagai “ Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi
Pengetahuan, Yaitu Sebagai Berikut:
1) Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
2) Penguasaan Khazanah Isalm
3) Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik
Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
4) Pencarian Cara Untuk Melakukan
Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan Khazanah
Ilmu Ilmu Pengetahuan Modern
5)
Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada Pemenuhan Pola Rancangan Allah.
6)
Survei Disiplin Ilmu
7)
Penilaian Kritis Terhadap Disiplin Ilmu Moderen
8)
Survei Permasalahan Yang Dihadapi Umat Islam
9)
Survei Permasalahan Yang Dihaadapi Umat Manusia
10)
Analisa Kreatif Dan Sintesa
11) penuangan kembali disiplin ilmu modern
kedalam kerangka islam
12)
penyebar luasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan[9]
Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut Menurut Raji Al faruqi Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di
Lakukan, Pertama Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System
Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru
Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. Kedua
Menurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran
Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi
Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan
Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga
Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan
Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains
Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan
Muslim. Ketiga
Memperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar Salah Satu
Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran. Keempat
Harus Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains
Dan Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua
Khazanah Pengetaun Barat Terhadap Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang
digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang
pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah,
kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan
hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi
Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan
khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin
ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif
dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan
yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu
sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas,
Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk
mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu
modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan .
Faruqi
Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan
Berupa Islamisai Sains. Islma’il
Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisai Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin –
Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Peganga Di Perguruan Tinggi
Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah
Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari
Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al-Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah
Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi
Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti
Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yang Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.
B.
Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini,
dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep pemikiran Islamisasi dalam
perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat mengetahui bahwa Konsep pendidikan
dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti ada dalam setiap disiplin ilmu
yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Konsep
Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi sebagai aspek yang berperan
penting dalam seluruh komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
Kami
menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami
mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para pembaca
terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan
datang.
DAFTAR RUJUKAN
Baharun
Hasan Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study
Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumikan Agama, Jakarta
: Ar-Ruzz Media 2011.
Nata, Abbudin
, Metodologi Studi Islam, Jakarta :
Rajawali Pers, 2013.
Siswanto,
Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam, Surabaya : Pena
Salsabila, 2015.
Siswanto,
Pendidikan Islam Dalam Perspektif
Filosofis, Pamekasan : Stain Pamekasan
Pers, 2013.
Soleh ,Khodori, Filsafat Islam , Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2014.
[1]Hasan Baharun Dan
Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam
Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media
2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam
( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3] Ibid hlm 148.
[4] Siswanto,
Pendidikan Islam Dalam Perspektif
Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[5] Hasan baharun dan
akmal mondiri. Metodologi study islam
percikan pemikiran tokoh dalam membumikan agama.hlm.108-109.