suku
bunga sudah ada sejak lama. Hal
ini sesuai dengan
pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah
meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari
meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah
sejumlah dana, dinilai dari uang,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis
moneter yang terjadinya di Indonesia
yang ditandai dengan merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan
yamg diakibatkan oleh nilai tukar rupiah yang jatuh terhadap nilai tukar dollar.
Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi
berkepanjangan yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana
terjadi kenaikan hargaharga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin
merosotnya nilai rill (intrinsik) mata uang suatu Negara.
Pada
sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar
semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu
sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal
ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat secara
tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing Loans (NPL) atau
kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam
jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalah yang
ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya
di Indonesia.
1.2 Rumusan
Masalah
2.
Apa saja
faktor-faktor yang mempengarungi tingkat bunga?
3.
Jelaskan
Peranan tingkat bunga terhadap perekonomian?
1.3 Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian pasar-pasar teori tingkat bunga.
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengarungi tingkat bunga.
3.
Untuk mengetahui
Peranan tingkat bunga terhadap perekonomian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pasar-pasar teori tingkat bunga
2.1.1 Suku Bunga
Bunga
bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam
kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya yaitu:
ü Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai
rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga
simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai
contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
ü Bunga pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada
para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.
Sebagai cotoh bunga kredit.
Kedua
macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank
konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari
nasabah. Baik bunga simpanan maupun seandainya bunga simpanan tinggi, maka
secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik da demikian pula
sebaliknya.
2.1.2 Fungsi Suku Bunga.
Adapun
fungsi suku bunga menurut Sunariyah :
a)
Sebagai daya tarik bagi para penabung yang
mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b)
Suku
bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran
dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan
dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat
bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c)
Pemerintah
dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini
berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Tingkat Suku Bunga
Secara
historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain suku
bunga sudah ada sejak lama. Hal
ini sesuai dengan
pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah
meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari
meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah
sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah
rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Harga
sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai
presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah
harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan
salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat
karena dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara langsung hehidupan
masyarakat keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan
perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta tabungan.
Edmister mengemukakan tiga istilah
yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a.
State
rate adalah tingkat bunga satu periode
dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga.
b.
Annual
percentage rate
adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah
periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam.
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen
denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang
benar-benar dipinjam, pada
awal tahun, kemudian
dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.
Definisi
pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu
kontrak. Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka
waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi
ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung
tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.[1]
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku
Bunga
Seperti dijelaskan di atas, bahwa
untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat
dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling
mempengaruhi disamping faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
a. Kebutuhan dana, apabila bank
kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan
oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku
bunga simpanan.
b. Persaingan, dalam memperebutkan daa
simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan
harus memperhatikan pesaing.
c. Kebijakan pemerintah, dalam arti
baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi
bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d. Jangka waktu, semakin panjang jangka
waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan
besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
e. Target keuntungan yang diharapkan.
f. Reputasi perusahaan.
g. Kualitas jaminan.[2]
3.3
Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga
menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan
hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat
bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu
adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian
modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat
bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin
rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha
yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin
banyak investasi yang dilakukan para pengusaha (Sukirno, 1998).[3]
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata
lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang
lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari
meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah
sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah
rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Faktor-faktor
utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah kebutuhan
dana, persaingan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga
pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko
di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain yaitu target keuntungan yang
diharapkan, reputasi perusahaan, kualitas jaminan dan daya saing produk.
Tingkat suku bunga sangat berperan terhadap perekonomian suatu Negara. Tingkat
suku bunga sangat berperan terhadap naik rendahnya inflasi, investasi dan
besarnya dana simpanan dalam bank
4.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami
mengharapkan agar pembaca dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai suku
bunga sehingga mampu mengaplikasikan sesuai dengan teori yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu sebaiknya penetapan suku bunga haruslah
sesuai dengan ketentuan prosedur dan situasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Http://
Suku Bunga.blogspot.com/12-05-2016
Boediono.Ekonomi
Moneter.Jakarta:Galia Indonesia.1989
Manulang.Ekonomi Moniter 1. Yogyakarta :BPFE. 2001