Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Analisis Rasio Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Analisis Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan total Penjualan, dan sebagainya.




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
PT. Telekomunikasi Indonesia atau biasa di sebut Telkom merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia, Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan jumalah pelanggan tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepone seluler sebanyak 104 juta.[1]
Sejarah PT. Telkom di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi. Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahaan Negara Posdan Giro dan perusahaan Negara Telkomunikasi. Pada tahun1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan umum telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada tahun 1991 perusahaan umum telekomunikasi berubah menjadi peruasahaan perseroan, telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.[2]
Perusahaan ini merupakan perusahaan tertua dan tetap terkenal dalam bidangnya sampai sekarang. Sehingga, kami tertarik ingin menganalisis laporan keuangannya, ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan Telkom ini yang telah berhasil, sukses , dan tetap axis, kami juga ingin mempelajari bagaiman strategi perusahan ini dalam menjalani dan menghadapi persaingan yang sehat dan persaingan yang tidak sehat, dan juga ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dari PT. Telkom ini hingga tetap berdiri sampai sekarang.
Dan fakta saat ini semua orang  tidak luput dari perhatian industri-industri komunikasi yang berada di Indonesia. Perkembangan dari industri komunikasi dibuktikan dengan adanya perhatian dan pengamatan terhadap orang dalam mendapatkan kemudahan untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang serba cepat dan praktis sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi saat ini.
Dengan demikian penulis memilih perusahaan PT. Telkom dengan judul Analisis Rasio Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia.
B.     Tujuan
      1.      Mengetahui kondisi laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia dengan analisis rasio
      2.      Mengetahui kinerja keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia


BAB II
TINJAUAN KONSEP
A.    Defisis Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan total Penjualan, dan sebagainya.[3]
Analisis rasio keuangan menurut James C van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.[4] Rasio rasio keuangan biasanya dinyatakan dalam satuan presentase (%) atau kali.[5]
Analisis Rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Kemudian, analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Disamping itu, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula antara beberapa periode (misalnya 3 tahun).[6]
Analisis rasio digunakan secara khusus oleh investor dan kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan rasio perusahaan dengan industri.[7] Analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan dimasa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.[8]

B.     Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Manfaat dari  analisis rasio keuangan, sebagai berikut:[9]
    1.      Bagi manajemen perusahaan, rasio keuangan dipergunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prestasi manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.
      2.      Bagi manajer kredit rasio keuangan, digunakan untuk memperkirakan risiko potensial yang dihadapi oleh para peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diminta.
     3.      Para investor akan mempergunakan rasio keuangan sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan.
    4.      Manajer perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan merger (penggabungan) dengan perusahaan lain.
Keunggulan  dari Analisis Rasio Keuangan adalah:[10]
     1.      Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;
     2.      Sebagai pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
     3.      Bisa mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
    4.      Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);
    5.      Menstandarisir size perusahaan;
   6.      Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”
     7.      Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

C.    Macam-Macam Analisis Rasio Keuangan
Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisnya cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah: rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat memberikan informasi bagi analisis misalnya: rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya.[11] Namun dalam Makalah Analisis laporan keuangan ini ngambil 4 macam rasio keuangan yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas/Efektivitas, Rasio Leverage/Utang, Rasio Profitabilitas.
     1.      Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.[12] Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase.
a.       Current Rasio
Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansialnya itu tentu saja berupa perbandingan antara besarnya alat-alat likuid yang dimilikinya dengan besarnya utang atau kewajiban-kewajiban finansialnya itu.[13]
b.      Quick Rasio
Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.
c.       Absolute Liquidity Rasio
Absolute Liquidity Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dalam waktu yang paling singkat dari pada kedua Current Rasio dan Quick Rasio.
      2.      Rasio Aktivitas/Efektivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya.
a.       Sales to Total Assets
Sales to Total Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
b.      Sales to Fixed Assets
Sales to Fixed Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
c.       Sales to Current Assets
d.      Sales to Inventories
Sales to Inventories merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya.
e.       Sales to Receivable
Sales to Receivable merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin sering perputarannya berarti semakin pendek umur piutang, begitupun sebaliknya.
f.       Sales to Likuid Assets
      3.      Rasio Leverage/Utang
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
a.       Debt to Net Worth
Debt to Net Worth merupakan rasio yang menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
b.      Coverage Interest Charge
Coverage Interest Charge merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bungan utang jangka panjang.
c.       Total Assets to Net Worth
d.      Fixed Assets to Net Worth
e.       Current Assets to Net Worth
f.       Inventory to Net Worth
g.      Receivable to Net Worth
h.      Liquid Assets to Net Worth
      4.      Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional.[14]
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
a.       Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.
b.      Return Of Investment (ROI)
Return Of Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
c.       Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

D.    Interpretasi Analisis Rasio Keuangan bagi Kondisi Laporan Keuangan suatu Perusahaan



BAB III
METODOLGI
(Rumus-Rumus dari semua Jenis Analisis Rasio)


A.    Rasio Likuiditas
    1.      Current Rasio              =

    2.      Quick Rasio               

    3.      Absolute Liquidity      =
Rasio

B.     Rasio Aktivitas/Efektivitas

     1.      Sales to Total Assets   =

     2.      Sales to Fixed Assets =

     3.      Sales to Current          =
Assets

     4.      Sales to Inventory       =

     5.      Sales to Receivable     =   
     6.      Sales to Likuid            =
Assets

C.    Rasio Leverage/Utang

     1.      Debt to Net Worth      =

     2.      Coverage Interest        =
Charge

     3.      Total Assets to Net     =
Worth         

     4.      Fixed Assets to Net    =
Worth

     5.      Current Assets to        =
Net Worth

     6.      Inventory to Net         =
Worth
 
     7.      Receivable to Net       =
Worth

     8.      Liquid Assets to          =
Net worth

D.    Rasio Profitabilitas

      1.      Net Profit Margin       =
(NPM)

      2.      Return Of Investment =
(ROI)          

      3.      Return On Equity       =
(ROE)



BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A.    Profil Usaha PT. Telkom Indonesia
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan tahunan pada tahun 2014 laba Telkom mencapai Rp. 21.471 miliar dengan total asset Rp. 140.895.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (Telkom) adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan diwilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Saat ini sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (53,6%), dan (46%) dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahaan. Telkom telah melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta dan pelanggan tetap 25,8 juta.[15]
Direktur utama Telkom saat ini adalah Alex Janangkih Sinaga. PT. Telkom  didirikan pada tanggal 23 Oktober 1856 yang kantor pusat nya di Bandung, jawa Barat, Indonesia yang memiliki visi, dan misi sebagai berikut:
Visi : menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Edutainment dan Service (TIMES) di kawasan regional.
Misi :-        Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif
-           Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia
Produk dan layanan yang disediakan yaitu:[16]
      Ø  Telecommunation
Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani sambungan telepone kabel tidak bergerak Plain Ordninary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak beregrak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh anak perusahaan telkomsel.
      Ø  Information
Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Bussiness. Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup value Added Service dan Managed Application/IT Outsourcing, e-Payment dan IT enabler Service.
      Ø  Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.
      Ø  Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan beragam layanan diantaranya Ring Back Tone (RBT), Sms Content, Portal dan lain-lain.
      Ø  Service
Service menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan costomer portofolio telkom kepada pelanggan personal, consumer, SME, enterprise, wholwsale, dan international.

Layanan Telekomunikasi Telkom:
     Ø  Telepon, Data dan Internet ( Telepone tetap, flexi, telkomnet instan, telkomnet astinet, speedy, e-business, telkomnet wholw sale, telkom ISDN)
     Ø  Satelit ( TelkomSatelit, dan Telkomvsat)
     Ø  Televisi berlangganan ( groovia TV, Telkomvision, usee TV, yesTV)


B.     Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) 2 Tahun Terakhir PT. Telkom Indonesia


C.    Hasil penghitungan Rasio Keuangan pada 2 Tahun Terakhir PT. Telkom Indonesia
RASIO
Hasil Rasio Keuangan PT. Telkom Indonesia Tahun 2014
 Hasil Rasio Keuangan PT. Telkom Indonesia Tahun 2015
A.    Likuiditas


1.      Current Rasio

 
  1,06 kali / 1,06 %

 
→1,35 kali / 1,35%
2.      Quick Rasio

→0,86 kali / 0,86 %

→1,10 kali / 1,10 %
3.      Absolute Liquidity Rasio

→0,63 kali / 0,63%

→0,87 kali / 0,87%
B.     Aktivitas


1.      Sales to Total Assets

→0,63 kali

→0,62 kali
2.      Sales to Fixed Assets

→0,83 kali 

→0,87 kali
3.      Sales to Current Assets

→2,62 kali

→2,14 kali
4.      Sales to Inventories

→189,23 kali

→194,07 kali
5.      Sales to Receivable

→12,15 kali

→13,02 kali
6.      Sales to Likuid Assets

→4,38 kali

→3,31 kali
C.    Leverage


1.      Debt to Net Worth

→0,65%

→0,78%
2.      Coverage Interest Charge


3.      Total Assets to Net Worth

→1,65%

→1,77%
4.      Fixed Assets to Net Worth

→1,25%

→1,27%
5.      Current Assets to Net Worth

→0,40%

→0,51%
6.      Inventory to Net Worth

→0,0055%

→0,0056%
7.      Receivable to Net Worth

→0,085%

→0    ,084%
8.      Liquid Assets to Net Worth

→0,24%

→0,33%
D.    Profitabilitas


1.      Net Profit Margin (NPM)

→0,24

→0,23
2.      Return Of Investment (ROI)

→0,15

→0,14
3.      Return On Equity (ROE)

→0,25

→0,25

D.    Interpretasi Hasil Penghitungan Analisis Rasio Keuangan 2 Tahun Terakhir PT. Telkom Indonesia
RASIO
Interpretasi Hasil Rasio Keuangan PT. Telkom Indonesia Tahun 2014
 Interpretasi Hasil Rasio Keuangan PT. Telkom Indonesia Tahun 2015
A.    Likuiditas


1.      Current Rasio
→pada tahun ini, current rasio PT. Telkom 106 % yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 34.294 dengan hutang lancar  sebesar Rp. 32.318. Hal ini berarti,
→setiap Rp. 1 Hutang lancar dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,06 kali
→setiap Rp. 100 Hutang lancar dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 106%
→ (1,06 : 1), menujukkan posisi keuangan pada current rasio tahun ini sehat atau likuid.
→pada tahun ini, current rasio Pt. Telkom 135% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 47.912 dengan hutang lancar sebesar Rp. 35.413. Hal ini berarti,
→ setiap Rp. 1 Hutang lancar   dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,35 kali
→ setiap Rp. 100 Hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 135 %
→(1,35 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada current rasio tahun ini sehat/likuid.
2.      Quick Rasio
→ pada tahun ini, quick rasio PT. elkom 86% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva likuid + piutang sebesar Rp. Rp. 20.469 dengan hutang lancar  sebesar Rp. 32.318. Hal ini berarti,
→ setiap Rp. 1 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 0,86 kali
→ setiap Rp. 100 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 86%
→ (0,86 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada quick rasio tahun ini tidak sehat/tidak Likuid.
→pada tahun ini, quick rasio PT. Telkom 110% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva likuid + piutang sebesar Rp. Rp. 30.935 dengan hutang lancar  sebesar Rp. 35.413. Hal ini berarti,
→ setiap Rp. 1 Hutang lancar dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,10 kali
→ setiap Rp. 100 Hutang lancar dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 110%
→ (1,10 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada quick rasio tahun ini sehat/Likuid.
3.      Absolute Liquidity Rasio
→ pada tahun ini, absolute liquidity rasio PT. Telkom 63%  yang diperoleh dengan perbandingan aktiva likuid sebesar Rp. 20.469 dengan hutang lancar  sebesar Rp. 32.318. Hal ini berarti,
→ setiap Rp. 1 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 0,63 kali
→ setiap Rp. 100 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 63%
→(0,63 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada quick rasio tahun ini tidak sehat/tidak Likuid
→ pada tahun ini, absolute liquidity rasio PT. Telkom 87%  yang diperoleh dengan perbandingan aktiva likuid sebesar Rp. 30.935 dengan hutang lancar  sebesar Rp. 35.413. Hal ini berarti,
→ setiap Rp. 1 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 0,87 kali
→setiap Rp. 100 Hutang lancar tidak dapat dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 87%
→ (0,87 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada quick rasio tahun ini tidak sehat/tidak Likuid
B.     Aktivitas


1.      Sales to Total Assets
→ pada tahun ini, Sales to Total Assets PT. Telkom 0,63 kali yang diperoleh dengan perbandingan penjualan sebesar Rp. 89.696 dengan total aktiva sebesar Rp.141.822. Hal ini berarti,
→ (0,63 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak efektif
Total Aktiva perusahaan berputar 0,63 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→ (0,62 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak efektif
Total Aktiva perusahaan berputar 0,62 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
2.      Sales to Fixed Assets
→(0,83 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak efektif
Aktiva Tetap perusahaan berputar 0,83 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→(0,87 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak efektif
Aktiva Tetap perusahaan berputar 0,87 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
3.      Sales to Current Assets
→(2,62 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Aktiva Lancar perusahaan berputar 2,62 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→(2,14 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Aktiva Lancar perusahaan berputar 2,14 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
4.      Sales to Inventories
→(189,23 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
PersediaanBarang dagangan perusahaan berputar 189,23 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→(194,07 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Persediaan Barang dagangan perusahaan berputar 194,07 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
5.      Sales to Receivable
→(12,15 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Piutang perusahaan berputar 12,15 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→(13,02 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Piutang perusahaan berputar 13,02 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
6.      Sales to Likuid Assets
→(4,38 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Aktiva Likuid perusahaan berputar 4,38 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
→(3,31 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini efektif
Aktiva Likuid perusahaan berputar 3,31 kali untuk menghasilkan penjualan bagi perusahaan
C.    Leverage


1.      Debt to Net Worth
→(0,65 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,65 % Modal perusahaan tersebut didanai utang dan sisanya sebesar 99,35% di danai oleh pemegang saham
→(0,78 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,78 % Modal perusahaan tersebut didanai utang dan sisanya sebesar 99,22% di danai oleh pemegang saham
2.      Coverage Interest Charge


3.      Total Assets to Net Worth
→(1,65 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini positif
1,65% Total Aktiva perusahaan berasal dari Utang dan sisanya sebesar 98,35% berasal dari Modal sendiri
→(1,77 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini positif
1,77% Total Aktiva perusahaan berasal dari Utang dan sisanya sebesar 98,23% berasal dari Modal sendiri
4.      Fixed Assets to Net Worth
→(1,25 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini positif
1,25% Aktiva Tetap perusahaan berasal dari Hutang dan sisanya sebesar 98,75% berasal dari modal sendiri
→(1,27 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini positif
1,27% Aktiva Tetap perusahaan berasal dari Hutang dan sisanya sebesar 98,73% berasal dari modal sendiri
5.      Current Assets to Net Worth
→(0,40 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,40% Aktiva Lancar perusahaan berasal dari Hutang dan sisanya sebesar 99,6% berasal dari modal sendiri
→(0,51 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,51% Aktiva Lancar perusahaan berasal dari Hutang dan sisanya sebesar 99,49% berasal dari modal sendiri
6.      Inventory to Net Worth
→(0,005 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,005% Persediaan Barang Dagangan perusahaan tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,995% berasal dari modal sendiri
→(0,0056 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,0056% Persediaan Barang Dagangan perusahaan tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,9944% berasal dari modal sendiri
7.      Receivable to Net Worth
→(0,08 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,08% Utang perusahaan tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,92% berasal dari Modal sendiri
→(0,08 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,08% Utang perusahaan tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,92% berasal dari Modal sendiri
8.      Liquid Assets to Net Worth
→(0,24 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,24 Aktiva Likuid Perusahaa tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,76% berasal dari Modal sendiri
→(0,33 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini negatif
0,33 Aktiva Likuid Perusahaa tersebut berasal dari Utang dan sisanya sebesar 99,67% berasal dari Modal sendiri
D.    Profitabilitas


1.      Net Profit Margin (NPM)
→(0,24 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Penjualan dari penjualan tersebut akan memperoleh Laba Bersih sebesar 24%
→(0,23 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Penjualan dari penjualan tersebut akan memperoleh Laba Bersih sebesar 23%
2.      Return Of Investment (ROI)
→(0,15 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Total Aktiva dari Total Aktiva tersebut akan memperoleh laba Bersih sebesar 15%
→(0,14 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Total Aktiva dari Total Aktiva tersebut akan memperoleh laba Bersih sebesar 14%
3.      Return On Equity (ROE)
→(0,25 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Modal dari Modal tersebut akan memperoleh Laba bersih sebesar 25%
→(0,25 : 1), menunjukkan posisi keuangan pada rasio ini tidak produktif
Setiap Rp. 100 Modal dari Modal tersebut akan memperoleh Laba bersih sebesar 25%



4.      Interpretasi Kinerja Laporan Keuangan Berdasarkan Penghitungan Analisis Rasio Keuangan pada 2 Tahun Terakhir PT. Telkom Indonesia
RASIO
Interpretasi Kinerja Laporan Keuangan PT. Telkom Indonesia
A.    Likuiditas

1.      Current Rasio
(1,06 > 1,35)
Kinerja laporan keuangan PT. Telkom pada Rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan/ lebih likuid dari tahun sebelumnya
2.      Quick Rasio
(0,86 > 1,10)
Kinerja laporan keuangan PT. Telkom pada Rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan/ lebih likuid dari tahun sebelumnya
3.      Absolute Liquidity Rasio
(0,63 > 0,87)
Kinerja laporan keuangan PT. Telkom pada Rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan/ lebih likuid dari tahun sebelumnya
B.     Aktivitas

1.      Sales to Total Assets
(0,63 < 0,62)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami penurunan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
2.      Sales to Fixed Assets
(0,83 > 0,87)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
3.      Sales to Current Assets
(2,62 < 2,14)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami penurunan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
4.      Sales to Inventories
(189,23 > 194,07)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
5.      Sales to Receivable
(12,15 > 13,02)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 baik, dikarenakan mengalami peningkatan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
6.      Sales to Likuid Assets
(4,38 < 3,31)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami penurunan tingkat efisiensi perusahaan dari tahun sebelumnya
C.    Leverage

1.      Debt to Net Worth
(0,65 > 0,78)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami peningkatan utang  perusahaan dari tahun sebelumnya
2.      Coverage Interest Charge

3.      Total Assets to Net Worth
(1,65 > 1,77)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami peningkatan utang perusahaan dari tahun sebelumnya
4.      Fixed Assets to Net Worth
(1,25 > 1,27)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami peningkatan utang perusahaan dari tahun sebelumnya
5.      Current Assets to Net Worth
(0,40 > 0,51)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami peningkatan utang perusahaan dari tahun sebelumnya
6.      Inventory to Net Worth
(0,0055 > 0,0056)
7.      Receivable to Net Worth
(0,08 =  0,08)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk walaupun dari segi angka nilainya sama dari tahun sebelumnya, hal tersebut tetap bernilai buruk karena dari segi waktu nilai semakin tinggi.
8.      Liquid Assets to Net Worth
(0,24 > 0,33)
Kinerja PT. Telkom pada rasio ini dari tahun 2014 ke 2015 buruk, dikarenakan mengalami peningkatan utang perusahaan dari tahun sebelumnya
D.    Profitabilitas

1.      Net Profit Margin (NPM)

2.      Return Of Investment (ROI)

3.      Return On Equity (ROE)





[1] Telkommarjikanalisfebunsika.blogspot.com/2015/06/corporate-strategy-analysis-pada-pt.html?m=1 diakses tanggal 29 April 2016
[2] Infloteklae.blogspot.co.ic/2014/02/analisis-swot-pttelkom-indonesia-tbk.html?m=1 diakses tanggal 02 Mei 2016
[3] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm., 297.
[4] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.,104.
[5] Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN, 2008), hlm., 63
[6]  Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.,67.
[7]  Toto Prihadi, Praktis Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS & PSAK. (Jakarta: PPM, 2012), hlm., 152.
[8]  Agus Sartono, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm., 20.
[9]  Novietha I Sallama, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm 61-62
[10] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan..............., hlm., 298
[11] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan..............., hlm., 299
[12] Kasmir, Analisis Laporan..................., hlm., 130
[13] Indriyo, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm., 229.
[14] Brigham & Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm., 146.
[15]  m.merdeka.com/profil/indonesia/t/telkom-indonesia-persero-/ diakses tanggal 29 April 2016