Persediaan
menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan yang
berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu. Adapun perkiraan-perkiraan yang dapat digolongkan
sebagai persediaan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persediaan
merupakan bgian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancer yang dimiliki
perusahaan yang bisa mempengaruhi neraca atau laporan rugi baik diperusahaan
dangang maupun diperusahaan manufaktu. Elemen asset juga sangat peka dalam
mempengaruhi pendapatan perusahaansehingga perlu tekhnik pencatatan dan
penilain, yang tepat untuk menjaga keberadaan asset ini sangat diperlukan suatu
pemeriksaan yang intensif untuk menjamin keberadaanpersedia secara fisik dan
pencatatan serta penialainnya benar-benar ssuai dengan prisip akutansi yang
berlaku dilakukan secara konsisten. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan
berbagai pihak dan informasi akutansi mengenai persediaandibutuhkan pengujian
kesesuai antara praktek akutansi yang berlaku umum. Proses pengujian tersebut
dikenal dengan istilah auditing yang dilakukan oleh akutan publik sebagai pihak
yang independen dari penyelenggaraan kegiatan, pemilik dan hubungan baik
lainnya dengan organisasi perusahaan yang dapat mempengaruhi independen
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan Apa itu Audit Persediaan?
2.
Bagaimana sifat-sifat Persediaan?
3.
Bagaimana prosedur Audit Persediaan?
4.
Bangaimana anaisis substantive?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui audit
persediaan
2.
Untuk mengetahui sifat-sifat persediaan
3.
Untuk mengetahui
prosedur audit persediaan
4.
Untuk mengetahui
analisis subtantive
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan
menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan yang
berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu. Adapun perkiraan-perkiraan yang dapat
digolongkan sebagai persediaan adalah:
1. Bahan
baku (Raw material )
2. Barang
dalam proses (Work in process)
3. Barang jadi (Finish Good)
4. Perlengkapan
(supplies), bahan pembantu dan suku cadang (spare part)
Sedangkan
yang dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan menurut Arens &
Loebbecke (1999;620) adalah:
“Paduan
dari dua sistem yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus
barang secara fisik dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan
bergerak dalam perusahaan, harus ada pengendalian yang cukup baik atas
pergerakan fisik maupun biaya-biaya terkait”.
·
Definisi lain dari
persediaan adalah aset:
a. Tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
b.
Dalam proses produksi
dan atau dalam perjalanan; atau
c.
Dalam bentuk bahan
atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
d.
Dalam proses produksi
atau pemberian jasa.
Pemeriksaan
terhadap fungsi-fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan
membantu auditor memahami pengendalian dan bahan bukti yang harus dikumpulkan
untuk menguji efektivitasnya.
·
Biaya
persediaan
§ Biaya persediaan harus meliputi biaya
pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location
and condition)
§ Biaya persediaan harus dhitung
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO),
rata-rata tertimbang (weight average cost methed) atau masuk terakhir keluar
pertama (MTKP atau LIFO)
Audit
Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya
nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14.2 & 14.9 –
IAI, 2002, persediaan adalah aktiva:
1. yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan usaha normal.
2. dalam proses produksi dan atau dalam
perjalanan
3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies)
untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.
Persediaan
meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang
dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan
properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi
yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan,
dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
produksi.
Biaya
persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dijual atau dipakai.
Persediaan harus diukur berdasarkan
biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah (the lower ofcost and net
realiable value)[1]
Adapun
tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
·
persediaan secara fisik benar-benar ada
·
prosedur pisah batas (ut-of) telah dilakukan dengan secar
memuaskan
·
pesediaan telah dini perinsip Akutansi Berlaku Umum (PSAK)
yang diterapkan secar konsisten
·
persediaan yang bergerak moving, using rusak dapat
didefininsikan dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
·
perhitungan persediaan telah dibuat dengan cermat persediaan
yang dijminkan telah diidetentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam
catatan atas laporan keuangan.
Walaupun
dalam tujun-tujuan audit yang disebutkan diatas diarahkan terutama atas
eksistensi dan valuasi persediaan dalamneraca, tetapi auditor harus selalu
ingat bahwa auditor terhadap akun persediaan yang dilkukannya harus berhubungan
dengan harga pokok dan akun-akun terkait lainya dalam laporan laba rugi.
Beberapa
tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan
atas akun persediaan lainya adalah :
1. pemahaman bisnis klien
kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar
terhadap audit persediaan, pertanyaan pertanyaan pertanyaan yang diajukan
auditor melaluai kuesoner pemahaman bisnis dan jenis usaha klien akan
memberikan auditor pemaaman mengenai aspek-aspek unik dan jenis usaha seperti
faktor musman dan siklus sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan
penjualan, kondisi peraingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan
fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan penjualan, kondisi tenaga
kerja dan fasilitas pabrik berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan
serta kerakteristik sistem informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini
memunginkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan
keuangan sehubung dengan persediaan.
2. Penilai Pengendalian Intren
Tujuan pengendalian intren atas persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa :
·
Adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan
·
Semua ransaksi persediaan telah dicatat dan klasifikasikan
dengan tepat
·
Perhitungan fisik prsediaan telah dijalankan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
·
Harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat
·
Penyesuai atas persediaan yang bergerak lamabat (slow
moving), using dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
3. Pengujian subtantive
Tujuan utama pengujian subtantif terhadap persediaan adalah
untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilai persediaan . pengujian
ini meliputi observasi dan pengujian ringkasan dan pengujian harga. [2]
B.
Pemeriksaan Siklus Persediaan
Persediaan terdiri
dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha. Audit
atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak
waktu, karena:
·
Pada umunya persediaan merupakan jenis
perkiraan yang besar di dalam neraca, dan sering merupakan unsur terbesar dari
keseluruhan modal kerja (working capital account)
·
Persediaan berada pada lokasi yang
berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik serta penghitungannya
·
Keanekaragaman jenis persediaan
menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
·
Penilaian atas persediaan juga selalu
menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan
biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
·
Adanya beberapa metode penilaian
persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien tertentu harus menggunakan
satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit
atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus- siklus
transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan
dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari
pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung
(direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam bentuk-T.
Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari pengurangan
barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.
C. Sifat - Sifat Persediaan
Persediaan(Inventory)
adalah elemen atau unsur yang sangat penting dalam perusahaan terutama dalam
penentuaan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang ataupun perusahaan
manufaktur baik yang berskala kecil maupun berskala besar, yang berfungsi untuk Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang, Menghilangkan resiko hilangnya barang, Mempertahankan stabilitas operasional
perusahaan.,
Untuk mencapai penggunaan mesin yang optimal, Memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada konsumen..Persediaan mempunyai sifat–sifat sebagai
berikut :
a. Persediaan biasanya merupakan sebagai
aktiva lancar (Current Asset) karena
masa perputarannya hanya kurang atau sama dengan satu tahun saja.
b. Persediaan merupakan jumlah yang besar
terutama untuk perusahaan yang mengelola persediaan dari bahan baku menjadi
barang jadi.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap
neraca dan perhitungan laba rugi bagi perusahaan selain itu juga sangat
menentukan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
D. Prosedur
Audit Persdiaan
Prosedur
pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review dan
substantive test. Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di
sini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.Prosedur
pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan
persediaan, karena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan pengeluaran kas
serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Prosedur
pemeriksaan untuk compliance test.
1.
Pelajari dan evaluasi internal control atas
persediaan.
1. Dalam hal ini auditor biasanya
menggunakan internal control questionnaires, yang contohnya bisa
dilihatdi Exhibit 11-1.
2. Lakukan test transaksi (compliance
test} atas pembelian dengan menggunakan purchase order sebagai sample.
Untuk test transaksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan material
requisition sebagai sample. Untuk test transaksi atas penjualan,
bisa digunakan faktur penjualan sebagai sample.
3. Tarik kesimpulan mengenai infernal
control atas persediaan.
Jika
dari test transaksi auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka
auditor bisa menyimpulkan bahwa inte rnal control atas persediaan
berjalan efektif. Karena itu substantive test atas persediaan bisa
dipersempit.
Prosedur
pemeriksaan substantive atas persediaan
1. Lakukan observasi atas stock opname
(perhitungan phisik) yang dilakukan perusahaan (klien).
2. Minta Final Inventory List
[Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
·
check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
·
cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
·
cocokkan “quantity per count dengan “count sheet
kita (auditor)
·
cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment
out.
4. Periksa unit price dari raw
material (bahan baku), work in process (barang dalam proses), finished
goods (barang jadi) dan supplies (bahan pembantu).
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock
opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
6. Periksa cukup tidaknya allowance for
slow moving (barang-barang yang bergerak lambat), barang-barang yang rusak
dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca
(subsequent event).Periksa cut-off penjualan dan cut-off
pembehan.
8. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan
agreement (perjanjian kredit), notulen rapat,
9. Periksa apakah ada sates atau purchase
commitment per tanggal neraca.
10. Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods
in transit), lakukan prosedur berikut ini:
·
minta rinciangoods in transit per tanggal neraca.
·
periksa mathematical accuracy,p
·
eriksa subsequent clearance.
11. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan
persediaan dan buat usulan adjustment jika diperlukan.
12. Periksa apakah penyajian persediaan di
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/SAK.[3]
E.
Tahapan-Tahapan Audit Persediaan
Tujuan menyeluruh dari audit atas
persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku, barang dalam proses,
barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di dalam
laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan
jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu:
1. Pengendalian fisik terhadap persediaan
Pengujian
auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
2.
Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian
utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi
yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang
benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari
setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
3.
Catatan perpetual
Terdapatnya
catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan luas
pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan
perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum
tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan
klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
4.
Catatan mengenai biaya per unit
Catatan
akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan
catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua
hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena
penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem
yang tepat.
Pengujian rincian saldo untuk
persediaan terdiri dari:
·
Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
·
Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
·
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
·
Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo
persediaan
·
Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi
tujuan-tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item
yang dipilih, dan waktu audit
F. Analisis subtantive
Prosedur
analisis subtantif adalah pengujian audit yang berguna dalam memeriksa
kewajiban persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai
bagian dari perencanaan audit, posedur analisis awal dapat mengenditifikasikan
secara efektif apakah akun pesediaan dan harga pokok berisi salah saji material.
Prosedur
analisis subtantif berguna untuk menguji asersi penilain persediaan. Tabel
berikut membuat daftar prosedur analisis subtantif yang berguna dalam mengaudit
persediaan dan akun terkait baik pada tahap peencanaan maupun sebagia review
menyeluruh.
Prosedur
analisis subtantive untuk persediaan dan akun akun yang terkait:
1.
Prosedur Analisis subtantive
a.
Bandungkan bahan baku, barang jadi, dan total perputaran
persediaan dengan saldo tahun lalu dan rata-rat industri
b. Bandingkan lama persediaan dengan
terjual dengan data tahun lalu dan rata-rata industry
c. Bandingkan persentase laba kotor
menurut lini produk dengan data tahun lalu dan rata-rata industry
d. Bandingkan biaya standar tahun ii dan
tahun-tahun sebelumnya. Setelah mempetimbangkan kondisi kondisi saat ini
e. Bandingkan biaya overhead pabrik
aktualdan biaya yang dianggarkan atau biaya overhead pabrik stadar.
2. Kemungkinan salah saji yang terdedeksi
a. Persediaan yang ussang, lama terjual,
atau berlebihan
b. Kurang atau lebih sahi persediaan
c. Mengurangkan atau merusakkan biaya
overhead secara tidak tepat.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Audit
Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalah
gunaan. Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari asset yang bisa
mempengaruhi neraca dan laporan rugi laba yang perlu di jaga keberadaannya baik
dengan membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem pencatatan dan
penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi indonesia yang diterapkan
secara konsisten. Adapun
tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
· Persediaan secara fisik benar-benar
ada
· Prosedur pisah batas (cut-off)
persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
· Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten
· Persediaan yang bergerak lambat (slow
moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan
dalam jumlah yang memadai
Penghitungan matematis dalam daftar
persediaan telah dibuat dengan cermat.
Untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan yang rutin
dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Adapun pemeriksaan terhadap persediaan
yang dapat diterapkan yaitu pemeriksaan di tengah-tengah tahun dan pemeriksaan
akhir tahun, hal ini tujuannya untuk menjamin sistem pengendalian intern atas
persediaan barang yang diterapkan sebagaimana seharusnya selain itu juga perlu
adanya pengamatan atas perhitungan barang yang dilakukan oleh pelanggan dengan
berbagai persiapan dan prosedur yang ada.
Bagian
terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan
persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau
tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk
pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci,
auditor harus menelusuri semua bagian dimana peresediaan digudangkan untuk memastikan
bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi kartu yang memadai.
B. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap pada pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
accountance.wordpress.com/2009/11/28/pemeriksaan-persediaan
Ø
http//bobwicakso-Akutansi.blogspot.co.id/2014/01
Ø
http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/602/bab1.pdf?sequence=6
Ø Hht://iangenerous.blogspot.co.id/2013/09/pengertian
audit persediaan