Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Makalah Pengujian Substantive Terhadap Persediaan dalam Kajian Pemeriksaan Akutansi

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Persediaan menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan yang berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu.  Adapun perkiraan-perkiraan yang dapat digolongkan sebagai persediaan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah dibawah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Persediaan merupakan bgian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancer yang dimiliki perusahaan yang bisa mempengaruhi neraca atau laporan rugi baik diperusahaan dangang maupun diperusahaan manufaktu. Elemen asset juga sangat peka dalam mempengaruhi pendapatan perusahaansehingga perlu tekhnik pencatatan dan penilain, yang tepat untuk menjaga keberadaan asset ini sangat diperlukan suatu pemeriksaan yang intensif untuk menjamin keberadaanpersedia secara fisik dan pencatatan serta penialainnya benar-benar ssuai dengan prisip akutansi yang berlaku dilakukan secara konsisten. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak dan informasi akutansi mengenai persediaandibutuhkan pengujian kesesuai antara praktek akutansi yang berlaku umum. Proses pengujian tersebut dikenal dengan istilah auditing yang dilakukan oleh akutan publik sebagai pihak yang independen dari penyelenggaraan kegiatan, pemilik dan hubungan baik lainnya dengan organisasi perusahaan yang dapat mempengaruhi independen tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Apa itu Audit Persediaan?
2.      Bagaimana sifat-sifat Persediaan?
3.      Bagaimana prosedur Audit Persediaan?
4.      Bangaimana anaisis substantive?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui audit persediaan
2.      Untuk mengetahui  sifat-sifat persediaan
3.      Untuk mengetahui prosedur audit persediaan
4.      Untuk mengetahui analisis subtantive


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Persediaan
Persediaan menurut kamus istilah akuntansi adalah barang dagangan atau persediaan yang berada di tangan atau dalam perjalanan pada suatu waktu tertentu.  Adapun perkiraan-perkiraan yang dapat digolongkan sebagai persediaan adalah:
1.      Bahan baku (Raw material ) 
2.      Barang dalam proses (Work in process) 
3.       Barang jadi (Finish Good) 
4.      Perlengkapan (supplies), bahan pembantu dan suku cadang (spare part) 
Sedangkan yang dimaksud dengan siklus persediaan dan pergudangan menurut Arens & Loebbecke (1999;620) adalah: 
“Paduan dari dua sistem yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang secara fisik dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan, harus ada pengendalian yang cukup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya terkait”. 
·         Definisi lain dari persediaan adalah aset: 
a.       Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
b.      Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
c.       Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan     
d.      Dalam proses produksi atau pemberian jasa.  
Pemeriksaan terhadap fungsi-fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan membantu auditor memahami pengendalian dan bahan bukti yang harus dikumpulkan untuk menguji efektivitasnya.
·         Biaya persediaan
§  Biaya persediaan harus meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition)
§  Biaya persediaan harus dhitung menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weight average cost methed) atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO)
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14.2 & 14.9 – IAI, 2002, persediaan adalah aktiva:
1.      yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
2.      dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
3.      dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah (the lower ofcost and net realiable value)[1]
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
·         persediaan secara fisik benar-benar ada
·         prosedur pisah batas (ut-of) telah dilakukan dengan secar memuaskan
·         pesediaan telah dini perinsip Akutansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secar konsisten
·         persediaan yang bergerak moving, using rusak dapat didefininsikan dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
·         perhitungan persediaan telah dibuat dengan cermat persediaan yang dijminkan telah diidetentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan.
Walaupun dalam tujun-tujuan audit yang disebutkan diatas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalamneraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa auditor terhadap akun persediaan yang dilkukannya harus berhubungan dengan harga pokok dan akun-akun terkait lainya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun persediaan lainya adalah :
1.      pemahaman bisnis klien
kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap audit persediaan, pertanyaan pertanyaan pertanyaan yang diajukan auditor melaluai kuesoner pemahaman bisnis dan jenis usaha klien akan memberikan auditor pemaaman mengenai aspek-aspek unik dan jenis usaha seperti faktor musman dan siklus sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi peraingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan penjualan, kondisi tenaga kerja dan fasilitas pabrik berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta kerakteristik sistem informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini memunginkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan sehubung dengan persediaan.
2.      Penilai Pengendalian Intren
Tujuan pengendalian intren atas persediaan  adalah untuk meyakinkan bahwa :
·         Adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan
·         Semua ransaksi persediaan telah dicatat dan klasifikasikan dengan tepat
·         Perhitungan fisik prsediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
·         Harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat
·         Penyesuai atas persediaan yang bergerak lamabat (slow moving), using dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
3.      Pengujian subtantive
Tujuan utama pengujian subtantif terhadap persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilai persediaan . pengujian ini meliputi observasi dan pengujian ringkasan dan pengujian harga. [2]

B.     Pemeriksaan Siklus Persediaan
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha. Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak waktu, karena:
·         Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
·         Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik serta penghitungannya
·         Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
·         Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
·         Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus- siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.

C.    Sifat - Sifat Persediaan
Persediaan(Inventory) adalah elemen atau unsur yang sangat penting dalam perusahaan terutama dalam penentuaan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur baik yang berskala kecil maupun berskala besar, yang berfungsi untuk Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang, Menghilangkan resiko hilangnya barang, Mempertahankan stabilitas operasional perusahaan., Untuk mencapai penggunaan mesin yang optimal, Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen..Persediaan mempunyai sifat–sifat sebagai berikut :
a.       Persediaan biasanya merupakan sebagai aktiva lancar (Current Asset) karena masa perputarannya hanya kurang atau sama dengan satu tahun saja.
b.      Persediaan merupakan jumlah yang besar terutama untuk perusahaan yang mengelola persediaan dari bahan baku menjadi barang jadi.
c.       Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi bagi perusahaan selain itu juga sangat menentukan perusahaan pada akhir periode akuntansi.

D.    Prosedur Audit Persdiaan
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review dan substantive test. Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian dan penjualan persediaan, karena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Prosedur pemeriksaan untuk compliance test.
        1.      Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
1.      Dalam hal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires, yang contohnya bisa dilihatdi Exhibit 11-1.
2.      Lakukan test transaksi (compliance test} atas pembelian dengan menggunakan purchase order sebagai sample. Untuk test transaksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan material requisition sebagai sample. Untuk test transaksi atas penjualan, bisa digunakan faktur penjualan sebagai sample.
3.      Tarik kesimpulan mengenai infernal control atas persediaan.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa inte rnal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu substantive test atas persediaan bisa dipersempit.
Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan
1.      Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan phisik) yang dilakukan perusahaan (klien).
2.      Minta Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
·         check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
·         cocokkan “quantity per book” dengan stock card.
·         cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
·         cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
3.      Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4.      Periksa unit price dari raw material (bahan baku), work in process (barang dalam proses), finished goods (barang jadi) dan supplies (bahan pembantu).
5.      Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
6.      Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving (barang-barang yang bergerak lambat), barang-barang yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode.
7.      Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event).Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembehan.
8.      Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat,
9.      Periksa apakah ada sates atau purchase commitment per tanggal neraca.
10.  Seandainya ada barang dalam perjalanan (goods in transit), lakukan prosedur berikut ini:
·         minta rinciangoods in transit per tanggal neraca.
·         periksa mathematical accuracy,p
·         eriksa subsequent clearance.
11.  Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika diperlukan.
12.  Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.[3]

E.     Tahapan-Tahapan Audit Persediaan
            Tujuan menyeluruh dari audit atas persediaan adalah untuk menetapakan bahwa bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan harga poko penjualan telah dinyatakan secara wajar di dalam laporan keuangan. Ada 4 aspek yang menjadi perhatian auditor dalam menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan yaitu:
1.      Pengendalian fisik terhadap persediaan
Pengujian auditor mengenai kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus terbatas pada pengamatan dan penyelidikan.
2.      Dokumen-dokumen dan catatan untuk transfer persediaan
Perhatian utama auditor dalam verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi yang lain adalah bahwa transfer yang dicatat adalah sah, transfer yang benar-benar terjadi telah dicatat, dan kuantitas, uraian serta tanggal dari setiap transfer yang dicatat tersebut adalah akurat.
3.      Catatan perpetual
Terdapatnya catatan persediaan perpetual yang memadai berpengaruh terhadap waktu dan luas pemeriksaan fisik yang dilakukan auditor atas persediaan. Jika catatan perpetual dapat diandalkan, memungkinkan untuk menguji persediaan fisik sebelum tanggal neraca, penghematan biaya bagi auditor maupun klien dan memungkinkan klien memperoleh laporan keuangan yang diaudit lebih awal.
4.      Catatan mengenai biaya per unit
Catatan akuntansi biaya yang memadai harus dipadukan dengan kegiatan produksi dan catatan akuntansi lain agar dapat menghasilkan biaya yang akurat untuk semua hasil produksi. Sistem akuntansi biaya mempunyai hubungan dengan auditor karena penilaian persediaan akhir tergantung pada perancangan dan penggunaan sistem yang tepat. 
                 Pengujian rincian saldo untuk persediaan terdiri dari:
·         Menilai materialitas dan risiko inheren dari persediaan
·         Menilai risiko pengendalian untuk beberapa siklus
·         Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis untuk beberapa siklus
·         Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo persediaan
·         Merancang pengujian rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan-tujuan audit yang spesifik seperti : prosedur audit, besar sampel, item yang dipilih, dan waktu audit

F.     Analisis subtantive
Prosedur analisis subtantif adalah pengujian audit yang berguna dalam memeriksa kewajiban persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai bagian dari perencanaan audit, posedur analisis awal dapat mengenditifikasikan secara efektif apakah akun pesediaan dan harga pokok berisi salah saji material.
Prosedur analisis subtantif berguna untuk menguji asersi penilain persediaan. Tabel berikut membuat daftar prosedur analisis subtantif yang berguna dalam mengaudit persediaan dan akun terkait baik pada tahap peencanaan maupun sebagia review menyeluruh.
Prosedur analisis subtantive untuk persediaan dan akun akun yang terkait:
1.      Prosedur Analisis subtantive
a.       Bandungkan bahan baku, barang jadi, dan total perputaran persediaan dengan saldo tahun lalu dan rata-rat industri
b.      Bandingkan lama persediaan dengan terjual dengan data tahun lalu dan rata-rata industry
c.       Bandingkan persentase laba kotor menurut lini produk dengan data tahun lalu dan rata-rata industry
d.      Bandingkan biaya standar tahun ii dan tahun-tahun sebelumnya. Setelah mempetimbangkan kondisi kondisi saat ini
e.       Bandingkan biaya overhead pabrik aktualdan biaya yang dianggarkan atau biaya overhead pabrik stadar.

2.      Kemungkinan salah saji yang terdedeksi
a.       Persediaan yang ussang, lama terjual, atau berlebihan
b.      Kurang atau lebih sahi persediaan
c.       Mengurangkan atau merusakkan biaya overhead secara tidak tepat.[4]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalah gunaan. Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari asset yang bisa mempengaruhi neraca dan laporan rugi laba yang perlu di jaga keberadaannya baik dengan membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem pencatatan dan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi indonesia yang diterapkan secara konsisten. Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
· Persediaan secara fisik benar-benar ada
· Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
· Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten
· Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat.
Untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan yang rutin dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Adapun pemeriksaan terhadap persediaan yang dapat diterapkan yaitu pemeriksaan di tengah-tengah tahun dan pemeriksaan akhir tahun, hal ini tujuannya untuk menjamin sistem pengendalian intern atas persediaan barang yang diterapkan sebagaimana seharusnya selain itu juga perlu adanya pengamatan atas perhitungan barang yang dilakukan oleh pelanggan dengan berbagai persiapan dan prosedur yang ada.
Bagian terpenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Prosedur audit pengujian terinci atas saldo yang umum dilakukan untuk pengamatan persediaan secara fisik. Sebagai tambahan atas prosedur terinci, auditor harus menelusuri semua bagian dimana peresediaan digudangkan untuk memastikan bahwa semua persediaan telah dihitung dan diberi kartu yang memadai.

B.     Saran
           Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
           Penulis banyak berharap pada pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
           Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA 
  Ø  accountance.wordpress.com/2009/11/28/pemeriksaan-persediaan
  Ø  http//bobwicakso-Akutansi.blogspot.co.id/2014/01
  Ø  http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/602/bab1.pdf?sequence=6
Ø    Hht://iangenerous.blogspot.co.id/2013/09/pengertian audit persediaan


[1]accountance.wordpress.com/2009/11/28/pemeriksaan-persediaan
[2]http//bobwicakso-Akutansi.blogspot.co.id/2014/01
[4] Hht://iangenerous.blogspot.co.id/2013/09/pengertian audit persediaan