Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Pandangan Teori Serta Pemimpin Terhadap Konflik

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Dalam interaksi atau interelasi sosial antar individu atau antar kelompok konflik di anggap suatu hal yang tidak wajar yang akan berakibat negatif akan tetapi tidak selamanya sebuah konflik berdampak negative, bahkan sebuah konflik dapat dijadikan sebuah bahan evaluasi terhadap kehidupan baik dalam bersosial ,atau organisasi

       A.      PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari hari  tidak akan terlepas dengan konflik kita sebagai manusia pasti menemukan sebuah dalam kehidupan kita baik terhadap diri kita,organisasi atau sebuah institute,konflik dapat berupa perselisihan (dissegreement) adanya ketegangan atau munculnya kesulitan lain diantara dua pihak atau lebih konflik sering  menimbulkan oposisi diantara dua belah pihak sampai kedua belah pihak menganggap konflik sebagai penghalang.
Dalam interaksi atau interelasi sosial antar individu atau antar kelompok konflik di anggap suatu hal yang tidak wajar yang akan berakibat negatif akan tetapi tidak selamanya sebuah konflik berdampak negative, bahkan sebuah konflik dapat dijadikan sebuah bahan evaluasi terhadap kehidupan baik dalam bersosial ,atau organisasi.
Konflik terhadap kesulitan belajar merupakan konflik yang terjadi dalam diri seseorang, dimana jesulitan belajar merupakan gangguan berupa kesulitan berpikir bagi seseorang seperti berbicara, membaca dan lain-lain, cara mengatasi kesulitan belajar ini guru harus membimbing peserta didik karena seorang guru merupakan fasilitator bagi seorang pendidik supaya peserta didik bisa mengatasi kesulitan belajar dengan bantuan dari seorang guru.
Dalam sebuah konflik yang terjadi ada strategi cara mengatasi konflik sehingga dengan cara yang akan dibahas dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengelola konflik akan tetapi konflik yang terjadi yang akan di kelola tergantung dari konflik yang terjadi.

       B.       PEMBAHASAN
              a.  Pandangan Teori Serta Pemimpin Terhadap Konflik.
   Dilihat dari perspektif historis pandangan teori Manajemen terhadap konflik terpecah menjadi dua kelompok pertama Kelompok Traditional (Traditional managemen-historial view) Memandang bahwa suatu konflik perlu dihindari atau di hilangkan.pandangan ini di dasari realita bahwa organisasi yang baik adalah jika di dalamnya tidak di jumpai adanya konflik, sebab pendapat ini memandang konflik semata akibat kesalahan manajemen(management error), misalnya dalam sebuah organisasi terdapat kesenjangan ada pengusaha atau pekerja dalam hal ini hambatan pengusaha atau psikologis untuk saling percaya.
   Kelompok kedua yakni Manajemen modern(modern current view)  memandang sebuah konflik dengan cara yang berbeda debgan cara sebelumnya konflik dalam hal ini dianggap dapat meningkatkan organisasi jika dipandang cara mengelola yang baik. Organisasi yang bermutu juga di jumpai didalamnya dapat di jumpai muatan muatan konflik yang akhirnya dapat menstimulasi dan memotivasi pekerja dalam meraih prestasi terbaik. Oleh karna itu konflik dianggap merupakan sebagian integral atau tak terpisahkan dai dinamika organisasi.
1.         Menurut Marx dan Wiber. Menurut pendapat tokoh tersebut konflik mengasumsikan ketegangan dalam masyarakat dan bagian bagianya yang di timbulkan oleh ke inginan berkompetisi dari individu dan kelompok yang ber fariasi.
  Kemudian teori ini dibawa ke dunia pendidikan, tetapi cenderung pada teori sosial, bukan manajer dan bawahan, tetapi lebih pada hubungan masyarakat dan lembaga pendidikan.Para tepritis konflik memandang pendidikan masa sebagai sebuah alat dari masyarakat kapitalis, mengontrol masuknya kedalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi melalui seleksi, alokasi dan manipulasi publik.
2.         Pandangan Pemimpin terhadap konflik
   Seorang pemimpin menggunakan tiga pendekatan terhadap konflik yaitu:1). Pendekatan pemimpin traditional.2)pendekatan pemimpin netral 3) pendekatan pemimpin modern.
a.Pendekatan pemimpin tradisional.               
   Pendekatan pemimpin tradisional mengatakan bahwa konflik bersifat negative dan merugikan. Karenanya konflik harus di lenyapkan, demi kerukunan dan keharmonisan pendapat ini berkembang pada tahun 1940-an.
Pemimpin semacam ini memandang bahwa tingkah laku manusia sepanjang hidupnya sebagian penyesuaian diri terhadap tingkah laku orang lain dan meng hindarkan konflik dalam perselisihan.keluarga,sekolah,agama selaku lembaga sosial menekan kan pada adaptasi, prinsip anti konflik dan kerukunan pandangan ini menimbulkan pengekangan misalnya pengekangan orang tua yang selalu menekan kan pada norma dan aturan, anak harus tunduk dan patuh. Di sekolah seorang pemimpin harus di turuti tanpa ada perbedaan, guru di anggap makhluk yang paling besar dan paling kuasa, harus di percaya dan di tiru.
b. Pendekatan pemimpin yang behavorial atau netral pandangan ini melihat tingkah laku manusia yang hidup sebagai “built in clement”.konflik bersumber dari perbedaan kodrati masing masing individu dan kelompok penghapusan terhadap perbedaan atau konflik berarti menghapus individu individu dan kelompok kelompok itu sendiri.
   Pandangan ini memunculkan macam macam perbedaan aneka kompetisi,persaingan dan revalitas pandangan ini menresionalisir konflik dengan tujuan membatasi,mengurung dan menjinakkan konflik sebagai unsure netral,unsure biasa dan tidak berbahaya. Mereka memandang bahwa dengan adanya konflik akan ada hikmah di balik itu semua.
c.Pendekatan pemimpin yang modern
Pendekatan modern ini memandang bahwa konflik itu penting dan perlu dalamkehidupan .secara ekspilisit konflik itu merangsang oposisi,orang harus mengembangkanmanajemen konflik,menstimolir konflik dan harus bisa memecahkan konflik merupakan tanggung jawab pemimpin dan manajer
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan organisasi pasti mengalami banyak perubahan maka tanggung jawab pemimpin yang paling utama adalah pemandu unit organisasi di tengah tengah badai perubahan sebagai mekanisme,industrialisasi dan moderenisasi.[1]

       C.      Strategi Mengelola konflik
Dalam sebuah masalah atau konflik pasti ada suatu keinginan untuk menyelesaikan konflik dalam sebuah konflik ada strateginya dalam mengelola konflik sesuai dengan konflik yang di hadapi, ada beberapa strategi Mengelola konflik yang di temukan oleh afzalurrohman yang di kenal dengan model afzalurrohman sebagai berikut.
Tinggi
Mengintegrasikan
                     Kompromi
Membantu
Rendah
Menghindarkan
Mendominasikan
    Gambar di atas ini merupakan penangganan konflik afzalurrahman
   Dalam model afzalurrahman pihak yang berkepentingan di konfrontasikan (dipertemukan) untuk mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang muncul mengumpulkan berbagai alternative penyelesaian dengan memilih cara terbaik strategi ini cocok apabila konflik terbentuk karna salah pengertian.
         Winardi (1994) dalam mengelola konflik se orang manajer diharpkan pada tiga bentuk metode,Yaitu:
a.Menstimulasi konflik
Metode metode yang di gunakan agar konflik tetap ada dan di analisis dijadikan batu loncatan dalam mencapai kemajuanmaka ada beberapa saran untuk menstimulasi konflik yaitu:1)Menyertakan orang luar;2)Bertindak bertentngan dengan apa yang umum berlaku3)Menstrukturisasi organisasi yang bersangkutan4)Merangsang persaingan;dan 5),emilih manajer manajer yang tepat.
b.Mengurangi atau menekan konflik.
   Pilihan untuk mengurangi konflik,kadang kadang di perlukan oleh seorang manajer.
1)      Menyediakan media informasi pada masing masing kelompok.
2)      Memperbanyak kontak kontak yang menyenangkan kelompok.
3)      Mengadakan perundingan dan memberikan informasi.
c.Menyelesaikan konflik.
         Beberapa tekhnik penyelesaian konflik yaitu.
1) .Dominasi yakni memecahkan konflik dengan jalan memaksakan agar konflik hilang.
2) Kompromis manajer meng himbau pada pihak konflik untuk mengubarkan sarat sarat tertentu.
3) Pemecahan problem integrative artinya konflik dalam kelompok dialihkan menjadi situasipemecahan masalah bersama yang di pecahkan dengan bantuan bantuan pemecahan masalah [2].
            Strategi diatas merupakan strategi mengelola konflik dalam sebuah institute atau organisasi.
         Didalam buku Manajemen prilaku organisasi ada beberapa penyelesaian konflik yaitu:
1.Meratakan (Smoothing)
         Meratakan merupakan sebuah cara lebih diplomatic untuk menyelesaikan konflik dimana sang manajer meniminasi tingkat dan pentingnya ketidak sepakatan dan ia mencoba untuk salah satu pihak” mengalah”
2.Menghindar(Avoidance)
         Dalam hal ini kelompok kelompok yang bersengketa mendatangi manajer untuk mendatangi manajer mereka untuk mencapai suatu keputusan . tetapi sang manajer tersebut tidak menunjukkan tidak menunjukkan sikap tertentu maka kiranya tidak ada suatu pihak yang puas dengan situasi tersebut.pura pura tidak mengetahui adanya suatu konflik merupakan bentuk menghindari.
3.Kompromi
         Melalui tindakan kompromi para manajer berupaya menyelesaikan konflik kelompok dengan meyakinkan masing masing pihak dalam perundingan bahwa mereka perlu mengobarkan sasaran sasaran tertentu .agar dapat dicapai sasaran sasaran lain.[3]
b.   Konflik tentang kesulitan belajar di MA. AL-AZHAR di Ambat Tlanakan
Kesulitan belajar merupakan suatu gangguan dalam proses psikologis yang mencakup pemahaman belajar dan penggunaan bahasaujaran dan tulisan. Gangguan itu dapat berupa kesulitan berpikir, berbicara, membaca, manulis,  mengeja dan menghitung. Definisi ini meliputi keadaan-kedaan seperti gangguan-gangguan perseptual, ganggguan pada otak, dialeksia, dan afasia perkembangan.
Ada beberapa istilah dalam lapangan psikologi pendidikan yang menggambarkan kesulitan yang dialami seseorang.
1.    Learning Disorder atau kekacuan belajar adalah keadaan seseorang yang dalam melaksanakan proses belajar terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Sedangkan Contoh di MA AL-AZHAR menuru bapak Ach. Saifuddin S.Pd.i selaku guru agama bahwasanya  siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah gemulai.
2.    Learning Disfunction gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, dan lainnya.  Contoh di MA. AL- AZHAR  siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi Atlet Bola Volly, maka dia tidak dapat menguasai permainan volly dengan baik.
3.    Under Achiever mengacu kepada siswa yag sesungguhnya memliki tingkat potensi intelekual yang rendah Contoh di MA. AL-ABROR siswa disana yang telah di tes disana kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 - 140) namun prestasi biasa-biasa saja.
4.    Show Leaner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membituhkan waktu yang lebih lama dibandingkan kelompok siswa lain ya memiliki taraf potensi intelektuakl yang sama.
5.    Learnig Disabilitas atau ketidak mampuan belajar mengacu kepada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindar belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi inrelektualnya
c.  Upaya mengatasi kesulitan beajar
Menurut bapak syaifuddin selaku guru agama disana bahwasanya untuk mengatasi kesulitan belajar.
Ø Melakukan bimbingan kepada siswa yang memerlukan bimbingan.
Ø Melakukan observasi yang ditujukan kepada seluruh anak didk di kelas, untuk melihat prilaku yang tidak wajar ketika proses belajar mengajar berangsung.
Ø Memerikasa kesehatan dan kondisi fisik siswa yang menunjukkan adanya gangguan-gangguan kesehatan.
Ø Memeriksa penglihatan, pendengartan siswa yang diyakini mengalami kedua indranya.
Ø Melakukan tes intelegensi bagi anak yang diyaakini memiliki IQ dibawah rata-rata

      D.      PENUTUP
Menurut Marx dan Wiber. Menurut pendapat tokoh tersebut konflik mengasumsikan ketegangan dalam masyarakat dan bagian bagianya yang di timbulkan oleh ke inginan berkompetisi dari individu dan kelompok yang ber fariasi.
Konflik terhadap kesulitan belajar merupakan konflik yang terjadi dalam diri seseorang, dimana jesulitan belajar merupakan gangguan berupa kesulitan berpikir bagi seseorang seperti berbicara, membaca dan lain-lain, cara mengatasi kesulitan belajar ini guru harus membimbing peserta didik karena seorang guru merupakan fasilitator bagi seorang pendidik supaya peserta didik bisa mengatasi kesulitan belajar dengan bantuan dari seorang guru.


[1] Nur Zain,Kepemimpinan dan Manajemen konflik,Absolute media,Yogyakarta .hlm 40-43
[2] Ibid hlm 50
[3] Winardi.Manajemen Prilaku Organisasi..Prenada Media .Jakara .hlm. 452-453