Strategi dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara
sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan
strategik organisasi. Pada postingan kali ini akan dibahas tentang strategi Strategi
Manajemen Humas Dalam Penerimaan Siwa Baru di Madrasah.
A.
Pengertian Manajemen Strategis
Strategi
berasal dari bahasa Yunani, strategos
atau strategus dengan kata jamak
strategi, yang berarti cara.[1]
Menurut istilah, strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif
dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan
berbuat guna memenangkan kompetisi.[2]
Dalam
buku lain dijelaskan bahwa “Strategy is
unified comprehensive and integrated
plan that relates the strategy advantages of the firm to the challenges of the
enterprise and achieve through proper execution by the organization” (strategi
adalah rencana yang disatukan, menyeluruh
dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan).[3]
Strategi
dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan
taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi.[4]
Sedangkan
definisi manajemen strategis, Kinkead-Winokur (dalam Morissan, 2008: 152),
mendefinisikan manajemen strategis sebagai “a
process that enables any
organization-company, association, nonprofit or government agency-to identify
its long-term opportunities and threats, mobilize its assets to address them
and carry out a succesfull implementation strategy” (suatu proses yang
memungkinkan setiap organisasi -
perusahaan, asosiasi, lembaga non profit dan pemerintah – mengenal peluang dan
ancaman jangka panjang mereka, memobilisasi seluruh asset untuk menangkap
peluang dan menghadapi tantangan, serta menerapkan satu strategi pelaksanaan
yang berhasil).[5]
Manajemen
strategis merupakan keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah
pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang meliputi analisa
lingkungan internal dan eksternal, disertai perumusan visi dan misi serta
tujuan organisasi guna menghadapi lingkungan tersebut.[6]
B.
Strategi Humas Dalam Penerimaan Siswa Baru
Strategi
pokok humas diarahkan untuk meningkatkan mekanisme komunikasi dua arah antara
lembaga dengan sasaran humas agar hasil-hasil yang dicapai oleh lembaga dapat
dikenal oleh sasaran humas, sehingga sasaran humas akan ikut berpartisipasi
aktif dalam mewujudkan tujuan lembaga.[7]
Sasaran humas meliputi dua hal, yaitu sasaran yang berupa publik intern dan
sasaran yang berupa publik ekstern.
Oleh
karena itu, supaya strategi humas dapat efektif dan tepat sasaran, maka dalam
strategi humas ini perlu dibedakan pula strategi humas dengan publik intern dan
strategi humas dengan public ekstern.
1.
Strategi
humas dengan publik intern
Humas
internal adalah hubungan yang dijalin diantara unsur-unsur yang ada di sekolah.
Humas internal meliputi:
a. Humas antara kepala sekolah dengan guru-guru.
b. Humas antara kepala sekolah dengan murid.
c. Humas antara kepala sekolah dengan pegawai TU
d. Humas antara guru-guru dengan murid.
e. Humas antara guru-guru dengan pegawai TU.
f. Humas antara murid-murid dengan pegawai TU.[8]
Strategi
humas dengan pelanggan internal dapat dilakukan dengan dua metode atau
kegiatan, yaitu dengan kegiatan langsung (tatap muka) dan tidak langsung
(melalui media tertentu).[9]
a.
Kegiatan
langsung, antara lain dapat berupa:
1)
Rapat
dewan guru.
2)
Upacara
sekolah.
3)
Karya
wisata/rekreasi bersama.
4)
Penjelasan
lisan pada berbagai kesempatan pertemuan.
b.
Kegiatan
tidak langsung, dapat berupa:
1)
Penyampaian
informasi melalui surat edaran
2)
Penggunaan
papan pengumuman di sekolah
3)
Penyelenggaraan
majalah dinding
4)
Menerbitkan
buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga sekolahnya.
2. Strategi humas dengan publik ekstern
Strategi humas
yang berfungsi untuk memperkenalkan lembaga kepada masyarakat dan menarik minat
masyarakat juga dapat dilakukan dengan kegiatan langsung dan kegiatan tidak
langsung.
a. Kegiatan
langsung, antara lain dapat berupa:
1)
Gambaran keadaan sekolah melalui murid
Anak/murid
merupakan mata rantai komunikasi yang
paling efektif
antara masyarakat dengan sekolah. Segala sesuatu yang dilihat, dirasakan dan dihayati
oleh murid di sekolah dapat dikomunikasikan dengan orang tua. Dari hal ini mengandung
implikasi bahwa landasan utama
hubungan sekolah-masyarakat yang
sehat adalah program pengajaran yang efektif dan taraf hubungan guru-murid yang
tinggi.[10]
2)
Rapat dengan orang tua
Mengadakan
rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga rapat dapat efektif dan orang tua
dapat saling kenal.[11]
3)
Pameran sekolah atau
pentas seni
Pameran
ini bermaksud untuk mempertunjukkan hasil-hasil pekerjaan murid yang baik, baik
berupa kecakapan khusus, karangan-karangan murid dan lain-lain. Pameran ini
dapat pula dilakukan di luar gedung sekolah, dan akan lebih efektif lagi kalau
kegiatan ini disiarkan melalu siaran pers dan radio, sehingga dapat menarik
banyak orang dalam masyarakat.[12]
4)
Open house
Open house merupakan suatu teknik untuk
mempersilahkan masyarakat yang
berminat untuk meninjau dan mengobservasi sekolah, baik itu untuk meninjau sarana
dan prasarana sekolah, maupun melihat hasil-hasil kegiatan dan pekerjaan murid
di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya setahun sekali
pada penutupan tahun pengajaran.
5)
Kunjungan ke sekolah
Kunjungan
ke sekolah oleh orang tua murid ini dilakukan pada waktu pelajaran dilakukan.
Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang
sedang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat sarana dan prasarana atau
fasilitas sekolah, seperti laboratorium, perpustakaan, area olah raga dan
sebagainya, berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Setelah
selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
6)
Kunjungan ke rumah
murid
Kunjungan
pihak sekolah ke rumah ini bertujuan agar pihak sekolah dapat mengetahui latar
belakang hidup murid. Banyak masalah yang dapat di pecahkan dengan teknik ini,
antara lain masalah kesehatan murid, ketidakhadiran murid, pekerjaan rumah,
masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan sebagainya. Selain
kunjungan ke rumah-rumah orang tua, perlu diadakan juga kunjungan ke
lembaga-lembaga di dalam masyarakat yang menaruh minat terhadap pendidikan
anak-anak.
7)
Kegiatan ekstra kurikuler
Apabila
ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, marching band, drama dan sebagainya,
maka tepat sekali untuk ditampilkan di depan masyarakat, karena kegiatan itu
akan menghasilkan public opinion yang
baik sekali.
8)
Sarana dan prasarana sekolah
Sarana
dan prasarana pendidikan, gedung/bangunan sekolah termasuk ruang-ruang belajar,
ruang praktikum, ruang kantor, lapangan olah raga dan sebagainya beserta
perabot yang memadai dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.
Di samping itu, dengan fasilitas yang lengkap, sekolah juga dapat menyediakan
fasilitas tersebut untuk kepentingan masyarakat, sepanjang tidak mengganggu
PBM, seperti lapangan olah raga, aula, masjid, studio musik dan lain-lain.
Demikian sebaliknya, fasilitas masyarakat juga dapat digunakan untuk
kepentingan sekolah.[13]
9)
Mengikutsertakan tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh/pemuka
/pakar–pakar masyarakat ini dapat diikutsertakan dalam kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler sekolah, seperti kesehatan, kesenian daerah dan sebagainya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya untuk muatan lokal.[14]
b. Kegiatan
tidak langsung, antara lain dapat berupa:
1)
Laporan kepada orang tua siswa (raport)
Laporan
tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan antara sekolah dan rumah dalam
bentuk tertulis, laporan tersebut diberikan kepada orang tua dalam setiap akhir
semester. Laporan itu berisi tentang hasil pekerjaan anak dengan jelas kepada
orang tuanya, yang tidak hanya sekedar berbentuk laporan angka-angka, tetapi
laporan itu harus berfungsi diagnostik, memperlihatkan kekuatan-kekuatan anak,
memberi saran-saran tentang prosedur memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan
mungkin termasuk kesan umum tentang anak itu.[15]
2)
Majalah
sekolah
Majalah
sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan
setiap bulan sekali. Isi majalah ini menjelaskan tentang kegiatan sekolah,
pengumuman-pengumuman dan sebagainya. Selain itu, sekolah dapat pula mengadakan
“booklet” atau buku. Buku kecil ini berisi petunjuk-petunjuk pemeliharaan anak
dan pendidikan, serta penjelasan tentang kegiatan dan keadaan sekolah.
3)
Surat kabar sekolah
The
Twenty Eight Yearbook of The American Association of School administrations
(dalam Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989: 234),
menyarankan sepuluh butir informasi yang harus terdapat dalam surat kabar
sekolah, yaitu: (1) kemajuan dan kesejahteraan murid, (2) program pengajaran,
(3) pelayanan bimbingan dan kesehatan, (4) tata tertib dan kehadiran di sekolah,
(5) tenaga yang dipergunakan, (6) anggota staf sekolah dan anggota alumni dari
sekolah itu, (7) program pengadaan dan pemeliharaan gedung, (8) biaya dan
administrasi, (9) perkumpulan orang tua murid dan guru, (10) aktivitas murid.
4)
Melalui
radio dan televisi
Radio
dan televisi sangat luas tersebar dalam masyarakat dan memiliki daya untuk
mempengaruhi orang-orang dengan sangat kuat. Melalui alat ini, sekolah dapat
merencanakan dan mengatur program bersama dengan petugas pemancar radio
setempat, seperti program wawanacara yang berisi tentang keadaan dan keunggulan
sekolah tersebut, musik, berita dan sebagainya.[16]
[2]
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 2, hlm 137.
[3]
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi,(Bandung: CV.Yrama
Widya, 2007), hlm 74.
[4]
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit
Bidang Pemerintahan – Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Jogjakarta:
Gadjah Mada University Press, 2005), cet. 3,
hlm. 147
[5]
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi
Humas Profesional, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. 1, hlm. 152
[6]Indriana Usman, Manajemen
Stratejik, ,http://pustaka.ut.ac.id/website/
index.php?option=com_content&view=article&id=129:ekma-4414-manajemen-stratejik&Itemid=
73&catid=28:fekon , diakses pada tanggal
01052016
[7]
H.A.W. Widjaja, Komunikasi – Komunikasi & Hubungan
Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 6, hlm. 59
[8]
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta:
Rajawali Press, 1990), cet. 1, hlm. 100
[9] B. Suryo
Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi
Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara: 1984), cet. 2, ed. Revisi,
hlm. 128
[10]
B. Suryo Subroto, op. cit, hlm. 77
[11] E. Mulyasa,
Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003), cet. 5,
hlm. 169
[12]
Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang,
Administrasi Pendidikan, (Malang: IKIP Malang, 1989), cet. 2, hlm. 233
[13] Ary H.Gunawan, Administrasi
Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996),
cet. 1, hlm, 188-189