BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kepemimpinan sangat penting dalam kehidupan kita baik itu
disekolah, rumah, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Jika dirumah pemimpin
itu adalah ayah, disekolah adalah kepala sekolah, dimasyarakat adalah orang
yang diamanahi jabatan, dan dinegara adalah presiden.
Maka tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah besar. Oleh sebab
itu, pemimpin yang baik adalah yang mampu memimpin dirinya sendiri sebelum
mampu memimpin orang lain. Dan kepemimpinan adalah hubungan yang erat antara
seseorang atau sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama.
Oleh karena itu sangat wajar jika manusia harus mampu memimpin
dirinya dan mampu memimpin orang lain.
- Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pengertian kepemimpinan?
2.
Bagaimana
seorang kepala sekolah sebagai pejabat formal?
3.
Bagaimana
seorang kepala sekolah sebagai manajer?
4.
Bagaimana
seorang kepala sekolah sebagai pendidik?
5.
Bagaimana
seorang kepala sekolah sebagai staf?
- Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian kepemimpinan.
2.
Untuk
mengetaui seorang kepala sekolah sebagai pejabat formal.
3.
Untuk
mengetahui seorang kepala sekolah sebagai manajer.
4.
Untuk
mengetahui seorang kepala sekolah sebagai pendidik.
5.
Untuk
mengetahui seorang kepala sekolah sebagai staf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
prilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki klompok
dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai
peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok,
perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau
organisasi.
Menurut Gary
Yukl menyatakan bahwa: memahami kepemimpinan sebagai sebuah proses mempengaruhi
dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan orang secara bersama. Hal ini dapat
dipahami dari penjelasan sebagai berikut: kepemimpinan didefinisikan secara
luas sebagai proses-proses yang mempengaruhi interpretasi mengenai
peristiwa-peristiwa para pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran bagi kelompok
atau orang, pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas tersebut untuk mencari
sasaran, pemeliharaan hubungan, kerjasama dan teamwork, serta perolehan
dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada diluar kelompok atau orang.
Hal tersebut
memberi penjelasan bahwa kepemimpinan merupakan proses-proses mempengaruhi,
memotivasi, pengorganisasian aktivitas tersebut untuk mencapai sasaran.
Motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan
kerjasama dengan teamwork untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Hal ini dapat dipahami bahwa kepemimpinan mencakup hubungan pemimpin dengan
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.[1]
Kepemimpinan
juga tampak dalam proses dimana seorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi
dan atau menguasi pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang
lain. Pengaruh-pengaruh kepemimpinan itu dapat dibedakan atas: a). Kepemimpinan
tidak langsung (indirect leadership) seperti kepemimpinan seorang ahli ilmu,
seorang pengarang, seorang artis, dengan melalui karangan-karangan atau
buku-bukunya. b). kepemimpinan langsung (direct leadership) pengaruh-pengaruh
kepemimpinan ini dilakukan melalui sikap perbuatan dan kata-kata secara
langsung terhadap anak buah atau pengikutnya. Kepemimpinan macam ini disebut
juga “face to face leadership.[2]
B.
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI PEJABAT FORMAL
Di dalam
lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu:
kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal
leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi
jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut di isi oleh orang-orang yang
di tunjuk dan dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal
terjadi, dimana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi di isi oleh
orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan
khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan
persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang
bersangkutan.
Kepala sekolah
adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa di isi oleh orang-orang tanpa
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang angkat menjadi kepala
sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu:
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas.
Oleh karena
itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab
pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas
peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan sekolah sebagai pejabat atau
pemimpin formal dapat diuraikan melalui bebagai pendekatan: pengangkatan,
pembinaan, tanggung jawab, dan teori H. Mintzbreg.
1.
Pengangkatan
Sebagai pejabat
formal pengangkatan seorang kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan
peraturan-peraturan yang berlaku. Prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku
dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggungjawab dalam bidang
sumber daya manusia. Dalam hal ini perlu ada kerja sama pula dengan pengelolaan
dan penyelenggaraan sekolah.
Prosedur
pengangkatan memberikan petunjuk tentang sumber dari mana calon kepala sekolah
dicalonkan: a). Siapa yang harus mencalonkan mulai dari tingkat sekolah,
kabupaten, provinsi sampai pada tingkat pusat. b). instansi-instansi terkait
mana saja yang terlibat dalam proses pencalonan tersebut.[3]
2.
Pembinaan
Selama
menduduki jabatan kepala sekolah, dalam rangka pembinaan kepada para kepala
sekolah selaku pejabat formal yaitu:
a.
Diberikan
gaji serta penghasilan dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b.
Memperoleh
kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu.
c.
Meperoleh
hak kenaikan gaji atau kenaikan pangkat.
d.
Memperoleh
kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
e.
Memperoleh
kesempatan untuk pengembangan diri.
f.
Memperoleh
penghargaan yang lain atau fasilitas.
g.
Dapat
diberi teguran/peringatan oleh atasannya karena sikap, perbuatan serta
prilakunya yang dirasakan dapat mengganggu tugas tugas dan tanggungjawab
sebagai kepala sekolah.
h.
Dapat
dimutilasi atau diberhentikan dari jabatan kepala sekolah karena hal-hal
tertentu.
3.
Tugas
dan Tanggung Jawab
Sebagai seorang
pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan,
terhadap sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepala
bawahan.
1.
Kepala
Atasan
Seorang kepala
sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi.
Karena kedudukannya ang terkait kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang
kepala sekolah: a). Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh
atasan. b). wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya.[4]
c). Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala
sekolah dan atasan.
2.
Kepada
sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait:
a). Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para
kepala sekolah yang lain.
b). wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik dengan intansi terkait maupun tokoh-tokoh masyarakat dan BP3.
3. Kepada Bawahan
Kepala sekolah
berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf
dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.
Peran kepala
sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a.
Kedudukan
sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh
atasan yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku
b.
Sebagai
pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan
sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi.
c.
Sebagai
pejabat formal kepala sekolah secara hierarkis mempunyai atasan langsung,
atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan.
Ada tiga macam
peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status formal seorang pemimpin.
a.
Peranan
hubungan antar peseorangan (interpersonal roles)
Peranan ini
timbul akibat otoritas formal dari seorang manajer, meliputi figurehead,
leadership dan liasion.
1.
Figurehead
berarti lambang.
2.
Kepemimpinan
peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahi etos kerja
dan produktivitas yang timggi dalam mencapai tujuan.
3.
Leasion
(penghubung) fungsinya ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung antara
kepentingan sekolah dengan lingkungan diluar sekolah.
b.
Peranan
informasional (informational roles)
Kepala sekolah
berperan untuk menerima dan menyebarluaskan atau meneruskan informasi kepada
guru, staf, siswa dan orang tua siswa. Dalam fungsi informasional inilah kepala sekolah berperan
sebagai pusat urat saraf atau (nerve center) sekolah.
Ada 3 macam
peran kepala sekolah sebagai pusat urat saraf, yaitu:
1.
Sebagai
monitor: kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan, yaitu
kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengarauh terhadap penampilan
sekolah, seperti gosip dan kabar angin.
2.
Sebagai
disseminator: kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi
informasi kepada para guru, staf, siswa, dan orang tua murid.
3.
Spokesman:
kepala sekolah menyebarkan (transmits) informasi kepada lingkungan diluar yang
di anggap perlu. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan sebagai wakil resmi
kepala sekolah.[5]
C.
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI MANAJER
Manajemen
adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha
anggota-anggota organisasi pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal
penting yang perlu di perhatikan dari definisi tersebut, yaitu proses,
pendayagunaan seluruh organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah di
tetapkan.
1.
Proses
adalah uatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.
Kegiatan-kegiatan
tersebut:
a.
Merencanakan,
dalam arti kepala sekolah harus benar-benar memikirkan dan merumuskan dalam
suatu program tujuan dan tindakan yang harus dilakukan.
b.
Mengorganisasikan,
berarrti bahwa kepala sekolah harus mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber
daya manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab keberhasilan sekolah
sangat bergantung pada kecakapan dalam mengatur dan mendayagunakan berbagai
sumber dalam mencapai tujuan.
c.
Memimpin,
dalam arti kepala sekolah mampu mengarahkan dan mempengaruhi seluruh sumber
daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya yang esensial.
d.
Mengendalikan,
dalam arti kepala sekolah memperoleh jaminan, bahwa sekolah berjalan mencapai
tujuan. Apabila terdapat kesalahan diantara bagian-bagian yang ada dari sekolah
tersebut, kepala sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskan.
2.
Sumber
daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi, maupun sumber daya
manusia, yang masing-masing berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta
pendukung untuk mencapai tujuan.
3.
Mencapai
tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya. Berarti bahwa kepala
sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat akhir (specific
ends). Tujuan akhir yang spesifik ini berbeda-beda antara organisasi yang satu
dengan organisasi yang lain. Tujuan ini bersifat khusus dan unik. Apapun tujuan
spesifik dari tujuan organisasi tertentu, manajemen adalah, meupakan proses
melalui manajemen tersebut tujuan dapat di capai.
Berdasarkan
urain tersebut seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana,
organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu
organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan
organisasi dimana didalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta
organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir
sumber daya manusia, memerlikan manajer yang mampu untuk merencanakan,
mengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapakan.[6]
Menurut Stoner
ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu
organisasi, yaitu bahwa para manajer:
1.
Bekerja
dengan, dan melalui orang lain.
2.
Bertanggungjawab
dan mempertanggungjawabkan.
3.
Dengan
waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan.
4.
Berpikir
secara realistik dan konseptual.
5.
Adalah
juru penengah.
6.
Adalah
seorang politisi.
7.
Adalah
seorang diplomat.
8.
Pengambil
keputusan yang sulit.
Walaupun pada
pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sumber daya manusia,
seperti para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa, dana, sarana serta suasana
dan fakror lingkungan dimana sekolah itu berada.
a.
Kepala
sekolah bekerja dengan dan melaui orang lain (work with and thought other people).
b.
Kepala
sekolah betanggungjawab dan memperpertanggungjawabakan (responsible and
accountable).
c.
Dengan
waktu dan sumber yang terbatasseorang kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan (managers balance competing goals and set priorities).
d.
Kepala
sekolah harus berpikir secara analistik dan kunsepsional (must think
analttically and conceptionally).
e.
Kepala
sekolah sebagai juru penengah (mediators).
f.
Kepala
sekolah sebagai politisi (politicions).
g.
Kepala
sekolah sebagai diplomat.
h.
Kepala
sekolah berfungi sebagai pengambil keputusan yang sulit (make difficult decisions).[7]
Agar seorang
kepala sekolah secara efektif dapat melaksnakan fungsinya sebagai manajer,
kepala sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannnya ke dalam tindakan atau
perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam ketiga keterampilan tersebut antara lain:
a.
Tehnical
Skills
1.
Menguasai
pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melakasanakan
kegiatan khusus.
2.
Kemampuan
untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam
mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.
b.
Human
Skills
1.
Kemampuan
untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama.
2.
Kemampuan
untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa mereka berkata dan
berprilaku.
3.
Kemampuan
untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
4.
Kemampuan
menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.
c.
Conceptual
Skills
1.
Kemampuan
analisis.
2.
Kemampuan
berpikir rasional.
3.
Ahli
atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
4.
Mampu
menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan.
5.
Mampu
mengantisipasikan perintah.
6.
Mampu
mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial.[8]
D.
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI PENDIDIK
Memahami arti
pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang terkandung dalam definisi
pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan,
sasaran pendidikan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan.
Arti atau
definisi pendidikan secara leksikal dapat digali dari berbagai sumber, antara
lain:
-
Pendidik,
adalah orang yang mendidik. Sedang mendidik diartikan memberikan latihan
(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan
dpat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Berdasarkan
beberapa definisi dapat memberikan indikasi bahwa prosese pendidikan di samping
secara khusus (especially) dilaksanakan melalui sekolah, dapat
diselenggarakan di luar sekolah yaitu melalui keluarga dan masyarakat. Bahkan
diantara para pakar berpendapat, bahwa pendidikan secara klasik, merupakan
usaha sistematik untuk mengalihkan pengetahuan seseorang kepada orang lain.
Sebagai seorang
pendidik dia harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak 4
macam nilai yaitu:
a.
Mental,
hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
b.
Moral,
hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan
kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, dan
kesusilaan.
c.
Fisik,
hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan
penampilan manusia secara lahiriyah.
d.
Artistik,
hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni keindahan.
Terakhir yang
perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai
pendidik, mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku
sebagai pendidik itu diarahkan. Sedangkan yang kedua, yaitu bagaimana peranan
sebagai pendidik itu dilaksanakan.
Ada tiga
kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain,
tenaga administratif (staf) dan kelompok
para siswa atau peserta didik.[9]
Di samping
ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala sekolah sebagai pendidik,
terdapat pula kelompok sasaran lain, yang tidak kalah pentingnya kontribusi
mereka terhadap pembinaan kehidupan sekola, yaitu organisasi orang tua siswa,
organisasi siswa, organisasi para guru.
Secara singkat
keberadaan ketiga organisasi tersebut dirasa penting dan diperlukan dalam
rangka pembinaan sekolah yaitu:
1.
Organisasi
Orang Tua Siswa, organisasi ini diperlukan sebagai salah satu aparat pembantu
kepala sekolah da;am ikut serta membina dan mendukung keberhasilan proses
belajae mengajar. Tetapi kehadiran organisasi ini diharapkan tidak dilibatkan
ke dalam campur tangan terhadap hal-hal yang bersiifat teknis pendidikan.
2.
Organisasi
Siswa, organisasi siswa diperlukan dalam usaha memberikan wadah bagi para siswa
dalam menumbuhkan dan mengembangkan berbagai minat, bakat dan kreativitas
melalui program-program kokurikuler, maupun di luar kurikuler.
3.
Organisasi
Guru, organisasi guru sebenarnya merupakan organisasi profesi. Sebab di dalam
organisasi guru yara guru terhimpun para guru yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang sama, yaitu bidang atau dunia pendidikan.
E.
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI STAF
Salah satu
peran kepala sekolah, adalah sebagai seorang pejabat formal, atau sebagai
pemimpin formal. Oleh sebab itu, kedudukannya yang formal, pengangkatan,
pembinaan, dan tanggung jawabnya terikat
oleh serangkaian berbagai ketentuan dan prosedur.[10]
Kepala sekolah
berperan sebagai staf, karena keberadaan kepala sekolah di dalam lingkungan
organisasi yang lebih luas atau di luar sekolah berada di bawah kepemimpinan
pejabat lain, baik langsung maupun tidak langsung (subordinated), yang
berperan sebagai atasan kepala sekolah.
Contohnya seperti Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan kebudayaan
tingkat Kecamatan (Kakancam)adalah atasan untuk kepala sekolah Dasar (SD).
Oleh sebab itu,
sebagai bawahan seorang kepala sekolah juga melakukan tugas-tugas staf, artinya
seseorang yang bertugas membantu atasan dalam proses pengelolaan
organisasi.dengan sebaik-baiknya, maka kepala sekolah selalu:
1.
Melihat,
memperhatikan dan mencari cara-cara baru untuk maju;
2.
Memberikan
informasi yang diperlukan tengtang sebab-sebab dan akibat sesuatu tindakan;
3.
Memiliki
perasaan prioritas, cara berpikir tepat waktu, strategik, perspektif, dan
pertimbangan-pertimbangan yang lain;
4.
Menyadari
kedudukannya sebagai pemikir (braintrust), atau otak (brainpower),
dari pemimpin, bukan sebagai pengambil keputusan dan pemberi perintah.
Oleh sebab itu,
peranan staf sebagai braintrust atau brainpower merupakan kebutuhan
mutlak yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari keseluruhan proses pengelolaan
suatu organisasi.
Tugas-tugas
sebagai staf kepala sekolah hanya dapat berhasasil efektif, apabila setiap
kepala sekolah menyadari dan memahami peranannya sebagai staf, serta mampu
mewujudkan dalam perilaku dan perbuatan, macam-macam persyaratan pemimpin dan
sebagai staf, yang mencakup butir-butir nilai sebagai berikut:
1.
Memiliki
kualitas umum kepemimpinan;
2.
Menguasai
teknik pengendalian;
3.
Menguasai
teknik pengendalian;
4.
Pandai
menyesuaikan diri;
5.
Taat
pada norma, etika, dan hierarki organisasai;
6.
Mampu
menciptakan suasana keterbukaan;
7.
Bersifat
terbuka terhadap kritik;
8.
Menguasai
situasi dan kondisi bawahan;
9.
Kemampuan
mengendalikan diri;
10.
Menguasai
kemampuan mengalisis situasi;
Sebagai staf
yang bertugas membantu pemimpin melalui saran, pendapat pertimbangan terhadap
berbagai peremasalahan pengelolaan organisasi, menuntut seorang staf memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
a.
Memahami
hakikat tujuan, tugas pokok, dan fungsi organisasi yang dilayani.
b.
Menguasai
filsafat yang di anut oleh pimpinan organisasi.
c.
Mendalami
sistem pembagian tugas organisasi.
d.
Loyal
terhadap kepemimpinan atasan.
e.
low
profile.
f.
Menyadari
keterbatasan peranan staf.
g.
Kemampuan
menyakinkan atasan terhadap ide, gagasan,saran, pendapat, yang diajukan.
h.
Menyadari
kegiatan staf yang dilaksanakan harus mempunyai relevansi atau merupakan
pencerminan dengan kenyataan yang hidup dlam norganisasi.
i.
Menyadari
kegiatan staf adalah bagian integral dari selruh proses manajemen organisasi.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah yang terurai pada bagian terdahulu,
maka dapat disimpulkan:
a.
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
prilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki klompok
dan budayanya.
b.
Di
dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu:
kepemimpinan formal (formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal
leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi
jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut di isi oleh orang-orang yang
di tunjuk dan dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal
terjadi, dimana kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi di isi oleh
orang-orang yang muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan
khusus atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan
persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang
bersangkutan.
c.
Manajemen
adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha
anggota-anggota organisasi pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada
tiga hal penting yang perlu di perhatikan dari definisi tersebut, yaitu proses,
pendayagunaan seluruh organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah di
tetapkan.
d.
Memahami
arti pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang terkandung dalam
definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna
pendidikan, sasaran pendidikan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan.
e.
Salah
satu peran kepala sekolah, adalah sebagai seorang pejabat formal, atau sebagai
pemimpin formal. Oleh sebab itu, kedudukannya yang formal, pengangkatan,
pembinaan, dan tanggung jawabnya terikat
oleh serangkaian berbagai ketentuan dan prosedur.
B.
Saran
Apabila ada kecacatan
yang terdapat dalam pembuatan makalah ini baik dalam pengetikan atau penulisan
kami. Mohon maaf atas ketidak tahuan kami sebagai mahasiswa. Maka dari itu kami
mohon kepada dosen pengampu atau mahasiswa yang lain untuk memberi saran kepada
kami.
Dan semoga dengan
adanya makalah ini bisa menjadi bahan bacaan untuk semua dosen dan mahasiswa
dan bisa bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya
Mutu, Malang: UIN Maliki
Press, 2010.
Ngalim Purwanto DKK, Admnistrasi Pendidikan,Jakarta: PT.
Mutiara Sumber Widya,
1992.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya,
Jakarta: Rajawali Press,
2013.
[1] Mulyadi, Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu (Malang: UIN Maliki Press,
2010), hlm. 1-2.
[2] Ngalim
Purwanto DKK, Admnistrasi Pendidikan (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya,
1992), hlm. 30
[3] Wahjosumidjo, Kepemimpinan
Kepala Sekolah Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya (Jakarta: Rajawali
Press, 2013), hlm. 84-85
[4] Ibid., hlm.
86-87
[5] Ibid., hlm.
88-91
[6] Ibid., hlm.
94-95
[7] Ibid., hlm.
96-99.
[8] Ibid., hlm.
101-102.
[9] Ibid., hlm.
122-124.
[10] Ibid., hlm.
126-128.
[11] Ibid., hlm.
130-133.
No comments:
Post a Comment