PEMBAHASAN
A.
Objek
Penelitian
Objek adalah
suatu hal yang hendak di jadikan sasaran bahan kajian dalam suatu penelitian. Setiap
objek atau permasalahan penelitian memberikan isi dan pengarahan dalam proses
pelaksanaan penelitian. Bagi banyak
peneliti memulai kegiatan dengan proses menentukan dan membatasi suatu
masalah itu merupakan fase yang paling sulit. Hal ini antara lain di sebabkan
oleh rasa ketakutan atau fatkor psikologi dan rasa ragu-ragu menghadapi suatu
masalah baru, dan biasanya ada di luar pengalamannya. Juga oleh mental segan
guna memulai suatu pekerjaan yang nampaknya berat dan sulit.
Sehubungan
dengan kesulitan tersebut, beberapa petunjuk untuk mengatasi fase kesulitannya.
Berikut ini di sajikan beberapa petunjuk tentang hal tersebut:
1.
Tentukanlah
secara tentatif atau coba-coba suatu topik, lalu pilihlah judul penelitian.
2.
Kemudian
mencoba membuat suatu sketsa mengenai interrelasi dan perurutan dari
msalah-masalah pada selembar kertas.
3.
Membahas
luasnya area topik dan berusaha menemukan aspek-aspek kesulitannya, yaitu
pusat-pusat simpul yang harus di urai.
4.
Dengan
persoalan-persoalan tersebut, langkah selanjutnya adalah keperpustakaan untuk
membaca secara selektif buku-buku referensi, catatan-catatan, dokumen-dokumen,
naskah-naskah, laporan-laporan, majalah, dan materi informatif lain yang telah
di buat oleh penulis-penulis lain dan ada sangkut pautnya dengan masalah yang
tengah kita garap.[1]
Seringkali para peneliti harus
membatasi penulisannya disebakan oleh keterbatasan biaya, waktu dan terbatasnya
tenaga, dan kemampuan intelektual guna menyelidiki semua interrelasi
persoalannya. Merupakan suatu keterampilan intelektual yang berguna dalam
penelitian adalah kemampuan untuk memanfaatkan semua tulisan dan fikiran orang
lain, dengan kemampuan tersebut seorang peneliti bisa menampilkan serta
mengembangkan ide dan opini sendiri yang orisinil.
B.
Penetapan Tujuan Penelitian
Setelah
permasalahan penelitian tersusun rapi maka perlu di identifikasikan tujuan dari
suatu penelitian. Tujuan merupakan arah dan sasaran yang harus di capai oleh
setiap tindakan yang akan di lakukan. Dengan demikian tujuan memegang peranan
yang sangat penting dan harus di rumuskan dengan jelas, tegas dan mendetail,
karena tujuan merupakan jawaban tentang masalah yang akan di teliti.[2]
Secara umum tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Relevansi
tujuan dengan permasalahan penelitian. Jangan membuat tujuan penelitian yang
menyimpang dari permasalahn penelitian.
2.
Relevansi
tujuan dengan kepentingan perumusan atau kepentingan pembangunan.
3.
Relevansi
tujuan dengan kepentingan pengembangan teori.
4.
Untuk menemukan
atau mencari sesuatu yang lain dan aktual.
5.
Untuk
mengembangkan atau memperluas dan menggali lebih jauh tentang apa yang ada.
6.
Untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan, apabila di rasa masih ada sesuatu yang di ragukan.
7.
Untuk mengubah
kesimpulan-kesimpulan yang telah di terima atau menolak serta mengubah
dalil-dalil dengan suatu aplikasi baru dari dalil tersebut. Dalam penetapan
tujuan penelitian maka perlu di ketahui dua jenis tujuan penelitian yaitu:
Pertama, tujuan
operasional, yaitu tujuan berupa satu objek yang langsung akan di garap oleh
peneliti.
Kedua, tujuan substansil, yaitu tujuan penggunaan dari hasil penelitian
guna suatu keperluan atau kegiatan tertentu.
Sebagian besar, tujuan penelitian
merupakan proses sebagai bagian dari seluruh rangkaian penyusunan skripsi, tesis
atau desertasi. Di katakan sebagai proses karena tujuan penelitian tersebut
harus di jawab melalui analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Tujuan
penelitian juga harus di uji jika di perlukan, yaitu dengan cara hipotesis
sekaligus dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah di rumuskan. Tujuan
penelitian juga merupakan hasil antara intermediate outcome dari proses
penulisan skripsi, tesis, desertasi secara keseluruhan. Bagian ini menunjukan
keluaran yang ingin di capai oleh peneliti melalui kajian yang dilakukan. Di
katakan sebagai keluaran karena memang target yang ingin di capai dalam
penelitian skripsi, tesis dan desertasi tersebut adalah seperti yang tercantum
dalam tujuan penelitian itu.
Adapun aspek yang harus dipenuhi dalam perumusan tujuan penelitian
ialah sebagai berikut:[3]
a.
Berkaitan
langsung dengan judul penelitian
Sering kali di jumpai bahwa peneliti kurang teliti dan jeli dalam
merumuskan tujuan penelitian. Sehingga banyak menyebabkan ketidakselarasan
antara rumusan dan tujuan penelitian. Seperti pada contoh berikut:
Judul
skripsi atau tesis: “Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Produktifitas Padi”.
Tujuan
penelitian:
1)
Untuk mengetahui
peran pemerintah dalam penyediaan pestisida. Kedua.
2)
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penggunaan pestisida.
b.
Secara Teknis
Dapat di Ukur
Secara teknis dapat di ukur, artinya
bahwa tujuan penelitian itu harus lebih bersifat teknis ketimbang tujuan yang
terlalu umum dan masih bersifat konseptual. [4]
Contoh:
Judul
tesis: “Pengaruh Program SLPHT Terhadap Produktivitas Dan Keuntungan Petani
Kakao Di Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan”
Tujuan
penelitian: untuk mengetahui peranan pemerintah dalam distribusi pestisida di
Bangkalan.
Ulasan:
Tujuan terlalu umum dan tidak langsung berkaitan dengan pengukuran teknis
tentang dampak SLPHT terhadap produktivitas dan keuntungan usaha tani kakao
yang merupakan judul penilitian tersebut. Disamping itu peranan pemerintah
tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat dampak SLPHT terhadap
produktivitas dan keuntungan usaha tani kakao.
Alternatif
perbaikan: apabila penelitian telah dilakukan atau peneliti telah mengumpulkan
data dari lapangan, maka solusinya adalah judul di ubah menjadi: “Analisis
distribusi pestisida di Bangkalan”, sehingga tujuan penelitian ialah untuk
mengetahui peranan pemerintah dalam distribusi pestisida di Bangkalan menjadi
lebih tepat. Artinya tujuan penelitian yang dirumuskan tersebut menjadi lebih
fokus terhadap judul penelitian. Sedangkan apabila masih dalam tahap penyusunan
proposal, maka tujuan penelitian yang di ubah yakni tujuan penelitian harus
menyesuaikan dengan judul penelitian.
c.
Berhubungan
langsung dengan analisis yang dilakukan
Tujuan
penelitian harus berhubungan langsung dengan analisis yang dilakukan. Logika
ini untuk menegaskan bahwa metode analisis harus berdasarkan pada tujuan
penelitian. Apabila tujuan penelitian tidak terkait dengan analisis, maka ada
dua kemungkinan, yakni metode analisisnya yang harus diubah atau tujuan
penelitian yang diubah. Apabila kemungkinan kedua yang terjadi, berarti
peneliti kurang matang dalam perumusan tujuan penelitian. Hal seperti ini bukan
tidak mungkin terjadi mengingat penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi
merupakan proses yang panjang. Selain itu, hal seperti itu terjadi dikarenakan
data yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya, maka tujuan
penelitian perlu dirumuskan kembali.
Contoh:
Judul
penelitian: “Analisis produktivitas, finansial dan ekonomi usaha tani kakao
dalam kawasan hutan di Sulawesi Tenggara”
Tujuan
penelitian:
1.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi luas tanam dan produktivitas usaha tani
kakao di sulawesi tenggara.
2.
Untuk
mengetahui produktivitas usahatani kakao pola monokultur dan pola integrasi
aneka tanaman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.
Untuk
mengetahui manfaat dan biaya usaha tani kakao yang diusahakan di dalam kawasan
hutan pola monokultur don pola integrasi aneka tanaman, baik dari aspek
finansial maupun ekonomi yang mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan.
Seperti yang
telah di jelaskan di awal pembahasan bahwa tujuan penelitian secara umum ialah
untuk menemukan dan mengembangkan maupun koreksi terhadap atau menguji
kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada. Dan juga tujuan penelitian di
rumuskan sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Manakala masalah yang kita
teliti ada tiga masalah, maka tujuannya pun harus ada tiga. Memang bisa aja
tujuan diringkas menjadi dua atau bahkan satu tujuan saja dengan menyatukan
rumusan masalah, tetapi hal ini penulis
rasa tidak baik, sebab dapat mencerminkan berpikir tidak menjadi sistematis
dan logis. Oleh karena itu, setelah kita merumuskan satu rumusan masalah sebaiknya
segeralah kita muruskan tujuan penelitiannya.[5]
Sedangkan secara spesifik tujuan penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Mendiskripsikan
fenomena
Tujuan
yang paling sederhana dari suatu penelitian ialah memperoleh pengetahuan yang
dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, nama klasifikasi sifat,
dan ciri-ciri khasnya dari fenomena tersebut.
2.
Menjelaskan hubungan
Disamping
mendeskripsikan, penelitian juga berusaha untuk menjelaskan hubungan antar
fenomena terutama hubungan sebab-akibat.
3.
Meramalkan
fenomena yang akan terjadi
Penjelasan
hubungan sebab akibat sangat berguna untuk membuat generalisasi yang berlaku
bagi fenomena yang ada sekarang maupun yang akan terjadi dan sekaligus bisa
juga untuk menguji kebenaran teori yang telah ada. Dengan demikian dari
penelitian ini orang dapat meramalkan fenomena yang akan terjadi secara ilmiah
dan lebih akurat yang sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan misalnya untuk
merencanakan pembangunan ekonomi.
4.
Mengendalikan
fenomena
Penelitian
dapat digunakan untuk mengendalikan fenomena yang dapat membahayakan kehidupan
manusia seperti banjir, kebakaran, penyakit dan memanfaatkan kekuatan alam
untuk berbagai keperluan manusia. Misalnya pembangkit tenaga listrik dari air,
gas bumi, uap dan sebagainya.[6]
C.
Jenis
penelitian Berdasarkan Tujuan
1.
Penelitian
eksplorasi
Penelitian ekplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan
untuk menemukan ilmu (pendidikan) dan masalah-masalah yang baru dalam bidang
pendidikan. Ilmu pendidikan dan masalah-masalah yang ditemukan melalui
penelitian pendidikan benar-benar baru dan belum pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya, suatu penelitian telah menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan
efektif dalam manejemen berbaris sekolah, atau penelitian tentang suatu metode atau produser baru dalam
pembelajaran bahasa inggris yang menyenangkan peserta didik.
2.
Penelitian
pengembangan
Penelitian pengembangan
adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu (pendidikan)
yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau
memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiri dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam
pembelajaran IPA, atau penelitian tentang sistem penjaminan mutu dalam
organisasi atau satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterapkan
dalam organisasi bisnis atau perusahaan.
3.
Peneliltian
verifikasi
Peneliltian verifikasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan
untuk menguji kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik berupa
konsep, perinsip, prosedur, dalil maupun praktik untuk membuktikan adanya keraguan
terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu
pendidikan. Misalnya suatu penelitian dilakukan untuk membuktikan adanya
pengaruh kecerdasan emosional terrhadap gaya kepemimpinan, atau penelitian yang
di lakukan untuk menguji efektivitas model-model pembelajaran yang telah ada
dalam mata pelajaran tertentu.[7]
D.
Fungsi
Penelitian
Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan
penelitian merupakan salah satu media yang handal untuk memenuhi berbagai macam
fungsi seperti berikut[8]:
1.
Menemukan suatu
hal yang baru.
Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil
karya baru, dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu
kegiatan penilitian adalah hasil yang handal dan mendapatkan pengakuan dari
kalangan ilmuan. Melalui peneletian yang baik hasil temuan dapat diakui oleh
para ahli dibidangnya.
2.
Mengembangkan ilmu
pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara berkelanjutan
melalui media penelitian. Melalui media penelitian dimana seorang peneliti biasanya
dalam melakukan kajian terhadap permasalahan yang relevan dengan mengeksplorasi
terhadap yang telah dilakukan para peneliti pada waktu lalu dan kegiatan
penelitian saat sekarang untuk kemudian dilakukan pendalaman terhadap
permasalahan yang ada. Hasil dari kegiatan tersebut salah satunya ialah dapat
dikembangkannya wawasan pengetahuan menjadi semakin luas dan berkembang dengan
tanpa overlapping tumpang tindih yang berarti.
3.
Melakukan validasi
terhadap teori lama
Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau pembaruan jika
terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku.
Melalui penelitian, hasil temuan yang memang dapat berlaku secara universal
dapat diangkat menjadi hukum yang mungkin berlaku sepanjang waktu. Contoh hasil
penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku diantaranya
adalah gaya gravitasi bumi terhadap suatu benda yang selalu mengarah ke pusat
bumi oleh Newton, dalil-dalil dalam segitiga pytagoras, dan sebagainya. Dalam
bidang pengetahuan dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari
pradigma lama ketika ternyata hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu
yang memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil pemelitian lama.
4.
Menemukan permasalah
penelitian
Permasalahan penelitian pada prinsipnya dapat diperoleh dari mana
saja seorang peniliti berada. Karena sebenarnya masalah penelitian selalu ada,
untuk mengenal dan memilih penelitian permasalahan diperlukan kejelian dan
penggunaan kriteria yang baik dari para peneliti.
5.
Menambahkan khazanah
pengayaan ilmiah yang baru
Penelitian yang baik disamping memenuhi keempat butir dari
fungsi-fungsi peneltian, dapat pula berfungsi sebagai pelengkap khazanah ilmu
yang baru. Sehingga ilmu pengetahuan senantiasa berkembang kearah penyempurnaan
terhadap pengetahuan yang ada.[9]
E.
Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
Ada
beberapa macam penelitian berdasarkan fungsinya, antara lain:
1.
Penelitian Dasar
(Basic/Fundamental Research)
Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasi dan teori
baru. Peneliti yang melakukan penelitian dasar memiliki tujuan mengembangkan
ilmu pengetahuan tanpa memikirkan manfaat secara langsung praktis dari hasil
penelitian tersebut. Namun demikian, penelitian dasar justru memberikan
kontribusi besar terhadap pengembangan serta pengujian teori yang akan
mendasari penelitian terapan.
Penelitian dasar atau sering juga disebut penelitian murni (Pure
Research) lebih diarahkan untuk memahami, menjelaskan dan memprediksikan
berbagai fenomena alam dan sosial. Tujuan penelitian dasar adalah untuk
menambah pengetahuan dengan prinsip-prinsip dan hukum-hukum ilmiah,
meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Tingkat generalisasi hasil penelitian
dasar bersifat abstrak dan umum serta
berlaku secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk
memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang dihasilkannya dapat mendasari
pemecahan masalah praktis. Hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi kehidupan
praktis.
2.
Penelitian Terapan
(Applied Research)
Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan
kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan
berfungsi untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Tujuan penelitian terapan
tidak semata-mata untuk mengembangkan wawasan keilmuan, tetapi juga untuk
pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia, baik secara individu maupun kelompok, mungkin juga untuk keperluan
kelembagaan. Dengan kata lain, hasil penelitian terapan dapat secara langsung
diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta
mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu.
Implikasi penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan
rekomendasi berupa tindakan langsung.
Setelah hasil studi dipublikasikan dalam periode waktu tertentu,
pengetahuan tersebut akan mempengaruhi pola berpikir dan persepsi praktisi.
3.
Penelitian Tindakan
(Action Research)
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri
melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki proses dan pemahaman tentang praktik-praktik pendidikan secara
utuh, mengembangkan kemampuan profesional dan meningkatkan hasil kegiatan.
Tujuan penelitian tindakan ini menunjukan beberapa implikasi yang harus
diperhatikan.
Pertama, penelitian
tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai dengan konsep penelitian ilmiah.
Kedua, penelitian
tindakan harus melibatkan kelompok partisipan sehingga dapat dilakukan
kolaborasi.
Ketiga, penelitian
tindakan harus diarahkan untuk memperbaiki praktik pendidikan, seperti
penampilan guru, keterampilan mengajar, tekhnik berkomunikasi dengan peserta
didik, penggunaan media dan sumber belajar, melakukan penilaian, dan lain
sebagainya.
Keempat, hasil
penelitian tindakan harus dijadikan acuan untuk melakukan refleksi diri.
Impliksi ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan kepada tiga aspek pokok,
yaitu:
a.
Untuk
memperbaiki praktik
b.
Untuk
mengembangkan kemampuan profesional dalam arti mengembangkan pemahaman dan
keterampilan baru para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya.
c.
Untuk
memperbaiki keadaan atau situasi praktik tersebut yang dilaksanakan.[10]
4.
Penelitian
Penilaian (Assesment Reseach).
Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk
menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu
perlakuan dengan waktu dan program tertentu.
5.
Penelitian Evaluasi
(Evaluation Research)
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian
terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapapan.
Penelitian evaluatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menilai
keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk
atau kegiatan suatu lembaga berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun manfaat penelitian evaluatif antara lain dapat menambah
wawasan tentang suatu kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan
lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan.
6.
Penelitian
kebijakan (Policy Research)
Penelitian kebijakan adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengevaluasi kebijakan pimpinan (pemerintah) dan membantu para pembuat
kebijakan memberikan rekomendasi yang bersifat praktis.
Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang telah
di buat atau sedang berlaku saat ini dan diarahkan untuk meneliti formulasi
kebijakan dan siapa sasarannya, menguji pelaksanaan suatu program yang terkait
dengan suatu kebijakan, menguji keefektifan dan keefisienan kebijakan.
7.
Penelitian Grounded
(Grounded Research)
Penelitian grounded bertitik tolak dari data-data faktual dilapangan
secara empiris. Data-data tersebut dianalisis secara induktif sehingga menjadi
teori. Dengan kata lain, penelitian grounded justru akan melahirkan teori berdasarkan
data empiris dan realitas sosial. Asumsi penelitian ini adalah untuk memahami
tindakan manusia dengan benar. Oleh karena itu, tidak dapat digunakan
teori-teori atau konsep-konsep tentang tindakan sosial yang dirumuskan terlebih
dahulu sebelum penelitian itu sendiri di mulai. Konsep–konsep dan
hipotesis-hipotesis itu muncul dari data itu sendiri, dimana kategori-kategori,
penjelasan-penjelasan dan keterangan-keterangan tidak pernah di buat sebelum
penelitian terjadi.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Objek adalah suatu hal yang hendak
di jadikan bahan kajian dalam suatu penelitian. Sedangkan tujuan merupakan arah
dan sasaran yang harus di capai oleh setiap tindakan yang akan di lakukan.
Tujuan adakalanya yang bersifat umum dan ada juga yang bersifat khusus.
Adapun aspek yang harus dipenuhi
dalam perumusan tujuan penelitian ialah sebagai berikut: berkaitan langsung
dengan judul penelitian, secara teknis dapat di ukur dan berhubungan langsung
dengan analisis yang dilakukan
Jenis
penelitian berdasarkan tujuan antara lain ialah:
1.
Penelitian
eksplolari
2.
Penelitian
pengembangan
3.
Peneliltian
verifikasi
Sedangkan
Fungsi Penelitian ialah:
1.
Menemukan suatu
hal yang baru.
2.
Mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3.
Melakukan validasi
terhadap teori lama.
4.
Menemukan
permasalah penelitian.
5.
Menambahkan khazanah
pengayaan ilmiah yang baru.
Adapun
beberapa macam penelitian berdasarkan fungsinya, antara lain:
1.
Penelitian
dasar (basic/fundamental research).
2.
Penelitian terapan
(applied research).
3.
Penelitian
tindakan (action research).
4.
Penelitian
evaluasi (evaluation research).
5.
Penelitian
Penilaian (assesment reseach).
6.
Penelitian
kebijakan (policy research).
7.
Penelitian
grounded (grounded research).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal.
Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014.
Kasiram, Moh. Metodologi
Penelitian Kualitatif-Kuantatif. Malang: UIN Maliki, 2010.
-----------Metodologi
Peneltian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi
Penelitian. Malang: UIN Maliki, 2010.
Rianse, Usman dan
Abdi. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Teori dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta, 2012.
Sanjaya, Wina. Penelitian
Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013.
Wadhan. Metodologi
Penelititan Pendidikan. Pamekasan: STAIN Pamekesan Press, 2009.
[1]
Usman Rianse dan Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan
Aplikasi (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 43-44
[2]
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantatif (Malang: UIN
Maliki, 2010), hlm. 51-52
[3] Ibid. 55-56.
[4] Rianse
dan Abdi, Metodologi Penelitian,
hlm. 57.
[5] Sanjaya, Penelitian
Pendidikan, hlm. 290.
[6] Moh.
Kasiram, Metodologi Penelitian (Yogyakarta:
UIN Maliki Press, 2008), hlm. 8.
[7]
Kasiram, Metodologi Penelitian, hlm. 52.
[8] Wadhan, Metodologi
Penelitian (Pamekasan : STAIN Press, 2009), hlm. 11-12
[9] Wadhan, Metodologi,
hlm. 11-12.
[10]
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 32.
No comments:
Post a Comment