Manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja. Sementara itu, Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance, yang sering diindonesiakan menjadi kata performa.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai salah satu cabang ilmu
social, teori dan penerapan ilmu manajemen telah menyentuh keselurh jenis
organisasi an seluruh aspek kehidupan, ari yang sifatnya pribadi hingga Negara. Manajemen biasanya diartikan sebagai
proses mencapai hasil melalui dan dengan orang lain dengan memaksimumkan
pendayagunaan sumber daya yang tersedia.
Manajemen merupakan suatu proses
yang sangat dibutuhkan dalam dunia perusahan, karena dalam proses manajemen
terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga
dapat mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.
Selain proses manajemen yang perlu
diperhatikan dalam sebuah instansi atau organisasi, kinerja dalam sebuah
instansi juga perlu diperhatikan. Karena, kinerja merupakan hasil kerja dan
juga penilaian atas kerja seseorang yang berkecimpung dalam dunia kerja sebuah
instansi. Oleh karenanya, kinerja juga membutuhkan manajemen, agar hasil yang
diperoleh atau kinerja dari para pekerja atau karyawan dapat mencapai hasil
yang ditujukan oleh perusahaan.
Saat ini perusahaan menghadapi
banyak tantangan dari lingkungan. Perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan
kadang-kadang tidak dapat diduga. Perubahan-perubahan ini antara lain dalam
bidang ekonomi, teknologi, pasar dan persaingan. Perubahan ini mengharuskan
perusahaan untuk mengubah semua kebiasaan yang sudah dilakukan selama ini untuk
menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dan untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan baru dalam mengevaluasi
kinerja karyawan yang dikenal dengan Manajemen Kinerja (Performance
Management).
Melaksanakan manajemen kinerja akan
memberikan manfaat bagi organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja
mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap
pekerja dan manajer pada keseluruhan unit kerjanya. Semuanya akan dibahas dalam
makalah ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan manajemen, kinerja, dan
manajemen kinerja?
2.
Apa saja tujuan dari penilaian kinerja?
3.
Apa saja prinsip-prinsip dasar manajemen kinerja?
4.
Apa saja syarat kriteria keberhasilan manajemen kinerja?
5.
Apa saja tantangan dalam manajemen kinerja?
6.
Apa saja manfaat penilaian kinerja?
C.
TUJUAN
MASALAH
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen, kinerja, dan manajemen kinerja.
2.
Untuk
mengetahui apa saja tujuan dari penilaian kinerja.
3.
Untuk
mengetahui apa saja prinsip-prinsip dasar manajemen kinerja.
4.
Untuk
mengetahui apa saja syarat kriteria keberhasilan manajemen kinerja.
5.
Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam manajemen kinerja.
6.
Untuk mengetahui apa saja manfaat penilaian kinerja.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen, Kinerja dan Manajemen Kinerja
Istilah
manajemen(management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan
perspektif yang berbeda[1]. Manajemen berasal dari kata
to manage yang diartikan dengan mengendalikan, menangani atau mengelola.
Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk
memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara
menggerakkan orang lain untuk bekerja[2].
Menurut
G. R. Terry, manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
Menurut
James A. F. Stoner, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota
organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Manajemen
adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Yakni dengan
menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pelaksanaan, pengawasan, dll. Manajemen dapat
didefenisikan sebagai sebuah proses yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian[3].
Sementara
itu, Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang
padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance, yang sering
diindonesiakan menjadi kata performa. Pengertian Kinerja menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
- Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
- Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 1987)
- Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993)
- Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994)
- Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
- Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan (Ability=A), motivasi (motivation=M) dan kesempatan (Opportunity=O) atau Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins,1996)
Dari
kedua kata manajemen dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata baru yaitu
Manajemen Kinerja (Performance Management). Beberapa definisi
diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
- Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan (Bacal, 1994).
- Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati (Armstrong, 2004).
- Manajemen kinerja merupakan gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
- Manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendiring yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumberdaya (Costello, 1994)
Dengan
memperhatikan pendapat para ahli, maka dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya
manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumberdaya yang
berorientasi pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan
berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta
terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen
kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh para manajer. Manajemen kinerja mencakup
pengkajian ulang terhadap kinerja secara berkesinambungan dan dilakukan secara
bersama berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran, keahlian, kompetensi, rencana
kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana peningkatan dan
pengembangan lebih lanjut.
Kinerja
sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik
berdasarkan kondisi khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas
suatu model kausal yang menghubungkan antara input dan output.
Jadi,
kesimpulan dari manajemen kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja
secara berkesinambungan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih
lanjut.
Penilaian
kinerja merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kerja
dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan.
Pada intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai alat untuk memverifikasi
bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian
kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan mengelola kinerja
mereka[4].
B. Tujuan Penilaian
Kinerja
Penilaian kinerja memiliki dua
tujuan, yaitu :
1. Tujuan Umum
a. Penilaian kinerja bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja dengan memberikan bantuan agar
setiap pekerja dapat menggunakan potensi yang dimiliki secara maksimal untuk
dapat mewujudkan misi organisasi atau perusahaan.
b. Penilaian kinerja bertujuan untuk
menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja dan para manajer dalam
membuat keputusan.
c. Penilaian kinerja bertujuan untuk
menyusun inventarisasi sumber daya manusia di lingkungan organisasi atau
perusahaan yang dapat digunakan dalam mendesain hubungan antara atasan dan
bawahan, guna mewujudkan saling hormat menghormati untuk mengembangkan
keseimbangan antara keinginan pekerja secara individual dengan sasaran
organisasi atau perusahaan. Dari hasil tersebut dapat diketahui pula kepuasan
kerja, di samping untuk menyusun program pengembangan pribadi, pengembangan
karier dan lain-lain.
d. Penilaian kinerja bertujuan untuk
meningkatkan motivasi kerja, yang berpengaruh pada prestasi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
2. Tujuan Khusus
a. Hasil dari penilaian kinerja dapat
dijadikan dasar dalam melakukan promosi, menghentikan pelaksanaan pekerjaaj
yang keliru, menegakkan disiplin, menetapkan pemberian penghargaan, dan
mengurangi atau menambah pekerja melalui perencanaan sumber daya manusia.
b. Penilaian kinerja menghasilkan
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbanga dalam membuat tes yang
validitasnya tinggi. Dengan kata lain dapat digunakan untuk keperluan rekrutmen
dan seleksi.
c. Penilaian kinerja menghasilkan
informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik bagi pekerja dalam
meningkatkan efisiensi kerjanya, dengan memperbaiki kekurangan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Bahkan dari hasil penilaian kinerja dapat digunakan
oleh bawahan untuk meningkatkan karier mereka. Begitu pula bagi para manajer.
Hasil dari penialaian kinerja dapat digunakan sebagai umpan balik bagi diri
sendiri jika ternyata kekurangan pekerja bersumber dari dirinya.
d. Penilaian kinerja berisi informasi
yang dpat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pekerja dalam meningkatkan
prestasi kerjanya, baik tentang pengetahuan, maupun keterampilan dalam bekerja.
e. Penilaian kinerja juga memberikan
informasi tentang spesifikasi jabatan yang dapat membantu dalam memecahkan
masalah organisasi atau perusahaan.
C. Prinsip-Prinsip Dasar
Manajemen Kinerja
Sebagai prinsip dasar dalam
manajemen kinerja adalah menghargai kejujuran, memeberikan pelayanan, tanggung
jawab, dirasakan seperti bermain, adanya perasaan kasihan, adanya perumusan
tujuan, terdapat konsensus dan kerja sama, sifatnya berkelanjutan, terjadi
komunikasi dua arah dan mendapatkan umpan balik.
1. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam
komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja.
Proses penilaian akan memperluas pemahaman bawahan dengan cara mengajak mereka
untuk jujur menyatakan apa yang memotivasi mereka, apa yang mereka suka dan
tidak suka mengenai pekerjaan mereka, apa yang mereka inginkan dan apa yang
menjadi kepentingan mereka dan bagaimana mereka harus dibantu.
Sebaliknya, manajer juga
menceritakan kebenaran dalam hubungannya dengan bawahan tentang apa yang disuka
dan apa yang tidak disuka mengenai pekerjaan mereka. Sehingga manajer mampu
memahami hambatan-hambatan para karyawan untuk mencapai kinerja yang bagus.
2. Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan
disini adalah bagaimana memberikan pelayanan kepada para pekerja, seperti jika
pekerja mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaannya, maka manajer membantu
pekerja tersebut agar mampu menyelsaikan pekerjaannya tersebut.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan prinsip
dasar dalam mengembangkan kinerja. Dengan memahami dan menerima tanggung jawab
atas apa yang mereka kerjakan dan yang tidak mereka kerjakan untuk mencapai
tujuan mereka. Dalam perspektif manajer, sudah menjadi tanggung jawab manajer
untuk memastikan keberhasilan bawahannya.
4. Bermain
Manajemen kinerja menggunakan
prinsip bahwa bekerja sama dengan bermain. Dengan menggunakan prinsip bermain, maka pekerjan yang
dikerjakan tidak akan menjadi beban, justru akan menyenangkan dan menjadi
semangat ketika mengerjakan pekerjaan tersebut.
5. Rasa kasihan
Makna rasa kasihan adalah seorang
manajer memiliki sikap memahami dan empati terhadap orang lain. Rasa kasihan
seorang manajer akan melupakan kesalahan di belakang dan akan memulai dengan
sesuatu yang baru.
6. Perumusan tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan
melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak
dicapai organisasi.
7. Konsensus dan kerja sama
Manajemen
kinerja mengandalkan pada kerja sama antara atasan dan bawahan dari pada
menekankan pada kontrol dan melakukan pemaksaan.
8. Berkelanjutan
Manajemen
kinerja merupakan proses yang sifatnya berlangsung secara terus menerus, dan
berkelanjutan.
9. Komunikasi dua arah
Manajemen
kinerja memerlukan gaya menajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta
mendorong teradinya komunikasi dua arah. Dengan komunikasi dua arah,
bawahan mudah memahami apa yang diinginkan oleh atasannya. Sebaliknya, atasan
lebih memahami apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh bawahan.
10. Umpan balik
Umpan
balik dalam hal ini berupa kemungkinan pengalaman dan pengetahuan kinerja pada
masa lalu, yang gunanya untuk meninjau kembali perencanaan kinerja.
D. Kriteria Keberhasilan
Manajemen Kinerja
Keberhasilan kinerja akan membawa
dampak positif terhadap hasil kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan
dari sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi yang melakukan
manajemen kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh kinerja yang
efektif. Maka, manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
- Proses manajemen kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh individu dari pekerjaan dapat dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.
- Proses penyelenggaraan manajemen kinerja dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya dari organisasi dan bagaimana kinerja pada umumnya dikelola.
- Manajemen kinerja dapat memberi nilai tambah dalam bentuk hasil jangka pendek maupun pengembangan jangka panjang.
- Proses manajemen kinerja berjalan secara transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
- Pendapat stakeholder diperhatikan tentang seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki berbagai proses. Jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi permintaan / kepentingan dari masing-masing stakeholder, maka manejemen kinerja akan dapat berhasil[5].
E.
Tantangan Manajemen Kinerja
Tantangan yang dihadapi majemen
kinerja adalah kecenderungan dihindari baik oleh manajer maupun pekerja. Dan
mereka memiliki alasan masing-masing. Dimata manajer, manajemen kinerja
merupakan tambahan beban kerja, disamping menjalankan tugas yang selama ini
sudah dikerjakan. Sementara itu, dipihak pekerja, masih banyak keraguan karena
belum memahami sepenuhnya akan manfaat manajemen kinerja bagi dirinya sendiri[6].
Adapun solusi terhadap permasalahan
mengenai tantangan pelaksanaan manajemen kinerja menurut pemakalah adalah:
1. Menanamkan dalam diri manajer maupun
karyawan bahwa manajemen kinerja sangat urgen atau penting untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas kerja baik manajer maupun kayawan, sehingga akan mampu
meningkatkan produktiftas dan mencapai tujuan perusahaan sesuai target
dan perencanaan perusahaan.
2. Mengetahui dan Memahami manfaat
manajemen kinerja, yaitu meningkatkan disiplin kerja baik manajer maupun
karyawan.
3. Tidak menganggap manajemen kinerja
sebagai beban, namun sebaliknya menganggap manajemen kinerja sebagai kebutuhan
bagi sebuah perusahaan.
F.
Manfaat Penilaian Kinerja
1. Manfaat bagi pekerja
a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kepuasan kerja
c. Pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan potensi diri menjadi lebih besar
d. Memberikan kesempatan untuk berkomunikasi
dengan atasan
e. Kesempatan untuk dapat mendiskusikan
masalah pekerjaan dan bagaimana cara mereka menyelesaikannya
f. Kesempatan untuk mengukur dan
mengidentifikasi kecenderungan kinerja pekerja untuk memperbaiki manajemen
selanjutnya.
g. Kesempatan untuk mengembangkan suatu
pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap
h. Memberikan peluang untuk
mengembangkan sistem pengawasan yang lebih baik
i. Meningkatan kepuasan kerja
j. Sebagai media pengurangan
kesenjangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran
departemen sumber daya manusia atau sasaran atau perusahaan
k. Dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kesempatan untuk perubahan tugas pekerja.
2. Manfaat bagi Perusahaan
a. Meningkatkan kualitas komunikasi
b. Meningkatkan motivasi pekerja secara
keseluruhan
c. Meningkatkan keharmonisan hubungan
dalam mencapai tujuan perusahaan
d. Sebagai sarana penyampaian pesan
bahwa pekerja dihargai perusahaan
e. Karyawan yang berpotensi dan
memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau setidaknya dapat
dipromosikan dapat dengan m udah diidentifikasi dan dikembangkan lebih lanjut.
BAB
II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen
adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.
Sementara itu, Kata kinerja merupakan
singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa
Inggris adalah performance, yang sering diindonesiakan menjadi kata performa.
Dari kedua kata manajemen dan kinerja, jika
digabungkan menjadi satu kata baru yaitu Manajemen Kinerja (Performance
Management).
Penilaian kinerja memiliki dua
tujuan, yaitu :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sebagai prinsip dasar dalam
manajemen kinerja adalah menghargai kejujuran, memeberikan pelayanan, tanggung
jawab, dirasakan seperti bermain, adanya perasaan kasihan, adanya perumusan
tujuan, terdapat konsensus dan kerja sama, sifatnya berkelanjutan, terjadi
komunikasi dua arah dan mendapatkan umpan balik.
Keberhasilan kinerja akan membawa
dampak positif terhadap hasil kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan
dari sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi yang melakukan
manajemen kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh kinerja yang
efektif.
Tantangan yang dihadapi majemen
kinerja adalah kecenderungan dihindari baik oleh manajer maupun pekerja. Dan
mereka memiliki alasan masing-masing. Dimata manajer, manajemen kinerja
merupakan tambahan beban kerja, disamping menjalankan tugas yang selama ini
sudah dikerjakan. Sementara itu, dipihak pekerja, masih banyak keraguan karena
belum memahami sepenuhnya akan manfaat manajemen kinerja bagi dirinya sendiri.
Manfaat penilaian kinerja:
1. Manfaat bagi pekerja
2. Manfaat bagi Perusahaan
B. SARAN
Mungkin
inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak
kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat
salah dan dosa: dalam hadits “al insanu mahalul khotto’ wannisyan”, dan kami
juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik dari pada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara, 2005.
Ali, Zasri M, Dasar-Dasar Manajemen, Pekanbaru: Suska Press, 2008.
Panggabean, Mutiara S, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor:
Eghalia Indonesia, 2002.
Sofyandi, Herman, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Wibisono,Dermawan, Manajemen kinerja, Erlangga: Jakarta,
2011.
[3] Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor:
Eghalia Indonesia, 2002), hlm. 13.