Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Pengertian IPS dan Peran IPS sebagai Pendidikan Nilai

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warganegara Indonesia yang demokratis, dan tanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.Melalui pendekatan IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalamanlangsung. Peserta didik dilatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secaraholistik, bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat 33berpengaruh terhadap “kebermaknaan” pengalaman belajar bagi para peserta didik. Namun demikian, pelaksanaan IPS terpadu di sekolah dewasa ini sebagian besar masih dilaksanakan secara terpisah.

      A.    Latar belakang
            Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar.sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran disekolah.
            Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warganegara Indonesia yang demokratis, dan tanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.Melalui pendekatan IPS terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalamanlangsung. Peserta didik dilatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secaraholistik, bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat 33berpengaruh terhadap “kebermaknaan” pengalaman belajar bagi para peserta didik. Namun demikian, pelaksanaan IPS terpadu di sekolah dewasa ini sebagian besar masih dilaksanakan secara terpisah.
             Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS masih dilakukan sesuai dengan materi bidang kajian masing-masing (sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi) tanpa ada keterpaduan di dalamnya. Halini tentu saja menghambat ketercapaian tujuan IPS itu sendiri yang dirumuskan atas dasarrealitas dan fenomena sosial yang diwujudkan melalui pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Dewasa ini pembelajaran IPS masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian peserta didik. Hal ini dapat terlihat dalam proses pembelajaran IPS di kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. Ketika proses pembelajaran IPSsedang berlangsung masih ada sebagian peserta didik yang tidak memperhatikan gurudalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu, juga masih ada peserta didik yang bermain atau bercanda dengan teman sebangkunya, bahkan ada juga yang mengantuk. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik, karena bahannya yang terlalu banyak, bersifat abstrak dan materinya diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari yang umumnya disajikan oleh guru dengan cara yang kurang menarik. Pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan pada hafalan (kognitif) saja, sehingga sikap (afektif) dan keterampilan berfikir (psikomotorik) dalam pembelajaran IPS tidak dikembangkan.

      B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan IPS ?
2.      Apasaja peran dari IPS ?
3.      Bagaimana peranan IPS sebagai pendidikan nilai  ?

      C.    Pembahasan
1.      Pengertian IPS
      Berikut pengertian ilmu pengetahaun sosial menurut beberapa ahli :[1]
·         Moeljono Cokrodikardjo
      Ia mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropolgi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yuang diformulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
·         S. Nasution
      Ia mendefinisikan IPS merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropolgi, dan psikologi sosial.

2.      Peran IPS
      Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas sosial dalam kehidupan masyarakat. Jelas tidak bisa dihindari bahwa dalam perkembangannya kemudian berbagai spesialis ilmu mulai bermunculan.
Menurut Bung Hatta, Ilmu sosial sebagaimana halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, adalah satu ragam dimana memiliki peran tiga wajah ilmu sosial, yaitu :
a)      Critical Discourse (wacana kritis), artinya pada kajian ini membahas tentang apa adanya yang keabsahannya tergantung pada kesetiaan pada pra syarat sisitem rasionalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang berlaku. Oleh karena itu, dalam wilayah ini percaturan teori dan metode bisa terjadi begitu lancar, seperti halnya meneliti subject matter dengan beberapa pertanyaan mendasar apa, bagaimana, dan mengapa.
b)      Academic Enterprice, memiliki pengertian “ bagaimana semestinya”.
c)      Applied Science, artinya dalam ilmu sosial itu diperlukan untuk mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan dan meniadakan sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi, dalam hal ini sebagai ilmu terapan tujuannya tidak hanya sekedar mencapai kepuasan intelektual, melainkan aspek fungsionalisnya yang bersifat normatif.
            Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu displin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan  yang lebih tinggi.
            Ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan  disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill.[2] Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan.
            Pengembangan kehidupan sosial  berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan sikap positif siswa terdapat nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat.
              Fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditunjukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.
3.      Peranan IPS sebagai pendidikan nilai
      Secara konseptual, istilah pendidikan nilai ini sering disamakan dengan pendidikan religius, pendidikan budi pekerti, pendidikan ahklak mulia, pendidikan moral, atau pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter, pendidikan moral, atau pendidikan budi pekerti itu dapat dikatakan sebagai upaya untuk mempromosikan  dan menginternalisasikan nilai-nilai utama, atau nilai-nilai positif kepada warga masyarakat agar menjadi  warga bangsa yang percaya diri, tahan uji dan bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab serta survive dalam kehidupan bermasyarakat.
      Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan  proses pembudayaan dan pemanusiaan pendidikan karakter akan mengantarkan warga belajar dengan potensi yang dimilikinya dapat menjadi insan-insan yang beradab, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kehambaan dan kekhalifahan.[3]
      Dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah, institusi pendidikan atau sekolah harus menjadi lingkungan yang kondusif. Sekolah harus menjadi sebuah komunitas dan wahana persaudaraan tempat berkembangnya nilai-nilai kebaikan atau nilai0nilai utama, pendidikan karakter akan senantiasa  mengembangkan akhlak mulia dan kebiasaan yang baik bagi para peserta didik.
      Dalam pengembangan pendidikan karakter guru harus juga bekerja sama dengan keluarga atau orang tua/wali peserta didik. Bahkan menurut Cletus R. Bulach, guru dan orang tua perlu membuat kesepakatan tentang nilai-nilai utama apa yang perlu dibelajarkan, dalam kaitan ini, Lickona menyebutkan beberapa nilai kebaikan yang perlu dihayati dan dibiasakan dalam kehidupan peserta didik agar tercipta  kehidupan yang harmonis didalam keluarga dan masyarakat, beberapa nilai itu antar lain kejujuran, kasih sayang, pengendalian diri, saling menghargai atau menghormati, kerja sama, tanggung jawab dan ketekunan.
       D.    Kesimpulan

            IPS adalah perwujudan dari suatu interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropolgi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yuang diformulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
            Menurut Bung Hatta, Ilmu sosial sebagaimana halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, adalah satu ragam dimana memiliki peran tiga wajah ilmu sosial, yaitu :
·         Critical Discourse (wacana kritis)
·         Academic Enterprice
·         Applied Science
            Secara konseptual, istilah pendidikan nilai ini sering disamakan dengan pendidikan religius, pendidikan budi pekerti, pendidikan ahklak mulia, pendidikan moral, atau pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter, pendidikan moral, atau pendidikan budi pekerti itu dapat dikatakan sebagai upaya untuk mempromosikan  dan menginternalisasikan nilai-nilai utama, atau nilai-nilai positif kepada warga masyarakat agar menjadi  warga bangsa yang percaya diri, tahan uji dan bermoral tinggi, demokratis dan bertanggung jawab serta survive dalam kehidupan bermasyarakat.
  
DAFTAR PUSTAKA 
Ø  Muh. Nurdin, dkk. 2008. Mari belajar IPS ilmu pengetahuan sosial untuk SMP/MTS kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. (BSE).
Ø  www.wikipedia.org/Peran/IPS/.
Ø  www.mertismultiply.blogspot.com/

[1]Nurdin Muh, Mari Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: PusatPerbukuan Depdiknas, 2008) hlm 29.
[2] www.wikipedia.org/peran/IPS/ (diakses tanggal 15 september 2016)
[3]www.mertismultiply.blogspot.com/ (diakses tanggal 15 september 2016)

No comments:

Post a Comment