Hai sahabat pembaca!
Apa kabar? pada post ini saya akan share tentang Pengertian Agama, semoga dengan
dipostingya artikel ini akan menjadi manfaat buat sahabat pembaca semua. Selamat
membaca!
A. Pengertian Agama
Agama
berasal dari bahasa Sansekerta yang erat hubungannya dengan agama Hindu dan
Budha. Dalam kepustakaan dapat dijumpai uraian tentang perkataan ini. Karena
itu ada bermacam teori mengenai kata agama. Salah satu diantaranya mengatakan,
akar kata agama adalah gam yang
mendapat awalan a dan akhiran a sehingga menjadi a-gam-a. Akar kata itu kadang-kadang mendapat awalan i dengan akhiran yang sama, sehingga
menjadi i-gam-a, kadang kala mendapat
awalan u dengan akhiran yang sama,
sehingga menjadi u-gam-a. Bahasa
Sansekerta yang menjadi asal perkataan
agama, termasuk dalam rumpunan bahasa Indo-Jerman, serumpun dengan bahasa
Belanda dan Inggris. Dalam bahasa Belanda kita temukan kata-kata ga, gaan dan dalam bahasa Inggris kata go yang artinya sama dengan gam, yaitu pergi. Namun, berubah menjadi
jalan.[1]
Dalam
hubungan dengan perkataan-perkataan di atas (agama, igama, dan ugama) dalam bahasa Bali ketiganya mempunyai
makna berikut:
1. Agama, artinya
peraturan, tatacara, upacara hubungan manusia dengan raja.
2. Igama, artinya
peraturan, tatacara, upacara berhubungan dengan Dewa-Dewa.
3. Ugama, artinya
peraturan, tatacara dalam berhungan antar manusia.
Dalam kamus besar bahasa indonesia agama merupakan sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia
serta lingkungannya. Menurut Nasution menyatakan bahwa agama dipegang dan
dipatuhi manusia. Sedangkan menurut
Michel Meyer berpendapat bahwa agama adalah sekumpulan kepercayaan dan
pengajaran-pengajaran yang mengarahkan kita dalam tingkah laku kita terhadap
Allah SWT, terhadap sesama manusia dan terhadap diri kita.
Jadi, agama merupakan segenap kepercayaan yang disertai
dengan ajaran kebaktian dan kewajiban untuk menghubungkan manusia dengan tuhan yang
berguna dalam mengontrol dorongan yang membawa masalah dan untuk memperbaiki
diri agar menjadi lebih baik.
Selain
dari arti agama yang telah disebutkan di atas, menurut teori ada beberapa arti
lain yang dikandung oleh perkataan agama. Diantaranya adalah tradisi atau
kebiasaan, yang dimaksud adalah tradisi atau kebiasaan dalam agama Hindu dan
Budha. Setelah agama Islam datang ke Nusantara ini, masyarakat yang berbahasa
Melayu mempergunakan perkataan agama juga untuk menunjukkan sistem ajaran yang
dibawa oleh Islam. Sistem dan ruang lingkup ajaran agama Islam berbeda dengan sistem dan ruang lingkup
ajaran agama Hindu dan Budha. Ajaran Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi
dari Allah melalui wahyu-Nya, mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan,
dengan dirinya sendiri, dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan
lingkungan hidupnya.
Dengan
asal kata dan sistem serta ruang lingkupnya bahwa agama adalah “the problem of ultimate concern”:
masalah yang mengenai kepentingan mutlak setiap orang. Oleh karena itu, menurut
Paul Tillich, setiap orang yang beragama selalu berada dalam keadaan involved (terlibat) dengan agama yang
dianutnya. Hal ini ditambah lagi dengan fakta bahwa dalam kenyataannya agama di
dunia ini sangat beragam. Namun, karena ada segi-segi agama yang sama, suatu
rumusan umum (sebagai definisi kerja) mungkin dapat dikemukakan agama adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia
melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut
atau berdasarkan agama itu sendiri.[2]
Selain
segi-segi persamaan, antara agama yang beragam itu terdapat juga
perbedaan-perbedaan, seperti yang telah disebutkana di atas. Dalam menghadapi
perbedaan-perbedaan itu dalam masyarakat majemuk karena beragamnya agama di
tanah air kita sikap yang perlu ditegakkan oleh pemeluk agama adalah sikap “agree in disagreement , sikap setuju
(hidup bersama) dalam perbedaan”.[3]
No comments:
Post a Comment