Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Makalah Manajemen Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Sangat Penting untuk diketahui oleh para Guru khususnya Kepala Sekolah

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. untuk lebih jelasnya silahkan baca makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. selamat membaca.
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan dapat dilihat, baik secara teoritis maupin secara praktis. Secara teoritis pendidikan dapat dimaknai sebagai upaya untuk mendewasakan manusia, sementara itu secara praktis pendidikan akan terlihat dari kelembagaannya, yang menurut Undang-Undang sistem pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 terdapat tiga lingkungan pendidikan yaitu pendidikan informal, pendidikan nonformal, dan pendidikan formal.
Dilihat dari sudut keteraturan kelembagaan , pendidikan nonformal dan pendidikan formal tampaknya lebih memungkinkan untuk diorganisasi secara baik dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam berbagai fungsinya, sehingga analisis dan tinjauan terhadap proses penyelenggaraannya akan menjadi sesuatu yang sangat penting bagi pengembangan kelembagaan dalam proses pendidikan, dan diantara kelembagaan pendidikan yang mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat adalah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal sudah tentu memerlukan pengelolaan yang impersonal, di dalamnya perlu dan harus diterapkan prinsip-prinsip manajemen modern, dimana objek yang menjadi perhatiannya secara umum tidak banyak berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya. Dalam hubungan ini, The Six’s M yang menjadi objek pengelolaan manajemen dapat juga diterapkan pada lembaga pendidikan. Keenam objek tersebut adalah: Man (manusia), Money(dana/uang), Material(bahan-bahan), Machine(mesin/peralatan proses), Method(cara memproses), dan Market(pasar/konsumen).
Namun demikian hal itu sudah tentu memerlukan penyesuaian agar dapat sejalan dengan misi lembaga pendidikan sebagai lembaga nirbala. Dari keenam unsur tersebut, salah satu yang penting, baik dalam lembaga bisnis maupun lembaga pendidikan adalah masalah uang/dana. Adalh tidak mungkin lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik tanpa ada ketersediaan dana untuk melaksanakan kegiatannya dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan kajian mengenai pendanaan/pembiayaan pendidikan menduduki posisi penting sebagai suatu upaya untuk memahami dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan/manajemen dana/keuangan dalam lembaga pendidikan, termasuk pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan?
2.      Apa Tujuan dan fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan ?
3.      Bagaimana Konsep dasar menejemen keuangan dan pembiayan pendidikan?
4.      Apa Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan?
5.      Apa sajakah Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan?
C.    TUJUAN MASALAH
1.      Mengetahui pengertian manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
2.      Mengetahui tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
3.      Mengetahui Konsep dasar menejemen keuangan dan pembiayan pendidikan
4.      Mengetahui prinsip-prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
5.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan
Dalam sejarah perkembangan dunia bisnis, masalah mengelola keuangan memang menjadi sentral, seperti halnya masalah pemasaran atau produksi dalam mencapai tujuan perusahaan. Kegagalan dalam mendapatkan dana, misalnya, dapat memengaruhi kegiatan operasional secara keseluruhan. Karena kurangnya dana, bagian pemasaran akan mengurangi tenaga penjualannya (sales) atau memotong biaya promosi meskipun tahu bahwa tenaga sales merupakan ujung tombak bagi penjualan produk. Demikian halnya didalam unit produksi, ada beberapa proses produksi yang harus dihentikan karena minimnyadana. Pengurangan proses produksi akan mengurangi kapasitas produksi. Pengaruhnya adalah unit cost product menjadi semakin mahal. Keadaan ini akan berdampak pada harga jual yang tidak kompetitif lagi.
Dari ilustrasi tersebut, tampak bahwa manajemen keuangan memberi pengaruh yang besar terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Namun demikian, sebagai bagian dari sistem secara keseluruhan, manajemen keuangan tidak bisa berdiri sendiri. Artinya, mengabaikan peran dan fungsi bagian-bagian yang lain. Manajemen keuangan akan lebih efektif jika semua bagian melakukan sinergi, saling mendukung dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, manajemen keuangan bisa diartikan suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.[1]

B.     Tujuan dan fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan
1.      Tujuan Manajemen Pembiayaan
Manajemen pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mewujudkan tertibnya administrasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mencangkup kebutuhan pendidik, sarana dan prasarana.
2.      Tujuan Manajemen Keuangan
Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala Sekolah untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan sumber daya manusia yang ada di lingkungan sekolah Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.  Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:[2]
a.              Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b.             Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c.               Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan dalam pendidikan adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.

C.    Konsep dasar menejemen keuangan dan pembiayan pendidikan.
Masalah Keuangan sangat erat hubungannya dengan masalah pembiayaan, sedangkan pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga lain. Kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:[3]
1.      Budgeting (penyusunan anggaran)
Setiap organisasi memerlukan anggaran untuk menunjang kegiatannya. Oleh karena itu, anggaran ini masih bersifat sebagai rencana dan menyangkut keperluan orang banyak, maka anggaran baru sah bila mendapat pengesahan dari atasan yang berwenang.
2.       Accounting (pembukuan)
Kegiatan manajemen pembiayaan yang kedua adalah pembukuan atau kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal, yaitu:
a.       pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang (pengurusan tata usaha).
b.      pengurusan yang menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama yakni menerima, menyimpan, dan mngeluarkan uang (pengurusan bendaharawan).
3.      Auditing (pemeriksaan)
Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak yang berwenang.

D.    Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.[4] Berikut ini adalah penjabarannya:
1.      Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2.      Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
a.       Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
b.      Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya.
c.       Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat
3.      Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.      Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a.       Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b.      Dilihat dari segi hasil, Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

E.     Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan
Secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.[5]
1.      Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
a.       Berkembangnya demokrasi pendidikan
Dahulu banyak negara yang masih dijajah oleh bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di Indonesia Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
b.      Kebijaksanaan Pemerintah
Pemberian hak kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan bangsanya. Namun demikian agar tujuan itu tercapai pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri gedung dan kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
c.       Tuntutan akan pendidikan
Kenaikan tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana. Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang menginginkan pendidikan dari segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntutan ini mempertinggi kualitas bangsa dan menaikkan taraf hidup. Diluar negeri pendidikan selalu dicari di negara-negara yang melaksanakan sistem pendidikan lebih baik dan lebih bervariasi. Hal ini berarti bukan hanya terjadi aliran dari Negara berkembang ke Negara maju tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi. Banyak orang dari Negara maju menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin mendalami hal-hal yang menarik perhatiannya.
d.       Adanya Inflansi
Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflansi sangat berpengaruh terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.
2.      Faktor Internal
a.       Tujuan Pendidikan
Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan berpengaruh terhadap besarnya biaya pendidikan adalah tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubah tujuan pendidikan kearah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
b.      Pendekatan yang digunakan
Strategi belajar-mengajar menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan metode lain dan pendekatan secara individual.
c.       Materi yang disajikan
Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya dilaksanakan dengan penyampaian materi.
d.      Tingkat dan jenis pendidikan
Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya adalah tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya, biaya pendidikan di SD jauh berbeda dengan biaya pendidikan di Perguruabn Tinggi.

 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan.
Sedangkan manajemen keuangan adalah rangkaian kegiatan mengatur keuangan sekolah yang meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan.
Manajemen pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mewujudkan tertibnya administrasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mencangkup kebutuhan pendidik, sarana dan prasarana. Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana secara efektif dan tidak melanggar aturan.
Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan dalam pendidikan adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
Masalah Keuangan sangat erat hubungannya dengan masalah pembiayaan, sedangkan pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting dan kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting (penyusunan anggaran), Accounting (pembukuan), Auditing (pemeriksaan).
Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan, yaitu: transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pendidikan, yaitu: Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
B.     Saran
Selesai sudah makalah yang kami buat ini. Dan semoga dengan makalah ini bisa menjadi indikator buat para pembaca khususnya bagi kami semua. Dan semoga setelah kita mempelajari tentang pembiayaan dan pendanaan dalam pendidikan di makalah ini, kita bisa mengimplementasikannya dengan baik, jujur, efektif, dan efisien dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Shadily, Hasan. 2005. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Sulistyorini, 2009. Manajemen Pendidikan Islam.  Yogyakarta: Teras
Jusuf, Kadarman. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Fattah,Nanang.2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. 2009. Manajemen Pendidikan.Yogyakarta : Aditya Median


[1] Sri Mirnati, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 212
[2] Kadarman Jusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992) hal: 18
[3] Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), 293
[4] Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal: 106-108