Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Analisis Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Nasabah Debitur Kupedes Pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Isu utama persaingan perbankan di Indonesia dewasa ini bukanlah hanya pada harga, tetapi lebih fokus pada kualitas jasa. Harga hanyalah isu yang sekunder dalam persaingan, karena penurunan harga akan diikuti persaingan sehingga tidak akan diperoleh laba optimum. Pelayanan prima dapat tercapai melalui komitmen manajemen meningkatkan kualitas layanan untuk memuaskan nasabah secara terus menerus. Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak puas terhadap jasa yang dikonsumsinya akan mencari penyedia jasa lainnya yang mampu memuaskan kebutuhannya.

     A.    Latar Belakang
Perkembangan pesat industri perbankan Indonesia dewasa ini sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Perkembangan ini diharapkan dapat mendorong industri perbankan  kearah kemandirian dan bersaing secara sehat, efisien dan profesional. Dalam menghimpun dana masyarakat, bank harus dapat menjaga kredibilitas, karena bank adalah lembaga kepercayaan. Kepercayaan merupakan komoditi inti yang diperjualbelikan bank, sedangkan uang hanya merupakan instrumen pembayaran dalam transaksi jual beli kepercayaan ini. Untuk itu, upaya mempertahankan dan menjaga kepercayaan masyarakat merupakan kegiatan prioritas dan harus menjadi fokus perhatian manajemen bank.[1]
Disamping itu, dalam pelaksanaanfungsi sebagai lembaga intermediasi, makaperan bank terlihat dari besarnya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank. Kemampuan Bank dalam menjalankan fungsi intermediasi tersebut, sangat ditentukan oleh besarnya kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Karena penyaluran kredit bisa dilaksanakan jika tersedia sejumlah dana, baik yang bersumber dari pemilik bank (modal) maupun dari masyarakat .[2]
Isu utama persaingan perbankan di Indonesia dewasa ini bukanlah hanya pada harga, tetapi lebih fokus pada kualitas jasa. Harga hanyalah isu yang sekunder dalam persaingan, karena penurunan harga akan diikuti persaingan sehingga tidak akan diperoleh laba optimum. Pelayanan prima dapat tercapai melalui komitmen manajemen meningkatkan kualitas layanan untuk memuaskan nasabah secara terus menerus. Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak puas terhadap jasa yang dikonsumsinya akan mencari penyedia jasa lainnya yang mampu memuaskan kebutuhannya.[3]
Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang  penilaian lembaga tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan. Oleh karena itu, dalam merumuskan  strategi dan program pelayanan, lembaga harus berorientasi pada kepentingan pelanggan. Perencanaan strategi pemasaran yang unggul dan peningkatan kualitas jasa kepada peng-guna jasa menjadi skala prioritas utama untuk dilakukan dalam memasuki persaingan pasar bisnis tersebut. Tingkat kepuasan nasabah akan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bank dalam pencapaian tujuan bisnis perusahaan.[4]
Pengukuran kualitas pelayanan jasa menurut Tjiptono didasarkan pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan dalam dimensi-dimensi utama kualitas jasa. Terdapat lima dimensi utama kualitas jasa yakni: reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles.[5]
Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama seperti halnya dengan perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana yaitu sebagai tempat untuk melayani segala kebutuhan para nasabahnya. Para Nasabah datang silih berganti baik sebagai pembeli jasa maupun penjual jasa yang ditawarkan. Hal ini sesuai dengan kegiatan utama suatu bank yaitu membeli uang dari masyarakat (menghimpun dana) melalui simpanan dan kemudian menjual uang yang diperoleh dari penghimpunan dana dengan cara menyalurkan dana kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit maupun pinjaman. [6]
BRI unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin sebagai perusahaan jasa perbankan, tentu saja tidak akan mungkin menghindar dari realita persaingan industri jasa perbankan yang semakin meningkat terutama di wilayah Banjarmasin. Mengingatkondisi masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya senantiasa berubah secara dinamis tentunya BRI unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin harus memiliki kemampuan untuk selalu memberikan kepuasan kepada nasabah dan mempertahankannya tetap menjadi nasabah BRI, karena kualitas jasa masih menjadi titik sentral bank dan kepuasan nasabah merupakan faktor kunci kelangsungan usaha suatu bank.
Kondisi pelayanan BRI unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin dibandingkan dengan bank lain cukup baik dan bersaing, karena produk yang ditawarkan oleh seluruh bank sama hanya pelayanan sajalah yang menjadi faktor pembedanya.  Beberapa keunggulan yang dimiliki Bank BRI Unit Banjar Selatan, bank perlu mengenali faktor-faktor yang merupakan kelebihan dan kekurangan masing-masing produk yang ditawarkan. Hal ini dimaksudkan agar keunggulan yang dimiliki tetap dapat dipertahankan dan apabila terdapat kelemahan segera dapat diantisipasi sehingga kepuasan pelanggan akan tetap terus dijaga.
Berdasarkan hasil survei pendahuluandengan beberapa debitur Kupedes di dapatinformasi bahwa pelayanan yang diberikanoleh Bank BRI unit Banjar Selatan kurangmemuaskan dari sisi reliability yaitu antriancukup lama karena nasabahnya banyak. Ditinjau dari sisi responsivenes masih ada beberapa karyawan kurang memperhatikanpermintaan nasabah untuk dilayani karena karyawannya sedikit, sementara nasabahnya banyak sehingga mereka terlalu sibuk. Ditinjau dari sisi asurrance ada sebagian karyawan yang kurang memiliki pengetahuan yang memadai untuk menjawab pertanyaan nasabah. Ditinjau dari sisi empathy kurang ada kepedulian dari karyawan bank jika ada masalah pelayanan, contoh; karyawan terlalu lama menanggapi keluhan dari nasabah. Sementara dari sisi tangibles lokasi parkir kurang memadai karena tempat relatif kecil/sempit dan kantor yang kecil.
Atas dasar latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis kualitas jasa terhadap kepuasan dan pengaruhnya terhadap loyalitas debitur Kupedes Pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.

      B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan  dapat dibuat rumusan adakah pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Debitur Kupedes  Pada BANK BRI  Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.

      C.    Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas jasa melalui variabel Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangibles terhadap kepuasan debitur Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin dan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh kepuasan debitur terhadap loyalitas debitur Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.

      D.    Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk masyarakat luas sebagai sebuah tolak ukur untuk memilih bank yang akan menjadi tempat menyimpan uang nantinya. Selain itu juga penelitian ini bermanfaat untuk pihak Bank BRI Cabang Banjarmasin yang dapat dijadikan sebagai bahan koreksi dari para debitur terhadap kinerja karyawan Bank BRI tersebut.

       E.     Hipotesis Penelitian 
Hipotesis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.        H1          : Reliability, assurance, tangible, emphaty, responsiveness berpengaruh signifikanterhadap kepuasan debitur Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.
2.        H2          : Kepuasan debitur berpengaruh signifikan terhadap loyalitas debitur Kupedes padaBank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin

       F.     Ruang Lingkup
Penelitian dilakukan di Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin,  jalan K.S Tubun Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Pada penelitian ini populasinya adalah individu atau nasabah yang  sedang  meminjam kredit Kupedes pada  Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 orang debtur Kupedes.
Dilihat dari jenis kelamin diketahui bahwa sebagian besar responden yang diteliti adalah laki-laki, karena rata-rata debitur Kupedes Bank BRI Unit Banjar Selatan kebanyakan laki-laki jika dibandingkan dengan perempuan. Dilihat dari umur diketahui bahwa umur debitur Kupedes Bank BRI Unit Banjar Selatan variatif dan menyebar,  namun  yang paling banyak adalah debitur yang berumur antara 41 tahun sampai dengan 45 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikan diketahui bahwa mayoritas debitur Kupedes Bank BRI Unit Banjar Selatan adalah debitur yang berpendidikan SMU.

        G.    Definisi Istilah
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel.
Assurance (Kepercayaan) adalah pengetahuan (knowledge) dan kesopanan dari para karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan rasa percaya (trust) dan yakin (confidence).
Tangibles (Tampilan) yaitu fasilitas fisik, peralatan dan penampilan dari para personil.
Emphaty adalah sejauh mana pemahaman/simpati serta perhatian secara individual yang diberikan oleh perusahaan kepada para pelanggannya.
Responsiveness (Ketanggapan) adalah kemauan untuk menolong para pelanggan dan menyediakan suatu layanan dengan segera atau tepat waktu.
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Loyalitas hanya bisa didapatkan, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.

        H.    Kajian Teoritik
1.         Kualitas Jasa / Pelayanan
Gagliano dalam Dwi Haryono Wiratno (1998), mengatakan bahwa kualitas pelayanan (Service Quality) adalah pandangan konsumen terhadap hasil perbandingan antara ekspektasi konsumen dengan kenyataan yang diperoleh dari pelayanan. Sedangkan menurut Crownin dan taylor (1992), kualitas jasa/pelayanan adalah kinerja dari jasa/pelayanan yang diterima oleh konsumen itu sendiri dan konsumen hanya akan dapat menilai kualitas dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan. Menurut Wyckof (dalam Simamora, 2003:180) kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
Menurut Othman dan Owen (2011), Pengukuran kualitas pelayanan antara lain sebagai berikut:
a.         Kepatuhan terhadap syariah (Sharia Compliance), meliputi kemampuan untuk mengikuti hukum syariah Islam
b.         Bukti langsung (tangibility), meliputi fasilitas fisik perusahaan, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
c.         Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
d.        Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan kepada konsumen.
e.         Daya tanggap (responsiveness), yaitu inisiatif para personil perusahaan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan dengan memuaskan.
f.          Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan, kesopanan dari personil perusahaan dan sifat dapat dipercaya, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

2.         Kepuasan atas Kualitas Pelayanan
Kepuasan Pelanggan memegang peranan yang sangat penting guna menjamin kelangsungan hidup suatu usaha terutama perusahaan bergerak di bidang jasa. Tujuan perusahaan jasa di samping untuk mendapatkan laba juga memberikan kepuasan kepada pelanggan mereka, baik itu dari segi kualitas maupun pelayanan yang mereka sediakan untuk pelanggan tersebut.
3.         Pengertian Loyalitas
Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Loyalitas hanya bisa didapatkan, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan loyalitas dari seseorang bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Berbanding terbalik dengan kesulitan mendapatkannya, menghilangkan loyalitas seseorang justru menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan. 
Loyalitas memiliki kata dasar loyal yang berasal dari bahasa Prancis kuno loial. Menurut Oxford Dictionary, pengertian loyalitas adalah the quality of being loyal dimana loyal didefinisikan sebagai giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or institution. Jika diartikan secara bebas, pengertian loyalitas menurut Oxford Dictionary adalah mutu dari sikap setia (loyal), sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas sebagai kepatuhan atau kesetiaan. 
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Sikap loyal dapat diterapkan oleh setiap orang dalam berbagai hal. Dari sekian banyak studi mengenai pengertian loyalitas, hanya satu kategori pengertian loyalitas yang akan kita bahas dalam artikel ini. Kategori pengertian loyalitas tersebut adalah pengertian loyalitas karyawan. 
4.         Pengertian Loyalitas Karyawan
Setiap perusahaan pasti menginginkan adanya sikap loyal pada karyawan mereka. Pengertian loyalitas karyawan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengertian loyalitas secara umum. Dalam pengertian loyalitas karyawan, kesetiaan menjadi poin utama yang dapat diberikan karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Sayangnya, pengertian loyalitas karyawan kadang masih disalahartikan oleh beberapa orang, baik oleh pihak karyawan, manajemen, maupun oleh pimpinan perusahaan. 
Orang-orang seringkali menyangkut pautkan pengertian loyalitas dengan seberapa lama dan banyaknya waktu serta tenaga yang dicurahkan oleh seorang karyawan untuk bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun dari perusahaan. Padahal kenyataannya, banyak karyawan yang bertahan di suatu perusahaan hanya karena gaji atau bonus yang diterimanya. Pengertian loyalitas identik dengan kesetiaan yang semestinya dilakukan dalam berbagai kondisi tanpa syarat dan tanpa mengharapkan adanya balasan. Loyalitas merupakan kondisi psikologis yang mengikat karyawan dan perusahaannya, karenanya pengertian loyalitas karyawan bukan hanya sekadar kesetiaan fisik yang tercermin dari seberapa lama seseorang berada di dalam organisasi, namun dapat diliat dari seberapa besar pikiran, perhatian, gagasan, serta dedikasinya tercurah sepenuhnya kepada perusahaan tersebut. 
Saat ini pengertian loyalitas karyawan bukan lagi sekadar merujuk pada kemampuan karyawan menjalankan tugas-tugas serta kewajibannya yang sesuai dengan job description, melainkan berbuat seoptimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan tersebut. 
Untuk mengetahui apakah seorang karyawan loyal terhadap perusahaan. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur loyalitas karyawan tersebut. Aspek-aspek loyalitas kerja yang terdapat pada seorang karyawan antara lain:
a.              Taat pada peraturan.
Seorang karyawan yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan pengertian loyalitas , ketaatan ini timbul dari kesadaran karyawan jika peraturan yang dibuat oleh perusahaan semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksaan kerja perusahaan. Kesadaran ini membuat karyawan akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan tersebut.
b.             Tanggung jawab pada perusahaan/organisasi.
Ketika seorang karyawan memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perusahaannya. Karyawan akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan perusahaan.
c.              Kemauan untuk bekerja sama.
Karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, tidak segan untuk bekerja sama dengan karyawan lain. Bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang karyawan mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang karyawan secara invidual.
d.             Rasa memiliki
Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.
e.              Hubungan antar pribadi
Karyawan yang memiliki loyalitas kerja tinggi akan mempunyai hubungan antar pribadi yang baik terhadap karyawan lain dan juga terhadap atasannya. Sesuai dengan pengertian loyalitas, hubungan antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik yang menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.

f.              Kesukaan terhadap pekerjaan
Sebagai manusia, karyawan pasti akan mengalami masa-masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila seorang karyawan mencintai pekerjaannya.
Seperti yang telah dijabarkan pada awal tulisan, pengertian loyalitas adalah suatu hal yang sulit untuk diciptakan namun mudah untuk dihilangkan. Seorang karyawan yang baru masuk dalam sebuah perusahaan memerlukan waktu untuk dapat menjadi loyal sesuai dengan pengertian loyalitas. Akan tetapi, sikap loyal yang sesuai dengan pengertian loyalitas tersebut dapat tiba-tiba hilang apabila seorang karyawan merasa “dikecewakan” oleh perusahaan. 
Setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat menjadi penyebab turunnya loyalitas karyawan sesuai dengan pengertian loyalitas, yakni:
a. Faktor rasional
Faktor rasional turunnya loyalitas karyawan mengacu pada hal-hal yang dapat dijelaskan secara logis. Faktor-faktor rasional yang menjadi penyebab turunnya loyalitas karyawan sesuai dengan pengertian loyalitas antara lain gaji, bonus, jenjang karir, dan fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan.


b. Faktor emosional
Faktor emosional turunnya loyalitas karyawan mengacu pada hal-hal yang menyangkut perasaan atau ekspresi diri. Faktor-faktor emosional yang menjadi penyebab turunnya loyalitas karyawan sesuai dengan pengertian loyalitas antara lain pekerjaan yang dinilai kurang menantang, lingkungan kerja yang tidak kondusif, perasaan was-was terhadap keberlangsungan hidup perusahaan, ketidakcocokan karyawan denganpemimipin, pekerjaan yang dinilai tidak prestige, serta kurangnya penghargaan perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan.
c. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian sebagai penyebab turunnya loyalitas karyawan mengacu pada hal-hal yang sifat pribadi karyawan. Faktor-faktor kepribadian  yang menjadi penyebab turunnya loyalitas karyawan sesuai dengan pengertian loyalitas antara lain adalah sifat mudah bosan dan ketidakcocokan karyawan dengan budaya kerja di suatu perusahaan. 

        I.       Kajian Penelitian Terdahulu
Untuk meneliti masalah yang ingin diselesaikan oleh peneliti, maka dierlukan beberapa penelitian terkait yang masih berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam jurnal yang dibuat oleh Deby Meigy Arzena, mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Atas Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Nasabah PT. BANK MANDIRI Tbk Cabang Muaro Padang” Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Muaro Padang, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah tabungan PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Muaro Padang. Sampel diambil dengan metode accidental sampling dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan atas kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Muaro Padang.[7]
    
      J.      Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan di Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin, jalan K.S Tubun Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Sumber data diperoleh dengan menggunakan kuisioner kepada nasabah angsuran Kupedes di Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.Pada penelitian ini populasinya adalah individu atau nasabah yang  sedang  meminjam kredit Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 orang debitur Kupedes.

      K.    Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasinya adalah individu atau nasabah yang  sedang  meminjam kredit Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 95 orang debitur Kupedes. Teknik untuk menentukan sampel penelitian mengunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu sebagai suatu judgment. Kriteria tersebut adalah debitur yang sudah melakukan pinjaman kredit Kupedes lebih dari 1 (satu) kali pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin. 



      L.     Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer yang akan digunakan adalah data hasil pengisian kuesioner yang disebar kepada responden atau nasabah yang telah dijadikan sampel yaitu debitur kredit Kupedes pada Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin.

       M.   Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dengan menggunakan kuisioner kepada nasabah angsuran Kupedes di Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berisikan sejumlah pernyataan yang dibuat secara berstruktur dan tertutup. Kuesioner ini diberikan kepada responden penelitian pada saat mereka meminjam kembali Kupedes dan membayar angsuran Kupedes di Bank BRI Unit Banjar Selatan Cabang Banjarmasin, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan serta teknik mengisi jawaban dengan tujuan responden mengerti benar maksud dan pengertian dari tiap item pernyataan.

       N.    Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi bertingkat (regression multistage) dengan bantuan perangkat lunak SPSS Forwindows versi 17. Persamaan regresi berganda dimaksud dapat dirumuskan sebagaiberikut:

Untuk menguji hipotesis, maka dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji yaitu:
1.         Uji F statistik
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen (Xi) secara simultan dapat berpengaruh terhadap Variabel dependen (Y).
2.         Uji t statistik
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).




[1] Kasmir, , Manajemen Bank,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) hlm.12
[2] Ibid.13
[3] Supranto J., Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, untuk Menaikkan Pangsa Pasar, (Jakarta: Renika Cipta, 2001) hlm.110

[4] Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2004) hlm.32
[5] Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayumedia Publishing ,2005) hlm.273
[6] Kasmir, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008) hlm.4
7 Deby Meigi Arzena, “Pengaruh Kepuasan Atas Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Nasabah PT. BANK MANDIRI Tbk Cabang Muaro Padang”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, diakses pada tanggal 25 Mei 2016.