Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Hubungan Pesantren dengan Masyarakat, Ruang Lingkup, Prinsip-prinsip, dan Teknik-teknik Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat.

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok pesantren serta mendorong minat dan kerja sama antara pondok pesantren dan masyarakat dalam rangka peningkatan dan pengembangan pondok pesantren.untuk lebih jelasnya silahkan tuntaskan membaca makalah dibawah ini.selamat membaca.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberadaan pondok pesantren tidak dapat di lepaskan dengan keberadaan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren harus akomodatif terhadap tuntunan masyarakat. Masyarakat bisa menjadi potensi yang positif dalam upaya pengembangan pondok pesantren, namun juga dapat menjadi penghambat dalam pengembangan pondok pesantren tersebut. Oleh karena itu pondok pesantren harus benar-benar dapat memanfaatkan potensi masyarakat secara positif, agar dapat memberikan kontribusi yang positif pula bagi pengembangan pondok pesantren.[1]
Masyarakat akan menjadi pendukung yang positif bagi pengembangan pondok pesantren apabila pondok pesantren tersebut tanggap terhadap aspirasi masyarakat. Namun sebaliknya, masyarakat akan menjadi pnghambat bagi pengembangan pondok pesantren, manakala pihak pondok pesantren kurang tanggap terhadap keinginan masyarakat. Oleh karena itu sikap tanggap pondok pesantren dengan memanfaatkan pendekatan social intelligence dan dengan memanfaatkan beberapa teknik hubungan masyarakat perlu terus di kembangkan . masyarakat harus dijadikan sebagai mitra yang baik bagi pengembangan pondok pesantren, sebab dari, oleh dan untuk masyarakatlah pondok pesantren itu didirikan.

B.     Rumusan Masalah
      1.      Apa yang dimaksud hubungan pesantren dengan masyarakat?
      2.      Tujuan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat?
      3.      Ruang lingkup hubungan pondok pesantren dengan masyarakat?
      4.      Prinsip-prinsip hubungan pondok pesantren dengan masyarakat?
      5.      Teknik-teknik hubungan pondok pesantren dengan masyarakat ?
      6.      Bagaimana hubungan pesantren dengan wali santri dikembangkan?
      7.      Bagaimana hubungan pesantren dengan alumni santri dikembangkan?

C.    Tujuan Pembahasan
       1.      Menjelaskan maksud hubungan pesantren dengan masyarakat.
       2.      Menjelaskan Tujuan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
       3.      Memaparkan Ruang lingkup hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
       4.      Menjelaskan Prinsip-prinsip hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
       5.      Menjelaskan Teknik-teknik hubungan pondok pesantren dengan masyarakat .
       6.      Menjelaskan hubungan pesantren dengan wali santri dikembangkan.
       7.      Menjelaskan  hubungan pesantren dengan alumni santri dikembangkan.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok pesantren serta mendorong minat dan kerja sama antara pondok pesantren dan masyarakat dalam rangka peningkatan dan pengembangan pondok pesantren. Lebih lanjut, kindred, bagin dan Gallagher (1976) mendifinisikan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat tersebut sebagai usaha kooprtif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara pondok pesantren, personalia pondok pesantren dengan masyrakat.[2]
            Definisi di atas terdapat elemen penting diantaranya seperti :
a)      Bahwa hubungan pesantren dengan masyrakat terjadi karena adanya kepentingan yang sama antara pondok pesantren dengan masyarakat.
b)      Untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut, masyarakat perlu berperan serta dalam megembangkan pondok pesantren.
c)      Untuk meningkatkan peran serta masyarakat terebut diperlukan kerja sama yang baik melalui komunikasi dua arah antara pondok pesantren dengan masyarakat secara efisien.
     Dikaitkan dengan hal di atas, masalah yang lebih urgen mengenai hubungan pondok pesantren dengan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sebagai segenap upaya untuk mrencanakan, mengembangkan, dan mengefektifkan usaha koompratif antara pondok pesantren dan masyarakat agar terdapat hubungan timbal balik yang harmonis dikemudian hari.


B.     Tujuan Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Tujuan di adakannya hubungan pondok pesantren dengan masyarakat antara lain sebagai berikut :
a)      Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan pondok pesantren.
b)      Meningkatkan pemahaman pondok pesantren tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap pondok pesantren.
c)      Menggalang usaha orang tua dan guru-guru dalam memenuhi kebututuhn anak didik.
d)     Mengembangkan kesadaran masyarakat mengenai kepentingan pendidikan dipondok pesantren dalam era pembangunan.
e)      Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren dan program-programnya.
f)       Memberitahu masyarakat tentang pertanggung jawaban pondok pesantren atas harapan yang dibebankan masyrakat kepada pondok pesantren.
g)      Mencari dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program pondok pesantren.[3]

C.    Ruang Lingkup Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
       Peranan penting dalam meningkatkan kualitas pondok pesantren yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan dengan baik. Ruang lingkup sasaran pelaksaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat tersebut dapat dirinci menjadi 3 macam kelompok , yaitu :
a)      Kelompok orang tua murid/santri dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Yang berkaitan dengan komitmen pesantren atau majelis pesantren.
b)      Kelompok masyarakat luas/umum, yaitu melakukan hubungan dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan formal maupun non-formal hal itu bertujuan memajukan pondok pesantren dalam hal positif kepada masyarakat.
c)      Kelompok instansi, khsusunya dunia usaha. hubungan pondok pesantren dengan masyarakat pada kelompok ini dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui praktek kerja lapangan. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya relasi program yang dilakukan dengan kebutuhan pondok pesantren dalam dunia .usaha dengan adanya pondok pesantren dan masyarakat dapat meningkatkan akuntabilitas program pondok pesantren.[4]

D.    Prinsip-Prinsip Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
   Agar pelaksanaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat dapat mencapai sasaran secara optimal, maka dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a)      Prinsip otoritas . dalam pelaksanaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat kepala pondok pesantren memiliki tanggung jawab penuh dalam perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
b)      Prinsip kesederhanaan . prinsip ini memberikan petunjuk, bahwa program-program hubungan pondok pesantren dengan masyarakat harus dilaksanakan secara sederhana, jelas, dan realistis.
c)      Prinsip kejujuran . dalam melaksanakan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat kejujuran sangat penting . artinya, Sekali pondok pesantren memberikan informasi yang tidak benar, kepercayaan pondok pesantren akan berakibat pesantren tidak akan kembali dipercayai.
d)     Prinsip ketepatan . prinsip ini mengandung pengertian, bahwa apa yang disampaikan pondok pesantren kepada masyarakat harus tepat, baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai.[5]

E.     Teknik-Teknik Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
    Adapun teknik-teknik dalam mengadakan hubungan antar pondok pesantren dan masyarakat teknik mana yang cocok bergantung dari situasi dan kondisi serta tujuan dilaksanakan hubungan dengan masyarakat tersebut. Teknik-teknik tersebut antara lain adalah:
1)      Laporan kepada orang tua murid . sesekali guru tidak hanya mebuat laporn kemajuan belajar melalui rapor saja. Melainkan laporan dalam bentuk surat tentang perkembangan belajar anak kepada orang tua murid.
2)      Majalah pondok pesantren . majalah yang diterbitkan pondok pesantren bersama dengan orang tua orang tua murid dapat menjadi sumber informasi yang baik bagi orang tua dan masyarakat mengenai keadaan pondok pesantren yang bersangkutan.
3)      Pameran pondok pesantren . pameran merupakan teknik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan pondok psantren kepada masyarakat.
4)      Kunjungan kepada pondok pesantren . yang dimaksud disini adalah kunjungan orang tua murid kepondok pesantren yang dilaksanakan pada saat pelajaran berlangsung.
5)      Kunjungan kerumah murid . kunjungan kerumah murid oleh guru merupakan cara yang efktif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua murid.
6)      Melalui organisasi perkumpulan alumni pondok pesantren. Perkumpulan alumni pondok pesantren dapat menimbulkan rasa solidaritas antar alumni pesantren dengan masyarakat.
7)      Melalui praktek kerja atau praktek lapangan. Praktek kerja lapangan atau dalam praktek dakwah, dimana pondok pesantren menjalin kemitraan dengan dunia luar/organisasi/lembaga, maka hal ini merupakan sasaaran yang tepat bagi pondok pesantren untuk menunjukan kemajuan yang dicapai.[6]

F.     Bagaimana Hubungan Pesantren Dengan Wali Santri Dikembangkan
    Dibalik prestasi pesantren yang baik akan selalu akan selalu ditemukan keterlibatan dan ketertarikan wali santri yang besar, sebaliknya dibalik kegagalan program pendidikan suatu pesantren sering di akibatkan oleh potensi wali santri yang tidak dikelola secara efektif.
         Untuk mengelola partisipasi wali santri dapat dilakukan secara kondisional dalam bentuk yang beragam . hal ini sejalan dengan pandangan marsh (1988) bahwa kemitraan antara wali santri dan lembaga pendidikan dapat dilakukan dalam beragam aspek pembuatan keputusan, termasuk kurikulum.
          Pengembangan peran wali santri dapat dipandang penting sesama pentingnya dengan pengembangan staf pesantren.mengapa demikian? Dengan memperhatikan peran wali santri, setidaknya dapat diambil 3 keuntungan antara lain :
1)      Mereka dapat member informasi tentang pendidikan pada umumnya dan khususnya dipesantren. Oleh karenanya, pengasuh pesantren hendaknya berusaha memikirkan bagaimana agar arus informasi orang tua santri dapat sampai ke mereka.
2)      Partisipasi wali santri dapat menumbuhkan komitmen mereka untuk mendorong prestasi pendidikan anak-anak mereka dipesantren. Misalnya, dengan mengetahui program pesantren wali santri akan berusaha menciptakan iklim pendidikan di keluarga sehingga menimbulkan konflik dengan pengetahuan dan sikap anaknya selama di pesantren.
3)      Partisipasi wali santri dalam proses pembuatan keputusan akan mengurangi tingkat resistensi dalam implementasi program-program pendidikan pesantren.Yang jelas bntuk pastisipasi wali santri akan beragam antara pesantren satu dengan yang lain. Apapun bentuknya, semuanya dipandang penting untuk mengembangkan pesantren sebagai wahana menciptakan masyarakat belajar (learning community).Agar potensi wali santri ini dapat dimanfaatkan oleh pondok pesantren secara optimal, maka perlu dibentuk komite/majlis pondok pesantren sebagai wadah bagi mereka. Komite/majlis pondok pesantren ini di samping beranggotakan para wali santri juga dapat ditambah tokoh-tokoh masyarakat, pejabat, para kiai, ustadz , akademisi dari perguruan tinggi.

Disamping itu komite atau majelis pesantren yang dibentuk tersebut dapat melakukan fungsi sebagai berikut:
1)      Mendorong tumbuhnya komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dilingkungan pondok pesantren.
2)      Melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan dilingkungaan pondok pesantren yang bermutu.
3)      Menemukan dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan dipondok pesantren yang dianjurkan atau di inginkan oleh masyarakat.
4)      Memberikan masukan , pertimbangan , dan rekomendasi kepada pondok pesantren
5)      Mendorong wali santri dan masyarakat berpasrtisipasi dalam pendidikan pondok pesantren.
6)      Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dilingkungan pondok pesantren.
7)      Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyeenggaraan, dan keluaran pendidikan di pondok pesantren.[7]

G.    Bagaimana Hubungan Pesantren Dengan Alumni Santri Dikembangkan
    Alumni santri merupakan kekuatan yang potensial bagi pengembangan pondok pesantren. Karena itu keberadaan mereka perlu terus dipantau, baik tempat tinggalnya, maupun aktifitas kegiatannya . alumni pondok pesantren biasanya memiliki ikatan emosianal yang cukup tinggi dengan almamaternya. Hal ini tidak terlepas dari sistem pendidikan pondok pesantren itu sendiri yang telah mengajarkan akhlak yang mulia kepada para santrinya sejak awal proses pendidikan , antara lain dengan cara menanamkan indroktinasi pada santrinya agar selalu menghormati gurunya sampai kapanpun agar iya bisa mendapatkan ilmu yang bermafaat.
          Bagi para santri, untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah  segala galanya dibandingkan dengan banyaknya ilmu yang mereka peroleh. Ilmu banyak tidak bermanfaat dianggapnya percuma, akan tetapi meskipun dapat ilmu sedikit tapi bermanfaat, hal itu jauh lebih berharga . oleh karena itu setiap santri yang sholeh akan berusaha untuk mencari ilmu yang bermmanfaat. Potensi itulah yang harus ditangkap oleh pondok pesantren sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan pondok pesantren itu sendiri.[8]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok pesantren serta mendorong minat dan kerja sama antara pondok pesantren dan masyarakat dalam rangka peningkatan dan pengembangan pondok pesantren.
Tujuan di adakannya hubungan pondok pesantren dengan masyarakat antara lain sebagai berikut :Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan pondok pesantren., Meningkatkan pemahaman pondok pesantren tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap pondok pesantren, Menggalang usaha orang tua dan guru-guru dalam memenuhi kebututuhn anak didik.
. Ruang lingkup sasaran pelaksaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat tersebut dapat dirinci menjadi 3 macam kelompok , yaitu : Kelompok orang tua murid/santri dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Yang berkaitan dengan komitmen pesantren atau majelis pesantren, Kelompok masyarakat luas/umum, yaitu melakukan hubungan dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan formal maupun non-formal hal itu bertujuan memajukan pondok pesantren dalam hal positif kepada masyarakat, Kelompok instansi, khsusunya dunia usaha. hubungan pondok pesantren dengan masyarakat pada kelompok ini dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui praktek kerja lapangan. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya relasi program yang dilakukan dengan kebutuhan pondok pesantren dalam dunia .usaha dengan adanya pondok pesantren dan masyarakat dapat meningkatkan akuntabilitas program pondok pesantren.[9]


B.     Saran
Penulis menghimbau kepada para pembaca makalah ini, agar mengaplikasikasikan beberapa hal yang berkenaan dengan hubungan pesantren dan masyarakat yang telah penulis paparkan dalam pembahasan



DAFTAR PUSTAKA

Sulthon, Pesantren dan Masyarakat, Bandung: Pustaka Media, 2010.
Khusnuridlo, Mohammad,  Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif  Global, yokyakarta: Laksbang Press, 2006.


[1] Sulthon, Pesantren dan Masyarakat, Bandung: Pustaka Media, 2010. Hlm. 12.
[2] Khusnuridlo, Mohammad,  Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global, yokyakarta: Laksbang Press, 2006, hlm. 247.
[3] Ibid, 249.
[4] Ibid, 249.
[5] Ibid, hlm. 250.
[6] Ibid, 251.
[7] Ibid, 253.
[8] Ibid, 256.
[9] Ibid, 249.