Hubungan
pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara pondok
pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok pesantren serta mendorong minat
dan kerja sama antara pondok pesantren dan masyarakat dalam rangka peningkatan
dan pengembangan pondok pesantren.untuk lebih jelasnya silahkan tuntaskan membaca makalah dibawah ini.selamat membaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan pondok pesantren tidak dapat di lepaskan dengan
keberadaan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren harus akomodatif
terhadap tuntunan masyarakat. Masyarakat bisa menjadi potensi yang positif
dalam upaya pengembangan pondok pesantren, namun juga dapat menjadi penghambat
dalam pengembangan pondok pesantren tersebut. Oleh karena itu pondok pesantren
harus benar-benar dapat memanfaatkan potensi masyarakat secara positif, agar
dapat memberikan kontribusi yang positif pula bagi pengembangan pondok
pesantren.[1]
Masyarakat akan menjadi pendukung yang positif bagi pengembangan
pondok pesantren apabila pondok pesantren tersebut tanggap terhadap aspirasi
masyarakat. Namun sebaliknya, masyarakat akan menjadi pnghambat bagi
pengembangan pondok pesantren, manakala pihak pondok pesantren kurang tanggap
terhadap keinginan masyarakat. Oleh karena itu sikap tanggap pondok pesantren
dengan memanfaatkan pendekatan social intelligence dan dengan
memanfaatkan beberapa teknik hubungan masyarakat perlu terus di kembangkan .
masyarakat harus dijadikan sebagai mitra yang baik bagi pengembangan pondok
pesantren, sebab dari, oleh dan untuk masyarakatlah pondok pesantren itu
didirikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud hubungan pesantren dengan masyarakat?
2.
Tujuan hubungan
pondok pesantren dengan masyarakat?
3.
Ruang lingkup
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat?
4.
Prinsip-prinsip
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat?
5.
Teknik-teknik
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat ?
6.
Bagaimana
hubungan pesantren dengan wali santri dikembangkan?
7.
Bagaimana
hubungan pesantren dengan alumni santri dikembangkan?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Menjelaskan maksud hubungan pesantren dengan masyarakat.
2.
Menjelaskan Tujuan
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
3.
Memaparkan Ruang
lingkup hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
4.
Menjelaskan Prinsip-prinsip
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat.
5.
Menjelaskan Teknik-teknik
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat .
6.
Menjelaskan
hubungan pesantren dengan wali santri dikembangkan.
7.
Menjelaskan hubungan pesantren dengan alumni santri
dikembangkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses
komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan
pengertian masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok
pesantren serta mendorong minat dan kerja sama antara pondok pesantren dan
masyarakat dalam rangka peningkatan dan pengembangan pondok pesantren. Lebih
lanjut, kindred, bagin dan Gallagher (1976) mendifinisikan hubungan pondok
pesantren dengan masyarakat tersebut sebagai usaha kooprtif untuk menjaga dan
mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian
antara pondok pesantren, personalia pondok pesantren dengan masyrakat.[2]
Definisi di atas terdapat elemen
penting diantaranya seperti :
a)
Bahwa hubungan
pesantren dengan masyrakat terjadi karena adanya kepentingan yang sama antara
pondok pesantren dengan masyarakat.
b)
Untuk memenuhi
harapan masyarakat tersebut, masyarakat perlu berperan serta dalam megembangkan
pondok pesantren.
c)
Untuk
meningkatkan peran serta masyarakat terebut diperlukan kerja sama yang baik
melalui komunikasi dua arah antara pondok pesantren dengan masyarakat secara
efisien.
Dikaitkan dengan hal di atas, masalah yang lebih urgen mengenai
hubungan pondok pesantren dengan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sebagai
segenap upaya untuk mrencanakan, mengembangkan, dan mengefektifkan usaha
koompratif antara pondok pesantren dan masyarakat agar terdapat hubungan timbal
balik yang harmonis dikemudian hari.
B.
Tujuan Hubungan
Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Tujuan
di adakannya hubungan pondok pesantren dengan masyarakat antara lain sebagai
berikut :
a)
Meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan
pondok pesantren.
b)
Meningkatkan
pemahaman pondok pesantren tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap
pondok pesantren.
c)
Menggalang
usaha orang tua dan guru-guru dalam memenuhi kebututuhn anak didik.
d)
Mengembangkan
kesadaran masyarakat mengenai kepentingan pendidikan dipondok pesantren dalam
era pembangunan.
e)
Membangun dan
memelihara kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren dan
program-programnya.
f)
Memberitahu
masyarakat tentang pertanggung jawaban pondok pesantren atas harapan yang
dibebankan masyrakat kepada pondok pesantren.
g)
Mencari
dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang
diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program pondok pesantren.[3]
C.
Ruang Lingkup
Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Peranan penting dalam meningkatkan kualitas pondok pesantren yang
bersangkutan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan dengan baik. Ruang lingkup
sasaran pelaksaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat tersebut dapat
dirinci menjadi 3 macam kelompok , yaitu :
a)
Kelompok orang
tua murid/santri dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Yang
berkaitan dengan komitmen pesantren atau majelis pesantren.
b)
Kelompok
masyarakat luas/umum, yaitu melakukan hubungan dengan masyarakat melalui
berbagai kegiatan formal maupun non-formal hal itu bertujuan memajukan pondok pesantren
dalam hal positif kepada masyarakat.
c)
Kelompok
instansi, khsusunya dunia usaha. hubungan pondok pesantren dengan masyarakat
pada kelompok ini dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui praktek
kerja lapangan. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya relasi program yang
dilakukan dengan kebutuhan pondok pesantren dalam dunia .usaha dengan adanya
pondok pesantren dan masyarakat dapat meningkatkan akuntabilitas program pondok
pesantren.[4]
D.
Prinsip-Prinsip
Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Agar
pelaksanaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat dapat mencapai sasaran
secara optimal, maka dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a)
Prinsip
otoritas . dalam pelaksanaan hubungan pondok
pesantren dengan masyarakat kepala pondok pesantren memiliki tanggung jawab
penuh dalam perencaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
b)
Prinsip
kesederhanaan . prinsip ini
memberikan petunjuk, bahwa program-program hubungan pondok pesantren dengan
masyarakat harus dilaksanakan secara sederhana, jelas, dan realistis.
c)
Prinsip
kejujuran . dalam melaksanakan hubungan pondok
pesantren dengan masyarakat kejujuran sangat penting . artinya, Sekali pondok
pesantren memberikan informasi yang tidak benar, kepercayaan pondok pesantren
akan berakibat pesantren tidak akan kembali dipercayai.
d)
Prinsip
ketepatan . prinsip ini mengandung pengertian,
bahwa apa yang disampaikan pondok pesantren kepada masyarakat harus tepat, baik
dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan
dicapai.[5]
E.
Teknik-Teknik
Hubungan Pondok Pesantren Dengan Masyarakat
Adapun
teknik-teknik dalam mengadakan hubungan antar pondok pesantren dan masyarakat teknik
mana yang cocok bergantung dari situasi dan kondisi serta tujuan dilaksanakan
hubungan dengan masyarakat tersebut. Teknik-teknik tersebut antara lain adalah:
1)
Laporan kepada
orang tua murid . sesekali guru tidak hanya mebuat laporn kemajuan belajar
melalui rapor saja. Melainkan laporan dalam bentuk surat tentang perkembangan
belajar anak kepada orang tua murid.
2)
Majalah pondok
pesantren . majalah yang diterbitkan pondok pesantren bersama dengan orang tua
orang tua murid dapat menjadi sumber informasi yang baik bagi orang tua dan
masyarakat mengenai keadaan pondok pesantren yang bersangkutan.
3)
Pameran pondok
pesantren . pameran merupakan teknik yang efektif untuk memberi informasi
tentang hasil kegiatan dan keadaan pondok psantren kepada masyarakat.
4)
Kunjungan
kepada pondok pesantren . yang dimaksud disini adalah kunjungan orang tua murid
kepondok pesantren yang dilaksanakan pada saat pelajaran berlangsung.
5)
Kunjungan
kerumah murid . kunjungan kerumah murid oleh guru merupakan cara yang efktif
dalam mengadakan hubungan dengan orang tua murid.
6)
Melalui
organisasi perkumpulan alumni pondok pesantren. Perkumpulan alumni pondok
pesantren dapat menimbulkan rasa solidaritas antar alumni pesantren dengan
masyarakat.
7)
Melalui praktek
kerja atau praktek lapangan. Praktek kerja lapangan atau dalam praktek dakwah,
dimana pondok pesantren menjalin kemitraan dengan dunia
luar/organisasi/lembaga, maka hal ini merupakan sasaaran yang tepat bagi pondok
pesantren untuk menunjukan kemajuan yang dicapai.[6]
F.
Bagaimana
Hubungan Pesantren Dengan Wali Santri Dikembangkan
Dibalik
prestasi pesantren yang baik akan selalu akan selalu ditemukan keterlibatan dan
ketertarikan wali santri yang besar, sebaliknya dibalik kegagalan program
pendidikan suatu pesantren sering di akibatkan oleh potensi wali santri yang
tidak dikelola secara efektif.
Untuk
mengelola partisipasi wali santri dapat dilakukan secara kondisional dalam
bentuk yang beragam . hal ini sejalan dengan pandangan marsh (1988) bahwa
kemitraan antara wali santri dan lembaga pendidikan dapat dilakukan dalam
beragam aspek pembuatan keputusan, termasuk kurikulum.
Pengembangan peran wali santri dapat dipandang penting sesama
pentingnya dengan pengembangan staf pesantren.mengapa demikian? Dengan
memperhatikan peran wali santri, setidaknya dapat diambil 3 keuntungan antara
lain :
1)
Mereka dapat
member informasi tentang pendidikan pada umumnya dan khususnya dipesantren.
Oleh karenanya, pengasuh pesantren hendaknya berusaha memikirkan bagaimana agar
arus informasi orang tua santri dapat sampai ke mereka.
2)
Partisipasi
wali santri dapat menumbuhkan komitmen mereka untuk mendorong prestasi
pendidikan anak-anak mereka dipesantren. Misalnya, dengan mengetahui program pesantren
wali santri akan berusaha menciptakan iklim pendidikan di keluarga sehingga
menimbulkan konflik dengan pengetahuan dan sikap anaknya selama di pesantren.
3)
Partisipasi
wali santri dalam proses pembuatan keputusan akan mengurangi tingkat resistensi
dalam implementasi program-program pendidikan pesantren.Yang jelas bntuk
pastisipasi wali santri akan beragam antara pesantren satu dengan yang lain.
Apapun bentuknya, semuanya dipandang penting untuk mengembangkan pesantren
sebagai wahana menciptakan masyarakat belajar (learning community).Agar
potensi wali santri ini dapat dimanfaatkan oleh pondok pesantren secara
optimal, maka perlu dibentuk komite/majlis pondok pesantren sebagai wadah bagi
mereka. Komite/majlis pondok pesantren ini di samping beranggotakan para wali
santri juga dapat ditambah tokoh-tokoh masyarakat, pejabat, para kiai, ustadz ,
akademisi dari perguruan tinggi.
Disamping
itu komite atau majelis pesantren yang dibentuk tersebut dapat melakukan fungsi
sebagai berikut:
1)
Mendorong
tumbuhnya komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
dilingkungan pondok pesantren.
2)
Melakukan kerja
sama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan dilingkungaan pondok pesantren yang bermutu.
3)
Menemukan dan
menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan dipondok
pesantren yang dianjurkan atau di inginkan oleh masyarakat.
4)
Memberikan
masukan , pertimbangan , dan rekomendasi kepada pondok pesantren
5)
Mendorong wali
santri dan masyarakat berpasrtisipasi dalam pendidikan pondok pesantren.
6)
Menggalang dana
masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dilingkungan
pondok pesantren.
7)
Melakukan
evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyeenggaraan, dan
keluaran pendidikan di pondok pesantren.[7]
G.
Bagaimana
Hubungan Pesantren Dengan Alumni Santri Dikembangkan
Alumni santri merupakan kekuatan yang potensial bagi pengembangan
pondok pesantren. Karena itu keberadaan mereka perlu terus dipantau, baik
tempat tinggalnya, maupun aktifitas kegiatannya . alumni pondok pesantren
biasanya memiliki ikatan emosianal yang cukup tinggi dengan almamaternya. Hal
ini tidak terlepas dari sistem pendidikan pondok pesantren itu sendiri yang
telah mengajarkan akhlak yang mulia kepada para santrinya sejak awal proses
pendidikan , antara lain dengan cara menanamkan indroktinasi pada santrinya
agar selalu menghormati gurunya sampai kapanpun agar iya bisa mendapatkan ilmu
yang bermafaat.
Bagi para santri, untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat
adalah segala galanya dibandingkan
dengan banyaknya ilmu yang mereka peroleh. Ilmu banyak tidak bermanfaat
dianggapnya percuma, akan tetapi meskipun dapat ilmu sedikit tapi bermanfaat,
hal itu jauh lebih berharga . oleh karena itu setiap santri yang sholeh akan
berusaha untuk mencari ilmu yang bermmanfaat. Potensi itulah
yang harus ditangkap oleh pondok pesantren sebagai bagian dari upaya untuk
mengembangkan pondok pesantren itu sendiri.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hubungan
pondok pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara pondok
pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan dan kegiatan pendidikan dan dipondok pesantren serta mendorong minat
dan kerja sama antara pondok pesantren dan masyarakat dalam rangka peningkatan
dan pengembangan pondok pesantren.
Tujuan
di adakannya hubungan pondok pesantren dengan masyarakat antara lain sebagai
berikut :Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang
ingin direalisasikan pondok pesantren., Meningkatkan pemahaman pondok pesantren
tentang keadaan serta aspirasi masyarakat terhadap pondok pesantren, Menggalang
usaha orang tua dan guru-guru dalam memenuhi kebututuhn anak didik.
.
Ruang lingkup sasaran pelaksaan hubungan pondok pesantren dengan masyarakat
tersebut dapat dirinci menjadi 3 macam kelompok , yaitu : Kelompok orang tua
murid/santri dapat dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. Yang
berkaitan dengan komitmen pesantren atau majelis pesantren, Kelompok masyarakat
luas/umum, yaitu melakukan hubungan dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan
formal maupun non-formal hal itu bertujuan memajukan pondok pesantren dalam hal
positif kepada masyarakat, Kelompok instansi, khsusunya dunia usaha. hubungan
pondok pesantren dengan masyarakat pada kelompok ini dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya melalui praktek kerja lapangan. Tujuan yang ingin dicapai adalah
terjadinya relasi program yang dilakukan dengan kebutuhan pondok pesantren
dalam dunia .usaha dengan adanya pondok pesantren dan masyarakat dapat
meningkatkan akuntabilitas program pondok pesantren.[9]
B.
Saran
Penulis
menghimbau kepada para pembaca makalah ini, agar mengaplikasikasikan beberapa
hal yang berkenaan dengan hubungan pesantren dan masyarakat yang telah penulis
paparkan dalam pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Sulthon,
Pesantren dan Masyarakat, Bandung: Pustaka Media, 2010.
Khusnuridlo, Mohammad, Manajemen Pondok Pesantren Dalam
Perspektif Global, yokyakarta:
Laksbang Press, 2006.
[2] Khusnuridlo, Mohammad, Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global,
yokyakarta: Laksbang Press, 2006, hlm. 247.