Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Pengembangan Alat-alat Pendidikan dalam Tinjauan Kajian Ilmu Pendidikan Islam

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download
  Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendididikan tertentu (Sumitro, dkk, 2004). Alat pendidikan bisa berup situasi yang diciptakan dan perlakuan yang sudah dirancang ditujukan kepada peserta didik sehingga bisamendorog terwujudnya prpses pndidikan yang efektif menuju pada tercapainya tujuan pendidikan. untuk penjelasan lebih lanjut, akan dibahas pada makalah dibawah ini. selamat membaca.
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sarana untuk mentransfer ilmu yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, adaberbagai pembahasan yang ada dalam pendidikan salaha satunya adalah alat pendidikan yang berperan cukup fital untuk suksesnya pendidikan. Diakui ataupin tidak banyak hal yang dilakukuan pendidik untuk membuat peserta didiknya bisa menangkap apa yang dia maksudkan yaitu materi dari pendidikan.
Dalam perkembangan era globalisasi alat pendidikan juga berkembang mengikuti arus zaman, ada berbagai macam alat pendidikan yang tidak jumpai pada masa sebelumnya kini kita dapat temui sebut saja elektronik, yang gunanya sangat sangat besar dalam dunia pendidikan, selain baru elektronik juga merupakan alat pendidikan yang termasuk paling mudah mempenaruhi peserta didik dalam pendidikannya.
Metode praktek juga dimasukkan kedalam alat pendidikan, karena alat pendidikan tidak hanya berupa benda namun juga perbuatan seperti apa yang dikemukakan oleh Imam Barnadib dia menatakan alat pendidikan “suatu tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujtan pendidikan.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi alat pendididkan?
2.      Ada berapasajakah alat pendidikan?

C.      TUJUAN MASALAH
1.      Umtuk memahami definisi alat pendididkan.
2.      Untuk mengetahui macam-macam alat pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Arti Alat Pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, alat diartikan sebagai; “barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; barang yang dipakai untuk  mencapai suatu maksud; bagian tubuh (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) yang mengerjakan sesuatu; segala apa yang dipakai untuk menjalankan kekuasaan negara (seperti polisi, tentara). Dengan demikian, definisi alat cukup luas, tidak hanya terbatas pada barang, melainkan meliputi segala apa yang dipakai untuk mencapai tujuan.
Merujuk definisi diatas, maka alat pendidikan dapat diartikan segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Amier Daien Indra Kusuma menyebut alat pendidikan sebagai langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pendidikan. Piet A. Sahertian juga mendefinisikan alat pendidikan sebagai segala usaha atau tindakan yang dengan sengaja digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.[1]

B. Alat Pendidikan
            Alat penididikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendididikan tertentu (Sumitro, dkk, 2004). Alat pendidikan bisa berup situasi yang diciptakan dan perlakuan yang sudah dirancang ditujukan kepada peserta didik sehingga bisamendorog terwujudnya prpses pndidikan yang efektif menuju pada tercapainya tujuan pendidikan. Alat pendidikan berkaitan dengan tindakan atau perbuatan pendidik. Oleh karena itu, alat pendidikan bisa diartikan sebagai suatu situasi yang diciptakan dan perlakuan yang sudah dirancang oleh pendidik yang ditujukan kepada peserta didik agar bisa mendorong terwujudnya efektivitas proses pendidikan menuju tercapai-nya tujuan pendidikan.
            Dari segi bentuknya, alat pendidikan di bedakan dua macam(Sumitro, dkk, 2004).
1. perbuatan pendidik, yakni alat pendidika yang berupa perlakuan pendidik kepada peserta didik, sehingga tergolong sebagai piranti lunak(software). Alat ini dibedakan menjadi dua yaitu: mengarahkan (directing) dan mencegah (preventing). Contoh mengarahkan: memeri teladan, membimbing, memberi nasehat, menyuruh, memuji, dan memberi hadiah. Sedangkan contoh mencegah: melarang, menegur, mengancam, dan memberi hukuman.
2. benda-benda sebagai alat pendidikan, sehingga merupakan piranti keras (hardware). Contoh alat pendidikan berupa benda-benda adalah: buku, gambar, alat permainan, alat peraga, alat laboratorium, meja kuri, papan tulis, OHP, LCD, computer, dan lain-lain.
            Dari segi sifatntya, alat pendidikan juga dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) preventif dan (b) kuratif. Alat yang bersifat preventif yaitu alat yang bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dikehendaki misalnya larangan, pembaasan, peringatan, bahkan juga hukuman. Sedangkan alat yag bersifat kuratif yaitu yang bermaksud memperbaikimisalnya ajakan, contoh, nasehat, doronan, pemberian kepercayaan, termasuk juga saran.[2]
            Dari sekian pandangan di atas,hanya alasan ‘memperbaiki’ dan mungkin alasan ‘ganti rugi’ dalam batasan-batasan tertentu yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Itupun tidak boleh dilakukan secara sembrono. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi dalam mberikan hukuman,yaitu:
a. hukuman harus tetap dalam jalinan cinta dan kasih sayang
b. hukuman harusdidasarkan pada alasan “keharusan”
c. hukman harus menimbulkan kesan pada hati anak
d. hukuman harus menimbulkan keinsafan dn penyesalan pada anak
e. hukuman harus diikuti dengan pengampunan dn disertai harapan serta kepercayan.
            Disamping syarat-syarat di atas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangka dalm memilih dan menentukan hukuman yang akan ditetapkan kepada anak didik, yaitu:
a. macam besar dan keclnya pelanggaran
b. siapa yang melakukan pelanggaran
c. mempertimbangkan akibat yang mungkin timbul dari hukuman
d. pilihlah bentuk hukuman yang bernilai pedagogis
e. sedapat mungkin jangan melakukan hukuman badan
            dengan memperhatikan syarat dan ketentuan hukuman di atas, tidak mudah bagi guru menggunakan hukuman sebagai alat pendidikan. Karena itu, seapat mungkin hindari tindakan menghukum! Masih banyak alat pendidikan yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Di antaranya ganjara.
            Ganjaran merupakan kebalikan dari hukuman. Jika hukuman bernuansa menakutkan, maka ganaran justru sebaliknya, membuat anak senang dan termutivasi. Karena itu, memberi ganjaran bisa digunakan sebagai alat pendidikan untuk memberi mutivasi kepada anak. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam memberikan ganjaran kepada anak, yaitu:

C. Jenis Alat Pendidikan
            Penjelasan diatas menunjukan bahwa setidaknya ada tiga jenis alat pendidikan, yaitu berupa; (1) tindakan/perbuatan mendidik, (2) situasi, dan (3) benda yang denga sengaja diadakan untuk mencapai tujun pendidikan, untuk meahami lebih mendalam, ketiga jenis alat ini akan dijelaskan lebih rinci.

      1.      Tindakan/perbuatan Mendidik Sebagai Alat Pendidikan
Segala tindakan dan perbuatan guru akan berpengaruh terhadap anak didiknya. Pengaruh itu bisa bersifat positif ataupun negatif. Pernuatan guru dikatakan sebagai perbuatan mendidik jika perbuatan tersebut berpengaruh positif bagi perkembangan anak didiknya.
Banyak sekali perbuatan guru yang sengaja dilakukan untuk memberi makna penidikan bagi anak. Misalnya orang tua selalu salat tepat agar anaknya terbiasa salat tepat waktu; guru selalu berbicara sopan didepan siswa agar mereka terbiasa berbicara sopan; guru selalu berpakaian rapi dan bersih agar siswanya meniru dan terbiasa berpakaian rapi dan bersih; guru selau datang tepat waktu agara anak terbiasa datang tepat waktu.
Teladan merupakan alat pendidikan yang ampuh dalam mendidik anak lebih-lebih dimasa kanak-kanak yang masih memiliki kecenderungan meniru. Dalam bannyak hal, teladan lebih bermakna dari sekedar ungkapan verbal. Apa yang dilihat, itu yang ditiru anak. Dan anak akan meniru figur yang dikagumi, misalnya orang tua di rumah dan guru di sekolah.
Contoh lain dari tindakan mendidik adalah guru menyuruh siswa untuk membaca doa setiap akan mulai pelajaran, agar siswa terbiasa berdoa sebelum belajar. Guru mengajar dengan metode diskusi, agar sikap kritis anak berkembang. Guru memberi tugas belejar kelompok, agar anak terbiasa bekerja sama dan bertanggung jawab. Semua perbuatan tersebut akan menjadi alat pendidikan jika diniati untuk memdidik anak. Jika tidak diniatkan mendidik  mendidik, tapi untuk kepentinga pribadi guru misalnya, maka tindakan tersebut tidak disebut alat pedidikan. Misalnya, guru selalu berpakaian rapi dan bersih hanya niat pamer; guru memberi diskusi karena malas mengajar; guru memuji siswinya yang bisa menjawab dengan benar karena kebetulan siswinya cantik; guru menghukum siswa karena dendam
Dari sekian alat pendidikan dalam bentuk tindakan dan perbuatan, tindakan “menghukum” oleh guru terhadap siswa merupakan alat pendidikan yang selalu diperdebatkan.lebih-lebih jika banyak melihat kasus kekerasan/hukuman oleh guru yang melampaui batas sehingga memunculkan kekerasa berikutnya oleh siswa dan orang tua  siswa, bahkan tidak jarang terjadi guru dilaporkan ke polisi gara-gara menghukum siswanya.
Banyaknya kasus penyimpangan guru dalam menghukum siswa memunculkan pertanyaan, masih bolehkan guru menghukum siswa?atau bolehkah hukuman membuat anak tidak senang?
Pada dasarnya, hukuman adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh guru kepada anak didik yang melanggar dengan harapan agar anak tersebut menyadari kesalahannya. Ada beberapa pandangan tentang hukuman, yaitu:
      a.       Hukuman alam; yaitu membiarkan anak dihukum secara alami akibat perbuatannya sendiri. Misalnya, jika anak suka kebut-kebutan, suatu ketika ia akan tertabrak.
     b.      Ganti rugi; hukuman diberikan dengan cara meminta agar anak bertanggung jawab atau menanggung resiko dari perbuatannya.
    c.       Menakut-nakuti; hukuman dimaksudkan untuk menakut-nakuti anak agar anak tidak melakukan pelanggaran.
    d.      Balas dendam; hukuman dilakukan dengan maksud menyadarkan anak agar tidak mengulangi lagi perbuatan.
Dari sekian pandangan diatas, hanya alasan memperbaiki-dan mungkin alasan ‘ganti rugi’ dalam batas-batas tertentu—yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Itu pun tidak boleh dilakukan secara sembrono. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi dalam memberikan hukuman, yaitu;
      a.       Hukuman harus tetap dalam jalinan cinta kasih sayang.
      b.      Hukuman harus didasarkan pada alasan “keharusan”
      c.       Hukuman harus menimblkan kesan pada hati anak
      d.      Hukuman harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada anak.
      e.       Hukuman harus diikuti dengan pengampunan dan disertai harapan serta keepercayaan.
Dengn memperhatikan ketentuan hukuman di atas, tidak mudah bagi guru menggunakan hukuman sebagai alat pendidikan. Karena itu sedapat mungkin hindari tindakan mendukung! Masih banyak alat pendidikan yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Di antaranya ganjaran.
Ganjaran merupakan kebalikan dari hukuman. Jika hukuman bernuansa menakutkan, maka ganjaran justru sebaliknya, membuat anak senang dan termotivasi. Karena itu memberi ganjaran bisa digunakan sebagai alat pendidikan untuk memberikan motivasi kepada anak didik. Ada banyak cara yang dapat di lakukan guru dalam memberikan ganjaran kepada anak yaitu:
a.       Pujian, bisa berupa kata-kata yang bersifat sugestif
b.      Penghormatan, bisa berupa penobatan atau memberi kewenangan untuk melakukan sesuatu seperti anak yang berhasil menjawab soal sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis agar di contoh oleh temannya.
c.       Hadiyah, maksudnya pemberian ganjaran berupa hadiah barang. Misalnya, anak yang bisa menjawab pertanyaan sulit, diberi hadiah buku.
d.      Tanda penghargaan, maksudnya pemberian ganjaran berupa ganjaran non material. Seperti, anak yang berprestasi diberi sertifikat.
Terkait dengan tindakan dan perbuatan sebagai alat pendidikan, maka sebagai bahan renungan bagi para gurudan orang tua, berikut dikutip pesan khalifah harun arrasyid kepada seorang guru ketika beliau menyerahkan anaknya untuk belajar kepada guru tersebut; ”Wahai ahmar, ‘Amirul mukminin sudah menyerahkan jantung hati dan buah matanya kepadamu. ‘Amirul mukminin menjadikan tanganmu trbuka lebar untuknya. Ia harus taat kepadamu... jangan ada waktu senggang, kecuali engkau berikan pengetahuan kepadanya, tanpa memuatnya susah sehingga hatinya mati. Jangan pula terlalu toleran kepadanya sehingga ia menyukai kesenggangan. Didiklah dia sesuai kemampuanmu dengan pendekatan dan cara yang ramah. Tapi bila ia enggan dengan kedu hal itu, maka gunakan sikap keras dan kasar kepadanya.”

      2.      Situasi sebagai alat pendidikan
Situasi seperti apa yang bisa disebut alat pendidikan? Adalah situasi yang dengan sengaja di ciptakan untuk tujuan pendidikan. Misalnya, orang tua di rumah setiap menjelang maghrib atau setelah solat subuh memutar kaset bacaan al Qur’an agar tercipta suasana religius di rumah. Ruang kelas selalu ditata rapi dan bersih agar tercipta suasana kelas yang nyaman sehingga mendukung proses pembelajaran. ruang kelas ditempeli gambar ilmuan agar para siswa termotivasi belajar dan bercita-cita menjadi ilmuan. Halaman sekolah ditanami beragam bunga yang ditata rapi agar tercipta suasana sekolah yang indah.

      3.      Benda sebagai alat pendidikan
Benda sebagai alat pendidikan saat ini sudah banyak ragamnya, baik yang tradisional (seperti potlot, papan tulis, kapur tulis) maupun yang modern (seperti LCD, OHP, Video, televisi, internet). Guru tinggal memilih dan memilah benda mana yang hendak dipakai. Yang penting, dalam memilih alat pendidikan, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan, yaitu; apa tujuan menggunakan alat itu? Siapa yang hendak menggunakan alat itu? Kepada siapa alat itu dipergunakan? Bagaimana menggunakan alat itu?
Pentingnya mempertimbangkan hal-hal di atas, agar alat-alat yang digunakan benar-benar menjadi sarana yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dengan justru sebaliknya alat-alat pendidikan malah menghambat pencapaian tujuan.[3]
Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu dan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling menonjol dalam rangka kemajuan itu. Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang canggih.
      a.      Papan tulis
Papan tulis digunakan hampir disetiap ruangan kelas. Papan tulis sangat baik untuk membuat tulisan, gambar, grafik dan lain sebagainya. Di sekolah-sekolah tradisional papan tulis biasanya dipakai secara penuh, akan tetapi di sekolah-sekolah modern, dimana media teknologi cukup bervariasi, papan tulis biasanya digunakan secara terbatas.
      b.      Bulletin board dan display
Alat ini biasanya dibuat khusus dan dibawakan untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, bagan, poster atau objek berdimensi lainnya. Alat ini dapat digunakan sebagai papan pengumuman kelas atau petugas-petugas memperluas minat anak dan menimbulkan semangat dan tanggung jawab bersama, kreativitas dan sebagainya.
      c.       Gambar dan ilustrasi
Gambar ini diprediksikan, terdapat disekitar kita dan relatif mudah diperoleh untuk ditunjunkan kepada anak. Gambar ilustrasi fotografi yang berwarna lebih menarik, arti dari sebuah gambar ditentukan oleh persepsi masing-masing. Gambar dan ilustrasi fotografi mempunyai nilai tertentu, yaitu, bersifat kongkret, tidak terlalu terbatas pada ruang dan waktu, membantu memperjelas masalah, kelemahan indra mudah didapat dan mudah digunakan.
      d.      Slide dan filmstrip
Slide dan filmstrip merupekan gambar yang di proyeksikan, dan mempunyai nilai tertentu yaitu memudahkan penyajian separangkat materi tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat dilakukan secara berulang-ulang. Dalam penggunaan alat ini memerlukan keterampilan tertentu, termasuk kemampuan membari penjelan, baik penjelasan pokok maupun penjelasan tambahan.
       e.       Film
Film pendidikan di anggap efektif untuk di gunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang di putar di depan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyai nilai tertentu, seperti dapat meengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing informasi baru, menarik informasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperhatikan objek sebenarnya, sebagai pelengkap catatan.
f.       Rekaman pendidikan
Istila asing dari alat ini adalah rei cording,yakni alat audio yang tidak di ikutideengan visual. Melalui alat ini  kita dapat mendengarkan cerita, pidato, musik, sajak, pengajian dan lain sebagainya. Rekaman ini sering di lakukan oleh kelompok individu / siswa, misalnya merekam ceramah guru.
Rekaman pendidikan mempunyai nilai tertentu seperti dapat memberikan bermacam-macam bahan, mendorong aktifitas belajar, dapat dibawa kemana-mana, penggunaan bahan yang efisien.
     g.      Radio pendidikan
Radio adalah alat elektronik yang muncul dari teknologi komunikasi, melalui alat ini orang dapat mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan peristiwa. Radio pendidikan mempunyai nilai tertentu seperti memberikan berita yang up to date, menarik minat, jangkauan luas, berdasarkan kenyataan, mendorong kreatif, mempunyai nilai rekreatif.
      h.      Televisi pendidikan
televisi pendidikan di anggap barang mewah, karena sulit di jangkau. Penggunaan televisi menurut yusufhadi miarso (1980) dapat di lakukan dengan beberapa alternatif.
·         Televisi siaran
·         televisi pengajaran dengan pelayanan tertentu
·         televisi time shared
      i.        buku pelajaran
buku pelajaran merupan alat pelajaran yang paling populer dan banyak di lakukan di tengah-tengah alat pelajaran lainnya, lebih-lebih akhir ini, dimana alat cetak telah memasuki abat super modern. Buku pelajaran mempunyai nilai tertentu seperti: dapat membantu guru dalam merealisasikan kurikulum, dapat di jadikan pegangan, dapat menyajikan materi yang seragam.
      j.        Overhead projektor
Proyektor lintas kepala (overhead projektor) memproyeksikan pada layar yang pada tergambar atau tertulis pada kertas transparan. Alat ini dapat di gunakan dengan tidak harus menggelapkan ruangan.
       k.      Tape recorder
alat ini serasi untuk di gunakan di gunakan dalam pelajaran bahasa, keuntungan penggunaan alat ini antara lai murid dapat mendengarkan kembali apa yang di bacanya, dapat di gunakan dalam interview.
l.        Penggunaan alat pendidikan lainnyan adalah mesin belajar, laboratorium, komputer, musium sekolah, survei masyarakat, kerja lapangan dan lain sebagainya, juga merupakan medila atau alat pendidikan yang mengandung nilai-nikai pendidikan.[4]



BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yan di gunakan untuk mencapai tujuan pndidikan. Amer Daien Indra kusuama menyebut alat pendidikan sebagai langkah pros pendidikan, alat pendidikn dari aspek fungsinya yakni alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah pencapaian tujuan dan alat sebagai tujuan.
Jenis – jenisalat pendidikan yaitu berupa:  tindakan perbuatan pendidik, situasi dan benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan berkembangnya kemajuan yang pesat maka dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang di gunakan, mulai dari yang sederhana sampai yang paling canggih. Beberapa media pendidikan yang di maksudkan antara lain: papan tulis, bulletin board dan display, gambar dan ilustrasi fotografi, slide dan filmstrip, film, rekaman pendidikan,, radio pendidikan,televisi pendidikan, dan buku pelajaran.

 
DAFTAR PUSTAKA

Kosim Muhammad, Pengantar Ilmu Pendidikan, PENA SALSABILA, Surabaya. 2013
Rohman Arif, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Laksbang Mediatama, Yogyakarta. 2009
Danim sudarwan, Media Komunikasi pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta. 2008



[1] Mohammad kosim, Pengantar ilmu pendidikan ( Surabaya : CV. Salsabila Putra Pratama,2013 ), hlm 91-92
[2]  Arif rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu pendidikan ( Jokjakarta : lambang  mediatama,2009), hlm 178-179
[3] Muhammad Kosim, Pengantar ilmu pendidikan ,  hlm 92-97
[4] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hlm 17-22