Manajemen
kelas / pengelolaan kelas (classroom
manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan
kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan upaya perubahan
tingkah laku. Sementara belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan
sikap dalam perubahan dan pemahaman,keterampilan serta nilai dan sikap.
Berpijak dari pengertian tersebut maka mengindikasikan bahwa belajar selain
memerlukan konsep juga membutuhkan tindakan praktis.
Jadi, pendidikan tidak hanya soal wacana bagaimana
membentuk para pelajar menjadi generasi bangsa yang berkompeten. Akan tetapi,
pendidikan mencakup pula ranah praktis bagaimana proses tersebut diterapkan.
Pada ranah ini, pendidikan membutuhkan strategi dan pendekatan agar apa yang
menjadi tujuan dapat di capai dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Kelas atau Pengelolaan kelas?
2. Bagaimana Strategi dalam pengembangan Manajemen Kelas?
3. Bagaimana Hasil Observasi Mengenai Pendekatan yang di gunakan di SMA
Al-falah?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui Pengertian dari pada Manajemen kelas/Pengelolaan Kelas.
2. Mengetahui Strategi dan Pengembangan dalam Manajemen kelas.
3. Mengetahui Hasil Observasi Mengenai Pendekatan yang di gunakan di SMA
Al-falah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Kelas / Pengelolaan Kelas
Arti
dari Manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, sumber daya secara efektif
untuk mencapai tujuan yang di inginkan secara Efektif dan Efisien.Sementara
itu, pengertian manajemen menurut Terry adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke
arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Sedangkan, kelas di pandang dari dua sudut, yaitu (a) Kelas
dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. (b) Kelas
dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang
secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan.
Dalam
artianKelas merupakan lingkungan
belajar yang tercipta untuk mewadahi kepentingan pembelajaran yang digunakan
siswa untuk mencapai tujan tertentu. Penanggung jawab yang termasuk pula
pengelola kelasnya adalah guru. Pengelola kelas mengarah pada peran guru untuk
menata pembelajaran secara kolektif atau klasikal dengan cara
mengelolaperbedaan –perbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas
belajar bersama. pengelola kelas merupakansuatu usaha yang dilakukan guru untuk
membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.[1]
Jadi, definisi daripada manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan
maksud agar tercapainya kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkanArikunto, (2006).[2]Manajemen
kelas merupakan seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan
ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), Kegiatan
guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui
intimidasi (pendekatan intimidasi). Kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah
laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak
diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).
Dalam pengetian lain dikemukakan bahwa pengelolaan
kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam
fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat yang
tepat sesuai karakteristik kelas yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas
sebenarnya merupakan uapaya mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai
komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Komponen utamanya
disini adalah guru dan siswa, sedangkan komponen pendukungnya adalah sarana dan
prasarana yang mendukungterwujudnya proses pembelajaran.[3]
B. Strategi dalam Pengembangan
Manajemen Kelas
Seperti yang telah di jelaskan diatas Kelas adalah
masyarakat mikro dengan latar belakang suku, agama dan keturunan yang berbeda –
beda, memiliki kepentingan yang saling bersebrangan. Dengan demikian tata
tertib/ aturan, prosedur juga hal- hal yang bersifat rutinitas merupakan bagian
yang sangat penting dalam struktur sekolah. Karena kelas sebagai masyarakat
kecil, tentunya sistem “ sosial” harus berjalan sesuai ketentuan yang telah
disepakati bersama. Sistem sosial yang dimaksud adalah antara siswa dan guru
memiliki hak dan kewajiban bersama.
Mengembangkan iklim kelas berarti menata ulang
kondisi kelas yang kurang kondusif agar menjadi kondusif. Usaha yang dapat
dilakukan adalah memvariasi strategi , metode, dan media pembelajaran untuk
menarik perhatian siswa dan mengembalikan iklim pembelajaran yang kondusif.
Strategi
pengembangan pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut, Kepala sekolah
melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru,dengan mewajibkan para guru
untuk membuat program mengajar berupa:
silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan
Rencana Program Pembelajaran.
Berikut
beberapa cara yang dapat di gunakan untuk menarik perhatian siswa di kelas juga
untuk kenyamanan kelas.[4]
1) Strategi
linguistik : Menuliskan kalimat “ Harap Tenang “ di papan tulis.
2) Strategi Musik
: Bertepuk tangan secara ritmis dan meminta siswa menirukan gerakannnya.
3) Strategi
Jasmanian : Meletakkan jari di bibir untuk meminta siswa diam.
4) Strategi Interpersonal
: Membisikkan ke telinga salah satu siswa “ Saat nya sekarang untuk memulai
Pelajaran – teruskan pesan ini “ secara berterusan.
Kegiatan guru yang profesional
merupakan kegiatan atau tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan
siswa, strategi yang diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:(a)
menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar belakang
siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d) penggunaan
model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan khusus bagi siswa
bermasalah.
Pengembangan
sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah , sehingga sekolah tidak hanya
menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama
dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun
bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas
sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui
kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam
hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja,
melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya
peningkatan prestasi belajar siswa.
Menurut
John W. Santrock (2007:558). Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan
: (1) Membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan
mengurangi waktu siswa yang tidak di orientasikan pada tujuan, dan (2)mencegah
murid mengaklami problem akademis dan emosional. Salah satu faktor yang sering
menjadi problem guru ketika mengajar adalah waktu dan tatap muka.[5]
Agar
pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka
pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya
berupa:
a) Petugas tatib selalu mengantisipasi berkeliling
di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan.
b) Dalam mengajar guru berusaha memahami
karakter siswa
c) Guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran
yang demokratis.
d) guru
memberikesempatansiswauntukbertanyatentangkesulitanpelajaranataumasalahlainnya,
dan
e) guru berusaha menciptakan kemudahan
siswa dalam mempelajari pelajaran eksak.
Dengan
strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA, memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada
di sekolah selama jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore
hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.
Terakhir
adalah melakukan pengevaluasian atau hasil akhir dari pembelajaran . Evaluasi
dalam pembelajaran di SMA ada dua macam yaitu: (1) penilaian terhadap hasil
belajar siswa, (2) penilaian terhadap proses pengajaran.Penilaian terhadap
hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan
data perolehan ulangan semester, perolehan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir
Nasional.
Selain kelas yang tertib , guru juga seyogiyanya
dapat menciptakan kelas yang ber karakter yang memiliki ciri-ciri 3S ( Speed, Simple, dan Self-confidence ).
a) Speed berarti siswa belajar dengan waktu
yang relatif singkat, Sehingga terjadi percepatan dalam belajar.
b) Simple berarti guru harus dapat mengorganisasikan kelas dan materi menjadi
sederhana agar meningkatkan pemahaman siswa dan mempermudah pengelolaan kelas.
c) Self-confidence
artinya siswa belajar dengan penuh rasa percaya
diri dan termotivasi untuk terus berprestasi.[6]
C. Pendekatan yang di gunakan di SMA
Al-falah
Keharmonisan hubungan guru dan anak
didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi.
Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan
dalam rangka pengelolaan kelas.
Seperti halnya Dalam pengaturan
kelas 1 di SMA Al-falah , dari Penjelasan Bapak Edi Wahyudi selaku
Pembimbing/wali kelas 1 di bidang
keagamaan. Untuk menunjang pembelajaran yang maksimal, dari ketiga
Pendekatan yang telah saya paparkan sebelumnya, kebanyakan guru lebih menggunakan Pendekatan Perubahan tingkah laku, karena
pendekatan tersebut Merupakan suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak
didik.
Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus
dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan
senang atau puas, begitu pula sebaliknya.
·
Contoh : Setiap kali siswa membuat
karya tulis , kemudian karya tulis itu diserahkan kepada guru (perbuatan,
tingkah laku). Guru
memujikaryatulis itu dan mengatakan bahwa karya tulisannya rapi (penguatan
positif). Dalam karya tulis berikutnya siswa diharapkan lebih
bersungguh-sungguh dan tulisannya lebih rapi (frekuensi perbuatan yang
dilakukan lebih meningkat).
Menurutnya ( Edi Wahyudi )
Pendekatan Otoriter Pendekatan ini
kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan yang dapat
diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas
tertentu. Begitupun dengan Pendekatan Intimidasi,
Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku
untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai, bahkan akan ada tumbuhnya sikap
bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
Lengkapnya, Pendekatan Otoriter
adalah suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Tujuan
guru yang utama adalah mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah
paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering
dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan danhukuman.
Dalam Pendekatan otoriter terdapat lima strategi yang diterapkan dalam manajemen kelas:
1) Menciptakan dan menegakkan peraturan.
2) Memberikan perintah, pengarahan dan pesan.
3) Menggunakan teguran ramah dalam strategi.
4) Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
5) Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Dalam Pendekatan otoriter terdapat lima strategi yang diterapkan dalam manajemen kelas:
1) Menciptakan dan menegakkan peraturan.
2) Memberikan perintah, pengarahan dan pesan.
3) Menggunakan teguran ramah dalam strategi.
4) Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
5) Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Sedangkan, Pendekatan intimiasi
adalah pendekatan yang memandang manajemen sebagai proses pengendalian perilaku
peserta didik, berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru
yang manusiawi pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru
mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar,
ejekan, hinaan, paksaan, ancaman dan menyalahkan. Misalnya,guru memergoki dua peserta berkelahi,
kemudian guru berteriak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru
kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi kehadiran guru membuat mereka
takut, takut karena meraka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat
berat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1) Manajemen
kelas/pengelolaan kelas (classroom
manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan
kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar
dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah
upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi
proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
2) Mengembangkan
iklim kelas berarti menata ulang kondisi kelas yang kurang kondusif agar menjadi
kondusif. Strategi pengembangan
pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut, Kepala sekolahmelaluikebijakan
yang dituangkan dalam tugas guru, dengan mewajibkan para guru untuk membuat
program mengajar berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan,
Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Suprihatiningrum
,Jamil. Strategi Pembelajaran, Jogjakata
: Ar-Ruzz Media. Cet.I 2013.
Sanjaya, Wina.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2007.
Syaifurahman,
Tri Ujiati. Manajemen Dalam Pembelajaran,
Jakarta Barat : Permata Puri Media. Cet.I 2013
[1]Suprihatiningrum,
Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz
Media:2013), cet: I hlm:309
[2]Suharsimi
Arikunto, Managemen Pendidikan.Yogyakarta:Aditya
Media.2006, hlm 556
[3]Suprihatiningrum,
Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz
Media:2013), cet: I hlm:310
[4]WinaSanjaya.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar
Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2007.hlm:67
[5]Syaifurahman, Manajemen dalam
Pembelajaran. Jakarta barat:Permata puri Media.2013, hlm:111
[6]Suprihatiningrum,
Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz
Media:2013), cet: I hlm:311