Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Pengertian dari pada Manajemen Kelas atau Pengelolaan Kelas & Strategi dalam Pengembangan Manajemen Kelas

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download


Manajemen kelas / pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
 
BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan upaya perubahan tingkah laku. Sementara belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan sikap dalam perubahan dan pemahaman,keterampilan serta nilai dan sikap. Berpijak dari pengertian tersebut maka mengindikasikan bahwa belajar selain memerlukan konsep juga membutuhkan tindakan praktis.
Jadi, pendidikan tidak hanya soal wacana bagaimana membentuk para pelajar menjadi generasi bangsa yang berkompeten. Akan tetapi, pendidikan mencakup pula ranah praktis bagaimana proses tersebut diterapkan. Pada ranah ini, pendidikan membutuhkan strategi dan pendekatan agar apa yang menjadi tujuan dapat di capai dengan baik.

    B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Manajemen Kelas atau Pengelolaan kelas?
2.      Bagaimana Strategi dalam pengembangan Manajemen Kelas?
3.      Bagaimana Hasil Observasi Mengenai Pendekatan yang di gunakan di SMA Al-falah?

    C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui Pengertian dari pada Manajemen kelas/Pengelolaan Kelas.
2.      Mengetahui Strategi dan Pengembangan dalam Manajemen kelas.
3.      Mengetahui Hasil Observasi Mengenai Pendekatan yang di gunakan di SMA Al-falah.

BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian Manajemen Kelas / Pengelolaan Kelas
Arti dari Manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan yang di inginkan secara Efektif dan Efisien.Sementara itu, pengertian manajemen menurut Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Sedangkan, kelas di pandang dari dua sudut, yaitu  (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam artianKelas merupakan lingkungan belajar yang tercipta untuk mewadahi kepentingan pembelajaran yang digunakan siswa untuk mencapai tujan tertentu. Penanggung jawab yang termasuk pula pengelola kelasnya adalah guru. Pengelola kelas mengarah pada peran guru untuk menata pembelajaran secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelolaperbedaan –perbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama. pengelola kelas merupakansuatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.[1]

Jadi, definisi daripada manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar tercapainya kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkanArikunto, (2006).[2]Manajemen kelas merupakan seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), Kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). Kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).

Dalam pengetian lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat yang tepat sesuai karakteristik kelas yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya merupakan uapaya mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Komponen utamanya disini adalah guru dan siswa, sedangkan komponen pendukungnya adalah sarana dan prasarana yang mendukungterwujudnya proses pembelajaran.[3]

     B.     Strategi dalam Pengembangan Manajemen Kelas
Seperti yang telah di jelaskan diatas Kelas adalah masyarakat mikro dengan latar belakang suku, agama dan keturunan yang berbeda – beda, memiliki kepentingan yang saling bersebrangan. Dengan demikian tata tertib/ aturan, prosedur juga hal- hal yang bersifat rutinitas merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sekolah. Karena kelas sebagai masyarakat kecil, tentunya sistem “ sosial” harus berjalan sesuai ketentuan yang telah disepakati bersama. Sistem sosial yang dimaksud adalah antara siswa dan guru memiliki hak dan kewajiban bersama.
Mengembangkan iklim kelas berarti menata ulang kondisi kelas yang kurang kondusif agar menjadi kondusif. Usaha yang dapat dilakukan adalah memvariasi strategi , metode, dan media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa dan mengembalikan iklim pembelajaran yang kondusif.


Strategi pengembangan pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut, Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru,dengan mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar  berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran.
Berikut beberapa cara yang dapat di gunakan untuk menarik perhatian siswa di kelas juga untuk kenyamanan kelas.[4]
1)      Strategi linguistik : Menuliskan kalimat “ Harap Tenang “ di papan tulis.
2)      Strategi Musik : Bertepuk tangan secara ritmis dan meminta siswa menirukan gerakannnya.
3)      Strategi Jasmanian : Meletakkan jari di bibir untuk meminta siswa diam.
4)      Strategi Interpersonal : Membisikkan ke telinga salah satu siswa “ Saat nya sekarang untuk memulai Pelajaran – teruskan pesan ini “ secara berterusan.
Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan oleh guru SMA adalah sebagai berikut:(a) menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar belakang siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah.
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah , sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
Menurut John W. Santrock (2007:558). Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan : (1) Membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu siswa yang tidak di orientasikan pada tujuan, dan (2)mencegah murid mengaklami problem akademis dan emosional. Salah satu faktor yang sering menjadi problem guru ketika mengajar adalah waktu dan tatap muka.[5]
Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa:
      a)      Petugas tatib selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan.
        b)      Dalam mengajar guru berusaha memahami karakter siswa
        c)      Guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis.
        d)     guru memberikesempatansiswauntukbertanyatentangkesulitanpelajaranataumasalahlainnya, dan
        e)      guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran eksak.

Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan.
Terakhir adalah melakukan pengevaluasian atau hasil akhir dari pembelajaran . Evaluasi dalam pembelajaran di SMA ada dua macam yaitu: (1) penilaian terhadap hasil belajar siswa, (2) penilaian terhadap proses pengajaran.Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan data perolehan ulangan semester, perolehan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional.
Selain kelas yang tertib , guru juga seyogiyanya dapat menciptakan kelas yang ber karakter yang memiliki ciri-ciri 3S ( Speed, Simple, dan Self-confidence ).
a)      Speed  berarti siswa belajar dengan waktu yang relatif singkat, Sehingga terjadi percepatan dalam belajar.
b)      Simple berarti guru harus dapat mengorganisasikan kelas dan materi menjadi sederhana agar meningkatkan pemahaman siswa dan mempermudah pengelolaan kelas.
c)      Self-confidence artinya siswa belajar dengan penuh rasa percaya diri dan termotivasi untuk terus berprestasi.[6]
 
      C.    Pendekatan yang di gunakan di SMA Al-falah
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
Seperti halnya Dalam pengaturan kelas 1 di SMA Al-falah , dari Penjelasan Bapak Edi Wahyudi selaku Pembimbing/wali kelas 1 di bidang  keagamaan. Untuk menunjang pembelajaran yang maksimal, dari ketiga Pendekatan yang telah saya paparkan sebelumnya, kebanyakan guru lebih menggunakan Pendekatan Perubahan tingkah laku, karena pendekatan tersebut Merupakan suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik.
Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas, begitu pula sebaliknya.
·         Contoh : Setiap kali siswa membuat karya tulis , kemudian karya tulis itu diserahkan kepada guru (perbuatan, tingkah laku). Guru memujikaryatulis itu dan mengatakan bahwa karya tulisannya rapi (penguatan positif). Dalam karya tulis berikutnya siswa diharapkan lebih bersungguh-sungguh dan tulisannya lebih rapi (frekuensi perbuatan yang dilakukan lebih meningkat).
Menurutnya ( Edi Wahyudi ) Pendekatan Otoriter Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan yang dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas tertentu. Begitupun dengan Pendekatan Intimidasi, Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai, bahkan akan ada tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.
Lengkapnya, Pendekatan Otoriter adalah suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Tujuan guru yang utama adalah mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan danhukuman.
Dalam Pendekatan otoriter terdapat lima strategi yang diterapkan dalam manajemen kelas:
1)   Menciptakan dan menegakkan peraturan.
2)   Memberikan perintah, pengarahan dan pesan.
3)   Menggunakan teguran ramah dalam strategi.
4)   Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
5)   Menggunakan pemisahan dan pengucilan.
Sedangkan, Pendekatan intimiasi adalah pendekatan yang memandang manajemen sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik, berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman dan menyalahkan.  Misalnya,guru memergoki dua peserta berkelahi, kemudian guru berteriak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi kehadiran guru membuat mereka takut, takut karena meraka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat.


BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
1)      Manajemen kelas/pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
2)      Mengembangkan iklim kelas berarti menata ulang kondisi kelas yang kurang kondusif agar menjadi kondusif. Strategi pengembangan pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut, Kepala sekolahmelaluikebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, dengan mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Suprihatiningrum ,Jamil. Strategi Pembelajaran, Jogjakata : Ar-Ruzz Media. Cet.I 2013.
Sanjaya, Wina.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2007.
Syaifurahman, Tri Ujiati. Manajemen Dalam Pembelajaran, Jakarta Barat : Permata Puri Media. Cet.I 2013


[1]Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz Media:2013), cet: I hlm:309
[2]Suharsimi Arikunto, Managemen Pendidikan.Yogyakarta:Aditya Media.2006, hlm 556

[3]Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz Media:2013), cet: I hlm:310

[4]WinaSanjaya.StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2007.hlm:67
[5]Syaifurahman, Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta barat:Permata puri Media.2013, hlm:111
[6]Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran. (Jogjakarta:Ar-ruzz Media:2013), cet: I hlm:311