Dalam pengembangan ilmu pendidikan islam, ada beberapa area pengembangan seperti keluarga, lingkungan, dan sekolah. area-area tersebut sangat urgen dalam pembentukan pengembangan ilmu pendidikan islam termasuk juga pengembangan bagi peserta didik "anak". sehubungan dengan hal itu saya akan share tentang "Lingkungan Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam". selamat membaca dan semoga bermanfaat.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dilihat dari
segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem nasional), Dan
keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama
(sistem sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan
membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan pribadi,
kerja sama, disiplin tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.
Namun
disayangkan kurangnya komunikasi terhadap orang tua siswa dengan guru yang
mengajar dan sekolah dimana tempat anaknya dititipkan untuk menuntut ilmu
pendidikan. Dengan kurangnya komunikasi pada ketiga elemen ini membuat ketidak
seimbangan informasi terhadap anak didiknya baik pada saat di sekolah maupun
di rumah.
Agar bisa
memajukan pendidikan, perlu adanya komunikasi antara sekolah dan orang tua
murid agar bisa menyesuaikan cara belajar yang baik. untuk meningkatkan
motivasi ini berjalan dengan baik tentu bisa meningkatkan kecerdasan anak yang
diinginkan baik orang tua dan sekolah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian
keluarga?
2.
Apa pengertian sekolah?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk
mengetahui apa itu keluarga.
2.
Untuk mengetahui apa
itu sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELUARGA
Perkawinan ada keluarga asli dan keluarga luas
keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Sedangkan keluarga luas terdiri atas
anggota keluarga asli ditambah keluarga lainnya seperti kakek, nenek, paman,
bibi. Keluarga adalah tempat anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga suasana
keluarga penuh kasih sayang. Sebagai sampingan sosial yang dihuni oleh anggota
yang memiliki ikatan darah, lembaga keluarga memiliki banyak fungsi bagi
anggota keluarganya yaitu:
1.
Fungsi
pendidikan
Fungsi
pendidikan awal keluarga merupakan satu satunya institusi pendidikan. Seiring
dengan perkembangan zaman bermnculan lembaga lembaga pendidikan (formal dan non
formal) yang dilengkapi lembaga keluarga bahkan proses pendidikan disekolah
makin lama pengaruhnya semakin penting dan menggeser peran keluarga. Kendati
demikian, fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan tetap penting karena
keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak
2.
Fungsi
sosialisasi
Fungsi
sosialisai keluarga merupakan institusi social terkecil yang pertama kali
dialami anak[1], di keluarga, anak mulai mengenal dan brgaul dengan
individu diluar dirinya dan melalui keluarga, anak dipersiapkan agar kelak
menjadi anggota keluarga yang baik.
3.
Biologis
Fungsi biologis.
Melalui perkawinan tercipta, dan dari keluarga anak anak dilahirkan. Dengan
demikian, melalui keluarga tercipta generasi yang tak terputus
4.
Rekreasi
Fungsi rekreasi
marupakan aktivitas atau tempat yang menyenangkan. Keluarga semestinya menjadi
suasan dan tempat yang menyenangkan bagi anggota keluarganya terutama bagi anak
anaknya. Dengan kondisi menyenangkan, anak akan lebih betah dirumah, sebaliknya
jika suasana rumah membosankan maka anak akan mencari tampat rekreasi lain
sperti kebun binatang, kebun raya, komonikasi gangguan jasa internet, hal ini menuntut
orang untuk lebih kreatif mengelola keluarga agar fungsi rekreatif keluarga
tetap terjaga
5.
Fungsi keagamaan
Keluarga
merupakan wahana menumbuhkan rasa keberagaman anak. Karena itu, keluarga tidak
bisa meninggalkan fungsi keagamaan ini meskipun telah bermunculan instusi
agama.
6.
Fungsi
perlindungan
Dengan fungsi ini keluarga memberikan perlindungan
pada anggotanya, sekarang banyak fungsi perlindungan dan perawatan ini
diambilalih oleh badan badan social seperti perawatan, anak cacat tubuh dan
mental pantia suhan anak yatim, panti jompo, dan sejenisnya, kendati demikian
fungsi perlindungan keluarga tetap berada dibandingkan dengan lembaga lembaga
social.[2]
Setiap
orang tua tentu menginginkan anaknya menjdi orang yang berkembang secara sempurna
mreka menginginkan anaknya yang di lahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat,
kuat, berketerampilan,cerdas, pandai dan beriman bagi orang islam beriman itu
adalah beriman secara islam, dan taraf yang sederhana orang tua tidak ingin
anaknya lemah, sakit sakitan, pengangguran, bodoh, dan nakal. Pada tingkat yang
paling sederhana orang tua tidak menghendaki anaknya nakal dan menjadi
pengangguran dan terakhir pada taraf paling minimal ialah jangan nakal
kenakalan anak menyebabkan orang tua malu dan kesulitan.
Untuk
mencapai tujuan itu, orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama,
keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat
dikembangkan dalam lembaga-lembaga berikutnya, sehingga wewenang
lembaga-lembaga tersebut tidak diperkenankan mengubah apa yang telah
dimilikinya, tetapi cukup dengan mengombinasikan antara pendidikan yang
diperoleh dari keluarga dengan pendidikan lembaga tersebut.[3]
Sehubung
dengan tugas serta tanggung jawab itu maka ada baiknya orang tua mengetahui
sedikit mengenai apa dan begaimana pendidikan dalam rumah tangga. Pengetahuan
itu sekurang kurangnya yang dapat menjadi penuntun rambu rambu orang tua dalam menjalankan tugasnya.[4]
Tujuan
pendidikan rumah tangga ialah agar anak mampu berkembang secara maksimal. Itu
meliputi seluruh aspek perkembangan anaknya yaitu; jasmani, akal, dan rohani.
Tujuan lain ialah membantu sekolah atau lembaga kursus dalam mengembangkan
pribadi anak didiknya.
Yang
bertindak sebagai pendidik dan pendidikandan rumah tangga ialah ayah dan ibu si
anak serta orang tua yang merasa bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
itu seperti kakek, nenek, paman, bibi dan kakak. Yang paling bertanggung jawab
adalah ayah dan ibu.
Yang
menduduki posisi anak posisi anak didik dalam umah tangga tentulah si anak,
sekalipun demikian semua anggota keluarga adalah anak didik juga, tetapi di
lihat dari segi pendidikan anak dalam rumah tangga yang menjadi terdidik adalah
anak.
Mengenai
pendidikan akal agar anak kita memiliki akal yang cerdas serta pandai, banyak
yang dapat di lakukan oleh orang tua. Pertama tama tentuah dengan cara menyekolahkan karena
sekolah itulah lembaga paling baik untuk mengembangkan akal.
Kunci
pendidikan rumah tangga terletak pada pendidikan rohani dalam arti pendidikan
kalbu, lebih tegas lagi pendidikan agama bagi anak.
Pertama
penanaman nilai dalam arti pandangan hidup, yang kelak akan mewarnai
perkembangan jasmani dan akalnya, kedua penanaman sikap yang kelak menjadi
basis dalam menghargai guru dan pengetahuan di sekolah.
Pertama
pendidikan jasmani dan akal yang di berikan di sekolah sekarang mempunyai banyak
teori belum entu semua itu sesuai dengan ajaran agama.
Kedua
penanaman sikap menghargai guru dan apa yang didiknya pendidikan di sekolah
tidak akan berjalan secara maksimal bila murid tidak menghargai guru dan
pengetahuannya.
Pendidikan
rumah tangga dalam bab ini selanjutnya adalah mendidikan agama dalam rumah
tangga menurut ajaran islam, di ambil dari sumber islam (al quran dan hadis)
dan dari pendapat ahli pendidikan islam.[5]
B. SEKOLAH
Sekolah dengan beragam jenis dan jenjangnya merupakan
lembaga pendidikan kedua setelah keluarga. Pendidikan disekolah berlangsung
secara formal dibawah bimbingan dan pengawasan pendidik sebagai lembaga
pendidik kedua setelah keluarga sekolah memiliki sejumlah fungsi bagi anak dan
keluarga yaitu:
·
Mengembangkan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan, disamping bertugas untuk
mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih
penting sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan.
·
Spesialisasi
sebagai konsekuensi makin meningkatkan kemajuan masyarakat ialah makin
bertambahnya diferensiasi social yang dilaksanakan tugas tersebutm, skolah
mampu menyaipkan lulusan yang dengan beragam keahliaan yang dibutuhkan
masyarakat.
·
Efisiensi dengan
adanya sekolah pelaksanaan pendidikan dalam masyarakat lebih efisien, sebab
disekolah dapat dididik sejulha besar anak secara skaligus disekolah, pedidikan
dilaksanakan dalam program teratur sistematis dan dilngkapi beragam sarana yang
dibutuhkan.
·
Sosialisasi
sekolah mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi yaitu, proses membantu
perkembangan individu menjadi maghluk social, makhluk yang dapat beradap tasi
dengan baik dimasyarakat.
·
Konservasi dan
tranmisikultural fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya bangsa melalui kurikulum sekolah budaya bangsa di
pelihara dan di wariskan kepada peserta
didik.
·
Transisi di
rumah ke masyarakat. Ketika berada di keluarga, kehdupan anak serba
menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah dimana ia mendapatkan kesempatan untuk melatih
berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.[6]
Saat
Mengirim Anak ke Sekolah
Asma
Hasan Fahmi (1979) membicarakan masalah pengajaran bagi anak dan kapan dimulai
serta kapan anak dikirim ke sekolah secara agak mendalam. Sebenarnya, yang
wajib mengajari anak ialah orang tua. Sayangnya, karena berbagai alasan, orang
tua terpaksa mengirimkan anaknya kesekolah. Orang tua menyerahkan pengajaran
bagi anaknya kesekolah karena tiga hal. Utama : pertama, orang tua tidak mampu menyelenggarakannya dirumah,
pengetahuan yang harus diajarkan itu tidak dikuasai oleh orang tua: kedua, orang tua tidak memiliki cukup
waktu untuk menyelenggarakannya: ketiga, karena
pendidikan dirumah (terutama pengajaran) sangat mahal. Karena alasan-alasan ini
maka orang tua menyerahkan pengajaran bagi anaknya kesekolah.
Asma
hasan fahmi (1979:118) melaporkan bahwa paa orang tua pada zaman dahulu tidak
mempertimbangkan waktu (umur) yang tertentu mengantarkan anaknya ke sekolah
(kuttab). Negara juga tidak memaksa orang tua agar mengajari anaknya karena
menganggap bahwa hal mempelajari anak adalah perintah keagamaan.
Di
indonesia orang tua boleh mengirimkan anaknya kesekolah dasar tatkala anak itu
berusia 6 tahun dan mereka mendidik anaknya di taman kanak kanak selama dua
tahun yaitu tatkala anak itu berumur 5-6 tahun.
Mengirim
anak ke sekolah sekarang ini merupakan hal yang tidak dapat di hindari,
terutama karena tiga alasan seperti sudah di sebutkan di atas. Banyak oranang
tua yang tugasnya terhadp anak telah selesai bila ia telah menyekolahkan
anaknya. Ini suatu kekeliruan yang serius.
Pertama
karena ia sebenarnya hanya membina anak pada aspek jasmani (psikomotor,
keterampilan) dan akal (kecerdasan, pengetahuan) aspek kejiwaan, tugasnya aspek
efektif anak tidak begitu di perhatikan di sekolah. Kurang di perhatikannya
oleh sekolah bukan karena sekolah tidak memahami pentingnya hal itu, melainkan
karena memang pembinaan aspek efektif itu tidak banyak yang dapat di lakukan di
sekolah, orang tua itulah yang memiliki banyak sekali peluang untuk membina
aspek efektif anak. Maka pendidikn dalam rumah tangga (yang sudah di jelaskan)
orang tua yang tidak mungkin di hindarinya, apa pun alasannya, menyerahkan
seratus persen pendidikan kesusilaan, misalnya ke sekolah merupakan kekeliruan
besar[7].
BERKENALAN
DENGAN PESANTREN (MASYARAKAT)
Pesantren
adalah lembaga pendidikan islam yang tertua diindonesia setelah rumah tangga.
Sekalipun demikian perhatian para peneliti terhadap pesantren belum lama
dimulai. Hasil hasil penelitian itu sudah diedarkan berupa makalah, majalah,
dan buku. Banyak juga jumlahnya. Namun masih banyak (rahasia) pesantren yang
belum diungkapkan oleh para peneliti. Sebagian dari yang belum diungkapkan itu
adalah bagian bagian yang memang sulit diungkapkan.
Didalam
buku ini saya belum berniat menulis mendalam tentang pesantren. Salah satunya
ialah karena memang saya sedang dalam tahap mempelajarinya
Menurut
para ahli pesantren baru dapt disebut bila memenuhi lima syarat;
1. Ada
kiai
2. Ada
pondok
3. Ada
masjid
4. Ada
santri
5. Ada
pengajar membaca kitap kuning
Dengan demikian bila
orang menulis tentang pesantren maka topik topik yang harus ditulis sekurang
kurangnya adalah:
1. Kiai
pesantren, mungkin mencakup ideal kiai untuk zaman kini dan nanti.
2. Pondok,
akan mencakup syarat syaratfisik dan non fisik, biaya, tempat, penjagaan dan
lain lain
3. Masjid,
cakupannya akan sama dengan pondok
4. Santri,
melingkupi masyalah syarat sifat dan tugas santri.
5. Kitap
kuning, bila dituliskan akan mencakup kurikulum pesantren dalam arti yang luas
Tulisan
berikut ini hanya ingin mengenal lembaga pendidikan pesantren, sekedar
memancing perhatian.[8]
Banyak
topik yang sangat menarik dituluis tentang pesantren. Topik topik itu antara
lain ialah seperti disebut diatass itu. Selain itu yang tidak erat hubungannya dengan
topik diatas juga banyak, bisalnya pesantren dan pendidikan politik, pesantren
dan pembinaan ekonomi lemah, pesantren dan program KB. Berikut adalah pesantren
dan tujuan pendidikan nasional.gejala
yang ada sekarang dapat dijadikan indikator untuk meramal demikian.
Himpitan (kesulitan) hidup, baik dalam arti himpitan keatas maupun dari arti
himpitan kebawah menyebabkan sesaknya dada, bimbangnya pemikiran, suramnya
perspektif masa depan, telah menyebabkan pula hilangnya keseimbangan antara
pertimbangan akal dengan pertimbangan hati. Ini menjadi salaah satu penyebab
pergi kepesantren. Sedangkan itu tidak terlalu meleset.[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
penjelasan uraian di atas tentang “Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran &
Jenis-jenis Perbedaan Individu”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ø Perkawinan ada keluarga asli dan keluarga luas
keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Sedangkan keluarga luas terdiri atas
anggota keluarga asli ditambah keluarga lainnya seperti kakek, nenek, paman,
bibi. Keluarga adalah tempat anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga suasana
keluarga penuh kasih sayang.
Sebagai
sampingan sosial yang dihuni oleh anggota yang memiliki ikatan darah, lembaga
keluarga memiliki banyak fungsi bagi anggota keluarganya yaitu: Fungsi
pendidikan, Fungsi sosialisasi, Biologis, Rekreasi, Fungsi keagamaan, Fungsi
perlindungan.
Untuk
mencapai tujuan itu, orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama
kaidah ini di tetapkan secara kodrati. Tujuan pendidikan rumah tangga ialah
agar anak mampu berkembang secara maksimal
Ø Pendidikan disekolah berlangsung secara formal dibawah
bimbingan dan pengawasan pendidik sebagai lembaga pendidik kedua setelah
keluarga sekolah memiliki sejumlah fungsi bagi anak dan keluarga yaitu:
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan, Spesialisasi
sebagai konsekuensi makin meningkatkan kemajuan masyarakat,
Efisiensi dengan adanya sekolah pelaksanaan pendidikan
dalam masyarakat lebih efisien, Sosialisasi sekolah, Konservasi dan tranmisikultural,
dan Transisi di rumah ke masyarakat.
B.
Saran
Demikian
makalah yang kami susun dan masih banyak kekurangannya. kami yakin bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kesalahan oleh karenanya
saran dan kritik dosen pengampu yang dapat
membangun dan masukan buat kami yang akan menjadi
DAFTAR
PUSTAKA
Kosim
Mohammad, pengantar ilmu pendidikan (Surabaya:
Pena Sallsabila, 2013),
Ttafsir
Ahmad, ilmu pendidikan dalam perspektif
islam (Bandung : PT Remaja Rosda Kaarya, 2011)
Mujib,
Abdul & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2006)
[1] Mohammad kosim, pengantar ilmu pendidikan (surabaya:ilmu pendidikan ,
2013), hal.107-108
[2] Mohammad kosim, pengantar ilmu pendidikan (surabaya pengantar ilmu
pendidikan 2013), hal 109
[4] Ahmad tafsir, ilmu pendidikan dalam perspektif islam (bandung ilmu
pendidikan dalam perspektif islam 2011),hal 155
[5] Ahmat tafsir, ilmu pendidikan dalam perspektif islam (bandung: ilmu
pendidikan dalam perspektif islam,2011), hal 155-158)
[6] Mohammad kosim, pengantar ilmu pendidikan (surabaya: pengantar ilmu
pendidikan, 2013)hal 114-117
[7] ahmad tafsir, ilmu pendidikan dalam perspektif islam(bandung: ilmu
pendidikan dalam perspektif islam,2011), hal 185
[8] ahmad tafsir, ilmu pendidikan dalam perspektif islam(bandung: ilmu
pendidikan dalam perspektif islam,2011), hal 191-192
[9] ahmad tafsir, ilmu pendidikan dalam perspektif islam(bandung: ilmu
pendidikan dalam perspektif islam,2011), hal 191