Selamat Datang di Blog Kami. Blog ini meyediakan berbagai macam informasi seputar Pendidikan, Karya Tulis Ilmiah,Dan lain-lain. Membangun Indonesia Melalui Pendidikan

Definisi dan Sebutan Istilah dari Pendidik, Kompetensi Sebagai Persyaratan Pendidik, Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik, Definisi Peserta Didik, Karakteristik Peserta Didik, Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, Tipologi Kepribadian Seorang Peserta Didik, Kecerdasan Ganda Peserta Didik, Bakat Peserta Didik

Untuk Mendapatkan File Makalah atau Artikel dibawah ini, Silahkan Klik Download! download


Terdapat banyak perbedaan tentang pengertian pendidik baik dalam perspektif Islam maupun pada umunya. Menurut Mohammad Kosim dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pendidikan” pendidik adalah setiap orang yang berupaya mengembangkan potensi peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama, seperti halnya orang tua di rumah, guru-guru di sekolah, ustadzah di madrasah, dan kyai di pesantren. untuk lebih jelasnya akan dibahas pada makalah dibawah ini yang berjudul "Pendidik dan Peserta Didik". selamat membaca dan semoga bermanfaat.

BAB I
PENDAHULUAN
            A.    Latar Belakang
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonisia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berprestasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesertanya perkembangan dunia di era globalisasi ini, terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana kehidupan manusia harus ditata. Sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dan keadaan. Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-cita bagaimana sebuah kehidupan yang baik. Karena itu pendidikan pada gilirannya berperan mempersiapkan setiap orang untuk berperilaku penuh keadaan. Keadaan inilah yang secara praktis sangat dibtuhkan dalam setiap gerak dan perilaku.
Dalam undang-undang Repuklik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional dan dikotomis (terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Pendidikan seperti ini tidak memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang integralistik yang memadukan antara iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek).
Semakin melemahnya bangsa ini pasca krisis moneter yang kita alami telah membuat Indonesia berada di urutan bawah dalam hal kualitas pendidikannya. Minimnya sarana dan prasarana pendukung menyebabkan pengajaran tidak dapat dilakukan dengan optimal.

           B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi dan sebutan istilah dari pendidik?
2.    Apa saja kompetensi yang harus dimiliki sebagai persyaratan pendidik?
3.    Bagaimana hakikat tugas dan tanggung jawab seorang pendidik?
4.    Apa definisi dari peserta didik?
5.    Karakteristik apa saja yang terdapat dalam peserta didik?
6.    Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan peserta didik?
7.    Seperti apakah tipologi kepribadian seorang peserta didik?
8.    Apa kecerdasan ganda yang dimiliki peserta didik?
9.    Bagaimana bentuk bakat peserta didik?
         C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui definisi dan sebutan istilah dari pendidik
2.      Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki sebagai persyaratan pendidik
3.      Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab seorang pendidik
4.      Untuk mengetahui definisi dari peserta didik
5.      Untuk mengetahui karakteristik yang terdapat dalam peserta didik
6.      Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
7.      Untuk mengetahui tipologi kepribadian seorang peserta didik
8.      Untuk mengetahui kecerdasan ganda yang dimiliki peserta didik
9.      Untuk mengetahui bakat dalam diri peserta didik


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi dan Sebutan Istilah dari Pendidik
Terdapat banyak perbedaan tentang pengertian pendidik baik dalam perspektif Islam maupun pada umunya. Menurut Mohammad Kosim dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pendidikan” pendidik adalah setiap orang yang berupaya mengembangkan potensi peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama, seperti halnya orang tua di rumah, guru-guru di sekolah, ustadzah di madrasah, dan kyai di pesantren.[1] Sedangkan Arif Rohman berpendapat bahwa pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.[2]
Dalam persepektif Islam pendidik atau guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling mempunyai tanggung jawab tersebut adalah orang tua anak didik. Tanggung jawab itu meliputi dua hal: pertama karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; Kedua karena kepentingan orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sukses seorang anak juga merupakan suksesnya orang tua. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:[3]
...... قواأنفسكم وأهليكم نارا
Artinya: “Peliharalah dirimu dan anggota keluargamu dari ancaman neraka.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidik merupakan setiap orang yang berupaya mengembangkan potensi peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.
Di bawah ini beberapa istilah bagi sebutan seorang pendidik atau guru sebagai berikut:
1.      Ustâdz
2.       Mu'allim
3.      Murabbiy
4.      Mursyid
5.      Mudarris
6.      Mu'addib

B.       Kompetensi Sebagai Persyaratan Pendidik
Definisi kompetensi adalah perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dan bertindak. Adapun kompotensi guru, menurut Undang-Undang No 14/2005, adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan keprofesionalannya.[4]
Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru agar tugas dan kewajibannya sebagai pendidik dapat telaksana dengan baik:
1.      Kompetensi pedagogik; Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah dalam mengelola interaksi pembelajaran bagi peserta didik. Kompetensi padagogik ini mencakup: pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta sistem evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini diukur dengan performance test terstruktur dalam Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ), dan case based test yang dilakukan secara tertulis.
2.      Kompetensi keperibadiaan; Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa keperibadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan beribawa serta menjadi teladan bagi peserta didik. Kompotensi keperibadian ini menckup kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, serta keteladanan dan kewibawaan. Kompetensi ini bisa diukur dangan alat ukur portfolio guru/ calon guru, tes keperibadian/ potensi
3.      Kompetensi profisional. Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik di sekolah berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam hal ini mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidag studi, dan wawasan etika dan pengembangan profesi. Kompetensi ini diukur dengan tertulis, baik multiple choice maupun esay.
4.      Kompotensi sosial. Artinya ia bisa menunjukkan kemampuan berkomonikasi dengan baik terhadap peserta didiknya. Kompetensi ini bisa diukur dengan portfolio kegiatan, prestasi dan keterlibatan dalam berbagai aktivitas.[5]

C.      Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik
Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.[6]
Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar salah satu diantara tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah:
1)        Seorang Guru harus dapat meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Guru harus mampu berperan sebagai pendidik dan dapat mengubah perilaku murid sesuai dengan ajaran yang baik dan benar. Bagaimana guru mendidik para siswanya agar menjadi manusia yang yang cerdas dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
2)        Seorang Guru harus dapat meneruskan dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan benar. seorang guru dalam memberikan pengajaran terhadap materi yang benar-benar ia kuasai. Selain memberikan pengajaran terhadap materi, seorang guru juga memberikan pengajaran mengenai berbagai pengalaman diluar pelajaran tersebut yang mungkin berkaitan dengan hidup bermasyarakat.
3)        Seorang Guru harus dapat melakukan Pengembangan metode Kependidikan serta penelitian khusunya dibidang pendidikan. Dalam memberikan pelajaran dan pendidikan guru harus dapat memberikan materi dengan metode baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh adalah bagaimana seorang guru dalam mengajarkan metode dan cara meningkatkan daya ingat otak dalam menerima pelajaran. Mengembangkan ilmu yang dikuasai merupakan tugas guru dan tenaga pendidik lainnya. Mungkin dalam era modern sekarang ini masih banyak yang tidak peduli mengenai hal ini, Guru harus dituntut untuk rajin belajar sebab  ilmu baru dan pengetahuan baru sebab ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang dan seorang guru tidak mungkin memberikan pengajaran dan pendidikan terhadap murid dengan pengetahuan dan ilmu yang sudah using alias ketinggalan zaman.
4)        Seorang Guru harus mampu memberikan motivasi pada setiap siswa yang mereka didik, guru harus dapat memberikan semangat dan menjadi sumber energi untuk para muridnya. Bagi murid yang sedang lesu dan lemas, maka guru harus memberikan solusi sebagai penyemangat agar proses belajar mengajar akan sangat efektif dan efisien.
5)        Seorang Guru guru harus dapat berperan sebagai pendamping, yang artinya seorang guru dapat menganti peran orang tua. Ia harus dapat memberikan solusi dan jalan ketika muridnya ingin melakukan sesuatu dan ingin mengembangkan serta berpartisipasi dalam acara serta kejuaraan tertentu. Sosok Seorang guru tidak peduli apakah ia wanita atau pria, dan harus menjadi teladan yang baik untuk untuk seluruh siswanya. Karena ia berhadapan langsung dengan mereka yang otomatis menjadi contoh dalam berperilaku dan bertata karma dan mempunyai rasa soan santun terhadap sesama.Seorang Guru harus mampu menjadi wali yang baik untuk muridnya, ia harus berusaha mengetahui kondisi para muridnya dan berperan aktif untuk mencari solusi atas kesulitan tersebut. Ia harus memberikan solusi seperti cara menghindari stress saat belajar dan berbagai masalah lain yang muridnya hadapi. Tugas guru sebenarnya adalah menjadi orang tua wali yang baik bagi siswanya.
6)        Seorang Guru akan mendapatkan tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang gurulah masyarakat dapat memperoleh pengetahuan. Ini berarti bahwa guru memiliki kewajiban untuk mencerdaskan masyarakat dan bangsa menuju pembentukan manusia seutuhnya. Karenanya pantaslah seorang guru dalam masa pembangunan diatakan sebagai “pengabdi masyarakat”.
7)        Seorang Guru perlu manatap dirinya dan memahami konsep dirinya. seorang guru harus mampu berkaca pada dirinya sendiri. Bila ia berkaca pada dirinya, ia akan melihat bukan satu pribadi, tetapi ada tiga pribadi, yaitu: Saya dengan konsep diri saya (self concept), Saya dengan ide diri saya (self idea), Saya dengan realita diri saya (self reality).
8)        Dalam penampilan, guru harus mampu menarik simpati para siswanya, karena apabila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya. Maka guru harus memahami hal ini dan berusaha mengubah dirinya menjadi simpatik. Demikian juga dalam hal kepribadian lainya.
9)        Misi yang diemban seorang guru adalah misi kemanusiaan, yaitu  “pemanusiaan manusia”- dalam artian transformasi diri dan auto-identifikasi peserta didik sebagai manusia dewasa yang utuh. sebab di sekolah,  guru  harus dapat menjadikan dirinya sebagai “orang tua kedua”  bagi peserta didik, dan di masyarakat sebagai figur panutan.

D.      Definisi Peserta Didik
Dalam Undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional (pasal 1 ayat 4), peserta didik diartikan sebagai “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”. Definisi ini menjadikan menjadikan peserta didik sebagai pembalajar yag aktif “berusaha mengembangkan potensi diri”, bukan sebagai objek yang pasif yang hanya mendengar dan menerima dari pendidik.
Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menempati posisi sentral, sebab semua unsur yang diadakan untuk berlangsungnya proses pendidikan pada dasarnya diarahkan pada sasaran pokok, yakni berkembangnya potensi peserta didik secara optimal menuju terbentuknya manusia berkepribadian utama.
Dibuku lain dijelaskan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan. Ia adalah sosok yang mengalami perkembangan sejak lahir sampai meninggal dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar (Sutari Imam Barnadib, 1995). Istilah peserta didik pada pendidikan formal disekolah jenjang dasar dan menengah misalnya, dikenal dengan nama anak didik atau siswa; pendidikan dipondok pesantren menyebut peserta didik dengan istilah santri dan pendidikan didalam keluarga disebut dengan istilah anak, namun pendidikan pada lembaga non formal tertentu seprti kelompok belajar pakek C atau lembaga kursus peserta didik bisa terdiri dari para orang tua[7].

E.       Karakteristik Peserta Didik
Anak didik memiliki ciri khas yang berbeda dengan manusia dewasa. Setidaknya ada 12 karakteristik anak yang akan dijelaskan dalam tuisan ini:[8]
a.       Anak bukan meniatur orang dewasa, anak adalah anak dengan dunianya sendiri, dunia anak.
b.      Perkembangan dan pertumbuhan anak dipengaruhi banyak faktor
c.       Anak berkembang mengikuti suatu pola umum yang sama hal ini bisa terlihat dalam kenyataan misalnya anak harus belajar merangkat terlebuh dahulu sebelum belajar berdiri dan harus belajar berdiri sebelum berjalan.
d.      Perkembangan anak bersifat countinue, misalnya kekurangan gizi pada masa anak-anak akan berpengaruh negatif bagi perkembangan jesmani dan rohani padda periode berikutnya.
e.       Perkembangan anak mengikuti fase-fase tertentu.
f.       Tempo perkembangan anak tidak sama. Tempo perkembangan adalah cepat lambatnya perkembangan seseorang untuk suatu aspek perkembangan tertentu, contoh tempo perkembangan dalam aspek kecerdasan; si A dan si B mempunyai umur kalender yang sama tapi tingkat kecerdasannya berbedda.
g.      Anak memiliki irama perkembangan, irama perkembangan adalah gerak perkembangan yang dialami masing-masing anak baik perkembangan jesmani maupun rohani conto: anak sedang belajar berjalan agak terlambat dalam belajar berbicara, sebab dia membutuhkan pengarahan segenap kekuatan dirinya untuk belajar berjalan.
h.      Anak memiliki tugas perkembangan setiap anak dalam hidupnya mesti melakukan tugas perkembangan, yaitu tugas yang harus dijalani oleh masing-masing individu dalam tiap periode perkembangannya.
i.        Anak memiliki kebutihan dalam hidupnya pemenuhan kebutuhan ini akan sangat menentukan bagi perkembangan peribadi yang sehat.
j.        Setiap anak memiliki perbedaan individual tidak akan pernah ditemukan dua anak yang persis sama, walaupun keduanya kembar perbeddaan pada anak meliputi segi jasmaniyah, kecerdasan, bakat, minat dll.
k.      Anak sebagai keseluruhan manusia adalah mahluk moopluralis, walaupun terdiri dari banyak aspek tetapi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Maniusia bukan hanya jasmaniyah atau rohaniyah tapi yang dikatakan manusia  adalah perssenyawaan antara jesmaniyah dan rihaniya.
l.        Setiap anak merupakan mahluk yang aktf dan kreatif. Karena itu dalam proses pendidikan anak tidak boleh dipandang sebagai objek pendidikan yang hanya  menerima. Anak didik harus dipandang sebagai subjek yang aktif dan kreatif dalam pendidikan, yang tidak hanya siap menerima tapi juga bisa memberikan masukan dan berbagai alternatif dalam kegiatan pendidikan.

F.       Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayata totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi pelbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.
Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar. Sedangkan, berkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.[9]
Menurut Charlotte Buhler mengemukakan bahwa perkembangan yang terjadi pada pesserta didik berlangsung melalui tahap yaitu:
a.       Masa permulaan
b.      Masa penanjakan sampai kira-kira umur 25 tahun.
c.        Masa puncak masa hidup pada umur 25-50 tahun
d.      Masa penurunan dan menarik diri dari kehidupan masyarakat
e.       Masa akhir kehidupan
namun oleh buhler, meskipun kemunduran biologis nyata terjadi, tetapi belum dapat ditentkan apakah ada kemunduran masa spikisnya.[10]
G.      Tipologi Kepribadian Seorang Peserta Didik
Tokoh dari tipologi kepribadian peserta didik adalah Henry Alexander Murray. Dia berpendapat bahwa kepribadian akan lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (unconscious mind). Perannya adalah dalam bidang diagnosa kepribadian atau teori kepribadian. Murray membagi tipe kepribadian peserta didik khususnya anak usia dini menjadi beberapa macam, yaitu:
1)        Autonomy, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan keinginan melakukan sesuau secara sendiri, tidak senang dibantu orang lain dan tidak senang disuruh-suruh
2)        Affiliation, yaitu kepribadian peserta didik yang ditandai dengan senang bersama anak lain, suka bersahabat, suka memperbanyak teman, dan salin membutuhkan dengan teman dan sahabatnya
3)        Succurance, yaitu kepribadian peserta didik yang ditandai dengan selalu manja, ingin orang lain membantunya, ingin selalu minta tolong
4)        Nurturrance, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan sikap pemurah yakni senang memberi kepada teman, senang meminjami, selalu membagi-bagi apa yang dimiliki kepada teman-temannya
5)        Agression, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan sikap-sikap agresif, mudah tersinggung dan marah, jika diganggu akan menyerang balik dengan keras bahkan berlebihan
6)        Dominance, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan ingin menguasai atau mengatur teman, ingin tampil menonjol, ingin menjadi ketua kelas atau pengurus kelas
7)        Achievement, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan semangat kerja yang tinggi untuk berprestasi, ingin bisa melakukan sesuatu karya, tugas-tugas di sekolah dikerjakan sungguh-sungguh dan cenderung tidak mau dibantu.[11]

H.      Kecerdasan Ganda Peserta Didik
Pengungkapan kecerdasan ganda yang dimiliki anak sebagai peserta didik terjadi di awal tahun 1990-an. Menurut Howard Gardner, kecerdasan adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah dan membuat cara penyelesaiannya dalam konteks yang beragam dan wajar. Menurutnya pula, kecerdasan jamak atau ganda meliputi unsur-unsur:
a. Kecerdasan Matematik
Adalah kemampuan akal peserta didik untuk menggunakan angka-angka secara efektif dan berfikir secara nalar. Mencakup  kepekaan terhadap pola-pola logis dan hubungannya, pernyataan-pernyataan, proposisi (jika-maka, sebab-akibat), fungsi-fungsi, dan abstrak-abstrak yang saling berkaitan. Peserta dengan kecerdasan matematik yang tinggi cenderung menyukai kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab-akibat terjadinya sesuatu, berfikir secara konseptual, aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
b. Kecerdasan Lingual
Adalah kemampuan akal peserta didik untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Mencakup kemampuan untuk memanipulasi sintak atau struktur suatu bahasa, fonologi atau suara-suara bahasa, semantika dan pengertian dari bahasa serta dimensi dan kegunaan praktis dari suatu bahasa. Peserta dengan kecerdasan tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata mutiara, dsb. Peserta cenderung memiliki daya ingat yang kuat, lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi, lebih cepat menguasai bahasa baru daripada peserta didik lain.
c. Kecerdasan Musikal
Adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan, mengubah dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Mencakup kepekaan terhadap ritme, tingkatan nada atau melodi, dan warna suara. Lebih peka terhadap suara-suara nonverbalyang berada di sekelilingnya, termasuk nada dan irama. Cenderung senang mendengar irama yang merdu dengan mendengar radio, menonton konser, dll. Mereka lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasannya apabila dikaitkan dengan musik.

d. Kecerdasan Visual-Spasial
Adalah kemampuan peserta didik untuk menangkap dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan perubahan-perubahan terhadap persepsi tersebut. Mencakup kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, wujud, ruang, dan hubungan diantaranya. Memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya seperti menciptakan bentuk tiga dimensi, contohnya pemahat dan arsitek bangunan. Unggul dalam kemampuan pemecahan masalah yang berhubungan dengan visual-spasial seperti permainan mencari jejak.
e. Kecerdasan Kinestetik
Adalah kemampuan dalam menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan perasaan atau menggunakan kedua tangan untuk mentrasformasikan sesuatu. Mencakup keahlian fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan. Mereka unggul di bidang olahraga, seni, dan sulap.
f. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk mempersepsikan dan mengankap perbedaan mood, tujuan, motivasi, dan perasaan orang lain. Termasuk kepekaan terhadap ekspresi wjah, suara, sosok postur, dan membedakan berbagai tanda interpersonal. Sering disebut sebagai kecerdasan sosial (social intellegence) karena dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang lain.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan menyadari diri dan mewujudkan keseimbangan mental-emosional dalam diri peserta didik untuk bisa beradaptasi sesuai dengan dasar pengetahuan yang telah dimiliki. 
h. Kecerdasan Natural
Adalah kemampuan untuk peka terhadap lingkungan alam.
Teori dari Gardner kemudian dikembangkan dan dilengkapi oleh Daniel Goleman. Ia menekankan pada aspek kecerdasan interpersonal. Menurutnya, faktor emosi sangatlah penting. Ada lima wilayah kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional, yaitu kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan.[12]

I.         Bakat Peserta Didik
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh pesrta didik yang mengarah pada aneka kemanpuan. Ada sejumlah peserta didik yang memiliki kelebuhan dalam hal kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang dan ferbal sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam ddiri peserta digik terhadap objek minat seseorang secara focasional dapat berupa minat profesional, ninat komersial, dan minat kegiatan fisik. Minat profesional mencakup minat-minat keilmuan dan sosial.
Munandar (1992) menyebut ciri-ciri peserta didik berbakat:
Pertama, indikator belajar mencakup kemudahan dalam menangkap pelajar, kemudahan mengingat kembali, memiliki pembendaharaan yang luas penalaran yang taja, daya konsentrasi baik.
Kedua, indikator kreatifitas mencakup: memiliki rasa ingin tahu yang besar sering mengajukan pertanyaan berbobot, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu.
Ketiga, indikator motifasi meliputi tekun mengerjakan ugas ulet menghadapi kesulitan tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalamipengetahuan yang ddiberikan selalu bersaha berprestasi sebaik mungkin menunjukkan minat terhadap aneka macam masalah orang dewasa senang dan rajin belajar penuh semangat, mengejar tujua-tujuan jangka panjang serta senang mencari dan memecahkan soal-ssoal.[13]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ø  Dalam persepektif Islam pendidik atau guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik.
Ø  Beberapa istilah bagi sebutan seorang pendidik atau guru sebagai berikut:
Ustâdz, Mu'allim, Murabbiy, Mursyid, Mudarris, Mu'addib.
Ø  Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru agar tugas dan kewajibannya sebagai pendidik dapat telaksana dengan baikKompetensi pedagogik, Kompetensi keperibadiaan, Kompetensi profisional, Kompotensi sosial
Ø  Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam Menurut Al-ghazali  tugas pendidik yang utama adalah meneyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk  mendekatkan diri  kepada Allah SWT
Ø  Definisi Peserta Didik Adalah anggota masyarakat atau individu yang mengembangkan potensi diri melalui pendidikan.
Ø  Karakteristik  Peserta Didik: Anak bukan sebagai meniatur, Perkembangan anak meliputi banyak faktor, Anak berkembang meliputi pola umum, Perkembangannya bersifat countinue.
Ø  Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik : Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal
Ø  Menurut Charlotte Buhler mengemukakan bahwa perkembangan yang terjadi pada pesserta didik berlangsung melalui tahap yaitu: Masa permulaan, Masa penanjakan sampai kira-kira umur 25 tahun,  Masa puncak masa hidup pada umur 25-50 tahun, Masa penurunan dan menarik diri dari kehidupan masyarakat, Masa akhir kehidupan.
Ø  Tipologi Kepribadian Seorang Peserta Didik : Autonomy, Affiliation, Succurance, Nurturrance, Agression, Dominance, Achievement.
Ø  Kecerdasan Ganda Peserta Didik :  Kecerdasan Matematik, Kecerdasan Lingual, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Visual-Spasial, Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Natural.
Ø  bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh pesrta didik yang mengarah pada aneka kemanpuan

DAFTAR PUSTAKA

Kosim, Mohammad.Pengantar Ilmu Pendidikan. PENA SALSABILA. Surabaya.2013.
Rohman, Arif.Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. LASKBANG MEDIATAMA. Yogyakarta. 2009.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. PT. REMAJA ROSDA KARYA. Bandung. 2010
Mujib, Abdul.ilmu pendidikan islam. ILMU PENDIDIKAN ISLAM. Jakarta. 2006


[1] Mohammad Kosim,Pengantar Ilmu Pendidikan. Pena Salsabila. Surabaya: 2013. Hlm. 63
[2] Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Lakssbang. Yogyakarta. 2009. Hlm. 149
[3] Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Hlm. 74
[4] Muhammad Kosim,Pengantar Ilmu, hlm. 70
[5] Arif Rohman, Memahami Pendidikan, hlm. 150
[6] Abdul Mujib, Ilmu pendidikan islam.  Kencana. Jakarta: 2006. Hlm. 90
[7] Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Lassbang Mediatama. Jogyakart. 2009. Hlm.106
[8] Mohammad Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan. Pena Salsabila. Surabaya. 2013. Hlm.80
[10] Arif Rohman, Memahami Pendidkan. Hlm.112                         
[12] Arif Rohman, Memahami Pendidikan, hlm. 136-142
[13] Arif Rohman, Memahami Pendidikan.hlm. 142-144